Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

SMS Berbayar Diberlakukan Sepihak

Purnawan Kristanto's picture

Saya adalah pemakai nomor seluler yang diberi nama sebuah angka.  Nomor ini digunakan untuk layanan SMS Centre di gereja saya.  Bulan ini, setiap hari saya mendapat SMS Info Gaul, padahal saya tidak pernah mendaftar layanan ini. Saya khawatir SMS ini berbayar padahal saya tidak membutuhkannya.

Ketika saya tanyakan hal ini kepada Customer Service, dugaan saya ternyata benar. SMS ini memotong pulsa saya sebesar Rp. 330,-/SMS.  Pihak CS menjelaskan, "Awalnya diberikan secara gratis selama 3 hari yang disertai dengan SMS mekanisme penonaktifan pada hari ketiga. Dan apabila pelanggan tidak berkenan untuk melanjutkan layanan ini, maka pelanggan dapat menonaktifkan melalui layanan SMS dengan cara ketik UNREGGAUL dan dikirimkan 333."

Pada kenyatannya saya tidak pernah mendapatkan SMS tentang cara berhenti berlangganan. Atau mungkin saja saya dikirimi, tetapi terlanjur dihapus. Saya memang sering menghapus SMS "sampah" seperti ini tanpa membacanya lebih dulu. Akibatnya layanan ini terus berjalan melewati 3 hari, yang tentu saja memotong pulsa saya secara sepihak.

Celakanya, jika terlambat menon-aktifkan, maka layanan 3 hari yang dikatakan gratis itu ternyata harus dibayar. Mereka membuat aturan begini:  "Layanan penonaktifan ini akan dikenakan tarif sebesar Rp. 330, akan tetapi biaya tersebut akan dikembalikan kepada pelanggan dalam 1X24 jam setelah melakukan penonaktifan layanan pada saat masa 3 hari percobaan, sedangkan penonaktifan setelah 3 hari masa percobaan tetap akan dikenakan biaya Rp. 330." Itu artinya, jika pelanggan terlambat melakukan penonaktifan dalam jangka waktu 3 hari, maka pulsanya tetap dipotong.Padahal pada awal mereka menyatakan bahwa layanan ini gratis selama 3 hari.

***

Saya menuliskan komplain masalah ini pada Surat Pembaca di Kompas online. Setelah itu mengirimkan tautannya kepada CS operator ini. berdasarkan pengalaman,  kalau sekadar melapor ke CS, mungkin saya tidak akan mendapat respon segera. Akan tetapi jika sudah dipublikasikan, maka mereka akan buru-buru merespon. Ternyata benar. Mereka segera membalas email dan menelepon untuk meminta maaf. "Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang bapak alami. Untuk itu, kami akan mengembalikan pulsa bapak yang terlanjur terpotong.' kata CS dengan suara dimanis-maniskan.

Apakah masalahnya selesai sampai di sini? Tidak. Saya masih mempersoalkan trik pengenaan SMS berlangganan secara sepihak ini. Praktik pengaktifan SMS berbayar secara sepihak ini menjadi gejala umum di semua operator telepon. Pada mulanya mereka menawarkan SMS berbayar, dengan klausul "Kalau Anda tidak setuju, silakan ketik UNREG" lalu dikirim ke nomor tertentu.

Praktik promosi seperti ini berpotensi mengelabuhi konsumen Jika tidak mengirimkan SMS untuk berhenti berlangganan, maka provider menganggap konsumen pasti tidak setuju. Pada kenyataannya, konsumen bisa saja tidak tahu dan tidak melakukan tindakan itu. Dia tidak tahu, tapi dianggap setuju secara sepihak.

Dalam trik ini, ada dua aspek pelanggaran:
1. Konten tersebut belum tentu dibutuhkan konsumen. Dengan metode ini, konsumen digiring paksa untuk berlangganan konten yang tidak dibutuhkan. Saya tidak membutuhkan Info Gaul karena saya adalah orang tipe rumahan. Namun dengan trik ini, maka saya harus menerima info yang tidak berguna.

