Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Blogs
Kok mirip ? Itu yang pertama kali muncul dalam benakku ketika membaca berita tentang profil pelaku pengeboman dan penembakan di kota Oslo dan pulau Utoya di Norwegia.
By hai hai - Posted on July 24th, 2011 Tagged:
“Sesungguhnya saya sendiri surprise dengan hasilnya! Ketika proses pembangunan berlangsung, saya hampir tidak berani berharap tentang hasilnya sebab sejak awal sudah berjanji untuk hanya membiarkan material-material itu bersolek sendiri, bukannya mengubah mereka untuk memuaskan keinginan hati. Itu sebabnya selama proses pembangunan, saya selalu menjaga kemurnian tekad itu. Ketika material diizinkan bersolek, mereka akan meng-inspirasi yang melihatnya lalu ruang pun terbentuk dengan sendirinya.” Itulah kira-kira ucapan mas Paulus Mintarga ketika kami meninggalkan Rempah Rumah sekitar jam 02.30 dini hari, 11 Juli 2001. Itu keyakinannya sejak bertahun-tahun yang lalu. Aku diam. Gema ucapannya buyar, perlahan-lahan menjelma menjadi mata-mata berbinar riang, senyum simpul mengembang, otot-otot penuh semangat, keringat mengucur deras sementara jari-jemari lincah menganyam puing demi puing. Di bawah matahari, Rempah Rumah Karya tumbuh dari bumi. Mula-mula tulang belulang lalu berurat dan berdaging. Nafas hidup dihembuskan. Rempah Rumah Karya pun jadi. Hidup!
Menyesalkah bila ternyata Tuhan tidak ada dan Surga Tidak pernah ada?!
Mengikuti Tuhan bukanlah suatu paksaan atau keharusan melainkan suatu "Pilihan" dan pilihan untuk mengikuti Tuhan bukanlah sesuatu yang mudah... terdapat konsekuensi dari hal tersebut...
Apa konsekuensinya?! kita harus bersedia hidup dengan baik walau orang lain terus berbuat jahat pada kita...
Takut, kalut& bimbang itulah yang saya rasakan waktu itu setiap kali hendak membaca Alkitab, perkenalkan saya adalah penghuni baru di sabda space, sebut saja nama saya seperti Id yang saya pakai.
Kala cinta terlalu berarti atau kehilangan artinya, aku berpuisi. Kala benci tak lagi memunyai tempat pelampiasannya, aku berpuisi. Kala emosi merasukiku melampaui logika, aku memilih puisi..kiater .
Menurut pendapatku mendidik anak itu tidaklah mudah. Pada masa bayi sampai usia anak mencapai 4 tahun masih mudah untuk dibimbing dan tidak ada pemberontakan. Kini anakku umur 7,5 tahun aku berpikir masih mudah untuk dinasehati, tapi ternyata dugaanku salah. Anakku punya peliharaan Hamster, suatu ketika aku melihat kandangnya rusak. Waktu
Hari kedua di Purwokerto, kami disambut selimut kabut. Mas Arie sudah lebih dulu bangun dan asyik bersaat-teduh di depan laptopnya. Sebelum sarapan, aku menyambar kamera untuk sarapan mata lebih dulu. Pukul 6, jalan mulai dipadati kendaraan. Aku putuskan untuk mengunjungi Taman Makam Pahlawan "Tanjung Nirwana," yang hanya berjarak 500 meter dari hotel. Gerbang utamanya digembok. Mustahil untuk masuk ke dalam. Makam ini dibagi menjadi dua bagian yang dipisahkan lagi oleh tembok. Bagian depan adalah tanah kosong dengan tugu serupa menhir di bagian tengah. Barangkali di sini sering dipakai untuk upacara. Sedangkan di bagian belakang adalah wilayah pemakaman, namun sayangnya tidak terlihat karena tertutup pagar tembok. Di sekeliling pemakaman ini, terdapat perkampungan yang cukup padat.
By Pak Tee - Posted on July 20th, 2011 Tagged:
Celaka tiga belas setengah! Hermawan mati kutu. Istrinya tahu dia berselingkuh. “Aku mau pulang, Pak! Kalau Bapak sudah tidak lagi dengan dia, Bapak boleh jemput aku di rumah Ibu!” Hermawan tak bisa mencegahnya. Istrinya pulang ke rumah Ibunya di Jawa Timur.
