Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Perlunya tenggelam sampai ke Dasar, atau Anda berpeluang menjadi PENGKHIANAT
PERLUNYA TENGGELAM SAMPAI KE DASAR, ATAU ANDA AKAN BERPELUANG MENJADI PENGKHIANAT
Sekian tahun yang lalu seseorang berceritera kepada saya tentang seorang dosen bahkan dia seorang Doktor Theologia di sebuah STT Yogyakarta yang akhirnya murtad justru setelah mempelajari Alkitab lebih dalam. Saya waktu itu sempat tercenung, kenapa ya? Apa yang salah? Alkitabkah? Atau apakah ada pemahaman yang salah tentang Alkitab Firman Tuhan? Mungkinkah seseorang merasa telah memahami Alkitab padahal pemahamannya keliru? Pada saat itu saya tidak mengejar detil siapa tokoh murtadin dimaksud.
Alkitab mencatat 12 rasul Yesus dan hanya satu yang "murtad" di awal, yaitu Yudas Iskariot, yang menurut penulis Injil, Yudas yang ini suka mencuri uang kas yang dipegangnya, tetapi kesebelas rasul lainnya, mereka tetap setia memberitakan Injil. Saya berfikir, apakah kesebelas rasul itu membaca kitab-kitab Musa? Apakah mereka membaca dan memahami bagaimana kerasnya YHWH kepada Israel maupun bangsa-bangsa lain? Apakah mereka juga membaca kitab para nabi yang lain? Saya berpendapat bahwa kesebelas rasul itu juga membaca baik kitab Musa maupun kitab para nabi Allah. Tapi sepertinya Petrus dan kawan-kawan tidak mempermasalahkan "kebiadaban" YHWH di masa purba. Lalu, apakah para rasul itu sebenarnya memahami tetapi "menutup mata" atau pura-pura tidak tahu? Ataukah mereka memahami dengan pemahaman yang benar?
Bagaimana dengan pendapat Yesus soal itu? Atau apakah Yesus juga berpura-pura tidak tahu karena (jika benar) YHWH adalah Yesus itu sendiri sehingga Dia tidak mau membicarakan "borok-Nya" sendiri? Saya yakin Yesus tidak menyembunyikan kebenaran. Namun faktanya Yesus tidak pernah mencela YHWH, mengolok-olok-Nya maupun menghakimi-Nya sebagai Allah yang kejam bin jahat.
Kembali dengan kesebelas rasul Yesus, Alkitab tidak mencatat bahwa kesebelas rasul itu mencela YHWH, mereka nampaknya mengikuti guru mereka, yaitu Yesus, untuk menghormati nama yang mulia: YHWH. Mereka adalah pelayan-pelayan Tuhan yang siap mati demi Injil yang sudah dipahaminya. Lalu apa yang membuat kesebelas rasul itu begitu tangguh sehingga mereka mustahil murtad?
Masih ada lagi seorang rasul yang luarbiasa: rasul Paulus. Tokoh ini bahkan pernah dilempari batu sampai dikira sudah meninggal, tetapi ketika orang-orang sudah pergi, Paulus tertatih-tatih menyeruak keluar dari timbunan batu, ngeloyor pergi dan keesokan harinya sudah "ngoceh" lagi memberitakan Injil. Sungguh luarbiasa!!
Tetapi apa yang membuat hamba-hamba Yesus itu tampil begitu tangguh, dan "memilih" dibunuh mati dari pada menyangkali Injil?
Jawabannya sederhana: Karena para rasul itu telah memasuki ranah Kuasa Allah oleh sebab keberadaan Roh Kudus dan telah memiliki Iman Yang Benar dalam diri mereka, sehingga mereka bukan saja mampu memberitakan Injil dengan perkataan saja, namun juga dengan Kuasa!!!!!
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa;(Yoh 14:12)
Para rasul bukan hanya merasa memahami Injil, namun mereka memang benar-benar telah mencapai pemahaman yang benar tentang Injil, yang bukan hanya soal teori (perkataan) tetapi juga praktek (Kuasa Allah) dengan mujizat, kesembuhan ilahi, mengusir setan dan sebagainya.
Kembali kepada seorang Doktor theologia Kristen yang murtad, saya berpikir: mungkinkah dia pernah menumpangkan tangan atas orang sakit (demi nama Yesus) dan orang itu menjadi sembuh? Pernahkah dia mengusir setan (demi nama Yesus) dan setannya ngacir? Jika saat ini saya (yang "bukan siapa-siapa") tidak berselera untuk mengganti landasan iman saya (murtad) apalagi menghujat nama yang mulia: YHWH, bukan karena saya tidak mempelajari kitab sucinya orang lain, karena saya juga membaca kitab-kitab lain, namun pengalaman saya dengan kuasa Roh Kudus memustahilkan saya meninggalkan Iman kepada Yesus. Saya hanya ingin mengikuti Yesus dan keteladanan para rasul. Jika Yesus dan para rasul tidak menghujat YHWH, begitupun saya. Emang kita lebih berhikmat dari Petrus dan Paulus?
Menjalani hidup dengan berhati-hati saja kadang bisa terpeleset, apalagi kalau dengan ceroboh. Yuk kita berusaha memasuki ranah Kuasa Allah, maka landasan iman kita akan semakin teguh.
Tuhan Yesus memberkati.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 4315 reads
Never say Never
PB, pengakuaan tidak selalu mrpkn ekspresi kesombongan
PB:
Tani Desa
pak muji, murtad itu indah
------- XXX -------
Guestx, Mario Teguh
guestx:
Tani Desa
@Muji, Bisa jadi
Muji:
Hari Minggu kemarin, Mario Teguh berkata, yang bermakna: Orang yang berkeyakinan kalau sebuah KESALAHAN adalah suatu KEBENARAN akan melahirkan ungkapan : BAGI KAMU AGAMAMU, BAGI AKU AGAMAKU. (lakuum dinikuum waliadin ?)
Lapan:
Gak setuju... Ungkapan itu bisa juga dilahirkan karena orang yang berkeyakinan A tau bahwa dia tidak bisa memaksakan orang lain yang berkeyakinan B bahwa keyakinan A yang benar. Atau karena orang yang berkeyakinan A memberitau orang lain yang berkeyakinan B bahwa orang itu tidak bisa memaksakan padanya kalau keyakinan B yang benar =p
btw, itu artinya apa ya lakuum dinikuum waliadin?
imprisoned by words...
Lapan, lakuum dinikum waliadiin
Lapan:
btw, itu artinya apa ya lakuum dinikuum waliadin?
Muji:
Menurut kitab tetangga sebelah, itu arti longgarnya: bagi kamu agamamu, bagi kami agama kami. (speed reading).
Ya, Lapan bisa juga benar, dan Mario Teguh juga bisa salah, apalagi Muji.
Tani Desa