Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

blog kristen

Purnomo's picture

Menyampahkan talenta

    Panggung berukuran 4 x 3 meter di depan mimbar menyulitkan gerak anak-anak. Tapi ini gereja kecil. Mau apa lagi? Yang penting anak-anak gembira. “Bila mereka melakukan kesalahan, jangan memarahinya,” begitu pesan saya kepada sutradaranya sesaat sebelum acara ini dimulai. “Anggap saja ini gladi resik dengan pakaian lengkap.” Dan memang, para pemainnya gembira karena tidak ada gurunya berwajah masam bila mereka salah gerak walaupun penonton ramai menyoraki. Saya juga gembira, bahkan sangat gembira sehingga hampir menangis. Bukan karena sayalah pengarang seluruh lagu operet Natal anak itu. Tetapi karena hari ini hukuman Tuhan yang harus saya tanggung selama sekian belas tahun, telah dinyatakan-Nya selesai.

Purnomo's picture

Dekapan emak tak lagi menghangati

PS: ADMIN atas pertimbangan sendiri atau karena permintaan blogger yang karyanya saya usik di bawah ini, dipersilakan menghapus blog ini tanpa perlu memberitahu saya terlebih dahulu. Terima kasih.
Purnomo's picture

Life begins at forty. Apa iya?

Ini pasti mitos yang dibuat untuk menyemangati mereka yang terkaget-kaget, “Oh no! Today I am forty. So far I have never realized approaching that.” So what?
Purnomo's picture

A Monument of a Moment

"Menyeberanglah di depan tabut TUHAN, Allahmu, ke tengah-tengah sungai Yordan, dan angkatlah masing-masing sebuah batu ke atas bahumu, menurut bilangan suku orang Israel, supaya ini menjadi tanda di tengah-tengah kamu. Jika anak-anakmu bertanya di kemudian hari: Apakah artinya batu-batu ini bagi kamu? maka haruslah kamu katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi orang Israel untuk selama-lamanya." (Yosua 4:5-7)
Purnomo's picture

Berapakah secukupnya itu?

Kata “cukup” bersifat relatif dan kwalitatif. Tetapi “cukup” bisa dikwantitatifkan dengan memberinya parameter bilangan yang absolut. Misalnya, kita akan berkecukupan apabila memiliki penghasilan Rp.10 juta sebulan. Sayangnya, penentuan bilangan itu dipengaruhi oleh sebuah faktor yang tidak bisa dikwantitatifkan sehingga kata “cukup” kembali menjadi absurd. Bingung? Begini.
Purnomo's picture

Ssst, saya sedang puasa

Dalam kasih Tuhan Yesus yang telah menyanggupkan saya mengasihi orang lain, kepada para pengunjung situs ini yang sedang melakukan ibadah puasa, saya mengucapkan “Selamat menunaikan ibadah puasa. Kiranya puasa tahun ini menjadi puasa yang paling indah dan paling berkesan di sepanjang hidup Anda dan keluarga. Amin.”

Vantillian's picture

Bagaimana kalau blog-blog di SS dijadikan sebuah buku?

 Setelah sekian lama menjadi anggota komunitas blogger Sabda Space dan membaca tulisan dari blogger yang ada, terpikir dalam benak, mengapa SS tidak mengumpulkan blog2 yang diseleksi dan diterbitkan menjadi buku? Blog di SS dikumpulkan, diseleksi, dan diedit kemudian dikirim ke percetakan buku rohani?

Purnomo's picture

JAGA IMAGE - bag.2

             Firman Tuhan kepada Israel (Ulangan 6:5-9): ”Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”

Purnomo's picture

JAGA IMAGE

         Dua jam terbang dari Medan ke Jakarta, 1 jam tiduran di airport Cengkareng, 1 jam terbang lagi, akhirnya saya sampai di my home town. Cuti 14 hari, setelah 1 tahun berkelana di seluruh daratan Sumatera. Rasanya seperti TKI pulang kampung. I feel absolutely free. Bebas dari pekerjaan yang tak pernah habis, yang menguras tenaga, pikiran dan mental. Bebas dari deringan hape yang jika tak ingat ini inventaris kantor pasti sudah saya tenggelamkan ke dalam mangkuk sup. Apalagi bila suara di seberang bermelodi panik datang dari Aceh yang suhu politiknya sedang mendidih.

