Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Purnawan Kristanto's blog

Purnawan Kristanto's picture

Dia Nyaris Digugurkan

Sebut saja namanya Yeni. Suatu ketika dia mengalami kecelakaan lalu lintas dan dilarikan ke R.S. untuk mendapat pertolongan darurat.  Setelah masa kritis berlalu, dokter yang menanganinya baru mengetahui bahwa Yeni sedang mengandung.  Padahal obat-obatan yang terlanjur diberikan, sebenarnya berpotensi merusakan janin.  Karena itu, dokter menyarankan supaya pasien menggugurkan kandungannya.

Purnawan Kristanto's picture

Hare Gene, [ternyata] Masih Ada yang Jujur

'Apakah benar ini pak Purnawan Kristanto?' tanya seseorang di seberang handpohone.
'Ya, benar,' jawab saya penasaran. Dari layar HP, nomor ini dari Jogja, tapi saya tidak kenal.
'Ketika menonton pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta, saya menemukan flashdisk,' jawab orang di seberang,'setelah saya buka isinya, saya menemukan nomor HP ini. Apakah Bapak kehilangan flashdisk?'

Purnawan Kristanto's picture

Lihat Pembukaan Festival Kesenian Yogyakarta

Untuk kesekian kalinya, Festival Kesenian Yogyakarta digelar lagi. Kali ini temanya adalah: "Masa Lalu Selalu Baru", kalau diingrisken jadi : "The Past is always New". Pembukaan ditandai dengan Kirab Budaya dari taman parkir Abu Bakar Ali, melewati Malioboro dan berakhir di depan Gedung Agung.

Purnawan Kristanto's picture

Apakah ini Mukjizat?

Hari Minggu (9/6), pendeta kami menceritakan pengalamannya ketika dia masih mahasiswa teologi dan stase (praktik kuliah lapangan) di Madiun. Suatu hari Sabtu, salah satu anak remaja, yang merupakan anggota gereja, mandi di sungai Bengawan Solo dan tenggelam. Setelah diubek-ubek dan dicari di tempat biasa ditemukan mayat orang yang tenggelam, hasilnya tetap nihil.Drowning
Minggu malamnya, usai melayani di gereja mahasiswa teologi ini mengunjungi orangtua korban untuk memberi penguatan dan ikut berdoa. Saat masih dia di sana, ada seorang warga desa yang datang ke rumah itu.

“Saya membawa jimat dari mbah Kalap,” kata warga desa itu sambil menunjukkan benda sesuatu,”letakkanlah jimat ini di bawah bantal. Jenazah anakmu pasti bisa ditemukan, soalnya jimat ini sudah berkali-kali menemukan jenazah orang yang tenggelam di sungai.”

Dia menyerahkan jimat itu lalu pamitan pulang. Kedua orangtua yang menerima jimat ini menjadi bingung.

Purnawan Kristanto's picture

Meraup Buku Sebanyak-banyaknya

Pagi-pagi Alip mengirim SMS: "U masuk KOMPAS hari ini. Foto close up, untuk program meraup buku." Foto saya dimuat di Kompas edisi Jogja. Saat foto diambil, saya sedang mendapat kesempatan meraup buku sebanyak-banyaknya. Dengan hanya menggunakan satu tangan, saya dibebaskan memilih buku yang disukai dalam dua kotak besar, kemudian membopongnya ke tempat semula. Seberapa banyak buku yang diraup,boleh dibawa pulang semuanya. Itulah bonus yang saya terima ketika mengunjungi Gramedia Fair, di Jogja Exhibition Centre (29/5).

Purnawan Kristanto's picture

SMS Berantai masih Berlanjut

Setelah menulis tentang SMS Berantai yang isinya hoax tentang antikris, saya mendapat banyak tanggapan. Baik secara publik maupun via japri (jalur pribadi).  Bahkan ada orang yang punya ciri khas memakai istilah “TRIUNITAS” mengirim email yang sungguh sulit untuk dipahami.

Purnawan Kristanto's picture

Sekali Lagi tentang SMS Berantai

“Kartu GSM XXXX [nama disamarkan] sudah keluar: Rp.6/SMS; Rp. 60/menit; Rp. 600/SMS. Jika dijumlah 666, simbol antikris. Jangan dibeli. Itu kartu pendukung antikris, milik [nama perusahaan di Timur Tengah]. Sebarkan SMS ini. Satu SMS selamatkan satu jiwa”

Purnawan Kristanto's picture

Oleh-oleh dari Solo Batik Carnival

Malaysia boleh saja mengklaim bahwa batik adalah milik mereka, tapi Solo telah berhasil menampilkan sebuah karnaval batik bertaraf internasional. Dengan menggandeng penyelenggara Jember Fashion Carnival, hari Minggu (13/4) pemerintah kota Solo menyelenggarakan “Solo Batik Carnival”.

 

Purnawan Kristanto's picture

Hanas: Tangan yang Tak Kelihatan

Dalam panggung politik, kita mengenal istilah “tangan-tangan yang tak kelihatan” yaitu sebuah kondisi yang menunjukkan sosok yang sangat berpengaruh besar, tapi bermain di belakang layar. Orang ini memiliki pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar, sehingga mampu menekan penguasa yang sedang menjabat untuk memenuhi keinginnya.

