Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Titah Sakarep Udele Dhewe
Dahulu kala di sebuah kerajaan Takisabaca adalah seorang Raja Bahelul yang terkenal karena titahnya yang seenaknya. Rakyatnya menyebutnya "titah sakarep udele dhewe". Dia juga terkenal karena punya penasihat yang pintar setengah mati menjilat. Namanya terlalu licik untuk dikenang, kita sebut saja dia Penjilat. Dia tak kenal lelah memuja-muja Raja Bahelul agar suatu saat kerajaan itu bisa jatuh ke tangannya. Suatu saat si Penjilat mengeluhkan masalah di tengah-tengah rakyat yang tak kunjung lenyap.
"Paduka, rakyat sungguh risau dengan isu "free seks" di kalangan remaja!"
"Emang, salah ya?"
"Menurut saya sih begitu Paduka. Titah 'kondom gratis' ditentang habis-habisan oleh kalangan rakyat. Bagaimana menurut pemikiran paduka yang penuh hikmat?"
Paduka yang jarang dipuji orang lain berhikmat itu segera berkata, "Saya punya ide. Tapi, aku mau dengar pendapatmu dulu!"
"Bagaimana kalau "tes keperawanan" sebagai syarat utama pendidikan?"
"Apa? Kamu itu ada-ada aja. Apa untungnya itu bagiku?"
"Ah, paduka jangan pura-pura bodoh. Saya tahu kalau paduka tahu bahwa segala tes itu "uud" alias ujung-ujungnya duit. Coba tengok ujian ganasional, ujian masuk tekah, esdeh, esempeh, esmeah, negarah, kebanyakan pake duit. Ini bisa jadi tambang emas bagi kita, Paduka."
"Saya betul juga ya! Bayangkan aja pentingnya tes ini. Berapa banyak orang yang mau nyogok demi dinyatakan 'masih perawan'. Ah, saya itu memang cerdas."
"Ya, raja memang cerdas, tidak seperti rakyat kita yang mudah dikelabuhi. Jika nanti banyak yang tidak bisa dapat pendidikan, rakyat tambah bodoh. Paduka akan semakin jaya. Ha ha ha! Rakyat serta wanita-wanita itu akan malu secara psikologis. Pastinya, angka bunuh diri dan kegilaan akan naik. Tapi, peduli amat yang penting Paduka tetap jaya atas nama moral, bukan?"
"Betul, betul, betul. Hak hak hak! Tapi, emang kamu perjaka pas esempeh?"
"Kalo laki lain soal, Paduka. Tidak bakal ketahuan. Ha ha ha!"
"Aku ini sudah lelaki, cerdas lagi. Hebat sekali aku ya. Terus kapan aku mengeluarkan titah itu? Bagaimana?"
"Paduka yang mulia, yang bijak, yang pintar, keluarkan titah itu secepatnya sebelum rakyat sempat protes! Sebelum akhirnya mahasiswa- mahasiswa yang cerdas itu berpikir. Kita tidak perlu sulit-sulit memikirkan mekanisme, visibilitas, filosofis dari titah ini. Yang gampang tidak perlu dijadikan susah. Biarkan saya saja yang memikirkan dan menguji keperawanan mereka. Satu per satu, saya rela. Ha ha ha!"
"Enak saja. Aku saja! Kalau kamu bukan penasihatku, kamu pasti ku hukum mati. Kok seenaknya?!" Ujar Raja geram.
"Terima kasih atas kemurahan hati dan kebijaksanaan Paduka yang rela mengampuni hamba."
Begitulah percakapan rahasia kerajaan Takisabaca. Rahasia sebenarnya, ketika Raja Bahelul terkagum-kagum atas dirinya sendiri, si Penjilat itu tertawa geli dalam hati, tentu saja sambil merencanakan rencana busuk selanjutnya yang lebih rahasia.
- psikologila's blog
- Login to post comments
- 4381 reads
tv
brasa nonton tv, yang cerita tentang negara apa itu... hahahahaha... :p
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
tes keperawanan
Aku jarang nonton tv Teo. Jadi gak inget deh negara apa itu :P
Blog ini tumpahan kekesalanku atas keputusan "tes keperawanan" di beberapa SMA di Indo :(
objek dan subjek
ho oh.. i get the idea..
tapi ga mungkin lah suatu hal itu buruk semua.. berhubung udah comment nih.. sekalian dah cuap-cuap.. hehe... menurut saya, semua hal di dunia itu seperti uang logam yang punya dua sisi.. ada buruknya, ada baiknya, tergantung melihat dari sisi mana..
mungkin dasarnya tes ini juga disebabkan oleh faktor mencengangkannya jumlah ce2 yang perawan.. konon saya pernah denger seorang pendeta di kotbahnya cerita, di sekolah kristen pun, yang masih virgin itu udah jarang.. ga tau deh yah itu sekolah apa n dimana.. yang jelas, kalau hal yang baik disalah gunakan oleh pihak-pihak tertentu demi kepentingan pribadinya, itu tidak menjadikan hal yang baik itu salah.. karena bukan objeknya, tapi subjeknya.. :D
mungkin beberapa orang udahhh terlalu desperado buat mikirin cara biar orang care lagi sama yang namanya virginity.. >.<"
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
cara desperado :)
Barangkali tujuannya itu memang baik, tapi caranya itu lho Te yang buat orang ketawa ngakak. The mechanism, visibility, psychological and filosophical aspects of this method are making no sense!!!
