Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Cerita Ringan Relawan (2)

Purnawan Kristanto's picture

Dalam hal tertentu, rasa memiliki yang dimiliki oleh jemaat terhadap gerejanya itu baik. Tapi dalam situasi tertantu, rasa memiliki itu kadang bikin jengkel dan geli. Seperti dalam bencana, misalnya. Jemaat kadang merasa bahwa barang-barang yang ada di posko itu milik mereka sehingga berhak menyalurkan barang sesuai selera mereka tanpa koordinasi.

Pagi tadi terjadi kepanikan karena pemerintah menambah wilayah aman bencana dari radius 15 menjadi 20 km. Akibatnya, pengungsi kocar-kacir dan muncul titik-titk pengungsi baru.

Subuh itu, saya segera mengoperasikan SMS centre gereja untuk mobilisasi nasi bungkus. Selain itu juga membuka dapur umum. Puji Tuhan, ada sekitar 640 bungkus bisa disediakan secara impromptu. Siangnya, kami mengerahkan jemaat untuk memasak. Lalu tiba-tiba kami mendapat kabar bahwa ada anggota jemaat yang tanpa koordinasi dengan posko langsung mengambil puluhan nasi bungkus di dapur umum dan membagi-bagikan sendiri nasi bungkus itu. Hal itu membuat berang koordinator posko.

"Kalau masing-masing orang lancang berbuat sendiri-sendiri, maka planning kita akan berantakan." keluh sang koordinator.

"Oh itu bukan lancang," sahut relawan lain dengan nada bercanda, "bahasa halusnya itu jemaat mengambil inisiatif tanpa diperintah."

Maka suasana yang tegang itu mereda kembali. Kami lalu teringat asal-usul istilah "Inisiatif tanpa diperintah" ini.

Beberapa hari yang lalu, kami mengadakan pertunjukan badut sulap untuk anak-anak pengungsi. Kami menyiapkan 100 bingkisan untuk dibagikan. Karena tidak bisa ikut, maka sya meninggalkan barang tersebut di kolportase gereja. Lalu saya mengirimkan pesan kepada pendeta Ndaru yang akan mbadut supaya mengambi sendiri di gereja.

Rupanya rencana meleset. Sebelum pak Ndaru tiba, sudah ada jemaat yang lebih dulu mengambil bingkisan itu dan membawanya sendiri ke barak pengungsi. Sesampai di barak, dia kebingungan sendiri dengan bingkisan itu. Maka dia langsung menelepon saya.

"Mas, bingkisan ini saya serahkan kemana?" tanya orang itu.

"Siapa yang menyuruh Anda membawa bingkisan itu?" tanyaku kesal, "sekarang Anda sendiri yang kebingungan 'kan?"

Terpaksa saya menghubungi pak Ndaru untuk memberitahukan perubahan ini.

"Gara-gara ada satu orang yang LANCANG, maka banyak orang yang direpotkan," keluhku pada teman semobil.

"Bahasa lugasnya LANCANG, tapi bahasa lebih halusnya adalah mengambil inisiatif tanpa diperintah," celetuk teman seperjalanan

.***

Begitulah kami menertawakan kekonyolan-kekonyolan dalam tugas kemanusiaan. kalau masih bisa menertawakan diri sendiri, maka kami tahu bahwa kami masih waras.

Photobucket

<Photo 1>

__________________

------------

Communicating good news in good ways

Daniel's picture

bukan niat jahat

hahaha, betul juga ya mas, kericuhan sering timbul bukan karena ada yang berniat jahat, tapi justru karena semua punya niat baik, tapi tanpa koordinasi yang bagus...