Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Perdebatan Dualisme dan Alkitab
Sebuah catatan singkat.
Dualisme merupakan suatu situasi dan kondisi, di mana ada dua hal yang memiliki kosa kata berbeda, dan dianggap sebagai berlawanan.
Baik vs jahat. Terang vs gelap. Allah vs Iblis. Dan begitu seterusnya.
Saya tidak akan berbicara mengenai etimologi dualisme maupun filosofi dualisme seperti membicarakan Descartes atau Zoroastrianisme. Saya hanya akan sedikit mengupas mengenai dualisme yang pada kenyataannya tidak harus selalu berlawanan.
Sebelum melabel apakah sesuatu itu baik atau buruk, tentulah kita harus mengakui bahwa hal tersebut adalah suatu kenyataan. Terang adalah realita. Gelap adalah realita. Mengakui bahwa hal-hal tersebut adalah suatu kenyataan atau realita merupakan langkah pertama untuk masuk ke dalam dualisme.
Kenyataan inilah yang akhirnya diperdebatkan untuk memilah mana yang benar dan salah, mana yang baik dan mana yang jahat. Dan dualisme juga yang membuat orang terjebak didalamnya, menganggap bahwa kalau hal pertama bersifat positif, hal yang terlihat berlawanan berarti bersifat negatif. Konsepsi umum yang sebenarnya keliru. Mengapa keliru? Seperti kata "terlihat" yang saya tandai, bahwa apa yang kita lihat memang belum tentu merupakan realita sebenarnya.
Kita ambil contoh pertama: Allah dan kebaikan.
Di dalam dualisme, Allah dan kebaikan akan berdualisme dengan Iblis dan kejahatan. Pada kenyataannya jika kita ingin membahas dari sudut pandang alkitab, Iblis tidak mungkin berlawanan dengan Allah karena Iblis adalah ciptaan Allah. Sekalipun dianggap lawan, kedua pihak ini tidak sepadan atau tidak seimbang. Lagipula apakah benar bahwa Allah sinonim dengan kebaikan? Benar. Ada banyak ayat untuk mendukung hal tersebut, misalnya:
Luk 11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
Yak 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Dari ayat-ayat seperti saya kutip di atas, orang bisa saja mengambil tafsiran bahwa Bapa bersinonim dengan kebaikan. Tidak mungkin Bapa memberikan ular jika si anak meminta roti.
Tapi jangan kita melupakan, bahwa ada ayat-ayat lain yang terlihat menyatakan hal yang sebaliknya:
Yes 45:7 yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.
Kej 6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
Hal yang sama juga terjadi ketika orang-orang kristen memperdebatkan antara kehendak bebas (free will) dan predestinasi. Begitu juga antara status orang kristen sebagai hamba dan anak Tuhan. Perdebatan yang sering kali tidak berakhir, karena masing-masing memiliki amunisi berupa ayat-ayat alkitab yang mereka percaya sebagai kebenaran. Namum pada saat yang sama, pihak lawan juga memiliki amunisi yang sama yaitu ayat-ayat alkitab.
Kembali ke pembicaraan saya sebelumnya. Hal yang esensial dalam membicarakan dualisme pertama kali adalah mengakui bahwa:
1. Hal-hal tersebut merupakan realita karena kita melihatnya sendiri
Kita bisa melihat sendiri terang seperti apa, gelap seperti apa. Kita bisa melihat sendiri bahwa kita memiliki free will karena sebagai manusia dan sebagai anak Allah kita memiliki kuasa, dan pada saat yang sama kita mengakui bahwa Tuhan memiliki rancangan dan ketetapan.
2. Hal-hal tersebut seringkali bukan merupakan negasi satu sama lain karena sebenarnya mereka didukung oleh banyak ayat-ayat alkitab.
Apakah saya bisa menyangkal bahwa free will sama sekali tidak ada ketika alkitab mengatakan bahwa banyak hal terjadi karena pilihan orang-orang yang tercatat kisahnya di alkitab? Apakah saya bisa menyangkal bahwa Allah memiliki rancangan dan ketetapan ketika alkitab mengatakan dengan jelas Allah kita adalah Alfa dan Omega?
