Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
penginjilan pribadi
JANGAN LUPAKAN MUJIZAT ITU
Selepas ibadah pagi 4-Oktober-2015 aku ikut temanku ke Salatiga. Hari ini Wisma Lansia Maria Martha di mana temanku menjadi ketua pengurusnya menyelenggarakan ibadah syukur untuk ultahnya yang ke-21. Kami adalah rombongan pertama dari Semarang yang tiba di wisma itu. Aku melihat seorang duduk di depan kibod. Tubuhnya kurus. Aku mendekatinya. “Pak Santo ya?” tanyaku.
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3744 reads
PURNOMO SOK PAMER
Hari Sabtu 03 Oktober 2015 aku ke sebuah SD Kristen setelah mendapat kepastian Kepseknya ada di sana. Sekolah ini sejak dulu hari Sabtu libur. Aku sengaja memilih hari itu karena akan membicarakan sesuatu yang rahasia. Sebulan yang lalu Ibu Kepsek bertanya kalau-kalau aku bisa membantu para GTT (Guru Tidak Tetap) yang hanya berhonor 250 ribu sebulan. Di SD Tabita GTT mendapat 400 - 500 rb.
- Purnomo's blog
- 9 comments
- Read more
- 3998 reads
JANGAN MENCANGKUL DI KAPLING ORANG
“Ada syarat dari kamu untuk aku dalam membantu orang-orangku?” tanyanya.
“Ada.”
“Apa?”
“Uang bea siswa yang aku berikan kepada orang-orangmu jangan kamu minta sepuluh prosen walaupun dengan alasan teologis.”
Dia tertawa, “Nylekitmu gak pernah hilang.”
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3381 reads
MALAM INI AKU MERINGIS
11 September 2015 malam aku memandangi spreadsheet di layar monitor komputer setelah memasukkan data transfer donasi ke 5 pendeta pedesaan, 4 Guru Wiyata Bakti, dan 1 mahasiswa Teol, yang berjumlah Rp.3.205.090,- Naik bila dibandingkan Agustus yang Rp.2.754.572,- karena mulai September “Pdt EME” masuk dalam daftar penerima donasi.
- Purnomo's blog
- 5 comments
- Read more
- 3722 reads
PDT EME-4 – PEJUANG PANTANG BERHENTI BERPERANG
Karena anggota gereja Sekaran yang tinggal di dusun Ndelik jarang datang, Bpk Soemardiyono melakukan jemput bola. Minggu sore dia bersepeda ke sana mengumpulkan mereka bersekutu dalam doa dan pembacaan Firman. Tuan rumah berganti-ganti dan anggotanya makin bertambah sehingga terpikir oleh Pak Mar untuk memiliki tempat bersekutu yang tetap. Dusun ini betul-betul ‘ndelik’ (tersembunyi) karena terpencil di tepi hutan jati. Dengan uang tabungan istrinya dia membeli sepetak kecil tanah di sana. Tidak mahal kok. Lalu dari mana biaya pembangunannya?
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3031 reads
PDT EME-3 – PANGKUR PALARAN
Pada tahun 1960-an guru sekolah dihormati, terlebih di desa. Walau ‘hanya’ guru SD, bagi orang desa dia adalah orang hebat karena bisa membaca, menulis dan berhitung. Selain menjadi penolong penduduk membacakan surat-surat yang diterima dari sanak keluarga yang tinggal jauh dan kemudian menuliskan surat-surat balasannya, dia juga menjadi tempat bertanya tentang apa saja. Dan kehormatan yang lama disandang oleh Bpk Soemardiyono ini lenyap setelah dia diasramakan oleh pemerintah selama 2 tahun sebagai tahanan politik. Orang yang selalu disapa dengan hormat oleh setiap penduduk kini dihindari seperti orang berpenyakit menular. Bukan karena mereka membencinya, tetapi bila tampak akrab dengannya takut didatangi tentara untuk diperiksa apa punya “kuman penyakit” yang sama.
- Purnomo's blog
- 1 comment
- Read more
- 4291 reads
PDT EME-2 – KETURUNAN CIU PEK TONG
Bpk Soemardiyono badannya bukan kecil, tetapi langsing. Gerak tubuhnya masih lincah. Waktu menyalami istrinya aku bertanya “Ibu pensiunan pegawai negeri?”
“Yg pegawai negeri itu istri Bapak yg dulu. Saya istri sambungan, hanya bidan desa.”
Begitu duduk di kursi tamu istrinya segera menyajikan minuman air mineral cup, sesisir pisang dan setandan kecil buah anggur. Padahal dia belum tahu tamunya ini datang bawa berkat atau laknat. Kepada Pak Mar aku menjelaskan maksud kedatanganku ke gerejanya.
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- Read more
- 4514 reads
PDT EME-1 – MEMANGNYA purnomo SUDAH GOBLOK?
Setelah 60 menit bermotor melintasi batas kota timur Semarang, Mranggen, Karangawen aku sampai ke pasar Tegowanu. Mencari alamat di pelosoknya bagiku cukup berbekal nama kelurahan dan nomor RT & RW-nya. Aku tidak mengandalkan ji-pi-es, tetapi pangkalan ojek. Dari mereka aku mendapatkan keterangan rinci plus nasihat, “Nanti kalau mau lewat lintasan rel kereta api berhenti dulu, lihat kiri kanan sebelum menyeberanginya. Dua bulan yang lalu ada yang mati tersambar kereta.”
- Purnomo's blog
- 6 comments
- Read more
- 4473 reads
GWB 7 – NEMENI sekalian NENENI
Sore ini aku di-sms seorang guru wiyata bakti (GWB) yg bersama sekitar 25 GWB menerima santunan bulanan “Persekutuan Biji Sesawi”-nya sebuah yayasan Kristen setiap Sabtu ke-2. “Ini Samuel. Bpk yg tadi pagi cari saya di PBS? Sy terlambat datang. Ada apa?”
Dulu aku sering bertemu dengannya karena aku ada di Departemen Musik yayasan itu, tapi sering “ngusili” Departemen Diakonia. Aku tak pernah memberinya donasi.
- Purnomo's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3004 reads
GWB 6 – MENYALAKAN PELITA di GUNUNG KALONG
Begitu pagi ini aku memutuskan unt memulai “santunan teol” aku menulis nama2 siapa saja yg akan aku hubungi. Prioritas pertama adalah seorang GWB (Guru Wiyata Bakti) yg tinggal di Kelurahan Susukan Ungaran Timur. Aku pernah mengunjungi rumahnya dalam mempersiapkan penyantunan GWB yg kemudian berlangsung dari Nopember 2013 sampai dengan Desember 2014. Setiap hari Kamis pk.19.00 - malam Jumat – dia mengadakan persekutuan oikumene di rumahnya. Yang hadir penduduk di sekeliling rumahnya sekitar 15 orang. Aku dimintanya datang membawakan Firman. Tetapi aku menolak. “Pak Subandi, orang yg tepat adalah mbak Ningsih. Bpk akan bertemu dengannya karena setiap bulan Bpk akan mengambil santunan di rumahnya.”
- Purnomo's blog
- 3 comments
- Read more
- 4019 reads