Purnomo's picture

Tergusur, tetapi tidak terkubur - bag.2

Apa yang harus saya tulis di bagian ke-2 ini? Rasanya bagian ini sudah ditulis oleh para komentator di bagian ke-1 (Kalau mau baca klik di sini) yaitu bagaimana bersiasat agar artikel kita tetap berada di halaman muka. Bukan, bukan dengan mengecoh kalimat program situs ini. Masak mau merusak milik sendiri? Tetapi dengan menyambut ramah para komentator yang datang, dan menulis jawaban terhadap komennya dengan judul yang menggelitik. Dengan siasat ini pula bagian ke-1 dalam waktu 7 hari telah mengumpulkan 464 hits. Ini “wow” buat saya karena untuk artikel yang jauh lebih berbobot, misalnya “Menyiasati Biaya Pendidikan”, hanya mendapat 458 hits. Karena itu lebih baik di bagian ke-2 ini saya menulis sekitar para komentator yang bagi orang baru tampak sangat menakutkan. Blogger lama sebaiknya tidak ikutan membaca agar tidak tersinggung. Okey?
Purnomo's picture

Tergusur, tetapi tidak terkubur.

Artikel yang baru saya posting langsung terpampang di halaman utama situs ini. Selama satu menit saya memandangi halaman utama sambil cengengesan. Saya membuka aplikasi imel untuk melihat apakah ada surat masuk. Setelah selesai, saya kembali ke situs ini. Ternyata tampilan halaman utamanya telah berubah. Ada blogger baru mengunggah 5 artikel sekaligus sehingga artikel saya tidak tampak di layar monitor karena pindah ke bawah. Saya tutup situs ini. Tetapi sesaat kemudian saya buka kembali karena teringat ada baiknya bersurat ke blogger ini. Begitu halaman utama terbuka mata saya terbelalak. Ada blogger yang baru saja mengunggah 9 artikel nostalgia semasa ia duduk di PG sampai kelas 6 SD. Artikel saya sudah pindah ke halaman dua.
Purnomo's picture

Operet Natal Anak - bag.3

Sekolah Minggu dalam merayakan Natal sering mementaskan kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang disajikan dalam bentuk sandiwara, ada yang dalam bentuk gerak dan lagu. Bagi anak-anak yang saat itu baru pertama kalinya datang ke gereja karena diajak temannya, mata acara ini sangat menarik. Tetapi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi anak Sekolah Minggu, mereka kurang memperhatikannya karena sudah hafal jalan ceritanya. Solusinya? Bagaimana bila kisah itu disajikan dalam bentuk baru yang belum pernah mereka lihat? Misalnya, operet – opera kecil – di mana semua narasi dan dialoknya dinyanyikan dengan iringan musik.
Purnomo's picture

Operet Natal Anak - bag.2

Sekolah Minggu dalam merayakan Natal sering mementaskan kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang disajikan dalam bentuk sandiwara, ada yang dalam bentuk gerak dan lagu. Bagi anak-anak yang saat itu baru pertama kalinya datang ke gereja karena diajak temannya, mata acara ini sangat menarik. Tetapi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi anak Sekolah Minggu, mereka kurang memperhatikannya karena sudah hafal jalan ceritanya. Solusinya? Bagaimana bila kisah itu disajikan dalam bentuk baru yang belum pernah mereka lihat? Misalnya, operet – opera kecil – di mana semua narasi dan dialoknya dinyanyikan dengan iringan musik.
Purnomo's picture

Operet Natal Anak - bag.1

Sekolah Minggu dalam merayakan Natal sering mementaskan kisah kelahiran Tuhan Yesus. Ada yang disajikan dalam bentuk sandiwara, ada yang dalam bentuk gerak dan lagu. Bagi anak-anak yang saat itu baru pertama kalinya datang ke gereja karena diajak temannya, mata acara ini sangat menarik. Tetapi bagi mereka yang sudah bertahun-tahun menjadi anak Sekolah Minggu, mereka kurang memperhatikannya karena sudah hafal jalan ceritanya. Solusinya? Bagaimana bila kisah itu disajikan dalam bentuk baru yang belum pernah mereka lihat? Misalnya, operet – opera kecil – di mana semua narasi dan dialoknya dinyanyikan dengan iringan musik.
Purnomo's picture