Dengan melihat kenyataan dan hal-hal yang terlihat bertentangan tetapi sebenarnya tidak berlawanan (beberapa orang menyebutnya dengan istilah paradox), kita akhirnya bisa melihat bahwa tidak selalu dan tidak semua hal yang ada di dalam dualisme selalu harus bertentangan. Free will tidak harus bertentangan dengan predestinasi. Status hamba tidak harus bertentangan dengan status anak. Keberadaan hal-hal tidak selalu bisa dikatakan berlawanan, karena di dalam dualisme ada yang sifatnya meniadakan (api vs air), ada yang sifatnya berlawanan (kutub utara vs kutub selatan), ada juga yang sifatnya melengkapi (beras vs kentang).
Dengan mengerti ini, kita akan menghemat banyak waktu dan tenaga dalam berdebat atau latah sebagai apologist dalam mempertahankan pendapat kita bahkan memilih ayat-ayat yang kita sukai untuk mendukung pendapat kita.
Dengan mengerti ini, kita tidak akan terjebak dalam dualisme di mana kita harus mempertentangkan segala sesuatunya. Karena kedua hal yang terlihat berbeda belum tentu bertentangan. Waktu dan tenaga yang sering kita pakai untuk memperdebatkan hal-hal ini bisa kita pakai untuk mempelajari peran, apa, bagaimana, dan kenapa hal-hal tersebut menjadi suatu realita atau kenyataan. Kita bisa mempelajari, misalnya, kapan dan bagaimana kita berstatus sebagai anak Bapa, dan kapan atau bagaimana kita berstatus sebagai hamba Tuhan.
Dengan mengerti ini, kita berharap bahwa kita mengerti kehendak Allah dan tujuan kita di dunia ini dan di dunia yang akan datang.
- PlainBread's blog
- Login to post comments
- 5573 reads
@PB: dualism is a good start
PB, jalan yang Anda sedang tempuh itu panjang. Saya menduga bahwa Anda sedang mengajak orang-orang untuk berlatih mengkaji teks di depan mata sambil berusaha mengabaikan pre-teks di kepala. Maksudnya gini, ketika kita membaca teks, apa yang saya lihat dan Anda lihat dalam teks itu bukan cuma tergantung ketajaman mata kita, tapi juga tergantung gangguan-gangguan dari preteks yangsudah lebih dulu nongkrong di kepala kita masing-masing.
Apa bisa kita berpikir tanpa diganggu preteks? Ya dan tidak. Preteks selalu ada dan selalu menggganggu. Namun jika kita terus sadar dahwa preteks itu ada dan terus berusaha mengesampingkannya, maka dalam suatu kesementaraan, suatu pikiran yang sangat jernih datang. Peluang kecil inilah yang memungkinkan dua orang yang berbeda pendapat bisa menemukan titik temu.
Dualism is a good start. Saya sendiri sering lupa bahwa banyak hal dalam kekristenan yang memang paradoks. Kita sering lupa dan kemudian nekat mengambil jalan pintas untuk berpikir linear, memilih salah satu, lalu memusuhi yang satu lagi.
Tradisi dari tiap denominasi bisa jadi preteks yang mengganggu diskusi. Supaya diskusi tidak terganggu, maka sebagian orang setuju untuk berpedoman pada Alkitab, sebagai traktor sampah pengusir preteks-preteks tradisi denominasi. Tapi tidak semua dari kita sadar, bahwa preteks itu bisa berupa apapun, termasuk Alkitab itu sendiri. JIka Anda mengajak mengesampingkan Alkitab (yg sedang membandel menjadi preteks di kepala) barang sejenak, orang bisa-bisa mengira Anda sedang mengajak murtad :p.
