Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Life begins at forty. Apa iya?
Ini pasti mitos yang dibuat untuk menyemangati mereka yang terkaget-kaget, “Oh no! Today I am forty. So far I have never realized approaching that.” So what?
Saya tidak tahu dari mana mitos ini berasal. Bahkan mengerti bahwa life begins at forty juga tidak. Karena, menjelang usia 40 tahun saya dipindahtugaskan dari Jakarta ke Palembang dengan membawa buku tabungan yang hanya berisi 2 juta rupiah setara dengan gaji 1 bulan. Saya tidak bisa menabung selama hampir 5 tahun tinggal di Jakarta karena selain living cost index di sini tinggi, juga karena sering merangkap menjadi biro wisata gratis bagi mereka yang datang dari kota asal. Mana bisa protes bila yang datang masih terhitung famili dan hanya berbekal uang transpot pulang saja padahal ingin ke Dufan seharian, ke Taman Safari, keliling beberapa mol di Jakarta sambil mencicipi masakan-masakan berlabel internasional.
Di Palembang grafik saldo tabungan menanjak dengan cepat. I said, “my saving begins at forty.” Tidak ada lagi famili yang mau menyambangi saya di kota ini. Mau lihat apa? Saya sendiri bingung mencari tempat rekreasi keluarga. Lihat Sungai Musi dua kali sudah cukup. Berjalan-jalan di atas Jembatan Ampera, takut disapa preman. Paling nonton api meliuk-liuk di pucuk cerobong-cerobong “pabrik” minyak di Plaju dan Sungai Gerong.
Tetapi apakah “my saving begins at forty” berarti “my life begins at forty”? Saya tidak tahu. Saya juga tidak tahu bagaimana ungkapan ini bisa memberi penjelasan bahwa hidup baru dimulai pada umur 40 tahun, bukan 17 tahun atau 21 tahun di mana secara hukum seseorang telah dianggap dewasa sehingga bisa melepaskan diri dari pengawasan orangtuanya.
Menelusuri Alkitab, angka 40 muncul hampir di tiap kisah sehingga bisa membuat pembacanya ragu apakah angka itu betul-betul menyatakan bilangan atau sekedar ungkapan yang menyatakan kematangan, kelengkapan atau kesempurnaan. Angka ini muncul pertama kali ketika Allah merencanakan air bah pada jaman Nuh. “Sebab tujuh hari lagi Aku akan menurunkan hujan ke atas bumi 40 hari empat puluh malam lamanya, dan Aku akan menghapuskan dari muka bumi segala yang ada, yang Kujadikan itu" (Kejadian 7:4). Angka 40 ini terus muncul sampai jaman Yesus ketika Alkitab menyatakan Ia tinggal beserta para murid selama 40 hari setelah kebangkitan-Nya (Kisah 1:3).
Mungkin, kisah pengembaraan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun sebelum diijinkan masuk ke Tanah Kanaan dan keberadaan Yesus di padang gurun selama 40 hari sebelum memulai karya-Nya memberi makna akan kesiapan atau kemapanan seseorang untuk melakukan sebuah karya yang besar dalam ungkapan life begins at forty.
Dalam hidup keseharian memang pada usia 40 tahun seseorang bisa saja tiba di titik mapan. Misalnya saja dalam pekerjaan. Di usia ini orang tak lagi tergoda untuk berpindah pekerjaan lain karena tidak ada perusahaan yang mau menerima karyawan baru at forty. Karena itu, senang ataupun tidak, kita akan berketetapan hati untuk menekuni pekerjaan yang sudah dimiliki. Dengan tidak lagi mencari-cari pekerjaan lain, kita bisa memusatkan perhatian dalam pekerjaan ini. Ketekunan ini bisa membuat atasan mulai melihat dedikasi kita. Bayangan promosi mulai terlihat. Di sini ungkapan life begins at forty boleh diamini.