Trik  ini tidak hanya dipraktikkan pada konten SMS tapi juga pada promosi ringbacktones.Mereka memasang ringbacktones tanpa persetujuan konsumen, yang dipromosikan gratis selama jangka waktu tertentu. Jika konsumen tidak setuju, maka harus mengirimkan SMS ke nomor tertentu. Jika tidak melakukan apa-apa, maka dianggap setuju untuk berlangganan sehingga dilakukan pemotongan pulsa. 

Di luar itu, pemasangan ringbacktones secara sepihak juga melanggar privasi pelanggan. Contohnya: Operator seluler memasang ringbacktone penyanyi anak-anak pada nomor milik pengusaha, tanpa izin. Ketika ditelepon oleh kliennya, maka ringbacktone ini bisa menghancurkan reputasi sang pengusaha. Ini juga belum dihitung masalah selera musik. Sampai saat ini saya belum dapat menyukai lagu-lagu yang cenderung "metal" alias "mello total." Lalu operator memasangnya musik jenis ini di nomor saya. Secara pribadi, saya merasa bahwa privasi saya telah dilanggar. Ini seperti orang yang masuk ke rumah saya tanpa diundang dan memutar lagu yang tidak saya sukai.

2. Pemberlakukan berlangganan secara sepihak. Sistem ini memanfaatkan sisi lemah konsumen untuk mendapatkan keuntungan. Metodenya, "Jika konsumen tidak melakukan tindakan tertentu, maka dianggap setuju." Ini adalah pemaksaan gaya Orde Baru. Masih ingat cara pencarian sumbangan-sumbangan di kantor Samsat pada zaman dulu? Para pengurus surat-surat itu langsung disodori tanda terima surat sumbangan sukarela. Kebanyakan orang tidak mampu menolak todongan ini di hadapan birokrasi. Namun jika ada yang mempersoalkan ini, maka pihak Samsat akan berkilah begini: "Ini sumbangan sukarela kok. Kalau tidak setuju, mereka bisa menolak. Tapi kenyatannya, mereka diam saja kok." Mirip sekali bukan?

Itulah sebabnya saya mendorong  teman-teman saya di lembaga konsumen untuk mengadvokasi ini. Nilai per SMS ini memang kecil, tapi jika dikalikan dengan jumlah hari dan jumlah pelanggan, maka didapatkan angka yang menggiurkan. Ini sudah terindikasi masuk pada wilayah pelanggaran etika bisnis. Itulah sebabnya, Menkominfo perlu melakukan tindakan untuk melindungi orang banyak. Jangan hanya mengurusi video porno saja.

 

 

__________________

------------

Communicating good news in good ways

teograce's picture

setuju... saya juga

setuju... saya juga ngalamin.. untuk rbt.. mana lagunya ga jelas.. tau-tau pulsa maen potong ajah..  menurut saya, itu namanya licik... ga fair.. :D 

__________________

-Faith is trusting God, though you see impossibility-

Rusdy's picture

Peras Konsumen

Astaga, parah juga yah pemerasan konsumen ini. Kalau pengalaman saya yang terparah, hanya ditelpon malam2 atau pagi2 sekali ketika roaming internasional, jadi mesti bayar deh :(

Tapi, perlindungan konsumen di tempat saya masih OK, tinggal register ke badan pemerintah (contoh seperti ini), terus tak diganggu oleh telemarketer lagi deh :). Tak berlaku di indo sayangnya...

 

Yenti's picture

Sama Pak:)

Saya juga pernah kejadian begitu Pak. Ketahuan, pada saat ada teman yang telp dan menanyakan : "Yen , kok loe pasang lagu RBT, lagu apa tuh ?". Saya yang bingung, karena emang kagak pernah terpikir pasang RBT. Ternyata setelah dicek terpotong kalo ngak salah 9900 atau 9000. Saya telp ke Xl-nya, dan ternyata emang diberitahukan kalo 1 bulan pertama setelah suatu nomor aktif, dikasih RBT itu, dan bulan berikutnya dia akan aktif otomatis, kecuali kalo kita mau berhenti, pake unreg. Yang saya komplain, saya kagak pernah dikasih tahu mengenai hal itu dan emang saya merasa kagak pernah aktifkan RBT itu, yah saya cuekin aja SMS mengenai perpanjangan itu:p Eh , ternyata dipotong dengan nilai 9000 itu.. Kalo seandainya kagak ada pemberitahuan dari teman, mana mungkin saya tahu kalo saldo itu terpotong sejumlah itu ?? terjadi di 2 nomor dengan selular yang berbeda:)

