Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Masuk Zona Ketidaknyamanan

Purnawan Kristanto's picture

Pada hari keempat, Wendy menggambar lingkaran besar di lantai.  Partisipan diajak untuk mengelilingi lingkaran itu. Setelah itu, Wendy memberi kesempatan jika ada partisipan yang bersedia menari di dalam lingkaran. Beberapa partisipan menyambut undangan itu, tapi ada lebih banyak partisipan yang memilih tetap diam di luar lingkaran.

“Bagaimana rasanya menari di dalam lingkaran?” tanya Wendy.

“Tidak nyaman karena tidak biasa menari,” jawab partisipan yang menari.

“Mengapa ada banyak partisipan yang tidak menari?” tanya Wendy.

“Karena kami merasa aman dan nyaman di luar lingkaran,” jawab partisipan lainnya.

Wendy menyebut lingkaran yang dia buat adalah zona ketidaknyamanan. Ketika partisipan mengadakan pelatihan pendidikan perdamaian, sebenarnya partisipan sedang mengajak masyarakat menuju zona ketidaknyamanan. Masyarakat diajak untuk melakukan perubahan. Dan perubahan itu menimbulkan ketidaknyamanan. Hal ini memang terlihat paradoksal. Bagaimana tidak, perdamaian biasanya diidentikkan dengan situasi yang menyenangkan, tenang dan tidak ada gejolak. Namun dalam pendidikan perdamaian, masyarakat akan diajak untuk menelisik situasi ketidak-adilan yang ada di sekitar mereka. Hal itu seringkali berakibat pada terbongkarnya situasi kemapanan yang dinikmati oleh sebagian orang. Gerakan untuk menggeser neraca keadilan memang akan berdampak pada perubahan sosial. Padahal perubahan selalu menimbulkan ketidaknyamanan.

Di dalam membuat rencana pendidikan perdamaian ini Wendy menekankan perlunya menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat). Saya tidak akan mengulas rincian SWOT ini karena sudah jamak didengar dan bisa ditanyakan kepada mbah Gugel. Partisipan dbagi lagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas untuk merencang desain pelatihan peace-building.

Di sela-sela kerja kelompok ini, Wendy menempelkan verbatim atau kutipan ucapan tokoh terkenal di dinding kelas. Dia mengajak partisipan untuk melihat-lihat dan membaca kutipan yang berkaitan dengan pembelajaran. Setelah itu partisipan diminta untuk memilih satu verbatim yang paling mengena pada dirinya. Berikut ini saya tuliskan kembali kutipan itu supaya bermanfaat bagi Anda:

“Change is the end result of all true learning.” Leo Muscaglia

“Learning never exhausts the mind” Leonardo da Vinci

“Faith is the first factor in a life devoted to service. Without it, nothing is possible. With it, nothing is impossible.” Mary Mcleod Bethune

“Seiing much, suffering much, and studying much, are the three pillars of learning.” Benjamin Disraeli.

“Itis absolutely essential that the oppresed participate in the revolutionaru process with an increasingly critical awareness of their role as subjects of the transformation.” Paulo Freire.

“I Have come to believe that a great teacher is a great artist and that there are as few as there any other great artists. Teaching might eben be the greatest of the arts since the medium is the human mind and spirit. ” John Steinbeck.

“Your most unhappy customers are your greatest source of learning” Bill Gates

“Certain periods in history suddenly lift humanuty to an observation point where a clear lights falls upon a world previously dark.” Anne Sullivan Macy.

“In the Practice of tolerance, one’s enemy is the best teacher.” Dalai Lama

“Invest in the human soul. Who knows, it mihht be a diamond in the rough.” Mary McLeod Bethune

“It is the supreme art of teacher to awaken joy in creative expression and knowledge.” Albert Einstein

“I could undertake to be an efficient pupil if it were possible to find an efficient teacher” Gertrude Stein.

“The main part of intellectual education is not the acquisition of facts but learning how to make facts live.” Oliver Wendella Holmes

“Washing one’s hands of the conflict between the powerfull and the powerless means ti side with the powerfull, not to be neutral.” Paulo Freire

“The immediate future is going to be tragic for all of us unless we find a way of making the vast educational reasources of this country serve the true purpose of education truth and justice” Anne Sullivan Macy

“The learning and knowledge that we have, is, at the most, but little compared with that of which we are ignorant.” Plato

“I like a teacher who gives you something to take home to think about besides homework.” Lily Tomlin

“Learning without thought is labor lost; thought without learning is perilous.” Confucius.

“Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young. The greatest thing in lifa is to keep your mind young.” Henry Ford.

 

***

 

1341077682276059093

Merancang Modul

 

Setiap kelompok memaparkan rancangan modul pendidikan perdamaian mereka di hadapan kelompok lain dan fasilitator. Fasilitator dan partisipan dari kelompok lain memberikan masukan untuk perbaikan rancangan tersebut.

Keesokan harinya, yaitu pada hari terakhir pelatihan, setiap kelompok melakukan simulasi atas modul mereka. Kelompok yang melakukan presentasi bertugas menjadi fasilitator, sedangkan partisipan dari kelompok lain berpura-pura menjadi audiens .

 

13410777502045794470

Kelompok saya berfoto setelah simulasi

 

Usai makan siang, Wendy mengajak partisipan membuat rancangan kartu nama sebagai ‘peace educator.’ Pada selembar kertas A4, kami menuliskan nama, alamat dan logo perdamaian. Aktivitas ini dimaksudkan agar partisipan bangga dengan atribut baru mereka, yaitu sebagai ‘peace educator.’

Aktivitas menarik lainnya adalah “Pasar Gagasan.” Setiap partisipan menuliskan gagasan praktis yang dapat dipakai oleh fasilitator. Misalnya: permainan, lagu, tarian dll. Setelah itu partisipan berangkat ke ‘pasar’ yaitu bertemu dengan partisipan lain. Di sana mereka saling menawarkan ‘dagangan ide’. Jika terjadi kesepakatan, maka mereka bisa bertukar dagangan mereka. Lumayan, setelah pulang dari pelatihan ini saya mendapat segepok ide baru.

***

 

134107794814437448

Komitmen Partisipan

 

Pada sesi terakhir di hari terakhir, para partisipan menuliskan komitmennya pada kertas berbentuk telapak kaki. Telapak kaki itu kemudian ditempelkan pada gambar jalan yang mengarah pada satu tujuan, yaitu PERRDAMAIAN. Pelatihan ini bukan akhir dari sebuah tujuan, melainkan sebuah langkah awal perjalanan panjang untuk memperjuangkan perdamaian di bumi.

Demikianlah catatan saya pada minggu kedua Pelatihan Peacebuilding di Filipina. Pelatihan ini sangat menyenangkan. Meski ada beberapa materi merupakan pengulangan dari yang sudah saya dapatkan, tetapi ada banyak hal-hal baru yang saya serap di sini. Kesempatan berinteraksi dengan aktivis perdamaian dari negara lain adalah kesempatan emas yang sangat berharga. Sebagai contoh, saya berkenalan dengan utusan dari Bougenville, wilayah otonomi khusus dari Papua Nugini. Ada juga peserta dari Timor Leste, India, Amerika Serikat, Jerman, dan tentu saja Filipina.

…………………………………….

 

Baca juga:

__________________

------------

Communicating good news in good ways