Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Baron Arthur's blog

Baron Arthur's picture

Cerai itu Gampang!?

Sama seperti perpecahan gereja, maka perceraianpun menjadi sesuatu yang lumrah dan bisa dimengerti di zaman ini.
Baron Arthur's picture

Mujizat masih berlangsung?

Berada di dalam kesulitan yang terus-menerus, selalu ada masalah ataupun tidak ada jalan keluar dalam hidup ini, maka banyak yang melihat bahwa mujizat adalah jalan keluarnya.
Baron Arthur's picture

Black Campaign Effects

Sebenarnya setiap orang yang sudah membaca Kitab Kejadian khususnya pasal 2 dan 3, sudah tahu akan hal ini.

Baron Arthur's picture

Menikmati Manusia

Manusia adalah ciptaan Allah tertinggi di dunia ini. Itu sebabnya ciptaan Allah yang tertinggi kenikmatannya adalah manusia. Allah mengatakan tidak baik manusia itu seorang diri. Karena jikalau manusia hanya sendiri maka manusia tidak bisa menikmati sesama manusia. Seringkali orang-orang mengartikannya dengan cinta atau kasih.

Baron Arthur's picture

HEROES

"Heroes chronicles the story of people who "thought they were like everyone else...
Baron Arthur's picture

Haruskah Aku Memilih?

Blog mirror: PILKADA: Haruskah Aku Memilih?

Sejak iklim Reformasi menerpa Indonesia, maka peta politik di seluruh Indonesia ikut berubah. PILKADA menjadi salah satu kegiatan yang memberikan dampak besar di dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dampak besar, karena beberapa orang kaya akan menghamburkan uangnya, dan tentu saja yang menikmatinya adalah orang-orang yang memiliki bisanis yang berhubungan dengan kaos, spanduk, entertainment, dan segala hal yang berubungan dengan promosi dan kampanye (termasuk penyedia jasa orang2 untuk ikut kampanye)..

Baron Arthur's picture

Persembahan (2): Penebusan dan Kekekalan

Bagaimana dengan Perjanjian Baru, adakah yang berbeda di dalam persembahan?

Penebusan (Redemption)

Baron Arthur's picture

Persembahan (1): Penciptaan dan Kejatuhan

Persembahan adalah salah satu kata yang kurang disukai oleh orang-orang pelit. Apalagi memikirkan untuk memberi gratis kepada orang lain. Di dunia ini tidak ada lagi yang gratisan. Mungkin begitu yang menjadi pemikiran hampir setiap orang. Tidak terkecuali untuk orang-orang yang datang ke gereja, yang akan memberi persembahan kalau ada sesuatu yang dianggap baik dan menguntungkan.
Sebenarnya, bagaimana kita bisa melihat perubahan2 yang terjadi di dalam persembahan sejak dari Penciptaan sampai kepada kekekalan?

Penciptaan (Creation)

Baron Arthur's picture

Di mana Allah ketika saya menikmati? (6)

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

5. Kenikmatan sementara adalah Anugerah Allah untuk memuliakan Allah dan belajar menikmati Allah
Cara pandang ini melihat bahwa ketika Allah selesai mencipta, Ia mengatakan, “Sungguh amat baik”. Ada kepuasan dan kenikmatan di dalamNya. Ia memberikan kenikmatan ini kepada manusia yang dicipta dalam GambarNya. Manusia bisa berpikir, merasakan, menikmati dan puas baik di dalam hubungannya dengan Penciptanya maupun dengan semua ciptaan yang lain. Hanya manusia yang bisa menikmati semua relasi ini dengan baik.
Masalahnya manusia jatuh dalam dosa yang membuat semua kenikmatan itu dicemari oleh dosa. Tetapi bukan berarti harus membuang semua kenikmatan yang pada awalnya adalah pemberian Allah bagi manusia.

Baron Arthur's picture

Di mana Allah ketika saya menikmati? (5)

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

4. Menikmati tapi tanpa hasrat untuk mengejar kenikmatan
Kita mungkin seringkali kaget dan kagum melihat orang-orang yang kelihatan begitu pasrah dan menerima segala sesuatu yang terjadi di dalam dunia ini. Bahkan mereka menjadi orang-orang yang tidak memiliki hasrat untuk mengejar kepuasan, kebahagiaan dan kenikmatan. Apapun yang terjadi mereka bisa menerimanya karena mereka tidak merasa bisa melakukan sesuatu untuk merubahnya. Banyak orang ketika melihat orang-orang seperti ini merasa iri dan menginginkan untuk menjadi seperti mereka sehingga hidup bisa lebih tenang dan menerima realita.

Baron Arthur's picture

Di Mana Allah ketika saya menikmati (4)

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

3. Membuang sebagian dan mengejar sebagian
Cara pandang ketiga ini dimiliki oleh orang-orang yang tidak ingin mengejar kenikmatan sementara dan ingin menjadi orang-orang yang bisa membuang semua kenikmatan sementara, tetapi menyadari bahwa banyak kenikmatan yang mereka perlukan yang bisa memuaskan hidup mereka. Orang-orang ini berada di persimpangan. Mereka kadang-kadang merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang saleh, tetapi juga merasa diri mereka sebagai orang-orang berdosa yang tidak sanggup menahan keinginan diri mereka untuk menikmati kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia ini. Kadang-kadang mereka juga meragukan pemikiran2 dari tokoh2 agama yang fanatik yang sepertinya melarang semuanya.

