ULAR PUN MENGALAHKAN MANUSIA LAGI

BIBIT nama lelaki setengah baya itu kembali membaca ulang Firman Allah pada Kitab Kejadian Bab 3 : 1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu.....

     Lalu Bibit membalik lembar berikutnya, ia meneruskan membaca pada ayat 14 Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu : "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu.

     15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."

     Bibit menghela nafas sejenak, ia mengulangi lagi dengan perlahan-lahan agar mudah memahami maksud tersembunyi dari firman tersebut. Kemudian ia menutup Kitab Suci itu, meletakkah di meja dan  bangkit berdiri, menuju almari kaca yang terletak di sisi meja kerjanya. Membukanya dan mengambil sebuah senapan yang biasa ia pakai untuk berburu.

     Sebuah senapan angin buatan negrinya Kim Ki Dong, Korea. Senapan berburu caliber 4,5 mm yang berpopor pendek dan fisir bulat yang mempunyai kekuatan s/d 1100 fps, ia persiapkan untuk memulai suatu perburuan yang tiba-tiba saja melintas di kepalanya.

     "Sebelum ada ular yang meremukkan tumit manusia, aku harus bisa membunuh ular, walau satu, dari jenis ular apapun!" batinnya penuh semangat membara. "Gara-gara ular iblis keparat itu kakek moyangku keluar dari taman Eden. Sebelum bisa membunuh ular di dunia ini, tidak tenang rasanya hidupku ini."

     Bibit pun berangkat dengan mengendarai mobil Jeep sendirian, menuju hutan yang letaknya 50 km dari kediamannya, tentunya setelah pamit pada anak istrinya yang keheranan melihat sang ayah dan suami tercinta kok tiba-tiba ingin berburu ular sehabis membaca Alkitab. Toh pertanyaan sekilas itu tak sempat ditanyakan kepada yang bersangkutan, karena keburu memacu Jeepnya dengan raungan menggetarkan.

Sesampainya di hutan, Bibit langsung masuk ke dalam hutan. Entah kebetulan atau nasib baik atau memang Roh Kudus mengabulkan keinginannya. Di tengah jalan hutan ia bertemu ular yang cukup besar, seketika ia mengokang senapannya dan siap ditembakan ke arah kepala Ular tersebut.

     Tetapi mendadak pikirannya berubah, ia tidak ingin membunuh Ular itu dengan menembaknya, melainkan akan menekan kepala Ular itu dengan popornya. Mungkin ia ingin menyiksa Ular yang hari ini begitu dibencinya.

     Kepala Ular yang ditekan dengan popor senapan itu jelas mengadakan perlawanan. Sang Ular memberontak dan berjuang keras untuk hidup. Kalau diterjemahkan batin sang Ular, mungkin akan bertanya kebingungan, kok ada orang yang mengganggu dirinya, padahal ia tidak mengganggu manusia itu, apa memang manusia ini gila?

     Sang Ular terus bertahan hidup dalam tekanan yang kuat dari popor senapan sang pemburu bernama Bibit ini. Ekornya menggeliat kesana-kemari dengan cepat, tanpa diduga ekor Ular menyentak picu senapan Bibit. Ledakan keras terdengar dan Bibit terkapar.

     Bibit pun tewas ditembak Ular !

Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat