Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
clara_anita's blog
Aku Benci Huruf 'R'
"rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr..."
Aku benci huruf 'R'. Kenapa sih huruf itu mesti ada di dalam abjad? Kurasa, bila satu huruf dihilangkan, tak akan ada yang benar-benar keberatan. Gantikan saja huruf itu dengan huruf lain. Atau, ubahlah cara pelafalannya. Aku sudah lelah menjadi bulan-bulanan teman-temanku karena tak dapat melafalkannya.
- 22 comments
- Read more
- 7837 reads
Cuma Kasih Sederhana
Kasihku teramat sederhana
Tak seperti cinta nan agung
yang mampu pindahkan gemunung
Ia hanyalah hembus lembut sang bayu
Tak mampu getarkan gunung apalagi samudra
Kasihku tak mampu hangatkan
Layaknya mentari bagi bumi
Ia hanyalah secarik selimut usang
Kadang lindungi dari dingin pun tak mampu
Ketika samudra bergelora
- 5 comments
- Read more
- 4561 reads
Pajak = Pemerintah Kejam?
"Apa itu pajak?" demikian pria paruh baya itu bertanya pada atasanku.
"Pungutan pemerintah," atasanku menjawab singkat. Jawabannya langsung tertelan suara seratus orang lebih yang ada di dalam ruangan itu. Mereka tampaknya sedang sibuk memperbincangkan sesuatu dengan suara rendah. Namun serendah apa pun, tetap saja suara itu terdengar.
- 19 comments
- Read more
- 5979 reads
[Selalu] ke Padang Berumput Hijau
Hari ini bisa jadi hari terakhirku bekerja di sini. Ada haru yang menyeruak ketika aku menyadarinya. Menyadari hal yang selama ini coba kulupakan meski tak dapat. Haruku mungkin dapat tersembunyi di balik topeng sok tenang dan tak peduli.
- 9 comments
- Read more
- 4349 reads
KAMU BOLEH CEMBERUT
“Senyum, dong! Cemberut terus nanti cepet tua!” Demikian saya menggoda seorang teman. Godaan yang biasa terlontar, dan sudah dianggap biasa pula. Sekedar lip service. Basa-basi yang saya gunakan untuk mencoba memahami apa yang meresahkannya hari itu. Ia pun tersenyum mendengar terguran ringan saya. Namun, ketika saya melihat senyumnya –yang tentu saja palsu – saya ingin memaki diri saya. Alangkah tak berperasaannya meminta seseorang untuk berpura-pura bahagia ketika dia jelas-jelas terluka.
Badai Valentine
Hadiah Valentine terindah yang pernah kudapatkan adalah badai di Jum'at sore 13 Februari itu...
***
- 8 comments
- Read more
- 4742 reads
Pacaran kok di Sini?
Dulu, bila akal dan dayaku yang terbatas telah membentur jalan buntu aku selalu pergi ke situ. Sebuah tempat yang teduh di bilangan Ambarawa yang memang ditujukan untuk berdoa, dan merenung untuk mengheningkan batin. Tapi itu dulu. Dulu sebelum tempat itu jadi terlalu ramai oleh muda-mudi yang sedang mencari tempat untuk melepaskan kasmaran itu.
- 6 comments
- Read more
- 4191 reads
Menyimpan Sampah
Wajar saja bila kala musim hujan, hujan tumpah setiap hari. Sayangnya hujan yang memang wajar turun di Januari membuat pihak-pihak yang bertugas membuang sampah merasa wajar menunda membuang sampah hingga hujan reda.
Guratan di Tembok
Sejak bangunan penuh kenangan itu dirobohkan dan kemudian didirikan kembali, aku telah beberapa kali melewati ambang pintunya dan sejenak berada di sana. Namun, baru kali ini aku berada di dalam ruang itu dalam waktu yang cukup lama -- kurang lebih dua hari lamanya.