Seorang dokter bedah bisa menjadi sangat ahli di bidangnya tanpa harus setuju dengan Teori Evolusi Darwin. Tapi apa seorang pendeta bisa menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendeta jika ia kehilangan keyakinan atas pondasi-pondasi iman kristen? Jika misalnya seorang Imam Katolik suatu pagi bangun tidur dan tidak lagi meyakini roti gepeng bulat itu sungguh-sungguh menjadi daging Yesus beneran, apa ia bisa memimpin Misa hari itu? Kira-kira ini bisa jadi pembeda antara sains dan teologi.
(Karena saya banyak sepaham dengan Anda, kayaknya komen2 saya tak terlalu berguna. Kata temen saya, kalau ada dua orang sering sepaham, salah satu mending pulang saja, menuh-menuhin ruang rapat. Pamit dulu, kapan2 main lagi)
.
@Agama A text without a context is a pretext
Saya harapkan seperti itu, jalan saya masih panjang. Dalam banyak hal, saya tidak senang berejakulasi dini. Dalam artian lain, saya tidak senang berlari sprint, tapi berlari marathon.
Komentar anda mengingatkan saya sama salah satu tulisan saya yang berjudul "Altered Perception" Salah satu topik yang seru di dalam psikologi sosial dan psikoanalisis.
Kalo di SS ini, tulisan2 Hai-Hai yang berseri itu adalah contoh bagus bagaimana seorang kristen mencoba melepaskan diri dari preteks. Mencoba mendekonstruksi sesuatu untuk merekonstruksi lagi.
Dalam pembahasan preteks, ada orang2 kristen seperti saya yang meninggikan soal pentingnya makna konteks. Makanya ada semboyan dalam teologi: "a text without a context is a pretext". Memang gak salah. Tapi bukan text saja yang bisa berubah menjadi pretext, konteks pun juga bisa menjadi pre-context (alias bias). Karena adanya altered perception itu. Akhirnya sering saya liat semboyan tersebut merely jadi semboyan belaka. Tidak berarti apa2 lagi. Kekristenan sudah ada pakem2nya, sudah ada jalur2nya. Begitu keluar sedikit, mata orang langsung melotot. Pakem2 dan jalur2 tersebut adalah preteks.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@ PB, apa anda bermaksud..
PB:
Kita ambil contoh pertama: Allah dan kebaikan.
Di dalam dualisme, Allah dan kebaikan akan berdualisme dengan Iblis dan kejahatan. Pada kenyataannya jika kita ingin membahas dari sudut pandang alkitab, Iblis tidak mungkin berlawanan dengan Allah karena Iblis adalah ciptaan Allah. Sekalipun dianggap lawan, kedua pihak ini tidak sepadan atau tidak seimbang. Lagipula apakah benar bahwa Allah sinonim dengan kebaikan? Benar. Ada banyak ayat untuk mendukung hal tersebut, misalnya:
Luk 11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
Yak 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
Dari ayat-ayat seperti saya kutip di atas, orang bisa saja mengambil tafsiran bahwa Bapa bersinonim dengan kebaikan. Tidak mungkin Bapa memberikan ular jika si anak meminta roti.
Tapi jangan kita melupakan, bahwa ada ayat-ayat lain yang terlihat menyatakan hal yang sebaliknya:
Yes 45:7 yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini.
Kej 6:17 Sebab sesungguhnya Aku akan mendatangkan air bah meliputi bumi untuk memusnahkan segala yang hidup dan bernyawa di kolong langit; segala yang ada di bumi akan mati binasa.
DETA:
Apa anda benar-benar bermaksud bahwa Allah itu BAIK sekaligus JAHAT? Atau kadang-kadang BAIK kadang-kadang JAHAT?
Apa anda benar-benar bermaksud bahwa Allah itu ADIL sekaligus TIDAK ADIL? Atau kadang-kadang ADIL kadang-kadang TIDAK ADIL?
dst...
Apa demikian ??
