Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Orang-orang yang tidak pernah melihat mujizat
ORANG-ORANG YANG TIDAK PERNAH MELIHAT MUJIZAT
Alkitab mencatat bahwa sekalipun Yesus melakukan banyak sekali mujizat, dan ribuan orang menyaksikannya, namun ada kelompok-kelompok tertentu yang tidak pernah menyaksikan mujizat-mujizat itu, sehingga mereka hanya mendengar dari orang-orang bahwa: telah terjadi mujizat ini, telah terjadi mujizat itu, dan seterusnya. Begitu juga ketika Yesus sudah naik ke Sorga, Petrus dan kawan-kawan juga “melakukan” mujizat yang menyolok mata, dan kembali orang-orang tertentu hanya bisa mendengar bahwa telah terjadi mujizat.
Salah satu mujizat Yesus adalah menghidupkan Lazarus yang telah mati selama 4 hari (Yohanes 11:1-45). Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi imam-imam kepala, orang-orang rohaniwan, kaum terpelajar, mereka hanya mendengar peristiwa itu, yang begitu menghebohkan khalayak. Alih-alih mereka ikutan percaya, namun justru merancang untuk membunuh Yesus (ayat 53).
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, fenomena apa ini? Bebal? Bodoh? Penolakan?
Injil Lukas pasal 23 mengisahkan ketika Yesus ditangkap, lalu diinterogasi oleh Pilatus, dan kelompok imam Yahudi mencecar Yesus dengan tuduhan-tuduhan sebagai Penyesat, dan ketika Pilatus tahu bahwa Yesus seorang Galilea yang di bawah pemerintahan raja Herodes, maka Pilatus mengirim Yesus kepada Herodes.
Ketika Herodes melihat Yesus, ia sangat girang. Sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering mendengar tentang Dia, lagipula Herodes mengharapkan melihat bagaimana Yesus mengadakan suatu tanda. Ia mengajukan banyak pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak memberi jawaban apapun. Sementara itu imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat maju ke depan dan melontarkan tuduhan-tuduhan yang berat terhadap Dia. Maka mulailah Herodes dan pasukannya menista dan mengolok-olokkan Dia, ia mengenakan jubah kebesaran kepada-Nya lalu mengirim Dia kembali kepada Pilatus.
Mujizat tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan Tuhan, karena justru Tuhan lah pelaku mujizat. Sebagai Sang Pencipta, Tuhan bukanlah jongos yang dapat disuruh-suruh oleh manusia. Kalaupun hamba-hamba Yesus melakukan penginjilan (baca = melakukan titah Tuhan) dan berharap terjadi sebuah mujizat, maka tentu saja dengan senang hati Tuhan melakukannya, jika hamba-Nya itu melakukan pelayanan dengan benar. Ketika Petrus berkata kepada seorang lumpuh "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!", maka saat itu juga Yesus bertindak menggenapi perkataan hamba setianya itu, sehingga Eneas yang sudah 8 tahun lumpuh menjadi sembuh (Kisah 9:33-34).
Juga di Yope, seorang murid bernama Tabita alias Dorkas yang banyak berbuat baik dan memberi sedekah, suatu ketika dia sakit dan meninggal. Lalu Petrus datang. Kalimat-kalimat ini mengharukan saya: Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. Petrus menyuruh orang-orang yang berkabung itu keluar, dan lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk (Kisah 9:39,40). Lagi-lagi, Yesus menggenapi perkataan hamba-Nya itu.
Lalu mengapa kepada orang-orang tertentu, Yesus menunjukkan mujizat-Nya, dan kepada kelompok tertentu lainnya Tuhan memilih diam dan enggan melakukan mujizat?
Apakah karena ini:
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu (Lukas 10:21).
Apakah seseorang tidak boleh bijak, dan tidak boleh pandai, agar ia menyaksikan mujizat?
Tidak juga, karena Paulus juga seorang yang bijak, dan mantan mahasiswa ini juga seorang yang cerdas pandai. Lalu apa?
Bagaimana dengan ayat-ayat ini:
Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu (Yesaya 2:11).
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Matius 23:12).
Segala hikmat dan kecerdasan hanyalah pemberian Tuhan. Kecerdasan Daniel yang sepuluh kali lipat manusia biasa, itu pun anugerah Allah, namun tokoh ini tetap rendah hati, buktinya Allah meninggikan dia. Sepertinya kesombongan terjadi ketika seseorang “mengakui dengan hatinya” bahwa semua hikmat dan kecerdasan yang dia miliki adalah karena kehebatannya, karena usahanya, dan lupa (apa ngak tahu?) bahwa itu hanyalah titipan Allah.
Jika Anda masih berharap mujizat, belajarlah untuk “meraih hati Tuhan”, untuk membuat hati Tuhan terpikat kepada sikap dan perilaku Anda yang rendah hati, taat Firman, dan melakukan Firman dengan sukacita, dan kikis semua benih kesombongan sampai 0% , itulah sebagian kuncinya. Menantang Tuhan untuk melakukan mujizat adalah ekspresi kesombongan, dan Anda mungkin tidak akan mengalami apapun, kecuali kekecewaan.
Salam.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 4721 reads
Muji: Apakah orang sombong tidak bisa mengalami mujizat?
Apakah orang sombong tidak bisa mengalami mujizat?
