Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
pendidikan
Sekularisme
Shalom, selamat malam saudaraku. Izinkan saya kali ini menulis sedikit tentang sekularisme dalam pendidikan dan juga dalam gereja.
- victorc's blog
- 2 comments
- Read more
- 6085 reads
Dyslexia
- victorc's blog
- 1 comment
- Read more
- 5709 reads
Am I Ready?
Belajar untuk persiapan ujian nasional yang semakin dekat, ikut ujian praktek di sekolah, bimbingan belajar di tempat kursus. Kegiatan sehari-hari nampaknya semakin penuh dengan aktivitas belajar sehingga tenaga dan pikiran banyak tersita untuk menekuni bahan ujian.
Apa tujuan dari usaha belajar yang dilakukan? Apa hasil akhir yang diharapkan?
- karintanojo's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3477 reads
Gelisah
UAS?
- victorc's blog
- 1 comment
- Read more
- 4376 reads
Tercerabut
- victorc's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3785 reads
Menyemai Perdamaian Batin [2]
Partisipan dan Fasilitator kelas "Strengthening Peace Education Training Skills" berfoto bersama
Ada aktivitas yang membuat partisipan tergelak-gelak. Aktivitas itu adalah permainan menebak jenis kartu yang tertempel di dahinya. Sebelumnya, fasilitator mengajak partisipan berdiri membentuk lingkaran. Setelah itu dia membagikan satu buah kartu secara acak kepada partisipan. Partisipan harus segera menempelkan kartu itu di dahinya menghadap keluar. Mereka tidak boleh melihat kartu yang ada di dahinya.
Begitu aba-aba mulai diberikan, para partisipan harus bersikap sesuai dengan kartu yang dipegangnya. Tentu saja hanya dengan menebak. Kartu yang lebih rendah harus menghormati kartu yang lebih tinggi. Kartu yang lebih tinggi boleh menyuruh kartu yang lebih rendah. Saya segera bisa menebak kartu yang ada di dahi saya. Setiap orang membungkuk dan memberi hormat kepada saya.
"Kartu saya tinggi nih," tebak saya. Untuk memastikannya, saya coba menyuruh seseorang. Eh, dia mau. Jelas sudah, kartu saya termasuk tinggi, atau mungkin yang tertinggi. Saat bertemu dengan kartu lain jenis Queen dan King, mereka mengajak saya datang ke pesta kerajaan.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 5147 reads
Menyemai Perdamaian Batin
Ada kisah nyata tentang biarawati di Filipina yang disandera oleh tentara MILF yang beraliran Islam. Kesehariannya, suster ini memimpin retret. Di Filipina ada kebiasaan untuk melakukan retret setidaknya setahun sekali. Dalam retret ini biasanya sang suster membimbing peserta untuk menulusuri kepahitan-kepahitan yang tersimpan di bawah alam sadar, lalu berdamai dengannya.
Suatu hari suster ini ditangkap oleh tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani oleh seorang perempuan muslim. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan dan kembali ke susteran.
Suatu kali terjadi pertempuran antara tentara pemerintah Filipina dan tentara MILF. Banyak orang dari kalangan MILF yang tertangkap. Suster mendangar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera juga ikut tertangkap dan ditahan di markas militer. Suster memutuskan untuk mengunjungi perempuan ini. Usai perkunjungan sang Suster bertekad untuk mengeluarkan perempuan ini dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan. Ternyata hal itu tidak mudah. Dia harus meyakinkan banyak pihak mulai dari level terendah sampai tertinggi.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 5165 reads
Guru Sontoloyo
GURU SONTOLOYO
- smile's blog
- 2 comments
- Read more
- 4172 reads
Going Backwards
Dulu sewaktu masih di SMA, saya pernah mengikuti kelompok bimbingan belajar (bimbel) yang cukup unik. Selain sang pengajar kelihatannya cukup keras dalam mendidik para peserta, beliau juga memiliki satu trik jitu dalam mendorong para murid untuk bisa tembus dalam UMPTN ataupun test masuk perguruan tinggi mana pun, yaitu: Alih-alih disuruh berlatih menjawab soal-soal latihan, kami disuruh untuk membuat pertanyaan-pertanyaan. Ya, benar! Membuat pertanyaan atau soal-soal.
- PlainBread's blog
- 2 comments
- Read more
- 6427 reads
Rekonstruksi Pembelajaran Budaya
Sidik Nugroho*)
Kecolongan Budaya
- sidiknugroho's blog
- Login to post comments
- Read more
- 4985 reads
Mengajarkan (Kembali) Pancasila
Sidik Nugroho*)
Pancasila di Zaman Presiden Soekarno
Setelah Jepang terhimpit akibat kekalahannya pada Perang Dunia ke-2, kita tahu Jepang membentuk BPUPKI, atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dalam sebuah sidang yang berlangsung sejak 29 Mei hingga 1 Juni 1945, pertanyaan besar yang muncul ke permukaan dalam sidang adalah, "Bila Indonesia merdeka, apa yang akan menjadi dasar negara?"