Di bidang yang sama, saya berketetapan hati untuk tidak berpindah pekerjaan setelah menerima gaji pertama yang jumlahnya cukup untuk hidup sekeluarga dengan sederhana. Jenjang karir jelas petanya. Pelatihan dan pengetahuan diberikan dengan gratis secara berkala. Jabatan salesman pas dengan minat saya yang gemar melihat hal-hal baru. Jadi, dalam bidang pekerjaan my life begins jauh sebelum forty.
Di sisi lain kita tidak bisa menutup mata bahwa jauh lebih banyak mereka yang saat ini sudah forty masih tidak punya pijakan yang kuat dalam pekerjaan. Bagaimana mereka bisa menikmati segelas kopi sepulang kerja bila di atas meja istrinya juga meletakkan selembar catatan hutang di warung sebelah yang harus segera dilunasi? Bagaimana ia bisa merasakan kenikmatan memeluk anaknya bila ingat 2 tahun terakhir ini ia belum sanggup membelikan buah hatinya pakaian baru? Semoga ia tidak pernah mendengar ungkapan life begins at forty agar tak bertanya orang tolol manakah yang mencetuskan ungkapan itu.
Ungkapan itu juga bisa dihubungkan dengan kemampuan reproduksi manusia. Usia 40 tahun bagi kebanyakan orang merupakan titik batas kemampuan reproduksi. Bersyukurlah jika Anda menikah pada usia 25 tahun dan 15 tahun kemudian sudah memiliki anak-anak kandung. Jika seorang perempuan telah menikah dan sampai usia 40 tahun belum juga mempunyai anak, ia akan dihadapkan pada 2 pilihan: berketetapan untuk tidak memiliki anak sampai akhir hidupnya atau mengambil anak angkat. Pada usia 40 tahun, kebanyakan perempuan sudah tiba di awal pre-menopause. Penurunan kemampuan reproduksi dalam fase ini disebabkan terjadinya perubahan hormon yang juga berdampak kepada kestabilan emosi dan penurunan gairah seksual. Dia bisa marah karena sesuatu yang sepele yang sebelumnya malah membuatnya tersenyum. Dia bisa merasa depresi tanpa tahu mengapanya. Suaminya bila tidak tahu adanya perubahan yang dahsyat ini bisa merasa disepelekan karena mendadak istrinya yang dulu setiap tidur hanya mengenakan daster tipis karena merasa gerah mendadak saja berkabar kedinginan sehingga terpaksa tidur dengan mengenakan pakaian berlapis-lapis. Life begins at forty? Yang benar saja! Lebih tepat “storm begins at forty” bukan? Bila peralihan fase kehidupan ini tidak dihadapi bersama Yesus, bahtera keluarga akan menabrak karang.
Menelusuri blog-blog di internet saya menemukan ada yang mengatakan ungkapan life begins at forty berasal dari budaya Barat tanpa menjelaskan dari negara mana. Tetapi tidak ada blog yang bisa menjelaskan mengapa kehidupan dimulai pada usia 40 tahun. Saya juga tidak bisa. Hanya saja saya ingat dalam sebuah novel Pearl S.Buck yang pernah lama tinggal di Tiongkok, dikisahkan ketika seorang istri berusia 40 tahun maka dia berkewajiban mencari seorang perempuan muda untuk selir suaminya karena menyadari dia harus undur dari “dunia persilatan”. Tentunya tradisi ini hanya berlaku di kalangan land lord yang kaya raya. Nah kalau ini yang terjadi, saya setuju life begins at forty. Kedudukan mapan, deposito aman, ditambah selir perawan. Sementara itu bagi sang istri, pada usia 40 tahun dia harus mulai membangun jaringan kekuasaannya untuk mampu memerintah kerajaan kecil ini. Selir pertama akan disusul selir-selir berikutnya. Dia harus menjadi maharani atas para selir suaminya ini. Bahkan melalui para selir ini dia memantapkan cengkeraman jarinya atas diri suaminya.