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta Saya tidak bermain2
Iya deta, saya benar2 bermaksud seperti itu. Masa saya gak benar2 sih alias bermain2 saja :p
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@ PB, tidak berakal budi
Ayub
34:10. Oleh sebab itu, kamu orang-orang yang berakal budi, dengarkanlah aku: Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang.
34:11 Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya, dan membuat setiap orang mengalami sesuai kelakuannya.
34:12 Sungguh, Allah tidak berlaku curang, Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta Siapa?
Siapa yang berakal budi?
Trus maksudnya kasih ayat2 itu apaan? Hahaha.
Ayat di alkitab itu ada 3 ribuan. Anda mau ngajak maen pedang, alias adu2 ayat alkitab atau gimana nih? :)
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@ PB, gak tau
Siapa yang berakal budi?
Gak tahu, anda tahu?
Trus maksudnya kasih ayat2 itu apaan? Hahaha.
Ayat di alkitab itu ada 3 ribuan. Anda mau ngajak maen pedang, alias adu2 ayat alkitab atau gimana nih? :)
Gak ada maksud apa-apa, sy juga malas adu pedang. Saya hanya mengutip ayat yang berkata bahwa Allah itu ADIL.
Ternyata NGGAK ya? Kadang kita sependapat nih. Soalnya saya sendiri kadang menuduh Allah itu TIDAK ADIL dan JAHAT !! Hahaha...
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta Persepsi
Gak tahu, anda tahu?
Elifas, Bildad, Zofar
Gak ada maksud apa-apa, sy juga malas adu pedang. Saya hanya mengutip ayat yang berkata bahwa Allah itu ADIL.
Ternyata NGGAK ya? Kadang kita sependapat nih. Soalnya saya sendiri kadang menuduh Allah itu TIDAK ADIL dan JAHAT !! Hahaha...
Hehehe. Yah begitulah. Saya senang anda mengerti.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
bebas memilih tidak memilih
Sebelum melabel apakah sesuatu itu baik atau buruk, tentulah kita harus mengakui bahwa hal tersebut adalah suatu kenyataan. Terang adalah realita. Gelap adalah realita. Mengakui bahwa hal-hal tersebut adalah suatu kenyataan atau realita merupakan langkah pertama untuk masuk ke dalam dualisme.
Dengan mengerti ini, kita tidak akan terjebak dalam dualisme di mana kita harus mempertentangkan segala sesuatunya. Karena kedua hal yang terlihat berbeda belum tentu bertentangan.
Senang sekali membaca blog ini, I sangat suka, pasang jempol ah
Seminggu ini sedang membebaskan diri dari "memilih", ( meski "tidak memilih" atau "memilih keduanya" itu juga salah satu bentuk pilihan..) ketika menerima semua pilihan sebagai hal yang netral, tidak mempertentangkannya, menerima realita sebagai realita, membuat lebih mudah menjalani hidup ini.
Realitas itu juga termasuk kebenaran.
Aku melihat pendapat anda disini sangat bijaksana.
Betul sekali. Kita orang kristen sebagai hamba Tuhan dan anak-Nya juga. Kita hanya perlu mengerti posisi kita dimana pada suatu kondisi.
Yang paling aneh aku melihat di antar orang kristen yaitu perdebatan ttg free will (jujur aja aku baru-baru aja tau fenomena ini, krn seseorang calvinist yg fanatik).
Aku pribadi aku percaya free will, krn aku melihat aku melakukan dosa itu kehendakku, aku melihat sama jg dgn org lain, begitu jg klo aku belajar dari tokoh2 di alkitab.
Tapi apa kenapa si orang2 begitu ribut ttg hal ini? Orang percaya dengan free will atau tidak itu bkn dasar keselamatan.Toh kita pointnya kita harus melakukan kehendak Tuhan.
Apa pun yang kita bilang, tapi klo kita tidak melakukan kehendak Tuhan kt bkn org kristen.