SF: Suka-suka Tuhan
Apakah orang sombong tidak bisa mengalami mujizat?
Muji:
Suka-suka Tuhan, kerana Firaun dan Mesir juga pernah alami, ...
Tinggal liat-liat tujuannya.
Tani Desa
Dengarlah Pasir Berbisik Aku tak PERCAYA mujizat...
Kalaupun hamba-hamba Yesus melakukan penginjilan (baca = melakukan titah Tuhan) dan berharap terjadi sebuah mujizat, maka tentu saja dengan senang hati Tuhan melakukannya, jika hamba-Nya itu melakukan pelayanan dengan benar.
Kalau gak ada penginjilan dan gak berharap apakah mujizat gak terjadi? apakah TUHAN mengadakan MUJIZAT itu dadakan? bagaimana rencana TUHAN dari KEKAL hingga KEKAL?
Sandman
Sandman:
Kalau gak ada penginjilan dan gak berharap apakah mujizat gak terjadi?
Muji:
Tinggal bagaimana Anda memahami mujizat. Jika pemahaman terlalu longgar, misalnya kalau jantung berdenyut disebut mujizat juga, maka mujizat selalu terjadi, sekalipun ngak ada penginjilan.
Tetapi jika Anda menggunakan pemahaman yang ketat, yakni jika mujizat dipahami sebagai kejadian yang tidak biasa, melainkan luarbiasa, dan pelakunya memang jelas-jelas Tuhan, maka tinggal suka-suka Tuhan lakukan rencana-Nya. Taruhlah di sebuah desa terpencil yang belum terjamah Injil dan ngak ada gerakan penginjilan ke situ, maka Tuhan dapat lakukan sebuah mujizat dengan cara apapun. Katakanlah, dengan mujizat itu Tuhan sedang "memperkenalkan diri-Nya".
Sandman:
apakah TUHAN mengadakan MUJIZAT itu dadakan?
Muji:
Menurut saya, TUHAN itu Maha Cerdas, dan kalau pun Dia mau adakan mujizat, tentu ada tujuan TERTENTU lewat mujizat itu sesuai rancangan-Nya, dan saya rasa itu bukan dadakan.
Sandman:
bagaimana rencana TUHAN dari KEKAL hingga KEKAL?
Muji:
Saya rasa Anda juga tahu bahwa rencana TUHAN dari KEKAL hingga KEKAL, sebagian tercatat di Alkitab, Firman-Nya, dan saya percaya Sandman lebih tahu itu, sehingga Muji tidak level untuk memberitahu di mana ayat-ayat itu kepada suhu seperti Anda.
Salam.
Tani Desa
Dengarlah Pasir Berbisik Aku tak PERCAYA mujizat...
Jawabannya ngelindur, orang itu satu pertanyaan, di jawab terpisah. Ampun Dj...
Kudengar pasir berbisik
Ha ha ha ha, sand, mulai ketok ketok kepala ?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
@KH Kera Ngalam
Musim hujan kera ngalam bersembunyi di rimbunan dan teduhnya pohon2, kemana aja kang mas?
bang Muji
bang muji....pernah lihat mujizat palsu nggak ?
Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?
@5p Arta, mujizat palsu
5p Arta:
bang muji....pernah lihat mujizat palsu nggak ?
Muji:
Mungkin pernah. Tetapi contoh mujizat palsu dapat dibaca pada kisah tatkala Musa dan Harun "perang tanding" dengan penyihir-penyihir Firaun.
Waktu itu TUHAN mengubah tongkat Musa menjadi seekor ular:
Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu mereka berbuat seperti yang
diperintahkan TUHAN; Harun melemparkan tongkatnya di depan Firaun dan para
pegawainya, maka tongkat itu menjadi ular (Keluaran 7:10)
Itu adalah mujizat ASLI karena kuasa TUHAN yang melakukannya.
Sekarang kita bandingkan dengan yang ini:
Kemudian Firaunpun memanggil orang-orang berilmu dan ahli-ahli sihir; dan
merekapun, ahli-ahli Mesir itu, membuat yang demikian juga dengan ilmu mantera
mereka. Masing-masing mereka melemparkan tongkatnya, dan tongkat-tongkat itu menjadi ular; ... (Kel 7:11-12)
Nah kalau yang itu adalah MUJIZAT PALSU karena bukan kuasa TUHAN yang mengerjakannya.
Lalu Sadrach, Mesakh dan Abednego pernah berjalan di tengah-tengah tungku api yang sangat panas namun tidak terbakar (Kitab Daniel pasal 3). Ini adalah contoh mujizat asli lainnya.
Kemudian jika saat ini seorang pesulap atau "orang pintar" yang TANPA TRIK bisa berjalan melewati api dengan kaki telanjang tetapi tidak terbakar setalah dia mengucapkan mantera2 tertentu, entahkah itu dia ucapkan menjelang dia lakukan itu ataukah jauh-jauh hari sebelumnya, maka itu DISANGSIKAN merupakan mujizat.
Memang saya pernah melihat seorang teman, dengan MELATIH PERNAFASAN, dia menorehkan ujung rokok yang sedang membara ke kulit tangannya dan tidak terbakar. Tetapi apakah itu suatu mujizat ataukah sesuatu yang alamiah, artinya setiap orang sebenarnya bisa melakukannya kalau telah belajar dengan baik, saya belum tahu.
Salam.
Tani Desa