Love's picture

Ganti nomor

Sayangnya, banyak orang yang tidak tahu bahwa mereka dapat komplain sebagai konsumen yang dirugikan. Mereka memilih untuk mengganti nomor ponsel, dan tidak sadar bahwa hal itu semakin merugikan mereka dan semakin menguntungkan pihak provider.

Akhirnya, mereka harus buang-buang pulsa lagi untuk menginformasikan nomor barunya ke teman/saudara/kolega/kenalan mereka. Dan, provider untung lagi, deh ....

Ihhh..., jadi geregetan...!

PlainBread's picture

Selangkah lebih maju

Kemarin saya baru unsubscribe email service dari sebuah website yang entah dari mana tahu alamat email saya dan bisa mengirim email setiap harinya.

Hari ini saya mendapatkan email yang isinya dari website yang sama, tapi dikirim dari pihak ketiga dengan judul: "FWD: ..." Kurang ajar, pikir saya. Mereka selangkah lebih maju. Email mereka tetap bisa dikirim ke saya lewat pihak ketiga dengan cara forwarding.

Biasanya itu yang dilakukan perusahaan2 kelas menengah setau saya. Peduli dengan short run, berharap dapat profit dalam waktu cepat atau hits yang banyak di website mereka. Dan sambil melakukan itu, tak lupa melakukan cara2 lain untuk melindungi pantat mereka.

Mengenai pelayanan telepon selular, saya juga pernah mengalami yang mirip dengan Rusdy. Ketika mengajukan keluhan, saya baru menyadari (setelah mereka memberitahukan di mana keTIDAKsalahan mereka) bahwa saya sudah menandatangani kontrak service yang beberapa halaman, di mana salah satu isinya -dicetak dengan huruf kecil alias fine print- bahwa mereka memiliki hak untuk memberikan nomor hp saya ke perusahaan2 afiliasi mereka sehingga tak jarang saya ditelpon banyak perusahaan menawarkan produk dan jasa mereka. Apakah secara legal mereka salah? Tidak.

Judy Husin's picture

Tiga kali pengalaman

Tiga kali saya mengalami pemaksaan untuk menggunakan layanan RBT pada nomor yang sama. Awalnya memang diberikan gratis selama 1 minggu, tetapi setelah itu dikenakan biaya secara sepihak. Saya sudah coba meng-UNREG, tetapi selalu gagal. Saya coba menghubungi ternyata gagal juga. Akhirnya saya mengirimkan email dengan nada marah-marah ke provider dan meminta mereka untuk tidak mendaftarkan nomor saya lagi untuk promosi apapun. Akhirnya pulsa saya yang telah terpotong dikembalikan dan promosi-promosi melalui SMS hilang. tetapi beberapa bulan kemudian muncul kembali promosi RBT ini. Selagi masih gratis saya langsung mengirimkan email kembali meminta mereka untuk mematikan layanan ini karena saya tidak mau melakukan UNREG seperti yang mereka inginkan, dan memang layanan ini dimatikan kembali. Beberapa bulan kemudian ternyata muncul lagi. Dan dengan cara yang sama saya minta dimatikan lagi.

Saya sudah katakan kepada mereka bahwa ini adalah penipuan. Meskipun mereka langsung mematikan layanan tersebut di handphone saya tapi kalo terus-terusan diulangi lagi ini sangat mengganggu.

Saya tidak mau mengganti nomor, dan mungkin akan terus melakukan cara yang sama kalau mereka mengulangi penipuan mereka lagi.

coldwind's picture

hu... hu... hu...

dulu pernah ngalamin yg sama, ga pernah daftar tapi dapat ring back tone dari operator. untung cepat ketahuan.