Mat 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bijaksana
"Mengapa engkau katakan pendapatku bijaksana? Tidak ada seorang pun yang bijaksana selain Allah sendiri" - PlainBreadikus 18:18
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@PB butuh hikmat
Pendapat kamu yang memank bijaksana, tapi kamu kurang hikmat alias gk bijaksana. Itu terlihat dari tanggapan kamu. Memank betul kata kamu, tidak ada seorang pun yang bijaksana selain Allah sendiri. Tidak ada seorang pun yang bijaksana termasuk aku dan kamu. Tapi kiranya itu bukan menjadi alasan kita untuk menjadi tidak bijak malahan bebal, karena Tuhan menghendaki kita bijaksana.
Rasanya saya jg ingin menerangkan ttg kata kita disini, kenapa anda menggunakan kalimat "tidak seorang pun yang bijaksana"? Kenapa anda tidak bilang saya tidak bijaksanan? Padahal anda sendiri yang menyarankan hal tersebut? Untuk menghindari kata kita. Kalau anda berkata tidak seorang pun, berarti semua orang. -Pakailah hikmat saudara ku :)
Saya pake kita disini : Tapi kiranya itu bukan menjadi alasan kita untuk menjadi tidak bijak malahan bebal, karena Tuhan menghendaki kita bijaksana.
Karena kalo saya pake saya itu buat saya sendiri, padahal menjadi bijaksana itu kehendak Tuhan untuk semua orang. Karena Tuhan benci kebebalan. Cukup logis kan kalo saya memakai kata kita.
Lentin Apakah hikmat itu?
Apa sih hikmat? Apa sih bijaksana?
Apa itu berkata2 yang manis, berkata2 yang lembut, berkata2 yang menasihati, dibilang orang yang berhikmat, dibilang pendapat yang bijaksana?
Apa sih bebal? Apa bisa dibilang bebal karena dinasihati tapi tidak mendengar? Apa dibiilang bebal karena menolak diberikan pujian?
Lentin. Saya sudah bertemu Hikmat. Pipi kiri dan kanan saya ditampar olehnya. Rasanya panas, menyakitkan. Bahkan karena begitu menyakitkan, saya pikir telinga saya mengeluarkan darah ketika pipi saya ditampar.
Anda pernah mengunjungi atau tinggal di Jakarta? Bagaimana perasaan anda jika ada seorang yang belum pernah ke Jakarta, tapi menasihati anda soal isi kota Jakarta? Anda akan menganggap orang itu sok tau, atau mungkin orang gila. Atau mungkin anda akan tersenyum2 saja tidak menganggap orang itu patut diseriusi.
Please jangan ngomongin soal hikmat kalo anda belum pernah bertemu dengannya. Dengan membaca celoteh anda, sepertinya anda belum pernah bertemu dengan hikmat. Mungkin hanya mendengar dari kata orang. Tapi anda sepertinya sudah berasa seperti sudah bertemu dengannya. Itu namanya menipu diri sendiri. Apalagi dengan menipu diri sendiri, anda sudah merasa orang lain perlu anda nasihati, orang lain perlu anda ajari. Mungkin memang benar yang saya tulis, menasihati sudah jadi sifat genetik rohani beberapa orang.
"It's not what I think that' important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God
@PB LOL LOL LOL
cape de cape de... kalo hikmat temen ente ato siapa ente yg pernah nampar ente gue blm pernah ketemu tuch.
Pesen aku, km nyadar bkn km aja yg hidup di dunia ini. Ok! Klo km gk ngerti maksud aku mungkin Hikmat perlu pukul kepala km.
@Lentin Pesan Sponsor
Dulu waktu saya aktif pelayanan, saya maunya kotbahin orang terus. Masuk ke forum2, menganggap bahwa saya datang dengan misi khusus, menobatkan orang2. Pergi ke sekolah dan ke tempat kerja, saya merasa bahwa saya ini berbeda dari orang2 lain. Dapet kotbah dari gereja, saya setiap kali mencatat. Karena saya tahu, kotbah2 tersebut perlu didengarkan orang lain jadi akan saya kotbahkan kotbah tersebut buat orang2 lain, bukan buat saya.
