Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Rafael Nadal, Potret Perjuangan, Ketekunan dan Kerja Keras Sedari Belia
Orang tua mencintai dan mengasihi anaknya merupakan kewajiban dan hal yang lumrah, sekalipun ada juga orang tua yang memperlakukan anaknya dengan kejam bahkan tak berperi-kemanusian. Gambaran umumnya tetap bahwa orang tua sangat mengasihi dan mencintai anaknya melebihi apapun.
Atas nama cinta dan kasih, tak jarang orang tua biasa mendidik anaknya dengan segala sesuatu yang berlimpah, berlebih bahkan memanjakannya. Jika latar belakang orang tua dari kalangan tak mampu dan sekarang telah sukses maka kasih itu sering diwujudkan dalam bentuk materi dan kenyamanan lebih dari yang seharusnya. Orang tua selalu beralasan bahwa kesusahan yang pernah mereka alami di masa lalu tidak terjadi pada kehidupan anaknya.
Ada seorang teman (sudah berumur) yang karena begitu besar cintanya, ketika si anak meminta kuda maka dipenuhi permintaan itu tanpa pikir panjang. Akhirnya dia kesulitan merawat dan memelihara kuda itu karena rumahnya ada di kawasan padat penduduk. Ketika dewasa, karena terlalu dimanja, si anak menjadi orang yang tidak mandiri, tidak bisa bekerja dan menjadi persoalan di dalam keluarga tersebut.
Rafael Nadal, petenis no 1 dunia saat ini mempunyai perjalanan hidup yang patut dicontoh dan diteladani. Terlahir dari keluarga berada dan terpandang di Mallorca, Spanyol. Keluarga besar Nadal sudah berumur ratusan tahun, Ayah ( Sebastian ) dan pamannya Toni ( pelatihnya juga ) mempunyai bisnis restauran dan dekorasi kaca yang sukses. Toni yang bekas pemain tennis nasional dan kemudian berprofesi juga sebagai pelatih tenis melihat bakat tenis sangat besar pada sang keponakan.
Rafael Nadal dididik dengan disiplin ketat dan perjuangan keras sedari kecil, awal mulanya bermain tenis. Dia harus membersihkan lapangan dan membereskan peralatan tenisnya sendiri sehabis berlatih. Membawa tas tenisnya yang berat, memasang senar raket juga mencuci kaos kakinya yang sering bersimbah tanah liat karena seringnya berlatih di lapangan tanah liat. Lapangan yang kurang mulus dan bola yang kurang bagus juga sering dihadapinya.
Sang paman, Toni menekankan bahwa kemenangan diperoleh dari perilaku, disiplin dan tekad yang kuat bukan karena lapangan ataupun bolanya. Sukses juga di dapat dari kerja keras dan selalu terbuka memperbaiki diri. Rafael Nadal sedari kecil ditanamkan supaya tidak boleh membanting ataupun merusak raketnya, sang paman berujar :”Jangan pernah membanting atau merusak raketmu, bagimu satu raket mungkin tak bernilai tetapi bernilai banyak bagi orang yang tak mampu membelinya.”
Toni juga tidak menerima gaji sebagai pelatih bagi keponakannya itu supaya dia tetap bisa mengatakan apa yang ingin ia katakan demi kebaikan Rafael Nadal sendiri. Baginya uang yang diperoleh dari bisnis keluarganya sudah lebih dari cukup.
Sungguh teladan berharga yang bisa kita tiru, seorang Rafael Nadal yang mau berjuang keras, disiplin, bertekad besar dan menghargai sesuatu hal yang sederhana di bawah didikan keras dan ketat sang paman yang bijaksana.
__________________
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Belum ada user yang menyukai
- king heart's blog
- Login to post comments
- 5853 reads
aku juga mau
sangat patut dihargai orang yang menggapai sukses dari hasil disiplin, kerja keras dan perilaku yang bertanggung jawab. berbahagialah Nadal memiliki seorang paman yang bijaksana dan sangat memperhatikannya. aku pun ingin memberikan sesuatu yang berguna bagi kemajuan orang-orang yang ada di seputar kehidupanku. pasti banyak di antara kita yang ingin begitu juga.
Eha
eha
@evylia hardy
Salam kenal evylia hardy,
Ketika seorang sukses, banyak orang mau dan ingin mengikuti kesuksesan mereka, namun jarang yang mau mengikuti jejak mereka dalam meraih kesuksesan tersebut.
Perjuangan mencapai kesuksesan yang biasa dikuti oleh derai peluh air mata bahkan darah sering hanya sekedar dikagumi namun tidak untuk diikuti.
Para orang tua pun sekarang ingin anaknya mengikuti jejak kesuksesan mereka tapi menghindarkan anaknya mengalami kesusahan seperti mereka dalam menggapai kesuksesan tersebut.
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
milanisti kan?
Aku sudah tahu dikiiit mengenai king heart. Dari komen di blogku 'Memang kenapa? ga boleh ya'. King heart salah seorang milanisti kan? (duh, moga2 ingatanku ndak salah) Ikut senang deh, sekarang Milan lagi duduk di posisi runner up sementara klasemen serie A. (Wah, ini Purnawan Kristanto deg-degan ndak ya, Nyonya Besar-nya kan di bawahnya I Rossoneri satu step). Semoga di lima partai yang tersisa Milan bisa mendapat hasil maksimal ya. Cuman kalau untuk scudetto rasanya berat deh.
Eha
eha
@Evylia Hardy
Ingatan anda kuat juga ya, kadar fanatisme saya terhadap Milan sudah jauh menurun dibanding dulu ketika liga Italia masih merajai dunia. Sekalipun demikian tetap perasaan "cinta' sulit dihapus begitu saja di kalaprestasi Milan begitu terpuruk beberapa tahun terakhir.
Masalah rivalitas dengan Nyonya Besar nya pak Wawan, karena nyonya sudah menjadi nyonya tua ha ha ha ha
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?