Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Harta Karun Sejarah
Sebulan terakhir ini, di banyak media cetak maupun TV, diberitakan adanya penemuan artefak / harta karun kuno di perairan Cirebon. Ternyata selama beberapa puluh tahun terakhir, banyak penemuan artefak di perairan Indonesia yang luput dari pemberitaan.
Berita ini menjadi semakin menghangat karena peneman ini direncanakan akan di lelang untuk umum. Nilai jual artefak ini lumayan tinggi dan pemerintah berhak memperoleh 50 % hasil lelang tersebut. Artefak itu diperkirakan bernilai 720 milyar.
Hal ini kemudian memunculkan perdebatan dan protes di sana sini. Para ahli sejarah dan purbakala serta tak ketinggalam budayawan menyesalkan pelelangan ini karena kuatir kerugian bagi sejarah khususnya sejarah maritim Indonesia.
Masih segar dalam ingatan kita, beberapa tahun lalu akan pencurian arca di museum di Jawa Tengah yang melibatkan kepala museumnya. Arca asli telah dijual dan kemudian dipalsukan dan ditempatkan menggantikan yang asli.
Pemerintah tentu bisa melindungi barang bersejarah dengan memborong barang yang di lelang, toh cuma membayar 50 % saja. Toh, dengan alasan klasik, keterbatasan dana, pemerintah membiarkan lelang tersebut terbuka untuk umum.
Protes publik mulai bermunculan. Banyak pihak kemudian ikut berteriak menyalahkan pemerintah yang dianggap tidak peka dan peduli dengan sejarah bangsa. Beberapa LSM yang sebelumnya tidak pernah terdengar nama dan kiprahnya pun angkat bicara menunjukkan kepeduliannya. Pemerintah berdalih, dengan alasan minimnya dana dan kemampuan pencarian harta karun, maka para pemburu harta karun dibebaskan mencarinya di kawan perairan Indonesia. Keuntungan 50 % ini lah yang sebagai pengganti investasi para pemburu harta karun. Peraturan Pemerintah sudah dikeluarkan untuk mengesahkan hal ini. Sebelumnya tanpa PP ini maka perburuan dilakukan secara gelap dan Indonesia menderita banyak kerugian.
Masalah utama sebenarnya adalah sebenarnya adakah kepedulian kita terhadap sejarah dan budaya negeri ini ? Contoh paling mudah adalah pedulikah kita terhadap museum yang ada di kota kita atau di sekitar kita ? Seumur hidup saya tak lebih dari 5 kali menginjakkan kaki ke museum. Harus diakui kadang ada perasaan malas dan engan mengunjungi museum. Alasannya adalah tidak menarik, namun ini memang subjektif sifatnya. barangkali alasannya lebih kepada ketidak-mengertian akan barang yang dipajang di museum.
Tahun lalu, saya mengunjungi TMII setelah hampir 20 tahun tidak pernah ke sana. Iseng iseng, saya mengunjungi museum di sana. Karcis masuknya sangat murah Rp. 5.000 perorang ( kalau tidak salah ingat ) plus tambah lagi Rp. 5.000 jika membawa kamera. Museum berlantai 3 ini tidak berpengunjung sedari pagi ( saya masuk sekitar jam 1 siang ). Barang yang ada di dalam saya rasa nyaris tidak berubah / bertambah atau mungkin lebih tepat tidak berubah dengan ketika pertama kali saya ke sana hampir 20 tahun lalu.
Museum TMII
Jika TMII yang tingkat kedatangan pengunjung cukup tinggi saja, museumnya tidak ada perkembangan berarti baik barang maupun pengunjungnya apalagi museum museum lain yang tidak berada di daerah wisata macam TMII.
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
- king heart's blog
- Login to post comments
- 7649 reads
Masalah utama sebenarnya
Masalah utama sebenarnya adalah sebenarnya adakah kepedulian kita terhadap sejarah dan budaya negeri ini ? Contoh paling mudah adalah pedulikah kita terhadap museum yang ada di kota kita atau di sekitar kita ? Seumur hidup saya tak lebih dari 5 kali menginjakkan kaki ke museum. Harus diakui kadang ada perasaan malas dan engan mengunjungi museum. Alasannya adalah tidak menarik, namun ini memang subjektif sifatnya. barangkali alasannya lebih kepada ketidak-mengertian akan barang yang dipajang di museum.
Butuh orang kuat untuk menghadapi orang kuat lainnya. Selain pemerintah Indonesia dan kaum borjuis, media tentu adalah orang kuat lainnya. Seharusnya media memang lebih banyak mengungkap hal2 seperti ini, dibanding infotainment atau masalah politik.
720 milyar itu jumlah yang cukup besar, walaupun kalo dibandingkan dengan APBN, tentu jumlahnya jadi kecil. Tapi apakah benar nilainya segitu? Bukannya artikel2 di media bilang pemerintah belum melakukan penelitian ekstensif mengenai harta karun yang diangkut. Prasangka saya nilainya kurang dari situ, karena artikel awal yang saya baca bilang nilainya sekitar 40 milyar. Lalu artikel yang berbeda nilainya membengkak jadi 400 milyar. Sekarang jadi 720 milyar.
