Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
cahyadi's blog
Malu
Sore di kampung Margahayu. Lik Joni sedang asyik baca koran di lincak depan rumahnya. Sesekali ia tampak mengerenyitkan dahi, menggeleng-nggelengkan kepala sambil mengepalkan tangannya. Saking seriusnya, ia tak menyadari kedatangan den baguse Wiryo di sebelahnya.
Malaikat
Aku melihat malaikat hari ini
ketika aku bertemu anak-anak itu
- 2 comments
- Read more
- 4313 reads
Pak Sabar
Siang teramat terik. Debu-debu jalanan di depan sana terus diterbangkan angin. Membuat udara menjadi kotor. Namun hal itu tidak membuat Pak Sabar berhenti dari aktifitasnya. Ia masih asyik mengais-ngais sampah di container sampah itu. Bau tidak sedap yang amat menyengat tidak dihiraukannya. Tangannya dengan cekatan memilah-milah sampah. Sesekali, ia menyeka keringat yang mengucur di dahinya. Sesaat, ia termenung. Wajah istri dan anak semata wayangnya kembali menari-nari di pelupuk matanya.
- 5 comments
- Read more
- 4142 reads
Si Kecil Bimo
Malam Natal di sebuah panti asuhan di pinggiran kota. Bu Sinta baru saja selesai menceritakan kisah Natal kepada anak-anak panti yang berkerumun di hadapannya. Sejenak ia menghela nafas. Ditatapnya satu per satu anak-anak itu. Wajah-wajah mereka terlihat penuh dengan kegembiraan.
- 3 comments
- Read more
- 4390 reads
Kisah Seekor Ulat
Seekor ulat terlihat di ranting pohon jambu. Tubuhnya yang kecoklatan diam tak bergerak. Ia merasa lunglai, lemas tak bertenaga. Sudah dua hari ini, si ulat tidak menemukan selembar daun pun yang bisa dimakannya. Masih terbayang di benaknya, kata-kata si daun muda yang ada di bagian bawah beberapa saat yang lalu, "Hai, ulat jelek... kenapa engkau ada di tubuhku! Ayo...
- 5 comments
- Read more
- 5120 reads
Pak Budiman
Namanya Pak Budiman. Ia, orang paling kaya di kampung Margolayu. Rumahnya besar, dua lantai dan menempati tanah yang cukup luas. Di garasi rumahnya tersimpan beberapa mobil keluaran terbaru dari merk-merk terkenal. Di dalam rumahnya pun, dipenuhi dengan aneka perabotan yang berharga mahal.
- 3 comments
- Read more
- 4029 reads
Teladan Penjual Donat
“Donat… donat… donat.. donat… “ Suara bapak penjual donat itu selalu menerbitkan rasa iba di hatiku. Entah mengapa? Mungkin, karena suaranya yang agak-agak sengau atau mungkin juga karena melihat langkah kakinya yang tiada kenal lelah, menyusuri jalan setapak demi setapak, untuk menjajakan donat. Namun, dari hari ke hari, saat aku semakin sering mendengar suaranya, rasa iba itu berubah menjadi kekaguman.
- 7 comments
- Read more
- 4256 reads
Andi
Andi. Demikian ia akrab disapa. Seorang anak berumur sembilan tahun. Tubuhnya kurus tinggi dengan rambut keriting hitam kemerahan akibat terbakar matahari. Ia adalah salah satu pengemis yang biasa mangkal di lampu merah itu. Setiap hari mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam, tak henti-hentinya ia menadahkan tangan untuk meminta belas kasihan orang-orang yang berlalu lalang di jalan itu.
Pak Rakus
Adi Surya Pradipta, itu nama yang diberikan oleh orang tuaku. Namun kebanyakan orang lebih suka memanggilku dengan Rakus. Pak Rakus. Kedengaran agak aneh tapi sejujurnya aku juga amat menikmatinya sebab panggilan itu menggambarkan watakku yang sebenarnya. Yah, aku memang rakus.
- 7 comments
- Read more
- 5236 reads
Mimpi Pak Badrun
“Tititititit… tititititit… tititititit….” Bunyi alarm hp terdengar nyaring. Memecah keheningan pagi. Pak Badrun terlonjak, hampir jatuh dari ranjang. Ia mengerjap-ngerjapkan mata sambil meraih hp yang tergeletak di meja di sebelah tempat tidurnya. Segera dimatikannya alarm yang mengganggu itu.