Saya? Oh saya ini kan terpilih. Anak Tuhan gini loh. Setiap jam melayani, setiap jam membaca firman Tuhan. Orang2 lain perlu bertobat, bukan saya. Orang2 lain yang perlu rajin membaca alkitab, supaya mereka jadi seperti saya.
Tapi akhirnya saya bertobat. Bertobat dari kebodohan dan kedunguan saya.
Ternyata saya menipu diri sendiri. Menyangka sudah hebat, padahal ilmu baru seujung kuku. Merasa sudah paling tau isi alkitab, gak taunya orang2 di jalanan lebih mengerti isi alkitab daripada saya. Merasa orang2 lain perlu bertobat, padahal saya hidup dalam kepalsuan yang dibungkus dengan ayat2 alkitab yang berbunyi indah bak pesan2 zodiak dan horoskop. Merasa bahwa pelayanan yang saya lakukan buat Kristus, padahal pelayanan untuk diri sendiri alias egois alias sombong alias sok tau.
Lentin, ketika saya membaca tulisan2 anda, itu mengingatkan saya akan masa lalu saya yang penuh dengan kepura-puraan dan penipuan. So go ahead and make my day.
"It's not what I think that' important. It's not what you think that's important. It's what God thinks that's important. Now I'm going to tell you what God thinks!" - Chosen people of God
@PlainBread Oh gitu ya... mmm
Thanks for sharing your experience, I very much appreciate that.
Saya tidak mengenal anda, dan anda juga tidak tau siapa saya. Saya melihat beberapa orang yg memberi respon terhadapat tulisan saya di blog ini, seakan-akan sangat mengenal saya, mereka merasa saya baru lahir kemarin, dan tidak mengerti apa-apa tentang hidup ini.
Pada tulisan2 saya, saya hanya berusaha jujur. Saya tidak pernah merasa diri saya lebih dari orang atau lebih hebat drpada orang lain, walaupun mungkin itu penilaian anda thdp saya krn tulisan2 saya. Mungkin saat anda membaca tulisan saya anda menilai seperti yang anda punya, yaitu pengalaman anda. Saya sungguh memaklumi hal tersebut.
Tapi saya sangat menghargai apa yang anda bagikan tentang pengalaman hidup anda diatas.
About blushing...
@PB LOL LOL LOL
cape de cape de... kalo hikmat temen ente ato siapa ente yg pernah nampar ente gue blm pernah ketemu tuch.
Pesen aku, km nyadar bkn km aja yg hidup di dunia ini. Ok! Klo km gk ngerti maksud aku mungkin Hikmat perlu pukul kepala km.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Why min always blushing kalo membaca comment-comment dari sang penulis rohani SS yah?
Agak blushing dan worry...
Somebody know why?
@minmerry gak tau
Halo min,
saya gk tau km, sy gk kenal. Saya kurang tau kenapa km bisa seperti itu. Dan saya juga tidak mau tau kenapa.
@ Lentin : LOL LOL LOL
@PB LOL LOL LOL
cape de cape de... kalo hikmat temen ente ato siapa ente yg pernah nampar ente gue blm pernah ketemu tuch.
Pesen aku, km nyadar bkn km aja yg hidup di dunia ini. Ok! Klo km gk ngerti maksud aku mungkin Hikmat perlu pukul kepala km.
@minmerry gak tau
baru
Halo min,
saya gk tau km, sy gk kenal. Saya kurang tau kenapa km bisa seperti itu. Dan saya juga tidak mau tau kenapa.
---------------------------------------------------------------------------------------------
Why min always blushing kalo membaca comment-comment dari sang penulis rohani SS yah?
Agak blushing dan worry...
Somebody know why?
--------------------------------------------------------------------------------------------
Selain blushing, aku jadi nambah satu feeling... Kenapa penulis rohani SS ini juga terasa "chicken" ya?
LOL LOL LOL
Petok petok petok... ^^
petok petok
suka suka engko lah... silahkan menilai atau menghakimi atau merasakan apapun, hehehe...