Uda terlanjur marah marah besar sama operatornya, ternyata pulsanya lum kepotong. hehehe :D

 

noni's picture

Korban yang pasif

Saya beberapa kali diruugikan oleh operator. Beberapa kali komplain, tapi ya nggak ada hasilnya. Mungkin karena saya kurang kreatif seperti Pak Wawan yang melayangkan komplain ke surat kabar. Saya orangnya malesan. Jadi kalau sudah komplain ke operator, nunggu hasilnya, trus ternyata nihil, ya sudah.. Saya diem aja (contoh konsumen yang pasif dan bodoh, hohoho...)

Pernah terpikir untuk melayangkan surat ke koran atau apalah, tapi cuma jadi rencana saja (males lagi...)

Padahal kerugian yang saya alami bukan hanya sekedar pemotongan pulsa sms berlangganan (padahal saya tidak merasa mengaktifasi sms berlangganan tersbut). Pernah suatu kali saya membeli paket internet senilai 10ribu. Belum kepakai, eh sudah habis. Waktu komplain ke operator, katan mbak CS-nya saya telah melakukan pengunduhan data sebesar total pulsa internet saya (3,5 MB). Saya menyanggah karena saya tidak merasa sudah mendownload file sebesar itu. CSnya bilang supaya saya menunggu 1x24 jam dan akan ada pengembalian pulsa. Nyatanya..heeemmm...pulsa saya tetap nggak kembali. Ketidaknyamanan ini sudah terjadi sebanyak 2 kali. Dan dengan bodohnya saya diam saja!!

Semoga kisah Pak Wawan akan menginspirasi dan menyemangati saya untuk membela apa yang disebut hak-hak konsumen! Makasih Pak Wawan..!

__________________

Purnawan Kristanto's picture

Info dari teman

Satu lagi info hanya ada di INDONESIA, Singapore dan HONGKONG dimana provider memberikan layanan RBT/jualan RBT. Di negara-negara maju RBT dinilai bisnis tidak ber-ETIKA karena menjual layanan dimana konsumennya diwajibkan membeli/membayar tetapi yang menikmati adalah lawan bicaranya.
 
Kenapa di Indonesia laku? Karena masyarakatnya yang sok baik memberikan kesenangan kepada orang lain. Lalu di Singapore karena disana pihak SingTel yng satu atap dengan TSel dan ada XL juga Indosat. Lalu di HKG kebanyakan dikonsumsi oleh para TKW Indonesia.
 
Lengkap sudah penderitaan user seluler asal Indonesia dimanapun berada.
__________________

------------

Communicating good news in good ways

PlainBread's picture

RBT

Sepertinya gak, Purnawan. Bisa diliat di sini:

textually.org/ringtonia/archives/2010/07/026348.htm

Provider saya juga kasih RBT. Walaupun gak separah di Indo (alias kalo mereka pasang kita gak dipungut bayaran) tetap saja pemaksaan karena kita gak meminta kadang tiba2 ada RBTnya. Mending kalo lagunya sesuai selera ini kadang2 lagu2 yang aneh di telinga saya. Baru2 ini saja saya tahu kalo ternyata customer bisa mematikan sendiri RBT yang mereka pasang dengan login ke website mereka atau telpon CS.

Awal tahun ini BMI menuntut provider saya di pengadilan karena kasus RBT ilegal:

zeropaid.com/news/87648/royalty-group-sues-t-mobile-for-unlicensed-ringback-tones/

Sepertinya raksasa mesti dilawan raksasa lain baru kapok.

Priska's picture

senasib....

wah... ternyata yang jadi 'korban', ga cuma aku ya. banyak temen2 yang laen juga. ugh.... ngeselin degh kaya gini.... !!!!

ada cara mengatasinya???

karena tiap hari sampe sekarang, selalu aja dapet sms dari xl konten. dan tiap kali ada sms itu.... pasti pulsa kepotong. jenkeli bener....

__________________

"I can do all things through Christ who strengthen me"

blunder's picture

memang

memang konsumen sering dirugikan dg tujuan keuntungan, suatu blog yg bagus.

__________________

mencintai diri sendiri, adalah harta terbesar.