Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
8x3=23
Kemarin, saya menghadiri sebuah persekutuan doa di sebuah gereja. Pembicara persekutuan doa itu adalah Ibu Lanny Santoso. Beliau membawakan dengan baik menurut saya. Ada 1 ilustrasi cerita yang cukup berkesan di hati saya.
Itu adalah mengenai murid Konfusius (saya lupa diceritakan namanya siapa).
Konon, murid Konfusius bertaruh dengan seseorang. Bila murid Konfusius kalah, maka dia akan memberikan jabatannya kepada pihak yang menang.
Sebaliknya, bila orang itu kalah, maka dia akan memberikan nyawanya.
Hal yang dipertaruhkan adalah perihal 8x3. Murid Konfusius mengatakan 8x3=24. Orang yang menjadi lawan taruhannya mengatakan 8x3=23.
Akhirnya diputuskan Konfusius yang menjadi juri dalam taruhan ini. Ketika ditanyakan kepada Konfusius, berapakah 8x3. Konfusius menjawab 23 Murid Konfusius kalah dan dia harus menyerahkan jabatannya kepada pihak lawan.
Akhirnya muridnya bertanya kepada sang guru, mengapa gurunya membenarkan jawaban lawan taruhannya, sementara 8x3 faktanya adalah 24.
Gurunya akhirnya menjawab, "Bila lawanmu menang, dia akan kehilangan nyawanya, bila engkau kalah, engkau hanya akan kehilangan jabatanmu."
Saya pikir dalam hidup, kerap kali saya bertanya seperti ini kepada Tuhan, "Kenapa tidak seperti ini? Kenapa tidak seperti itu?" Dan saya pikir, saya adalah manusia pada umumnya. Peer besar, untuk manusia-manusia seperti saya, adalah percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu, dan Ia yang akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktuNya, yaitu ketika Ia sendiri membukakan apa yang menjadi pertanyaan-pertanyaan di hati kita.
Roma 8:28 "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
"..belajar untuk menyimak, menyimak untuk belajar.."
*belajar menulis*
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
- teograce's blog
- Login to post comments
- 9471 reads
iya juga
iya juga kok besar bisa jadi kecil, kelihatannya gak konsisten tuh, bisa malu nih orang kristen klo dibilang gak konsisten, kenapa kelihatannya gak konsisten ya?
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
8 x 3 ternyata tidak mudah ya.
Teograce: "mungkin pertanyaan yang lebih spesifik lagi adalah dalam konteks apa kesalahan mengalahkan kebenaran demi utuhnya sebuah komunitas yang pak pur maksud?"
Mbak Grace, saya hutang jawaban ya karena rasanya lebih asyik mengikuti pertarungan komen blog Mbak yang seru ini. Penatua (Pdt?) Lanny Santoso pasti mengutip ilustrasi ini dari pidato SBY.
Bisa saja ilustrasi yang dipaparkan oleh SBY ini punya hubungan dengan kasus-kasus penyimpangan yang sedang terjadi di negeri ini, yang di blow-up oleh pers tetapi pemerintah seolah-olah tidak mendengarnya.
Miyabi: "Lha, bikin diaken bayangan itu kan juga perbuatan nggak resmi kan? Unofficial? Sesuatu bukan yang di luar otoritas? Out of law yah?"
Itu pula yang pernah dituduhkan oleh para penatua ketika menyidang saya atas kegiatan illegal ini. Saya tidak bicara banyak hanya membuka buku tata gereja dan menunjuk sebuah ayat yang berbunyi, "warga jemaat secara pribadi atau melalui organisasi gereja dianjurkan untuk melakukan kegiatan kesaksian dan pelayanan." Mereka diam. Dan saya menyambung, "Bacalah kitab peraturan gereja sebelum mengurus gereja." Tetapi ini terjadi di gereja saya. Bahkan hari ini saya telah dikabari organisasi gereja melalui komisi pendidikan-nya telah bersedia mengambil sebagian beban sekolah gratis yang saya rintis agar saya tidak colapse.
Di denominasi lain, ketika saya meminta bantuan tenaga pelayanan, para pengurusnya mengatakan bahwa setiap kegiatan pelayanan yang dilakukan warga jemaatnya secara pribadi tetap harus sepengetahuan dan seijin para penatuanya. Jadi, diaken bayangan dalam denominasi ini hukumnya haram.
Btw, tengkiu telah meramaikan blog teograce.
Salam.
memang.. ternyata 8x3 tidak
memang.. ternyata 8x3 tidak mudah.. banyak sudut pandang yang berbeda.