- sidiknugroho's blog
- 4 comments
- Read more
- 5738 reads
RUMAH (yang belum sempat bikin) PINTAR
Rumah kosong di ujung gang itu tampak merana. Tengok saja pagarnya, entah apa warna aslinya. Yang jelas, karat-karat yang bermunculan membentuk pola polkadot yang tak karuan. Kait pagarnya sudah lama tak berfungsi, siapa saja bisa membukanya hanya dengan sedikit mendorongnya.
Bila sore tiba, ada saja anak-anak kecil yang menguakkan pintu pagar itu sekedar untuk mengejar-ngejar seekor kucing atau sebuah layangan putus. Bau kotoran kucing yang menguar dari sela-sela rumput liar membuat mereka tak pernah betah berlama-lama di situ. Aksi dorong-mendorong pun tak terelakkan sementara mereka beradu cepat keluar. Malang bagi yang terjerembab di rerumputan, hampir pasti ia akan pulang berhias 'ranjau'. Dan pintu pagar itu akan dibiarkan terus menganga sampai ada yang cukup peduli untuk menutupnya.
- Evylia Hardy's blog
- 2 comments
- Read more
- 4023 reads
SDKG 2 - Anak itu bernama Roi
Tanggal 27-Maret-2009. Saya harus berhati-hati mengendarai sepeda motor di jalan tepi sungai kecil itu agar tidak terperosok di lobang-lobang yang menghiasinya. Hijau pekat warna air sungai itu dan tampak tidak bergerak. Tetapi bila diperhatikan dengan cermat, permukaannya bergerak perlahan ke arah hulu. Itu tanda gerakan air rob. SD Tabita terletak di tepi sungai ini dan lebih rendah daripada jalan di depannya sehingga sering ketamuan air rob.
- Purnomo's blog
- 5 comments
- Read more
- 8080 reads
Pupuk Bawang
Namanya Lala. Usianya belum genap dua tahun. Baru tiga bulan lalu dia mulai dapat berjalan sendiri dan mengucapkan satu dua kata. Setiap sore, saya sering mengamati bocah itu bermain kejar-kejaran ataupun petak umpet bersama sekumpulan bocah lain yang usianya di atasnya. Tentu saja Lala belum dapat berlari secepat teman-temannya ataupun memilih tempat persembunyian yang sulit ditemukan. Akibatnya, bocah lain beranggapan bermain bersama Lala tidak terlalu menyenangkan. Ia terlalu mudah ditangkap dan ditemukan sehingga kelompok tempat Lala bergabung selalu kalah. Mereka pun berembuk dan mengerahkan kebijaksanaan khas anak-anak mereka. Akhir kata mufakat pun tercapai. Lala diposisikan sebagai ‘anak bawang’ – artinya ia boleh ikut bermain tapi kehadirannya tidak diperhitungkan.
- clara_anita's blog
- 4 comments
- Read more
- 4574 reads
Rafael Nadal, Potret Perjuangan, Ketekunan dan Kerja Keras Sedari Belia
- king heart's blog
- 4 comments
- Read more
- 5853 reads
Jangan takut, Mike ... it's all over
Debu di pinggir jalan mengepul-ngepul ditimpa jejak-jejak sepatuku. Tak seperti biasa, hari ini tak ada hasratku mempermainkannya. Kupacu kaki-kaki kecilku mendahului langkah-langkah nenekku. Tak kugubris omelan nenek yang memintaku berjalan lebih pelan. Yang ada di kepalaku cuma satu. Pulang. Secepat-cepatnya pulang!
- Evylia Hardy's blog
- 14 comments
- Read more
- 5454 reads
Mimpi yang tak sampai
Waktu kecil aku begitu diam, tenggelam oleh keceriaan dan keceriwisan teman-teman, hingga sering luput dari perhatian guruku. Waktu kecil aku begitu takut untuk protes, hingga sering kebagian yang tidak enak. Kursi berkutu, misalnya. Waktu kecil aku terlalu kelu untuk mengadu, hingga menangis saja bila disakiti, baik fisik atau hatiku.
- Evylia Hardy's blog
- 18 comments
- Read more
- 4717 reads
"Berdosa nggak Pak, kalau wanita yang di atas?"
- ebed_adonai's blog
- 23 comments
- Read more
- 9352 reads
Perlunya Pendidikan Seks
- Purnawan Kristanto's blog
- 5 comments
- Read more
- 9727 reads
Mengapa Pendidikan Sering Kurang Berhasil?
Pendidikan (education) adalah penanaman nilai-nilai yang tentunya berbeda dengan pengajaran yang lebih pada hal-hal yang sifatnya rasional dan teknis. Namun kedua-duanya adalah sebuah kesatuan yang tidak kita pisahkan. Kita sadar betul bahwa pertanyaan yang merupakan judul di atas tidak bisa dijawab sekaligus sehingga kita memilih untuk melihat salah satu aspek saja.
- Daniel Zacharias's blog
- 5 comments
- Read more
- 5253 reads