- 4 comments
- Read more
- 4483 reads
Pak Mardi
Malam bertambah larut. Pak Mardi duduk terpekur. Diam. Pandangannya kosong, menatap ke arah jalan raya yang mulai sepi dari lalu lalang kendaraan. Sesekali masih terlihat satu dua orang yang tengah berjalan kaki, entah mau kemana.
- 2 comments
- Read more
- 5297 reads
Engkau Setia
Saat aku begitu bahagia
karena keberhasilan dalam hidup
dan rejeki melimpah di tanganku
Engkau ada di sampingku
menungguku mengucap syukur
tapi mulutku kelu
terdiam tanpa kata untukMu
Ketika aku terpuruk dalam kesedihan
akibat kekecewaan, kegagalan
serta banyak kegetiran dalam perjalananku
hingga aku merasa begitu lelah
Manusia Memang Bodoh...
Aku selalu tergelak ketika memikirkan manusia. Sampai-sampai perutku terasa sakit menahan ketawa yang tiada habis-habisnya. Eh… kok perut? Aku kan enggak punya… apalagi mulut?! Ah… tapi persetan dengan semua itu… pokoknya aku selalu ‘pengen’ ketawa melihat ulah manusia yang ngakunya pinter tetapi ternyata bodoh itu…
- 3 comments
- Read more
- 4523 reads
I Love You Full
I love you full
Aku mencintaimu sepenuh-penuhnya
tapi, mengapa masih saja kekerasan itu menjelma
iri hati, permusuhan, pertentangan, kebencian,
caci maki, fitnah, balas dendam, menghilangkan nyawa
seakan menjadi menu wajib yang sukar dibinasakan
I love you full
Aku mencintaimu sesungguh-sungguhnya
- 2 comments
- Read more
- 4282 reads
Seonggok Garam
Seonggok garam berkata kepada Tuhan, "Tuhan, mengapa kauciptakan aku jika hidupku selalu sengsara?"
- Read more
- 3948 reads
Sang Pelukis
Di sebuah kerajaan, hiduplah seorang pelukis yang sangat terkenal. Hasil lukisannya dikagumi rakyat seantero kerajaan. Baginda Raja pun sangat menyukai lukisan dari sang pelukis. Bahkan sebagian besar ornamen yang mempercantik dinding dalam istana adalah hasil kreasi sang pelukis.
- 10 comments
- Read more
- 5551 reads
Andai...
Malam gelap. Angin berhembus perlahan di sela-sela dedaunan. Di langit, sang bulan begitu mempesona di antara awan putih yang tengah berarak. Sementara di kejauhan, sesekali terdengar lolong anjing saling bersahutan.
Di dalam rumah kayu yang terletak di pinggir kampung, suasana terasa mencekam. Terima Kasih dengan tergesa menata kertas di atas meja kayu yang ada di tengah ruangan. Sedangkan Tolong sedari tadi hilir mudik di depan pintu sambil sesekali matanya melirik jam yang tergantung di dinding rumah. Sesaat kemudian, pintu rumah kayu itu terbuka. Maaf, Peduli dan Hormat, tergopoh-gopoh masuk.
- 4 comments
- Read more
- 4609 reads
Balada Si Pencari Kursi
Namanya Amat Sura Dipayana tapi orang-orang lebih sering memanggilnya Mat Gentong. Asalnya dari desa. Berbekal keinginan dan hasrat pingin jadi orang kaya, ia nekat berangkat ke kota. Dan, berkat keuletan dan perjuangannya yang tidak kenal lelah, akhirnya ia berhasil mewujudkan impiannya. Ia kini punya usaha yang maju pesat. Rumahnya besar dan megah bagaikan istana.
- 11 comments
- Read more
- 4558 reads
Mubazir Lah Youuuu…!!!
Di sekitar kita ada banyak tanda dan tulisan yang dibuat dengan maksud dan tujuan yang baik. Namun akibat ‘kebodohan’ kita, segala sesuatu yang sudah dibuat itu menjadi mubazir. Ndak ada gunanya sama sekali!!!
- 5 comments
- Read more
- 4352 reads
Situ Gintung
Namaku Gintung tapi orang-orang sering memanggilku Situ Gintung. Aku adalah sebuah waduk yang dibikin pada masa penjajahan kolonial Belanda. Jadi hingga saat ini umurku sudah hampir delapan puluh tahun.