Orang-orang yang berada di dalam cara pandang seperti ini seringkali dianggap kompromi oleh orang-orang yang fanatik, tetapi dianggap kurang berani oleh orang-orang yang mengejar kenikmatan. Merekapun merasa seperti memiliki standar ganda. Yang ini boleh, sedangkan yang lain tidak boleh. Siapa yang membuat standar? Sebagian standar dari agama dan kepercayaan mereka, sedangkan sebagian lagi adalah standar dunia yang bagi mereka harus diikuti kalau tidak mau tersingkir dari dunia . Mereka kadang-kadang merasa sebagai orang-orang yang lemah di dalam hal-hal yang seharusnya mereka bisa berusaha lebih keras lagi.

Allah kadang-kadang dianggap sebagai pemberi segala berkat dan kenikmatan, tetapi juga kadang-kadang dilihat sebagai Jaksa yang sedang menuntut dan Hakim yang memandang diri mereka sebagai orang yang berdosa dan telah melakukan kesalahan. Ketika membuang dan menolak kenikmatan sementara mereka menganggap Allah menyertai mereka, tetapi ketika mereka mengejar kenikmatan sementara, mereka berusaha lari menjauhi dan menghindar dariNya.

Kebimbangan dan perasaan bersalahlah yang membuat orang-orang dengan cara pandang ini biasanya tidak akan lama dan berpindah kepada cara pandang yang lain. Cara pandang ini biasanya menjadi cara pandang peralihan dari orang-orang yang sedang bergumul dalam hidupnya untuk menjadi lebih baik lagi.

Baron Arthur's picture

Di Mana Allah ketika saya menikmati (3)

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

2. Membuang semua kenikmatan sementara. Cara pandang kedua ini dimiliki oleh orang-orang yang menganut agama dengan fanatik. Umumnya mereka mengajarkan bahwa kalau mau mendapatkan kenikmatan yang tertinggi/kekal seharusnya menjauhi dan membuang kenikmatan sementara yang hanya membuat manusia berdosa dan menjauhi Penciptanya. Pemikiran ini hanya berpusat kepada manusia yang jatuh dalam dosa.

Baron Arthur's picture

Di mana Allah ketika saya menikmati? (2)

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

1. Mengejar kenikmatan sementara.
Cara pandang yang pertama ini adalah yang umum dan dimiliki oleh setiap manusia sejak manusia jatuh dalam dosa. Kejatuhan manusia di dalam dosa membuat segala kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan menjadi jauh dari manusia. Manusia mengalami penderitaan, kesulitan, kerja menjadi beban dan kadang-kadang dianggap sebagai kutuk. Hubungan antara pria dan wanita, suami-isteri, orang tua dan anak menjadi rusak.  Begitu juga hubungan antar sesama manusia menjadi rusak dan sulit. Terjadi perbedaan bahasa, ras, suku dan kepentingan. Perang, bencana alam dan berbagai musibah tidak pernah berhenti. Begitu juga sakit-penyakit tidak pernah berhenti di dalam hidup manusia. Keinginan manusia ingin lepas dari semuanya dan mendapatkan hidup bahagia yang bisa dinikmati. Hidup hanya sekali, mengapa harus diisi dengan penderitaan dan kesulitan?

Baron Arthur's picture

Di mana Allah ketika saya menikmati? (1)

Dikutip sebagian dari buku Mari Menikmati!

Meskipun setiap manusia menginginkan kepuasan, kebahagiaan dan kenikmatan, tetapi tidak berarti bahwa setiap manusia memiliki cara pandang yang sama tentang kenikmatan dan bagaimana mendapatkannya.
Cara pandang yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh budaya, keluarga, lingkungan, iman dan tentu saja teologinya. Misalnya, dibeberapa daerah di Indonesia ada pendapat yang melihat profesi sebagai dokter atau pegawai negeri adalah profesi yang paling sukses, membahagiakan dan penuh dengan kenikmatan. Itu sebabnya mereka berlomba-lomba menjadikan anaknya dokter atau pegawai negeri. Di tempat yang lain, profesi pengusaha justru lebih penting.

Saya mencoba mengklasifikasikannya ke dalam lima cara pandang yang besar bagaimana manusia melihat kenikmatan. Meskipun sulit untuk mengklasifikasikan setiap orang pada satu cara pandang, karena manusia sering tidak konsisten dan dualistis. Di dalam satu kasus ia mungkin memiliki satu cara pandang, tetapi dalam beberapa kasus yang lain, cara pandangnyapun berbeda. Meskipun demikian saya ingin menunjukkan pembagian secara umum.