Saya tidak tahu Ibu Lanny Santoso ini "gelar"nya apa. karena ini bukan gereja tempat saya bersekutu setiap minggunya, dan juga sepertinya ibu ini diundang untuk kotbah di gereja tersebut. :D
baik pak, nanti saya tagih yah.. xixixixi... :p
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
To all . Kebenaran dan kasih
Kebenaran tetap harus ditegakan.
8x3 = 24 adalah kebenaran. maka harus ditegakan bahwa 8x3 = 24.
8x 3 = 23 adalah salah maka harus tegakan bahwa 8x 23 salah.
Adapun kasus diatas menyangkut nyawa seseorang, sehingga konfusius MUNGKIN menganggap nyawa lebih penting diutamakan maka dia memilih untuk membenarkan yang salah. Tindakanya mencerminkan kasih yang kalau menurut 1 korintus 13 adalah diatas segalanya, sehingga menurut saya bila ditinjau dari sudut kasih maka konfusius melakukan hal yang lebih diutamakan yaitu menyelamatkan nyawa manusia.
Ingat para bidan yang menyelamatkan bayi-bayi Israel yang mengatakan dusta untuk melindungi nyawa para bayi. mereka dibenarkan oleh Tuhan.
Namun khusus untuk kasus konfusius diatas sebenarnya ada banyak cara lain yang bisa dilakukanya untuk mencegah hal itu terjadi tanpa membenarkan yang salah. Jadi menurut saya tindakan konfusius membenarkan 8x 3 = 23 adalah hal yang tidak bisa diterima.
Salam.
@roger
Rasionalitas Barat membuat kita yang walaupun orang Timur begitu menghargai kebenaran matematis.
Namun tidak demikian dengan khazanah pemikiran Timur. Pernah denger ga, ungkapan isi=kosong, kosong=isi. Cara pandang Barat akan menganggap itu tolol.
Bagi Konfusius, kebenaran matematis itu sepele.
Menurut saya di sini ada masalah prasangka budaya. Masyarakat modern sangat menghargai kebenaran rasional linear seperti 3X8 harus 24.
Kalau alam semesta melengkung, apalah artinya kebenaran pengukuran linear.
Apa bedanya setengah dengan seperempat dalam alam semesta yang melengkung dan terlipat-lipat?
Pengukurannya bener, posisinya salah. Posisinya bener, pengukurannya salah.
".... ...."
@miyabi, jadi...
ada kemungkinan ilustrasi si Konfusius itu bener krn udah MEMBENARKAN muridnya yg dungu itu yaaa
Sekalian juga standar itu yang akan dipake oleh pengikutnya turun temurun
@minie: definisi kebenaran
membenarkan? kebenaran? standar?
Emang Alkitab bilang apa soal kebenaran? Alkitab mencantumkan apa definisi kebenaran? "Kebenaran adalah ...."
Alkitab bilang Yesus adalah kebenaran. Siapa kebenaran? Saya bisa jawab. Yesus adalah kebenaran.
Apa itu kebenaran? Pilatus nanya gitu juga lho.
Definisi kebenaran aja nggak ketahuan jelas, tapi elu udah ngomong standarisasi.
".... ...."
@miyabi yg bukan ozawa
aku ga terlalu paham filsafat kebenaran. Tapi kalo mengenai Kristen, mungkin Allah dan FirmanNya itu adalah kebenaran.
Aku kok jadi agak bingung nih (dungumode)
@MInie: kebenaran
Sesuatu dikatakan benar itu karena apa?
1. Sesuatu dikatakan benar karena sesuatu itu memang benar secara esensi.
2. Sesuatu dikatakan benar karena Tuhan bilang hal itu benar
Sesuatu itu dikatakan salah karena apa?
1. Sesuatu dikatakan salah karena sesuatu itu memang salah secara esensi.
2. Sesuatu dikatakan salah karena Tuhan bilang hal itu salah.
Kalau sesuatu itu benar karena Tuhan bilang hal itu benar, berarti kebenaran Tuhan bersifat arbriter (acak) dan manasuka (terserah Tuhan, suka-suka dia).
Kalau suatu hal benar itu karena hal itu memang secara esensial benar, berarti Tuhan tunduk pada suatu ukuran nilai, dan berarti ada sesuatu ukuran nilai yang otoritasnya lebih tinggi dari Tuhan dan mengatur Tuhan.
Saya pilih yang pertama, yaitu kebenaran itu adalah soal SIAPA yang ngomong. Kalo Tuhan bilang A benar, ya saya terima A itu benar.
Yesus bilang Dialah kebenaran. Jadi apa yang Yesus bilang benar, saya akan terima sebagai kebenaran.
Kalau ditanya apa itu kebenaran, saya akan jawab tidak tahu. Saya cuma tahu siapa itu kebenaran, yaitu Yesus. Kenapa bisa begitu? Ya karena Alkitab bersaksi begitu.
