Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Kenangan

guestx's picture

dia yang hilang seperti diambil pencuri tengah malam

kau tentu tahu: jika kita bertemu akhir tahun kemarin, kita sangat mungkin masih akan bertemu hari ini, atau besok, atau lusa atau suatu saat di masa depan
 
mustahil kau telah berpikir: inilah pertemuan kita terakhir

kau tentu tahu: jika kita telah menjadwalkan acara kelompok akhir pekan ini, kita semua akan berupaya hadir untuk bercengkerama dan saling berbagi  

anakpatirsa's picture

Pahlawan?

        Setiap musim bendera, kakek selalu membawaku ke Lapangan Tugu. Ia berdiri di depan tugu, aku duduk di undakannya. Setelah aku masuk sekolah, kakek selalu berangkat sendirian. Ia berdiri di depan tugu, aku berdiri di barisan. Setelah ada televisi, kami sama-sama tidak pergi ke Lapangan Tugu. Ia duduk kursi, aku tiduran di lantai.

Lady_silent's picture

" U N T I T L E D "

"nikmatilah hidup selagi hidup masih dapat kau nikmati nak....,apapun yang ingin kau lakukan,lakukanlah,apapun yang ingin kau kerjakan,kerjakanlah dengan penuh tanggungjawab kepada Tuhan,keluarga dan diri sendiri"

lanskip's picture

Kekasih Pergi

Aku suka hampir semua lagu, meski ngga jarang rasa sukaku pada sebuah lagu itu kemudian luntur seiring berjalannya waktu. Tapi ada satu lagu yang bagiku sangat memberi pengaruh saat aku mendengarnya, namun bukan berarti lagu itu spesial di hati. Hanya saja, setiap aku dengar lagu ini, aku seolah-olah menjadi Hiro, salah satu tokoh dalam Heroes yang memiliki kemampuan memanipulasi waktu dan teleportasi.

anakpatirsa's picture

Seorang Kakek dan Peti Hartanya

Sejak kecil kami sangat penasaran dengan isi peti kayu tua yang ada di bawah ranjang kakek. Selalu terkunci dengan sebuah gembok kuno. Umurnya mungkin hampir sama dengan umur kakek, 80-an tahun. Sudah puluhan tahun kamar kakek tidak pernah dikunci dan kami boleh masuk kapan saja kami mau, tetapi sekali-pun tidak pernah terlihat kakek membuka peti tuanya.

y-control's picture

Guru-guru TK (cuma satu posting aja kok)

huhuhu.. stop menjadi blogger yg kayak korban penggusuran

Di TKku, TK Widya Wacana di wilayah kalurahan Warung Miri, seingatku ada tiga guru. Paling tidak tiga itulah yang kuingat betul. Yang pertama adalah Bu Tik, entah siapa nama lengkapnya. Dia ini boleh dibilang adalah guru TK yang paling dekat denganku. Kalau sekarang aku lihat fotonya yang diambil ketika ada acara pertunjukan sulap di TK kami, Bu Tik itu meski masih muda, tapi orangnya hitam, tidak cantik, kasarnya berwajah ndeso, mbak-mbak banget. Itu sih sekarang, tapi kalau dulu, yang aku tahu Bu Tik ini sabar, baik, dan penuh perhatian padaku. Ketika di TK, aku pernah be ol di celana, rasanya dialah yang menanganiku, meski sejurus kemudian mamaku juga datang antara lain dengan membawa celana bersih. Kalau aku belum dijemput, sementara anak-anak lain sudah pulang, seingatku Bu Tik ini akan selalu mengawasiku dari dalam ruang kantornya. Aku juga ingat bahwa Bu Tik ini juga yang membangkitkan semangatku agar tidak lekas putus asa dalam belajar membaca. Ia selalu duduk di dekatku dan membimbing secara khusus terutama ketika guru di depan mengajak seluruh kelas membaca keras bersama-sama.

y-control's picture

Guru-guru SD (bag 5 - dan lain-lain)