Purnawan Kristanto's picture

Malkhus

Setiap kali Malkhus meraba telinga kanannya, dia pasti teringat pada sebuah peristiwa menggetarkan di masa lalu. Daun telinga kanannya itu putus karena ditebas pedang  oleh Simon Petrus.

Purnawan Kristanto's picture

Kena Gempa, Gereja di Pesu Belum Bisa Dibangun

Angin semilir dari persawahan menghembusi jemaat Kristen di desa Pesu, kecamatan Wedi, kecamatan Klaten.  Sudah hampir dua tahun mereka beribadah di bawah tenda darurat. Gedung gereja mereka roboh digoyang gempa, tanggal 27 Mei 2006. Hingga kini, izin untuk membangun gedung gereja belum dikeluarkan oleh pemerintah kabupaten Klaten.

Purnawan Kristanto's picture

Jurnalisme yang Membawa Damai

“Berbahagialah orang yang membawa damai di antara manusia; Allah akan mengaku mereka sebagai anak-anak-Nya

Purnawan Kristanto's picture

Berkisah dengan Kamera

Ada ungkapan, gambar dan foto bisa mewakili lebih dari seribu kata-kata. Ketika akhirnya Soeharto tunduk pada kemauan IMF, suasana ini terekam dengan apik pada saat penanda-tanganan MOU. Soeharto terlihat sedang menandatangi berkas MOU dengan posisi menunduk, sementara pejabat IMF mengawasi di belakang sambil melipat tangan di dadanya.

Purnawan Kristanto's picture

Menulis untuk Media Intra gereja itu Sulit

Sudah ada banyak tulisan tentang dunia kepenulisan, yang menyatakan bahwa menulis atau mengarang itu gampang. Tapi menurut saya, menulis untuk media gereja itu sulit. Hal ini didasarkan pada analisis terhadap karakteristik pembaca media ini.

Ada teori ilmu komunikasi bahwa jika kita ingin berhasil dalam berkomunikasi, maka kita harus memperhatikan pikiran dan karakteristik khalayak yang akan menerima pesan kita. Kita tidak mungkin menyampaikan teori relativitas kepada anak balita. Sebaliknya, jangan pernah mengajarkan abjad A-B-C-D kepada profesor bidang bahasa. Jika menghendaki pesan kita dipahami dengan benar, maka kita harus mengemas pesan tersebut sesuai dengan pikiran dan karakteristik pihak yang akan menerima pesan pesan kita (disebut komunikan).

Purnawan Kristanto's picture

Pergumulan Bu Murni

Hari ini saya bertemu teman yang sebenarnya lebih pantas menjadi nenek saya. Sebut saja namanya bu Murni. Dia menceritakan pengalaman rohaninya yang menggetarkan. Hampur 20 tahun yang lalu ia mendampingi seorang perempuan yang diculik dan disekap selama berbulan-bulan.

Purnawan Kristanto's picture

Pelajaran tentang Totalitas Pelayanan

Perjalanan ke Semarang menghantarkan saya bertemu dengan pak Andreas. Dia mengajarkan tentang makna totalitas dalam pelayanan. Pak Andreas ini mempunyai hobi wisata kuliner.

Purnawan Kristanto's picture

Catatan Perjalanan ke Solo

Teknologi SMS memang luar biasa. Dengan menyebarkan berita darurat via SMS, hanya dalam waktu setengah hari, kami dapat mengumpulkan bantuan sebanyak satu pick up untuk bencana banjir di Solo. Dari komunikasi dengan teman-teman di Solo didapatkan informasi bahwa pengungsi sangat membutuhkan nasi bungkus karena sejak semalam banyak yang belum makan. Mereka tidak dapat memasak karena masih tergenang air. Sedangkan untuk mendapatkan bahan pangan dari tempat lain juga masih kesulitan. Selain itu mereka membutuhkan selimut dan baju kering. Teman yang lain meminta bahan pangan dan beras karena mereka membuka dapur umum. Mereka juga membutuhkan lampu badai dan genset.

Purnawan Kristanto's picture

Pengalaman Christmas Carol

Setiap kali mengikuti acara Christmas Carol, selalu ada saja pengalaman rohani yang aku dapatkan. Tahun ini, aku kebagian tugas membawakan renungan untuk kelompok III. Semuanya ada lima kelompok yang mendapat tugas mengunjungi orang-orang yang karena kondisi badannya lemah mereka tidak dapat merayakan Natal bersama-sama.

Purnawan Kristanto's picture

Fanny Crosby tak Ingin Melihat

Francis Jane Crosby terlahir normal pada tanggal 24 Maret 1820. Ketika masih berusia enam minggu, dia menderita infeksi di matanya. Lalu ada seorang yang mengaku-aku sebagai dokter yang mencoba-coba mengobati mata Fanny. Dia meletakkan semangkuk bubur panas di atas kelopak matanya. Akibatnya mata Fanny justru menjadi buta. Beberapa bulan kemudian, ayah Fanny meninggal dunia. Untuk menghidupi keluarga, Ibunya lalu bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Fanny kecil dititipkan pada neneknya.

Purnawan Kristanto's picture

Homoseks:Keturunan atau Lingkungan?

Apakah homoseks itu karena pembawaan sejak lahir atau karena dibentuk oleh lingkungan? Topik ini mengalir dalam bincang-bincang saya dengan bu Nunuk dan Tutik, sambil menyantap makan siang (27/Nop).