Bahkan di jember ada yang melakukan tes keperawanan dengan wawancara ?_?
Memberi pengarahan di sekolah-sekolah, mungkin lebih baik dari pada menendang mereka yang tidak perawan dari sekolah.
Bukankah jika tujuan yang baik dipadukan dengan cara yang tepat kepada orang-orang yang tepat dalam waktu dan keadaan yang tepat itu jauh lebih baik?
hm..
hahaha... ada banyak jalan ke roma kata orang.. berhubung teo cuma pernah denger tapi ga tau persis mpe ke dalem2nya tentang bagaimana ketentuan dan prosedur yang diterapkan.. jadi yah komen teo tentang ini sampai begini ajah deh.. hehehe...
ga mungkin untuk menyenangkan semua pihak.. yang dimaksud dengan "cara yang tepat" untuk dijalankan saya yakin pasti beda-beda untuk masing-masing orang.. berhubung cara ini yang dipandang tepat oleh orang yang punya otoritas untuk membuat undang-undang/peraturan, yah terima ajah dengan legowo.. toh nothing to lose.. @ least, perhaps some people will pay more attention to virginity.. (or pay attention to hospital/doctor price? hue6... :p)
besides.. kalo menurut teo nih.. yang nyebelin itu, mana bisa tes keperawanan buat co.. sedangkan teo yakin nih, peluang co untuk ga virgin lebih gede daripada peluang ce untuk ga virgin.. (jangan tanya akurat ato ga, cuma logikanya gitu.. mungkin standard deviasi nya gede juga sih.. wakkakakaka... :p)
n selain itu.. kan banyak kasus perkosaan/kasus selaput dara robek karena kecelakaan dsb.. gimana dengan orang-orang seperti itu..
selebihnya, untuk orang-orang yang lose it because of themselves, i don't really care.. it's their decision.. if the rules said they have to leave the school.. well.. itu konsekuensinya.. kata temen teo, "mo enaknya ajah, ke laut aje..."
itu sih yang teo pikirin.. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
tanya kenapa
Rules, especially weird rules, are to be questioned...
A Thought
Tanpa menebak dan sibuk menghakimi motivasi mereka mengajukan "Tes Keperawanan" ini, tetap saja saya akan berpikir ---> Jika cara ini bisa berhasil, tentu sudah dari duluuuuuuuuuuuuuuuuuuu banget di jadikan standarisasi Internasional u kampanye Free Sex.
How can we protect a kids from the effect of this law?
Setuju
Kebanyakan negara barat sepertinya tidak mempermasalahkan aktifitas seksual warganya -- bukannya Free Sex Campaign, tapi Sex Campaign atau Safe Sex Campaign >_< " Negara-negara Timur, budayanya beda.
Jujur Min, saya tidak tahu cara mengatasi dampak dari tes yang "mengada-ada" ini :(
Tes Perawan...
Wacana ini di gulirkan oleh salah seorang anggota DPRD Jambi entah dari Fraksi apa, tadinya wacana dan isu ini di gulirkan hanya untuk lokal area daerah jambi saja, tapi semenjak wacana tes perawan menjadi TOPIK di sebuah TV swasta akhirnya menjadi perbincangan hangat setiap, entah itu yang melihat sebagai sebuah kesempatan untuk UUD ataupun perbincangan bagi orang-orang yang kritis. Jikapun akhirnya wacana ini disahkan dan menjadi sebuah keharusan bagi parah siswi ataupun mahasiswa, maka akan ada lelucon baru, OTAK bukan ada di dengkul, tapi ada di KELAMIN.
Hak hak hak
Two thumbs for the sarcastic joke!
Nice blog
Nice blog....
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)
Thanks
Thank you Mr. Walcott...
Thanks to let me put....
Dulu, Min pernah ke Dokter Kandungan. Karena kondisi rahim diprediksi ada masalah, mum mengantar Min ke Dokter Kandungan.
Pertanyaan pertama dokter, "No Offense ya, Just between u and me, have u done it?"
Itu Min sudah SMU kelas 3. Takut sekali. Entah apa yang ditakutkan. I dont know. Suster-suster itu sangat menakutkan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sangat menakutkan. Puluhan, tiga puluh? Empat puluh? Menjawabnya dengan terbata-bata.
Somehow, ada ie-ie yang nemenin, my mum ga berani masuk, karena takut jika bener ada sesuatu yang serem di rahim Min. She can't face it.