Ada banyak topik di sini yang bisa dibahas, mulai dari pemberian ijin kepada pihak swasta untuk ngangkut harta karun dari dasar laut, sampe kepada kepedulian masyarakat mengenai sejarah. Apakah harta karun purbakala seperti minyak bumi di mana ijin pencarian dan pengelolaannya bisa diserahkan ke swasta untuk nanti dibagi hasil? Ataukah pemerintah ada alokasi dana untuk itu? Ataukah ijin seharusnya diberikan untuk mencari dan mengangkut saja, kalo sudah ketemu, tidak boleh jadi hak milik, sehingga pemerintah hanya membayari perusahaan2 tersebut dalam rangka mencari saja? Kalo begitu, mungkin gak ada yang mau cari harta karun :D
Kalo saya jadi pemerintah pusat, saya akan pengaruhi para milyuner di Indonesia untuk urunan dalam merebut harta karun tersebut. Dirikan museum, lalu abadikan nama para milyuner tersebut dengan mendirikan monumen di depan musem. Permasalahannya, ada yang mau gak?
One man's rebel is another man's freedom fighter
Nilai Jual dan Nilai Tambah
@PB, saya setuju dengan tulisan anda. Ketika uang mulai berbicara maka urutan prioritas bisa dibolak balik tergantung kebutuhan. Saya percaya bagi perusahaan pencari harta karun tetntu profit menjadi yang utama, nah bagi orang yang peduli terhadap sejarah dalam hal ini diwakili pemerintah tentu nilai sejarah yang diprioritaskan. Masalahnya ketika pememrintah pun sibuk hanya memikirkan / menempatkan profit pada urutan pertama. Ditambah lagi embel embel tidak adanya dana dan antusiasme kepedulian masyarakat khususnya yang berpunya; runyam sudah.
Museum di Indonesia belum menjadi tuuan wisata utama yang tentu saja menjaring banyak pengunjung. Saya percaya museum mendapatkan subsidi untuk perawatan karena minimnya pemasukan dari pengunjung. Mungkin dibandingkan dengan museum luar negeri yang kabarnya menjadi salah satu tujuan wisata utama, masih sangat jauh berbeda.
PB, barangkali tidak banyak milyuner di Indonesia yang mengerti fungsi museum. Jika pun mereka memperoleh barang antik / bersejarah, paling banter buat pajangan / dekorasi rumah pribadi mereka.
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Museum Sarang Laba2
Gw rasa sulit juga seh ya di Indo utk pemda nyisihin dana utk pengurusan museum sehingga museum isinya sarang laba2 dan debu.
Masyarakat pun malas ngeluarin duit buat liat barang2 yg itu2 aja.
Jadi biarpun kita keluarin duit atas nama pelestarian budaya, pemikiran efisiennya mungkin "ah buat apa keluarin duit gitu banyak cuma buat pajangan?"
Bukan karena kurangnya rasa kebangsaan ato gimana tp krn dana yg ketat yg harus dibagi rata kemana2 jadi susah juga seh ya..
Gw dulu di Jkt ke museum sekali doang waktu SD dulu dan kesan gw gak ada sama sekali krn seingat gw museum gak menyuguhkan apa pun yg menarik. Lebih enak dengerin guru sejarah bercerita di kelas drpd ke museum yg ngebosenin.
Sekarang gw di negri asing, gw uda beberapa kali ke museum ini itu dan tiap kali gw ke museum hati gw nyut2 merindukan museum di negri sendiri biarpun museum isinya laba2 dan debu.
"Literary interpretation is in the eye of the beholder."
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@Hannah
Barangkali salah satu penyebab kurangnya minat masyarakat mengunjungi museum adalah kurang menarik dan tersedianya informasi mengenai barang bersejarah yang ada di museum. Jika pun ada, biasanya kurang memadai bahkan kadang informasi ini telah berumur puluhan tahun tanpa pernah di update.
Atau bisa jadi tidak ada / kurangnya pemandu yang sungguh mengerti nilai sejarah barang di museum dan memaparkan dengan menarik. Biasanya yang ada hanya hapalan belaka, diulang ulang dari tahun ke tahun.
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
@king heart
Elo bener banget, mas. Ibaratnya sejarah dijajakan dalam bentuk kata2 tanpa makna padahal kalo bisa digali lebih dalam sejarah kita itu pastinya menarik banget.
Selain itu gw rasa juga karena namanya manusia suka menyia2kan apa yg mereka miliki, kalo nggak ada baru deh nyariin (take things for granted) hehehe..
Dari beberapa museum yg pernah gw kunjungi di sini saat yg paling berkesan buat gw adl mengetahui bahwa perkembangan kapal terbang dari versi yg sangat sederhana ampe ke roket utk membawa manusia ke bulan itu cuma membutuhkan waktu kurang dari 100 tahun.
Berarti misalnya si mas sekarang bikin kapal terbang dari kayu trus anak atau cucu si mas nanti uda bisa terbang ke bulan.. ck ck ck cepatnya manusia mengembangkan teknologi.
Haduh maap gw ngelantur hihihi ..
"Literary interpretation is in the eye of the beholder."
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Disney Land
Disini ada museum yang menarik lho. Tapi cenderung condong ke gallery. Dan museumnya full of "real animals" which is frozen.
Ada beruang grizzly, beruang kutub ampe beruang madu. Oh they (bear) are cuter when frozen.
Ampe ada piranha lho. Swear!!! Min nekat touch, meski ada cctv.
Mungkin karena ketidak mengertian Min akan seni, Min kurang tertarik dengan barang bersejarah di negara kita. Min ga begitu suka dengan barang barang kuno, rumah kuno, bahkan uang kuno. Haha. Min ga begitu suka kesan spooky2 yang ditimbulkan.
Nah, min type yang sangat suka disney land. Oh, I'm so going to hell kayanya ya? Haha.
But Min tahu hal hal seperti artefak dan barang kuno, its really important.
Hal kuno yang min suka hingga saat ini, pakaian zaman victoria, atau kostum silat kaya crouching tigger hidden dragon, Curse of Golden Flower, Redcliff.
kayanya aku bener-bener parah ya? hehe