Jika kebenaran itu bisa berdiri sendiri secara esensial, maka kebenaran semacam itu tidak membutuhkan Tuhan. 3X8=24 itu secara esensial adalah kebenaran. Mau ada Tuhan atau tidak ada Tuhan, kebenaran matematis itu tetap ada.
Kebenaran esensial seperti itu nggak mensyaratkan iman, tapi akal. Kebenaran macam begitu nggak usah capek-capek dicari di Alkitab. Pake aja kalkulator.
Minie mau kebenaran yang seperti apa? Yang pake Iman apa yang pake kalkulator?
".... ...."
summun bonum
kebenaran yg tertinggi, yg hakiki katanya ada pada diri ALlah itu sendri, dg kata lain IA lah kebenaran, bisa dibayangin klo ada aturan entah tertulis entah apapun yg bisa ngalahin sang summun bonnum, betapa kita semua akan lari dari Allah dan beralih pada kebenaran yg lain.
cuma masalahnya, klo ada yg bilang user alkitab adalah Tuhan, alkitab adalah jongos, bukankah Tuhan bisa terpecah belah, krn banyaknya orang yg katanya menyuarakan kebenaran versi alkitab, yg beda satu sama lain. gimana supaya si sang kebenaran bisa dilihat orang dan gak terpecah belah. apakah ini urusan dan cara Tuhan dan kita gak perlu tau?
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
@Miyabi .8x3=24.
Miyabi, dalam ilmu pelayaran, peta nautika diproyeksikan dalam bidang datar.
1 mil laut = 1852 m. maka 8x3 = 24 mil laut.
apabila anda membenarkan 8x 3 = 23 maka anda akan kehilangan jarak 1 mil laut.
Bila jarak tempuh anda ribuan mil laut untuk mencapai tujuan anda dan jarak ini menjadi pedoman anda untuk menyiapkan bahan bakar dan makanan, maka ketika anda menggunakan 8x 3 =23, anda tidak akan sampai ditempat tujuan. Akibatnya adalah anda dan seluruh penumpang dan awak kapal bisa mati terkatung-katung di lautan.
ini bukan hal kecil, jadi jangan main-main dengan kebenaran 8x3=24.
trims
@roger
Poin saya adalah: alam pikir filsafat timur (konfusius, jawa, india dll) itu musti dipahami sebagai corak berbeda dengan rasionalitas barat.
Dengan memahami mereka sebagai corak berbeda, maka pemahaman yang kita dapat akan lebih baik. Bila kita memahami dengan lebih baik, bukankah kita bisa berkarya lebih baik di tengah-tengah mereka?
Saya ingin menunjukkan bahwa ada bias kultural yang musti dicermati.
Jika kita mengabaikan kearifan lokal, maka kebenaran global yang kita bawa akan mengalami benturan keras yang tidak perlu. Misionaris mati cuma gara-gara matanya biru.
".... ...."
@ Miyabi
Itulah sebabnya saya katakan kalau menurut 1 korintus 13, tindakan konfusius itu sebenarnya bisa diterima berdasarkan KASIH kalau seandainya tidak ada jalan lain lagi. Seperti contoh para bidan yang menyelamatkan bayi Israel dengan berbohong.
Tetapi untuk kasus diatas masih ada jalan lain yang bisa digunakanya. Jadi dia tidak perlu membenarkan yang salah.
Yesaya 9:2 (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
Tugas kita adalah memberitakan Terang ini . Dan ini tentunya dengan segala resiko yang siap ditanggung.
trims
heran gw
si miyabi lahirnya di toko buku kali yee....asik miyabi. dalem. siapin bolpen ama kertas deh kalo udah begini. dibanding pb dan miyabi siapa yg lebih jago? kemampuan pb dan miyabi emang hampir nyaris sama, salut ama kalian berdua,
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
Allah heranlah
Halah, kenapa gue dibawa2?
Susah b7 mengartikan kata2 elu. Soalnya elu kadang nyindir, kadang serius. Ntar giliran yang serius dianggap sindiran atau sebaliknya, malah pesan yang elu mau sampaiin jadi ga nyampe deh.
Ngomong2 soal heran, mendingan nyanyi lagu rohani yang lumayan lama:
Allah kita heran dan besar, Allah yang heranlah )
Allah yang cinta kita semua, diberkati dengan limpah )
Allah yang heranlah ) 2X
Allah yang heranlah, Allah kita heran
Allah kita yang heran, atau kita yang keheranan karena liat Allah?
Atau kita dan Allah sama2 keheranan liat satu sama lain?
disini
Allah kita yang heran, atau kita yang keheranan karena liat Allah?
