Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

selamat jalan pak pendeta..

putra hulu's picture
Pagi itu Senin 16 Oktober 2006 pukul 08:00 Wita, dia bersama istrinya sedang berbelanja bahan bangunan. Mereka berada disalah satu toko bahan bangunan di Pusat Perbelanjaan Monginsidi, Palu, Sulteng. Tiba-tiba seorang pengendara motor dengan mengenakan topeng datang menghampiri. Orang itu melepaskan dua kali tembakan pistol ke arahnya. Satu tembakan meleset mengenai bahan bangunan. Sementara satu tembakan lagi menembus kepalanya.

Dia jatuh.., terkapar di tanah! Dia langsung mati! Dia meninggal di depan mata istrinya. Tak ada pesan untuk istri dan anak tercinta. Tak ada nasehat terakhir untuk jemaat yang dikasihinya. Semua terjadi dengan tiba-tiba. Dia mati martir!

Pdt Irianto Kongkoli telah pergi menghadap BAPA di surga. Tak perduli bagaimana caranya dia meninggal, satu hal yang pasti dia sudah meninggalkan dunia fana yang penuh penderitaan. Meninggalkan kita, umat Tuhan, yang tak pernah tahu kapan waktunya menghadap BAPA Surgawi.

Sobat, sangat mudah untuk melafalkan kata-kata ini: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."- Filipi 1:21
Tetapi benarkah kita sudah siap seandainya hari ini kita dipanggil untuk menghadap DIA? Semua kita akan mati, itu pasti! Tetapi kita tak tahu kapan waktunya. Kita juga tidak dapat memilih dengan cara bagaimana kita akan pergi meninggalkan dunia ini.
Tetapi kita dapat memilih satu cara hidup dari dua pilihan berikut:

1. Setia ikut Tuhan dan giat melayani pekerjaan-NYA hari ini
    seolah-olah besok kita akan mati, atau
2. Nikmati hidup hari ini.., tokh besok masih ada banyak waktu.

Pilihan ada di tangan kita.., tak ada yang dapat memaksa..

Selamat jalan Pak pendeta Irianto Kongkoli..,

sampai pula kita bertemu
Roh Allah lindungi engkau
kasih-NYA naungi engkau
sampai pula kita bertemu
sampai bertemu, bertemu
bertemu di kaki Tuhan Hu..
sampai bertemu, bertemu
Tuhan Yesus lah pelindungmu

Tuhan Yesus memberkati
putra hulu - www.putrahulu.multiply.com

__________________

putra hulu - www.putrahulu.multiply.com 

Indonesia-saram's picture

Martir

Dulu ada Stefanus. Lalu ada juga Polikarus dan Johanes Hus. Masih banyak nama-nama lain yang harus mati karena Kristus. Mungkinkah fenomena perburuan terhadap orang-orang Kristen yang gencar menyatakan kebenaran Kristus sudah dimulai kembali? Mungkinkah para pendeta yang ditembak mati dalam kurun beberapa bulan terakhir termasuk pendeta-pendeta yang menyatakan kebenaran secara tegas? Sehingga mereka dianggap harus dilenyapkan? Bila demikian, seharusnya mereka belajar dari sejarah, bahwa orang Kristen sejati tidak akan mundur hanya karena aniaya.

Pertanyaan selanjutnya, mungkinkah Indonesia akan menjadi ajang martir, entah secara jasmani maupun rohani?

 

"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"

__________________

_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.

fredy's picture

Hentikan kekerasan...

Sudah banyak korban di Poso, lalu kenapa harus ditambah lagi, kenapa? Bapak Pdt. I. kongkoli kali ini korbannya, dia hanya seorang pendeta, lalu kenapa harus dibunuh secara biadab, kenapa?

Kenapa orang-orang itu harus memilih seorang yang pendeta yang hanya bertugas untuk mengarahkan jemaatnya ke jalan yang benar? Tragis, kenapa harus orang-orang seperti ini yang dipilih sebagai korban, aneh bukan.

Semoga mata hati para penembak mau terbuka, bahwa pendeta, kiai, biksu, ataupun pemuka agama, dan masyarakat sipil, apalagi pelajar, bukan target untuk ditembak/dibunuh/dianiaya. MayGBU+ (dalam kegetiran, saya menulis komentar ini).

H.N.Graceia's picture

OH my GOD...

dor,dor,dor...hancurkan semua,bakar gereja,bunuh orang-orang kafir... sangat tidak terbayangkan lagi kebiadaban mereka hanya demi sesuatu baik materi,kekuasaan ataupun yang lainnya

Bpk.Pendeta I.Kongkoli aku tidak mengenal engkau tetapi suatu saat kita semua akan bertemu dan sekarang engkau berkhotbah di Surga bersama BAPA

sangat berat bagi kita untuk mengalami kematian hal yang sedemikian rupa tetapi semuanya itu sudah tertulis dan menjadi kebanggaan bagi TUHAN mati dengan mempertahankan Iman kepercayaan kita kepada-Nya