Dalam bahasa Jawa, “cangkem” itu artinya mulut. Dalam konteks tertentu, “cangkem” itu berkonotasi negatif. Untuk ungkapan yang lebih halus, biasanya dipakai kata “Tutuk.” Selama dua hari, 15 dan 16 Juli, aku dan teman-temanku mengadakan aktivitas yang berkaitan dengan mulut. Pertama, wisata kuliner yaitu aktivitas mencicipi makanan. Kedua, menjadi fasilitator di tiga pelatihan. Aktivitas ini juga melibatkan mulut. Inilah ceritanya: Saat turun dari bus Trans Jogja, aku sudah terlambat 20 menit dari waktu yang disepakati. “Saya menunggu di shelter Bumiputera di seberang hotel Santika.” Itulah bunyi SMSku pada mas Agus dan mbak Tina. Sepuluh menit berlalu, tidak ada respons dari mereka. Aku memutuskan menunggu saja sambil membaca berita Ruhut Sitompul yang menikah lagi. Gereja jelas mengharamkan poligami. Anehnya, pendeta gereja itu mau melayani pemberkatan permikahan. Alasannya karena mendapat tekanan dari ketua sinodenya. “Berarti ketua sinode lebih berkuasa dari Yesus,” gumamku sendirian. Tiba-tiba dari sudut mata, terlihat mobil Xenia merah hati yang menepi. Jemputanku sudah datang.
By antonic - Posted on July 17th, 2011 Tagged:
Kepada anak cucu, tak hentinya sang abah menceritakan betapa hebatnya para pahlawan, mereka selalu berkata contohlah sukarno krn ketegasannya, contohlah bung hatta krn idealisme dan konsistensinya. Untuk kaum wanita kita punya R.A kartini. Pahlawan memiliki Pribadi yg mempesona rupanya, kita suka orang yg tegas, konsisten dan Adil.
AKU BERMIMPI KELILING INDONESIA I have a dream .. aku bermimpi dapat keliling Indonesia, melintasi pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil… berbicara kepada banyak orang dari aneka komunitas. Memberi mereka motivasi untuk hidup Kudus dan Hidup Sukses.
By Nurhana - Posted on July 15th, 2011 Tagged:
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, ternyata Tuhan membawa saya dalam sebuah pelayanan yang benar-benar membutuhkan kerja keras dan kesabaran. Pengalaman demi pengalaman dalam pelayanan saya dapatkan ketika masih studi dulu. Setiap minggu terakhir, saya harus melakukan pelayanan dari hari Jum'at sampai hari Minggu di gereja.
By nobietea - Posted on July 15th, 2011 Tagged:
ahay... *izinkanbiengikiksendirian* agak jijik sih baca judulnya, cuman ndak tahu judul apa yang tepat. tulisan ini ada juga berdasarkan towelan omdan... #ea... ea.. omdan thanks buat towelannya disaat bie nyasar tea pulang kampung... jeng... jeng.. jeng... bukan untuk liburan dan juga bukan untuk menikmati hidup tapi melanjutkan hidup.
By danangdk - Posted on July 14th, 2011 Tagged:
Kamis, 10 Februari 2011 Matius 16:1-4 Mat 16:1 Kemudian datanglah orang-orang Farisi dan Saduki hendak mencobai Yesus. Mereka meminta supaya Ia memperlihatkan suatu tanda dari sorga kepada mereka. Mat 16:2 Tetapi jawab Yesus: “Pada petang hari karena langit merah, kamu berkata: Hari akan cerah, Mat 16:3 dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak. Mat 16:4 Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.” Lalu Yesus meninggalkan mereka dan pergi. Sekali lagi melihat kaum Farisi (dari Galilea, beserta kaum Saduki, mereka sering berbeda pandangan namun mereka sama2 menganggap YahuS’huah sebagai musuh ). Kaum Farisi mengajarkan bahwa messias harus disertai dengan tanda-tanda yang dapat dilihat mata yang ditunjukkan di langit, contohnya matahari berhenti pada zaman Yosua, turunnya manna pada zaman Musa, turunnya badai atau petir saat menurunkan Firman (seperti Yahweh pada masa Taurat di Sinai) dan yang paling dipercayai adalah turunnya pelangi dengan cara yang istimewa yang menandakan turunnya perjanjian anugerah dan belas kasihan Elohim (Kej 9:16). Lalu mereka meminta tanda-tanda dari langit tersebut. Nampaknya pandangan mereka yang suka mencari-cari apa yang tersembunyi dari Kitab Suci menyesatkan mereka sehingga mereka tidak dapat mengenali nubuat para Nabi yang jelas-jelas terdapat dalam diri Yahushuah (beberapa nubuatan memang baru bisa dikenali setelah kematian-Nya). Sekali lagi Talmud (Misnah) mereka yang menyesatkan mereka.