(hahaha... 'mang enak?)
Selain guru-guru, aku juga ingat beberapa nama pegawai di sekolah yang bukan guru atau kepala sekolah. Ada pak Kadim, pesuruh sekolah alias pak bon. Dia adalah pak bon untuk kelas A, begitu menurutku. Sementara untuk kelas B, ada bapaknya Heni temanku dan Elia temannya kakakku, namanya lupa. Bapaknya Heni ini meninggal dunia akibat kecelakaan sehabis ia menonton wayang kulit. Ia yang menaiki sepeda angin ditabrak oleh motor (atau mobil?) sampai meninggal dunia. Jika pak Kadim orangnya pendek, matanya ngantuk, dan kulitnya agak terang, bapaknya Heni ini bertubuh kurus tinggi dan berkulit gelap, seperti kedua putrinya.
y-control's picture

Guru-guru SD (bag 4 - kepsek dll)

Semua guru yang pernah menjadi wali kelasku sudah kubahas, jadi setelah ini adalah guru-guru di SD yang bukan wali kelas tapi cukup berkesan untukku. Nama pertama aku pilih pak Tomo saja. Guru olahraga ini masih muda. Badannya tinggi dan tegap dengan rambut yang tipis dan model agak kuno, ia juga selalu terkesan berpeluh, mungkin karena pakaian yang ia kenakan juga selalu tampak terlalu ketat di badan. Aku rasa ia tak begitu pintar dalam mengajar di kelas, tapi kalau di lapangan, para murid banyak yang mengaguminya. Ia agak keras dalam mengajar, tapi jarang menghukum, hanya sebatas menghardik dan memelototi. Ternyata, kakak pertamaku bilang kalau istri pak Tomo adalah mantan kekasih pacarnya kakak pertamaku (yang sekarang menjadi kakak iparku).
y-control's picture

Guru-guru SD (bag 3 - Bu Chris)

emploken.. hahaha..

Berikutnya, guru di SD yang harus kusebut adalah bu Chris, aku lupa nama lengkapnya. Bu Chris adalah mamanya Hong Hong, teman sekelasnya Leo. Wajahnya sangat putih, sebagian karena pemakaian bedak yang amat tebal, bibirnya yang tipis selalu berlipstik merah, matanya sipit tapi bulu matanya panjang-panjang, suaranya agak serak dan suka berteriak, rambutnya kering seperti wig dan terlihat mulai beruban. Sebenarnya, bu Chris cukup humoris, tapi ia tidak bisa dibilang sabar juga, meski kalau denganku ia relatif cukup baik. Satu hal yang cukup khas adalah cara tertawanya, tawanya terkesan seperti mengejek, tidak feminim, bunyinya seperti orang bengek.

y-control's picture

Guru-guru SD (bag 2 - Bu Tjien Hwa)

Guru selanjutnya, yang adalah wali kelasku di kelas 3 dan 6 adalah salah satu guru SD yang paling kuingat. Nama lengkapnya Kwa Tjien Hwa, dipanggil bu Tjien Hwa (bacanya Cin Hua). Badannya besar, kulitnya hitam, wajahnya kasar dengan beberapa bekas jerawat, flek, dan tahi lalat, rambutnya keriting dipotong pendek model laki-laki, berkacamata putih, serta wajah jarang tersenyum (seingatku). Gambaran yang terekam tentang bu Tjien Hwa memang demikian, detail tapi juga terkesan buruk. Memang, bu Tjien Hwa adalah guru yang menurutku galak, termasuk pada aku yang pendiam ini. Tapi, bu Tjien Hwa memang mengidap hipertensi, pernah satu kali ia tiba-tiba minta izin pulang karena pusing akibat tekanan darahnya naik. Bu Tjien Hwa sering kuanggap sebagai musuh, apalagi karena dia tampaknya lebih concern pada mata pelajaran Matematika yang aku benci.
y-control's picture

Guru-guru SD (bag 1 - Bu Yanti RIP)

(in case ada yg kenal, in case ada yg muak dng itikad orang posting blog di sini, enjoy)
Masa SD yang enam tahun lamanya itu mungkin hanya bisa ditandingi waktu kuliah. Tapi mungkin tidak juga, mungkin SD lebih diingat karena katanya ingatan itu seperti bak pasir, pasir yang pertama masuk akan menghuni bagian dasar bak, menjadi pernopangnya, sementara pasir yang berikutnya hingga butir-butir yang terakhir akan menjadi bagian yang diinjak.