iik j's blog

Kamis, 21 Januari 2010

Kubuka layar 'dalam' Hape Nokiaku. Bukannya muncul tampilan yang biasanya, tetapi garis putih memenuhi layar dan tiba-tiba 'white blank'!

Spontan aku berteriak, "Waduh! rusak! mesti diapain nih,.. kalau nggak bisa diperbaiki, bagaimana dengan tulisan-tulisanku yang belum selesai!"

Gereja Baptis Indonesia, Gereja Kristen Indonesia, Gereja Bethel Indonesia, Gereja Sidang Jemaat Allah, Gereja Allah di Indonesia, Gereja Tiberias Indonesia, Gereja Bethany Indonesia, Gereja Allah Baik, Gereja Misi Injil Indonesia, Gereja Pimpinan Rohul Kudus, Gereja Kasih Kristus Indonesia, dll... dll..

Aku menatapnya
Mencari arti dan jawaban

Satu musim telah berlalu
Satu warna telah berganti

"Ik, tolong gantikan aku sementara menjaga Roemah Lampu. Aku mau pergi sebentar..." perintah boss kecilku

"Siap. Aku segera ke sana!!!" jawabku

Roemah Lampu itu salah satu toko yang jual lampu, milik Empire-nya Bossku. Letaknya tidak jauh dari kantorku.

***

"Aku layak ke neraka... itu jawabanku waktu itu! seperti halnya Ryan pembunuh kejam yang terbukti bersalah, mutlak dan layak dijatuhi hukuman seberat-beratnya... demikian aku di hadapan Tuhan! Tidak ada alasan bagiku untuk mendapat keringanan hukuman, karena aku nyata-nyata bersalah. Tidak ada sedikitpun kebenaran di hidupku yang sia-sia!!

"Ha ha ha ha ha... ya gitu deh... jadi kamu ga usah ikut-ikutan masuk SS. Karena tidak semua yang ada di sana itu benar, baik, dan sehat untuk dikonsumsi..." jawabku sambil tertawa lebar

Aku mengatakan hal ini pada seorang teman yang bertemu denganku minggu kemarin di sebuah acara Leadership.

***

Seorang tiba-tiba menyapaku saat break time.

"Anda kita tunjuk sebagai Sekretaris Panitia Pengiriman Kontingen Pesparawi Provinsi Jawa Tengah!" kata seorang dari Departemen Agama beberapa bulan lalu

"Tunggu pak... sampai detik ini saya nggak ngerti Pesparawi itu apa, bagaimana dan macem-macemnya. Saya tidak mempunyai pengalaman sama sekali dalam hal ini" jawabku sambil berusaha mengelak

Tapi sejuta cara mereka pakai, merayu bosku, begini begitu dan akhirnya 'terjerumuslah' aku di urusan Pengiriman Kontingen Paduan Suara dan pernak perniknya. Mendesain logo, mengkoordinir, mendata, menghitung anggaran, menyusun proposal, membuat surat-surat sampai audiensi dengan Gubernur, menjadwal rapat, promosi TV, radio, Konser Pamit hingga carter pesawat. 3 bulan yang melelahkan...

"Hi Ik..." satu sapaan muncul di kotak ijo sabtu siang waktu aku iseng berkunjung di SS

"Hai Deta, lagi dimana? Jakarta apa Semarang?" tanyaku

"Di Semarang" jawab Deta

"Udah ketemu Wilg? Samuel Vick? 'kan rumahnya deketan sama rumah Deta?" tanyaku lagi

"Belum. Rumahmu dimana?" jawab Deta

Hidup kudus? Maksud ‘loh? Kayak orang-orang yang nggak pernah bersentuhan dengan dunia luar itu? Dalai lama di Tibet sono kaleee? Nggak pacaran? Nggak Clubbing? Nggak gaul? Nggak TTM? Nggak bisa ngapa-ngapain? Buseeeettt....? Emang ‘mau hidup kayak jaman nenek moyang? Nggak janji deh...!!

Liburan lebaran. Apa yang menarik? Apa yang luar biasa? Apa yang hebat? Kota? Bukan! Kotaku lebih tepatnya adalah desa kecil, tidak menarik. Panas, berdebu, dan makanannya pedas, demikian keterangan tambahan dari seorang sahabat.

2 tahun berlalu...

Sejak kuputuskan meraih lagi 'kehidupanku', duniaku, nafasku, detak  jantungku. Meninggalkan semua 'petualangan semu' politis dan carut marutnya. Mengakhiri perjalanan 'kebekuan' dan fatamorgana kehormatan palsu.

Waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, tapi belum ada telpon masuk dan kehadiran 'teman-teman' blogger aktif Semarang di Citraland Mall Semarang. Yang sudah datang malahan blogger 'pengamat' dengan istrinya. Kami pun cengengesan bersama. Tidak sabar, kemudian kutelepon mereka semua.

"Heh... sam, sampeyan dah sampai mana?" tanyaku

"Ik, tolong buatkan design ini... selesai jumat ya.. terus yang itu... ingat harus selesai sebelum minggu. Oya... jangan lupa kamu telpon semua yang akan ditahbiskan! Suruh mereka datang selasa pagi sambil membawa semua perlengkapan dan surat-surat yang dibutuhkan. Ingat, atur juga gedung yang akan kita gunakan sebagai tempat pertemuan"
 

“Bapakku itu monster.. jahat.. kejam.. pezinah.. gila.. kurang ajar.. tidak mempedulikan aku... membuang aku... dia menghajarku... dia menghancurkanku...”

“Aku melihatnya main gila dengan perempuan itu... di saat ibuku sekarat“

“Aku benci.. aku kepahitan...aku marah... aku”

“Aku traktir kamu makan siang ya. Tunggu jam 1an di kantor, nanti ku jemput disana,” kata Niko, salah satu simpatisan partai.

“Okayyyy... asikkkk,” sahutku senang. Tumben dia traktir makan.... ha ha ha...

Minggu, 24 Mei 2009 Pk 15.00 di Java Mall. Aku menghampiri satu kelompok orang yang sedang duduk di meja food court.

Aku                      : Hai... soriii.. telat... aku Iik...

Pernahkah kau merasa... hatimu hampa...
Pernahkah kau merasa... hatimu kosong...

Sambil mengutip kalimat dari lagu itu seorang teman bercerita tentang hidupnya yang hancur dan kosong, 2 minggu lalu.