Baron Arthur's picture

Keluarga dan Kerja (CFRC)

Blog Mirror: Work and Family

Keluarga dan pekerjaan menjadi dua hal yang terus-menerus menjadi pergumulan dan seringkali berada di dalam dua ekstrim yang bertentangan. Kalaupun bisa diperdamaikan, biasanya dalam pengertian dan konsep yang jauh dari Alkitab. Maka pertanyaannya, bagaimana Alkitab melihat kedua hal ini dari Penciptaan sampai kepada Kekekalan? Apa yang berbeda dalam keluarga dan pekerjaan pada saat penciptaan, manusia jatuh dalam dosa, penebusan dan sampai pada kekekalan? Dalam tulisan ini, saya hanya memberikan outline bagaimana melihat kedua hal ini dari empat tahap hidup manusia: Creation, Fall, Redemption and Consumation.

Baron Arthur's picture

Mati Membuat Hidup Lebih Hidup

Baron Arthur's picture

Di mana keindahan itu?

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Pengkhotbah 3:11

Kapan keindahan itu terjadi di dalam hidup ini? Mengapa hidup hanya kadang-kadang terasa indah? Mengapa hanya di dalam momen-momen tertentu terasa indah? Mengapa tidak di dalam sepanjang detik hidup ini terasa indah? Apakah karena bukan waktunya Tuhan?

Baron Arthur's picture

Dipenuhi Pengetahuan akan Kehendak Allah

Sedikit sekali orang yang mendoakan orang lain biar benar-benar dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah. Kalaupun ada doa seperti ini, biasanya hanya untuk para pendeta, penginjil, misionaris, yang dianggap perlu dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah. Sementara untuk orang-orang lain, yang penting adalah doa-doa untuk kesehatan, keuangan, keluarga dan kalau dalam pergumulan yang berat, baru didoakan untuk mencari kehendak Allah. Tetapi, kalau kita baca dalam Kol 1:9-12, doa ini ditujukan Paulus untuk semua orang percaya di Kolose.

9 Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu dipenuhi dengan pengetahuan akan kehendak Allah dalam semua pengetahuan dan pemahaman rohani, 10 sehingga hidupmu berkenan di hadapan Tuhan dalam segala hal menyenangkan-Nya, dalam segala pekerjaan yang baik memberi buah dan bertumbuh dalam pengetahuan tentang Allah, 11 dengan segala kuasa dikuatkan oleh kuasa kemuliaan-Nya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar dengan sukacita 12 mengucap syukur kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Kol 1:9-12

(ROT- Ronald Oroh Translation)
Saya sengaja harus membuat terjemahan sendiri, karena akan lebih kelihatan alur dari pemikiran Paulus, dibandingkan kalau membaca versi LAI.

 

Baron Arthur's picture

Sukses, Penderitaan, dan Kenikmatan

Blog mirror: Teologi Sukses, Penderitaan dan Teologi Kenikmatan

Teologi Sukses menjadi satu fenomena tersendiri yang sangat mempengaruhi Kekristenan sejak abad ke 20. Hampir tidak ada orang Kristen yang tidak dipengaruhi oleh Teologi Sukses. Bahkan yang menolak teologi inipun seringkali tanpa sadar ataupun secara sadar sebenarnya mempraktekkan dan mengakui teologi ini. Tapi harus menolaknya, karena merasa teologi ini bertentangan dengan doktrin dan pengajaran di gereja/alirannya. Sebenarnya lucu, menolak dan melawan, tapi mempraktekkan dan mempergunakan nilai-nilai dari Teologi Sukses untuk menilai banyak hal.

Baron Arthur's picture

Allah adalah Pribadi Yang paling Menikmati

Dikutip dari buku Mari Menikmati!

 

Dalam hidup ini manusia biasanya hanya ingin melihat segala hal yang baik terjadi dalam hidupnya. Manusia biasanya menganggap dirinya tidak layak mengalami segala kesulitan, masalah, penyakit, bahaya, bencana alam dan segala hal yang negatif. Manusia menganggap dirinya bisa mendapatkan segala yang baik dalam hidupnya. Manusia jarang memikirkan bagaimana keinginan dan perasaan Allah dalam segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Apakah Allah menikmati di dalam segala hal yang terjadi? Apakah Allah tidak berhak melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginanNya dan kenikmatanNya? Bukankah Ia yang merencanakan, mencipta, memelihara dan menyempurnakan semuanya untuk diriNya sendiri?!

Berbagai pandangan terhadap Allah bisa kita lihat di dalam berbagai macam agama dan kepercayaan. Allah bisa digambarkan dengan berbagai macam karakter yang menonjolkan kepada satu sisi. Kalau bukan Allah yang pengasih dan pemurah, maka Allah adalah Allah yang kejam, pemarah, gampang tersinggung, sering menyatakan murkaNya dan akan tenang kalau manusia memberikan persembahan atau korban. Hampir tidak ada yang menggambarkan Allah sebagai Allah yang menikmati, kecuali di dalam karakter dewa-dewi Yunani yang dianggap bersenang-senang dengan kenikmatan (sementara).

Kalau menyelidiki Alkitab, kita akan menemukan bahwa dalam beberapa bagian menggambarkan bahwa Allah adalah Allah yang menikmati.