Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

NATAL TANPA POHON NATAL, TOPI SINTERKLAS DAN MANUSIA SALJU

guestx's picture



Natal kali ini bagi saya tampaknya akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya karena wabah Covid sudah mereda dan pemerintah mengizinkan ibadah natal di gereja dihadiri jemaat hingga kapasitas maksimumnya.


Bertahun-tahun sejak masa kanak-kanak saya menghadiri berbagai gereja dan terbiasa melihat dekorasi gereja saat natal berupa pohon cemara - kadang-kadang pohon hidup, kadang pohon imitasi -  yang dihiasi lampu kelap-kelip. Di dinding dan langit-langit gereja menjuntai kain dan kertas hias warna-warni didominasi hijau, merah dan keemasaan; seringkali di sana sini tampak gambar-gambar atau patung lelaki gendut berjanggut putih berjubah merah, kereta salju, manusia salju dan kotak-kotak hadiah. Dekorasi gereja tidak beda dengan dekorasi mal komersial dan terkesan "universal" - bisa dinikmati oleh semua orang. Sering pula pejabat gereja yang bertugas atau jemaat yang hadir, bukan hanya anak-anak, mengenakan kupluk merah yang khas. Natal terasa tidak sah tanpa ornamen Natal. Sukacita Natal tiba bersama suasana dan atmosfer Natal.

Akan tetapi, tapi tahun ini saya menemukan gereja yang berbeda. Tidak ada ssepotong pun atribut Natal tampak di gereja tersebut. Bukan karena gereja tersebut tidak merayakan Natal. Sejak masa adven (dalam tahun gereja), kotbah dengan tema Natal sudah bergaung dari mimbar. Hanya saja, gereja ini tidak heboh dengan persiapan perayaan Natal, termasuk pembentukan dan rapat-rapat panitia. Gereja ini tetap menjalankan fungsi utamanya - berbeda dengan beberapa gereja lain yang saya pernah kunjungi yang me"libur"kan beberapa kegiatan rutin seperti penelaahan alkitab (PA), ibadah anak dan remaja atau kunjungan diakonia demi memfokuskan perhatian pada acara Natal.

Di gereja yang saya kunjungi tahun ini, "libur Natal" tampaknya tidak berlaku. Semua aktivitas gereja sepertinya berlangsung seperti minggu-minggu sebelumnya, kecuali adanya tambahan ibadah pada malam Natal. Tampaknya ibadah Natal di gereja ini tak akan menarik bagi para pengunjung gereja yang mencari suasana ibadah yang spesial.

Sabtu ini saya akan beribadah Natal di gereja yang tidak mengistimewakan Natal dengan dekorasi dan ornamen yang tak ada kaitannya dengan Natal. Namun, bagi saya, ini akan menjadi istimewa. Saya akan merayakan Natal dengan menikmati kotbah Natal tentang makna inkarnasi Allah dan penggenapan rencana Allah untuk keselamatan manusia tanpa disilaukan oleh lampu kedap-kedip dan terdistraksi oleh pajangan hiasan ala pusat perbelanjaan. Semoga pesan Natal akan menyinari hati jemaat yang datang beribadah semata-mata karena merindukan Juruselamat, bukan mencari suasana pesta yang wah atau tempat mejeng Christmas outfit atau hidangan perjamuan kasih.

Selamat menyambut Natal.


Image by Image by Gerd Altmann from Pixabay

__________________

------- XXX -------