By danangdk - Posted on July 14th, 2011 Tagged:
Rabu, 2 Februari 2011 Saat Teduh Matius 15:1-20 15:1 Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: 15:2 "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan." 15:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? 15:4 Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. 15:5 Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, 15:6 orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. 15:7 Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: 15:8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." 15:10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: 15:11 "Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang." 15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?" 15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. 15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang." 15:15 Lalu Petrus berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami." 15:16 Jawab Yesus: "Kamupun masih belum dapat memahaminya? 15:17 Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. 15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. 15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang." Orang-orang Farisi menegur para murid tidak menggunakan Taurat sebagai dasar, melainkan tradisi nenek moyang (Tradition of the elders). Lho, kenapa begitu? Bukankah mereka terkenal sebagai pemelihara Taurat seperti juga ahli-ahli taurat?? Bahkan para murid pun begitu menghormati orang-orang Farisi sehingga mereka menegur Yesus bahwa perkataan-Nya itu akan menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi, yang berarti melukai hati mereka. Para murid dan juga masyarakat Yahudi pada saat itu mengenal orang-orang Farisi sebagai kaum yang mempertahankan kebenaran Taurat dengan sungguh-sungguh. Merekapun tidak menyadari bahwa orang-orang Farisi telah melenceng dari kebenaran Taurat. Penghormatan para murid kepada orang-orang Farisi begitu tinggi sehingga membuat mereka berani menegur Yesus, pribadi yang tentunya sangat mereka hormati.
Saya sudah familiar dengan kata kasih. Seingat saya, semenjak saya lancar baca tulis, selalu bertemu dengan 'kasih'. Dengan usia 41 ini, entah sudah berapa juta 'kasih' yang masuk ke dalam kepala saya. Namun, sedemikian banyaknya 'kasih' masuk ke dalam kepala saya, dalam jangka waktu selama itu, 'kasih' ternyata tidak pernah menetap dalam hati saya.
Belum ada user yang menyukai
pertama kali membuka blok ini seperti nya langsung tertarik pengen gabung...awalnya sih secara ngak segaja membaca Surat Terbuka untuk majelis HKBP oleh... siapa ya lupa lagi... yang pasti yang tertarik deh untuk bergabung dengan blog ini... mudah-mudah dengan bergabung di blog ini kita saling membangun dari segi rohani...sekalian juga sih dalam mencari jodoh...
Belum ada user yang menyukai
syalom all, perkenalkan, saya petridien_manik, saya merupakan pendatang baru di situs ini....saat ini saya punya masalah,,,yang boleh dikatakan masalah cinta dan perasaan,,awal masalah ini ketika desember 2006 aku menjalin hubungan pacaran dengan muridku sendir...btw saya dulu ngajar less komputer di salah satu instansi swasta. singkat cerita saya tertarik dengan muridku sendiri namanya R
By guestx - Posted on July 11th, 2011 Tagged:
[SIMBOL] "Sungguhlah ini negeri yang terberkati." Dari jendela kaca mobil aku dapat memandang bebas ke hamparan air hijau kebiruan yang luas membentang menantang langit. Indah adalah kata yang tak memadai untuk menggambarkan kemolekan alam. Di kiri jalan berjajar pohon-pohon jangkung di antara tanaman yang lebih rendah yang berdesakan berjajar bak sekerumunan domba dengan bulu hijau yang menjuntai. Spektakular mungkin kata yang lebih tepat untuk melukiskan pemandangan di kanan jalan : puluhan meter di bawah tebing yang liar, merentang nun hingga ke bukit dan pegunungan yang tampak samar di kejauhan, adalah gigir air yang tampak beralun lembut seperti sedang bersenandung menyambut matahari yang datang dikawal awan-awan. Segaris cahaya yang menyelinap dari balik awan menggurat air bak usapan kuas seorang maestro di atas kanvas raksasa.
|
|