Nampak Utuh Namun Rapuh
Aduh ada apa lagi nih? aku bertanya dengan suara yang cukup keras
pada diriku sendiri sambil mencabut dan kemudian menancapkan kembali
kabel charger notebookku ke stop kontak. Terakhir kali kutancapkan
Segelas Kopi Pahit Pukul Empat Pagi
Ketika pimpinan memberondong saya dengan pertanyaan apakah kami sanggupmenyelesaikan pencetakan laporan untuk seluruh siswa kami yang berjumlah hampir lima ratus orang itu dalam waktu satu malam satu hari, saya diam sejenak untuk mempertimbangkan berbagai faktor. Hal pertama yang terlintas di pikiran saya adalah teman-teman satu tim saya.
- 3 comments
- Read more
- 4107 reads
Kado Bulan Desember
Kenangan tentang bapak tergambar tak sejelas kenangan tentang ibu di benakku. Kehadiran bapak memang tak sekerap kehadiran ibu ketika aku tumbuh dewasa. Namun layaknya udara, ajarannya dan keberadaanya terus mengikat diriku dan mengalir di setiap desah nafas yang adalah salah satu sebab aku hidup.
Salju Turun di Salatiga
Sejak kecil aku selalu bertanya-tanya, seperti apakah salju itu. Adakah ia sama dengan bunga es yang biasa kujumpai di lemari es ibu? Bagaimanakah rasanya ketika ia meleleh di tanganku? Dan bila kurasa dengan lidahku, adakah ia manis, tawar, atau asin? Pertanyaan-pertanyaan yang dulu pernah kucoba cari jawabnya dengan memasukkan tubuh mungilku di lemari es ibu yang juga mungil.
- 5 comments
- Read more
- 5516 reads
Memilih
Hidup adalah pilihan. Dari saat kita membuka mata di pagi hari, tak terhitung kiranya pilihan yang harus kita buat. Ada pilihan yang sederhana semacam menentukan menu sarapan di pagi hari, pakaian apa yang harus dikenakan hari itu, rute yang harus dipilih ke tempat kerja dan sejenisnya.
Teruntuk Sel-Sel Kelabuku
Ketika hati tak mau bekerjasama untuk cerah ceria menyambut hari, maka kelabu yang menggantung di langit itu pun bisa dianggap setuju bahwa hari ini muram... muram... dan muram. Katanya sel kelabu di antara dua telinga itu bisa mendikte hati supaya tetap bersinar, tapi hari ini si kelabu itu kompak dengan kelabu awan di luar sana -- diam menggantung tak kunjung pergi.
- 13 comments
- Read more
- 3656 reads
The Window and The Door
Is it through the window
or through the door?
Do I need to merely observe
or decide to explore?
As leaving or staying
are both hard
For the concequences intertwine
like a cobweb
and I ain't wanna be trapped inside
Cause my spirit is eager to freely run
Yet still..
Is it through the window
or through the door?
- 4 comments
- Read more
- 3899 reads
Jatuh Cinta Sejuta Rasanya: Rasa Apa Sajakah Itu?
Jatuh cinta berjuta rasanya. Begitulah kiranya ungkapan klasik yang memancing pertanyaan: bila rasanya ada sejuta, rasa apa sajakah itu?
- 15 comments
- Read more
- 10104 reads
Pink Disaster
“Hey, I’ve got good news. We will have our classes repainted! Isn’t that great?” I delivered the news excitedly.
- 10 comments
- Read more
- 3881 reads
Balada Sebuah IP
"Waduh Mbak aku rasanya sudah setengah hidup nih mikirin kuliah," seru seorang adik angkatan yang baru duduk di semester satu mencurahkan isi hatinya.
"Lho kok bisa setengah hidup tho ,Bu. Kenapa?" Tanyaku kemudian pada adik angkatanku yang usianya jauh di atasku itu.
Tikus Kecil yang Mengajari Anakku Membaca
'Cerita tentang pahlawan yang biasa-biasa saja.'