Dan, Ie Ie/Auntie ini langsung menjawab "Dia anak baik-baik, percaya dia." Walopun Min harus mengkonfirmasi sendiri.
Dokter itu mengintruksikan untuk masuk ke ruangan periksa. Dan saat melihat insturment/alat-alat pemeriksaan dan kursinya. Min spontan menangis. My mum running inside, Panic. All i can said is "Im scared. Please, i want to leave. I dont want anymore."
Itu saat min SMU3. What im scared of? I feel Naked. Walopun Dokter itu bertanya adalah untuk hal baik. I feel sangat malu dan shock. Min sangat benci dengan suster-suster disana.
Lain jika yang ditanya ibu ibu hamil, mereka mungkin akan nyerocos saking bahagia.
Then dokter itu said to me carefully, "I trust u, you are really a good kid, u know? We cancel that okay?" Dia memerintahkan suster nya untuk menghentikan pemeriksaan.
All i want to say is, jika tes itu ditanyakan pada anak-anak, maka mereka sudah memasang standard pada anak itu. Satu kecurigaan. Kepolosan mereka akan terkikis dengan pertanyaan-pertanyaan yang menurut pihak tertentu baik.
Just imagine your baby girl, questioned like those questions.
Even orang tuanya sendiri juga belum sanggup menjawab " Dari mana datangnya Baby, Dad/Mum?"
Dan who will quarantee the effect positifnya lebih banyak dari negatifnya? Why they start (have) to put SEX in such DIRTY way?
Saya percaya, angka kenakalan anak-anak bukan hanya FREE SEX. Juga pencurian, smoking dan BULLYING.
Kenapa tidak ada tes atau pencegahan itu dalam kadar yang "sama besar"-nya dengan kampanye tes keperawanan ini? I just think. Merokok bahkan pasti guarantee perokok akan menderita kanker paru-paru. Why ini missed out dari concern mereka?
Its just not fair. Its not worth it.
Sy ga menyerang siapapun. It just a thought. And thanks to write this blog, karena saya punya tempat untuk meletakkan pemikiran ini.
Education comes first. Once they are educated well in right way, it will lead them to alot of good things.
Tergantung default setting, kata Joli. Hahhaa.
Hv a nice day, everyone. Just some thought.
@ min
tes keperawanan ini hal yang cukup besar keknya menurut teo..
pernah denger ga min, hal yang keknya rasa-rasanya cukup sepele, tentang ce di daerah tertentu disidak bajunya.. yang kalo mereka pake celana ketat model pensil, baju ketat, disuru ganti rok longgar, baju longgar mpe even rok longgarnya disediain.. see..
even the government cares about what we wear.. mungkin ke depannya di sediain seragam untuk penduduk, model-model seragam sekolah.. :p n yang ga pake seragam ga bisa keluar rumah.. hehehehe... *mengkhayal gila mode on.. hahaha... :p*
agak cocok dengan judul blog.. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
unfair it is
Thank you for sharing Min. Pengalaman Min ini menjadi bukti nyata betapa anehnya tes semacam ini untuk para pelajar. 30 question? Even 10 question about that is pretty much scary!
Gak adil, karena semua orang berhak mendapatkankan pendidikan. ini melanggar HAM!
Gak adil, karena mereka tidak memikirkan dampak psikologis dari tes ini!
Gak adil, karena mereka juga tidak memikirkan dampak sosial dari tes ini!
Gak adil, karena tes yang memakai alat ini hanya memungkinkan untuk diterapkan kepada wanita saja!
Gak adil, karena moral seharusnya tidak diukur dari "seksualitas" saja!
It's just scarily UNFAIR!!!
Wakil rakyat = rakyat
Pemahaman saya wakil rakyat adalah cerminan rakyat langsung. Kalo dulu kerajaan ada raja, kaum elite dan kaum commons, skarang tidak berubah banyak. Ada presiden, ada kaum borjuis (menteri, staff ahli, penasihat presiden) dan ada wakil rakyat (dpr, dprd).
Jadi kalo ada anggota DPR/DPRD ngomong sesuatu yang konyol, yah maklumi saja. Kaum commons kok.
Wakil rakyat
Untungnya Bread, tidak semua rakyat itu bodoh dan konyol :)
Jadi, harapan ada.
*semoga*
Tidak semua
Betul, tidak semua rakyat itu bodoh dan konyol. Saya juga tidak berkata itu. Tapi tidak semua berarti ada juga yang bodoh dan konyol kan? :) Jadi kalo ada, yah wajar saja ada wakil rakyat yang bodoh dan konyol, karena mewakili yang bodoh dan konyol.
Walaupun kita tidak setuju dengan idenya soal pemeriksaan keperawanan, tapi kita juga memaklumi kenyataan bahwa ada elemen rakyat yang berpikir seperti itu. Itulah demokrasi. Yang konyol dan bodoh pun didengarkan.
democrazy :)
Yup, it's called democrazy :)
It is even crazier when they feel that they're not being silly!