THE WAR OF THE WARoengS - bag.4

Be creative

Ketika saya sedang berbincang-bincang dengan pemilik warung di sebuah desa di punggung Pegunungan Bukit Barisan, mendadak ada aroma harum lembut menyambar hidung saya. Seorang kernet angkutan umum berdiri di dekat saya membeli air mineral. Saya hafal bau itu karena pernah mengakrabinya. Rambutnya kinclong. Itu bau pomade merek beken yang pernah saya pakai. Krismon membuat saya beralih merek. Tetapi di sini malah seorang kernet bisa memakainya. Keluar dari warung itu, melihat angkutan umum berlalu lalang, saya heran. Kebanyakan rambut kernetnya rapi berminyak. Saya mendekati seorang kernet yang sedang mencari penumpang. Hidung saya menangkap bau wangi lembut merek lain. Saya penduduk kota besar, mengapa kalah dengan kernet di pelosok pegunungan ini? Pertanyaan “mengapa” memberi tantangan untuk berburu.
Purnomo's picture

THE WAR OF THE WARoengS - bag.3

Skandal talenta 521

Di sebuah negeri entah di mana, ada seorang pedagang besar yang mau pergi ke luar negeri. Karena itu ia mempercayakan kelangsungan bisnisnya kepada pegawai-pegawainya. Yang pertama diberi modal 5 talenta, yang kedua dapat 2 talenta dan yang ketiga, cliiiiing, 1 talenta saja. Masing-masing menurut ketrampilannya. Pegawai yang pertama dan kedua segera memanfaatkan uang itu dan mendapat laba 100%. Yang ketiga, menguburnya dalam tanah agar tidak hilang karena dulu tidak ada bank. Ketika Bigboss kembali, ia meminta laporan keuangan mereka. Pegawai yang pertama dan kedua mendapat pujian setelah memaparkan usaha yang dilakukan. Yang ketiga mengembalikan modal tanpa SHU. Ia kena marah. Bahkan dihukum berat.
Purnomo's picture

THE WAR OF THE WARoengS - bag.2

Dalam mengelola warung, “ketulusan merpati” saja tidak cukup. Kita harus juga memiliki “kecerdikan ular” (Matius 10:16) dalam mendapatkan barang murah tapi tidak kadaluwarsa; mengelola persediaan barang dengan modal kecil; menentukan laba dalam ketatnya persaingan; mengefisiensikan ruang warung yang sempit; melakukan promosi kecil berdampak besar. Dari berbagai pengetahuan ini, manakah yang paling penting? Anda pasti setuju bila saya mengedepankan ketrampilan menentukan laba. Bukankah kepandaian ini yang membuat sebuah warung berjaya?
Purnomo's picture

THE WAR OF THE WARoengS

Beberapa tahun terakhir ini saya tinggal di pinggir kota dekat kawasan kampus universitas negeri. Bisnis eceran di sini ramai sekali. Warung internet ada 7 dan 2 di antaranya buka 24 jam. Ada yang sejamnya hanya 4 ribu rupiah. Rental komputer dan printer yang bagus mutunya setidaknya ada 3. Gerai fotokopi tak terhitung. Gerai ponsel dan kartu pulsa, juga banyak. Salon, kios reparasi sepatu, vermak jeans, bengkel sepeda motor, economic price fitness centre, bank, kantor pos pembantu, biro perjalanan, mini market juga ada. Warung kelontong dan tenda mamimu (makan-minum-murah) berlerot.
Purnomo's picture

CINTA tanpa KEBERSAMAAN

Putri sulung saya, yang masih kelas 1 SD, minta jajan KFC bersama saya. Pagi itu saya bilang ya. Memang kami punya acara makan bersama di luar 1 bulan sekali. Ternyata kesibukan kerja membuat saya lupa akan janji saya. Saya juga tidak ditelepon karena ibunya tidak mau mengganggu saya. Saya tiba di rumah hampir pukul 8 malam. Anak ini sudah makan tetapi tidak mau tidur karena menunggu saya. Ia sudah siap dalam pakaian bepergian dan berdiri, entah sudah berapa lama, di pintu rumah.
Purnomo's picture

Biar buta kedua mataku

Saudara-saudara tentu sudah tahu bagaimana Andi (bukan nama sebenarnya) anak saya. Baru setahun ia kuliah, ia terjerat narkoba. Syukur ia bisa sembuh. Tetapi ia malu sehingga tak mau kuliah dan ke gereja lagi. Pergi ke rumah teman pun tidak. Setiap malam saya menangis ketika menyebut namanya dalam doa selama hampir 2 tahun ini. Sering saya bertanya mengapa Tuhan tidak mendengar doa saya. Saya menolak anjuran orang untuk membawanya ke orang pintar, karena saya tetap berharap kepada Tuhan kita. Hari Minggu lalu sesuatu terjadi pada dirinya, ia . . . . .” ibu itu tak bisa meneruskan perkataannya karena berusaha menahan tangisnya.