Seumpama saja ungkapan itu betul berasal dari tradisi para tuan tanah di Tiongkok yang mustahil berlaku bagi kita, jelas terlihat bahwa life begins at forty lebih berbicara tentang a wish yang mengharapkan hidup kita sudah mapan pada usia 40.
Bagi saya, kehidupan yang mapan dimulai ketika saya tahu untuk apa saya hidup di dunia ini dan tahu jelas ke mana saya akan pergi setelah ini sehingga saya tahu apa yang harus saya perbuat. Hidup tidak lagi bergantung pada apa kata orang. Hidup tidak lagi dibayangi kekelaman masa lalu seperti kata Firman, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17).
Jadi, saya lebih menyukai ungkapan life should begin at forty. Usia 40 tahun sepatutnya dijadikan titik akhir semua kebimbangan kita atas hidup dan kehidupan kita di dunia ini. Pada usia ini kita harus sudah memantapkan diri sebagai ciptaan baru agar masih cukup waktu untuk menyatakan syukur kita kepada Dia yang telah mau menjadi jalan bagi kita.
(selesai)
PS: This article is written for someone here who approaching forty in October-2009.
Belum ada user yang menyukai
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- 5813 reads
Purnomo : Life begins when we open our eyes....
Hua ha ha ha...hehehehihihi
Life begins when we born....
Life begins at Thirty...some people said
Life begins at forty...some people said too
Life begins at seventeen....some guys said
Life begins when we know about money.....some people said
Life begins when we know about sex.....some people said
Life begins when we know about LOVE.......some people said
Life begins when we open our eyes........some people said
smile Ö and smileÖ, coz The WoRLd WiLL Be BeauTifuL WiTH OuR smile
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
martabak nikmat
Kedudukan mapan, deposito aman, ditambah selir perawan.
hahaha... :-D
eh... itu "selir" atau "selir-selir" yah pur? ;-)
btw... sayangnya, jangankan usia 40, umur 32-33 kayak gue aja sekarang dah harus mikir ketika makan yang nikmat2 seperti di bawah ini.... hiks :-((
@dennis
bikin wo ngiler aja lo dens, kalo di tempat ku (malang) itu namanya kue terang bulan heeheheheh, tar sore beli ah.....
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
@deniss : martabak andir...
Wah...
Itu yg di tusuk sate depan pasar andir bukan ?
kalau iya...wah itu bekas tetangga eke tuuh.....he he he...
Di andir setau gue yg enak memang cuma satu.....tapi nggak tahu yah kalau sudah ada yg lain....
Yang sering gue beli, yg dagang orang bangka, dan sebelah toko buku " kojek "...
Nah sebelah kiri toko buku itu, long..long time ago....adalah my house....
anyway...cuma penasaran doank...
Buat penonton, martabak andir memang the best.....better then martabak stasion dan sanfransisko.....
: )
Kalau martabak asin...di dekat Bancey....PLN.....itu yg paling siip..
FROM OZ far...far..away
xxx
purnomo: walk?
life begins when we walk with Jesus...?
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
ck..ck..
dikisahkan ketika seorang istri berusia 40 tahun maka dia berkewajiban mencari seorang perempuan muda untuk selir suaminya karena menyadari dia harus undur dari “dunia persilatan”... Sementara itu bagi sang istri, pada usia 40 tahun dia harus mulai membangun jaringan kekuasaannya untuk mampu memerintah kerajaan kecil ini. Selir pertama akan disusul selir-selir berikutnya. Dia harus menjadi maharani atas para selir suaminya ini. Bahkan melalui para selir ini dia memantapkan cengkeraman jarinya atas diri suaminya.
Gila neh, pikiran seperti itu minggu lalu sempat terlintas di pikiran liar ini, ketika ber-simulasi apa aja yang bisa terjadi dalam kehidupan ini.. barusan di pikirkan ternyata pernah dilakukan juga ya pada jaman bahulea.. ck.. ck.. hebat tuh..
@purnomo : another thank's
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-