Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
"terimakasih TUHAN.., saya tidak dendam!"
Tahun 2006 ini saya memasuki bulan Natal dengan bersyukur kepada Tuhan karena Roh Kudus-NYA membantu saya untuk tidak membalas dendam kepada siapapun.
Saya bekerja di dunia sekuler. Dan tahun 2001 dikarenakan tanggungjawab pada pelayanan di gereja mengharuskan saya bekerjasama dengan sekelompok orang. Kami melayani di satu komunitas anak-anak Tuhan di Depok. Kami bekerjasama dengan baik, saling mendukung, mengasihi, saling berbagi dan saling menguatkan. Benar-benar indah.., penuh sukacita.
Tapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Kira-kira Sept 2003 ketika pelayanan ini mulai memperlihatkan hasil yang baik, keadaan mulai berbalik 180 derajat. Tanpa tahu dengan pasti apa penyebabnya, saya mulai diawasi; atau mungkin lebih tepat "dimusuhi". Setiap tindakan, perkataan bahkan pemikiran saya diawasi oleh mereka.
Bagaimanapun saya seorang manusia yang tak luput dari kesalahan. Dan setiap kesalahan yang saya lakukan akan mereka gunakan untuk menyerang saya. Setiap tindakan saya diawasi seolah-olah saya ingin mengambil alih komunitas itu. Setiap perkataan saya dianalisa seolah-olah saya ingin menghasut orang-orang. Setiap buah pikiran yang saya kemukakan selalu dikesampingkan; dan bila akhirnya disetujui maka tak pernah diakui bahwa itu hasil pemikiran saya. Pelayanan saya tak memperoleh apresiasi. Bagi saya keadaan ini seperti di neraka! Sang pemimpin rohani selalu menganalisa setiap tindakan, perkataan dan pemikiran yang saya lontarkan; dia berdalih "kebenaran harus dinyatakan". Secara pribadi saya setuju dengan pernyataan itu, tapi dengan satu pengecualian bahwa KEBENARAN yang diungkapkan TANPA KASIH semata-mata hanya akan menghasilkan TIRANI bagi orang yang mengalaminya.
Dalam komunitas itu ada saja orang-orang yang menaruh belas kasihan kepada apa yang saya alami dan mereka memberikan pembelaan untuk saya. Tetapi hal ini membawa keadaan bertambah buruk, pemimpin komunitas menuduh saya telah mempengaruhi jemaat agar membela saya. Sang pemimpin beserta orang-orang dibelakangnya semakin hari memperlakukan saya semakin kejam dan kasar.
Saya menemukan ayat ini: "Kebencian menimbulkan pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran." Amsal 10:12 dan "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa." I Pet 4:8.
Saya berseru kepada Tuhan, mengapa saya diperlakukan seperti ini? Apakah dosa yang telah saya lakukan? Mengapa saya diperlakukan dengan kejam dan kasar? Saya menuntut penjelasan!
Kondisi ini akhirnya membawa dampak buruk bagi pekerjaan saya di kantor. Sepanjang tahun 2004 saya sering tidak masuk bekerja karena sakit. Hampir tiap bulan saya sakit pencernaan karena stres. Dan atasan di kantor mulai menilai saya tidak sungguh-sungguh dalam bekerja. Benar-benar kacau! Saya kecewa dan marah!
Kecewa karena menganggap Bapa Surgawi membiarkan saya mengalami aniaya ini dari seorang pemimpin rohani. Marah karena seorang pemimpin rohani yang seharusnya mengayomi malah memperlakukan saya dengan kejam dan kasar. Saya berseru untuk pembalasan!, bertekad untuk pembalasan dendam! Saya mulai menyusun satu rancangan yang menghancurkan.
Tetapi BAPA dengan lembut menegur untuk tidak melakukan hal itu. DIA menjamah hati dengan lembut, meredakan amarah dan tekad untuk balas dendam. DIA melimpahi saya dengan kasih-NYA. DIA menjamah dan saya tersungkur di kaki-NYA. Bapa Surgawi tidak memberi penjelasan terperinci mengenai apa yang saya alami, tetapi DIA membuka mata saya untuk mengayunkan langkah. DIA mendorong saya untuk melangkah pergi ke tempat baru dan melakukan banyak hal yang belum pernah saya lakukan. DIA membuka mata saya untuk memilih satu dari dua pilihan:
- tetap di gereja dan komunitas itu dan terus dianiaya, atau
- pergi ke gereja dan komunitas baru untuk membangun kerajaan Allah.
Akhir Feb 2005 saya ajukan surat pengunduran diri, dan akhir April 2005 dengan berat hati saya melangkah pergi dari gereja dan komunitas itu. Walau komunitas itu baru ada tahun 2001, tapi di gereja itu saya sudah sejak 1980-an. Sangat sedih meninggalkan mereka, saya mengasihi mereka dengan sangat!
Hari ini, Desember 2006, saya tetap tidak tahu alasan apa yang membuat saya harus mengalami aniaya dari pemimpin rohani ditempat yang lama. Sekarang berada di gereja dan komunitas baru, saya tetap mengasihi dan merindukan mereka yang ada di gereja dan komunitas yang lama. Kasih BAPA melimpahi hati sehingga segala perasaan dendam, marah dan kecewa sirna.
Bercermin kepada apa yang pernah terjadi, saya bertekad untuk:
1. mengakui bahwa saya telah menerima perlakukan yang salah/buruk dari pemimpin rohani di gereja yang lama tetapi tidak menaruh dendam kepada mereka,
2. memohon bantuan Roh Kudus agar saya tidak melakukan hal yang sama kepada orang-orang yang ditempatkan Tuhan di sekitar saya,
3. mengajarkan kepada orang-orang lain agar juga tidak melakukan hal yang sama kepada mereka yang Tuhan tempatkan dalam pelayanan mereka.
Sobat, satu hal menarik yang saya perhatikan dari masalah yang menimpa saya ini adalah: "Seberapa besar saya berusaha untuk tidak menaruh dendam kepada mereka, maka saya akan gagal; perasaan marah dan kecewa itu tetap merasuk. Tapi ketika kasih Allah memenuhi hati saya maka segala perasaan marah, kecewa dan dendam seketika sirna berganti kasih kepada mereka; bahkan saya tak perlu melakukan apa-apa."
Terimakasih BAPA, terimakasih Tuhan Yesus, terimakasih Roh Kudus..
Haleluya ..
putra hulu - www.putrahulu.multiply.com
putra hulu - www.putrahulu.multiply.com
- putra hulu's blog
- 5344 reads
seharusnya....
BIG GBU!
penasaran aja
cuma penasaran, pernahkah Bapak mencoba sekedar bertanya atau sekalian meng-konfrontasi-kan masalah Bapak dengan orang2 yang 'membenci' Bapak di gereja lama Bapak? atau yang Bapak lakukan hanya bertanya2 dan berdoa saja?
no offence yah Pak, hanya curious aja.
regards,
Dennis
heheeh....nice
Allah yang akan mengasihi kita