Atau kita dan Allah sama2 keheranan liat satu sama lain?
pb ada baiknya elo tulis blog ttg ini, disini kayaknya udah kebanyakan topiknya, agak numpuk2 gitu.takutnya bakalan argumentum ad baculum, mudah2an bisa rame jg, walau elo akan menjawab, gw gak perlu ramenya.
orang katanya hrs sungguh2 utk berusaha ke surga tp aku lain lagi aku ingin masuk neraka tapi sungguh aku tak bisa krn kesungguhan Kristus Yesus, itulah imanku by B7.
:D
baru kali ini liat teo emosi, cukup medeni wkwkwk....
JESUS IS GOD
ternyata tiap kepala isinya
ternyata tiap kepala isinya beda-beda. Ada yang mengagungkan kebenaran, ada yang mengagungkan hidup.
8x3 =24 bagi fans kebenaran
8x3 = 23 bagi fans hidup
supaya hidup maka 8x3 harus 23, supaya benar 8x3 harus 24, Supaya Semua terakomodasi 8x3 adalah Yesus Kristus (Baca Yoh 14:6)
Quid Est Veritas Kata seorang bajingan bernama PILATUS
http://www.facebook.com/veritasq
Yan Hui namanya...
Pertama, sedikit meluruskan ya...
Cerita itu sebenarnya begini:
Ada dua orang di pasar lagi berdebat. Salah satunya bilang 8x3=23, yang lain bilang salah. Yan Hui (murid Kong Hu Cu) yang kebetulan lewat, bilang pada orang itu, "Saudaraku, kamu salah. 8x3=24. Tidak perlu diperdebatkan lagi". Nah cerita berikutnya udah sama, si bodoh itu bertaruh palanya dipenggal, dan menetapkan taruhan Yan Hui adalah jabatannya.
Waktu pertama dengar cerita ini, saya memang ga pikir panjang, hanya menangkap hikmahnya saja. Baru setelah teman saya mengatakan bahwa gimanapun Kong Hu Cu seharusnya gak membenarkan 8x3 = 23, baru saya telaah lagi. (dengan alasan2 yang kira2 mirip dengan alasan yang dikemukakan teman2)
Tapi, kalau kalian memang mau membahas masalah ini sampai ke detailnya, kenapa tanggung2?
Coba pertimbangkan karakter si bodoh itu. Dia keras kepala. Dia udah terlanjur berkoar-koar, dia mempertaruhkan nyawa untuk hal sepele. Kira-kira kalau Kong Hu Cu langsung membenarkan Yan Hui, bagaimana reaksi orang tersebut?
Andai-andai mode on. Dia akan malu luar biasa. Orang-orang akan mencemooh dia kalau dia tidak menepati janjinya. Boro-boro menyesal atau mengakui kesalahan, dia malah akan mengatakan si Kong Hu Cu itu gila. Reaksi masyarakat, orang terpelajar pasti tahu 8x3 itu berapa, pasti akan memihak Kong Hu Cu. Sedangkan teman-teman si bodoh, atau yang membenci Kong Hu Cu, atau yang tidak tau 8x3 itu berapa, atau provokator, akan memihak si bodoh.
Jadinya adalah berantem ga jelas juntrungannya.
Andai-andai lagi. Boro-boro menyesal atau mengakui kesalahan, daripada menanggung malu, si bodoh mungkin akan khilaf (mengingat dia adalah orang aneh yang cmn masalah hitungan aja mempertaruhkan nyawa), lalu membunuh Yan Hui, Kong Hu Cu, dan dirinya sendiri.
Andai-andai lagi. Boro-boro menyesal atau mengakui kesalahan, daripada menanggung malu, si bodoh akan berusaha membunuh Kong Hu Cu dan Yan Hui sebelum mereka sempat memberitahu orang lain, tapi karena Yan Hui jago silat, atau Kong Hu Cu barangkali, maka upayanya gagal dan si bodoh pun dijebloskan ke penjara. Akibatnya anak2 dan keluarga si bodoh pun menanggung malu luar biasa.
Ha ha ha ha... Berlebihan? Ga juga. Kong Hu Cu dalam cerita itu (seperti bisa dibaca lanjutan ceritanya oleh Purnomo), adalah orang yang melihat ke depan. Beberapa alasan mengemukakan penglihatan ke depan, yaitu, bisa jadi malah Kong Hu Cu dikatain tolol, si bodoh akan menyesatkan orang lain. Tapi kenapa cuman lihat ke depan kalau Kong Hu Cu membenarkan si bodoh? Kenapa ga lihat ke depan kalau Kong Hu Cu membenarkan Yan Hui?
Tentu akan ada aja yang tersesat oleh si bodoh. Tapi kalo ga salah, ada nabi yang dulunya sesat tapi begitu bertobat malah jadi nabi yang luar biasa. Hehehehehe
imprisoned by words...