Kamu Ngaco

Thank you Min, you are my sohib kecil ;) Agustus nanti kita kopdar ya, lihat sendiri seperti apa mas Paul, dan my pretty daughter :)

Min, mas Paul berteman ama Joli 3 tahun, bersahabat dan pacaran (tak tahu kapan berubahnya karena tidak ada tembak-tembak-an) selama 6 tahu, kami jalani pernikahan 17 tahun. Waktu bersama yang amat panjang kan? namun bertanyalah kepada Joli/Paul apa warna kesukaan, apa yang paling di benci, saat-saat apa yang paling berkesan? Kami pasti jawab APA YA? karena kami sama-sama tak tahu, ha..ha..ha..

Suatu ketika, Joli minta gendong.. langsung bergelayut padanya :)

"Wait, tak tahu ya, ini berat kamu lebih dari satu sak semen?"

"Walah, membuat senang sebentar napa sih?, seumur-umur aku belum pernah di gendong loh, waktu habis married nggak ada acara gendong masuk kamar pengantin, coba lihat sinetron tuh, kan kayak gitu"

"Come on, kenapa kesenangan tergantung kepada sinetron? buku cerita? Buat lah cerita sendiri, tulis novel sendiri, wong hidup kok ikut-ikutan, nggak kreatif" katanya sambil kekeh nggak mau gendong

Sejak itu Joli buat cerita sendiri, tidak menggantungkan kesenangan kepada apa kata orang apalagi kata sinetron. Meski kami pasangan aneh sekalipun, kami menikmatinya :)  Ya, kami menikmatinya, kalau yang ini pasti. Meski Paul berkata tersiksa, namun dia menikmatinya ha..ha..

Min said : Satu hari sebelum menjadi bride, it felt like ehm... can't describe. Haha.

Min, di awal pernikahan, Joli sering menangis di kamar mandi, sembunyikan airmata. Duh kenapa enakan jadi sahabat dan jadi pacar daripada jadi istri.. Namun sekarang ku tahu juga, mungkin bukan hanya Joli yang nahan air mata, mungkin mas Paul juga menahan diri supaya tak muntah darah mengadapi istri yang slodeh begini, ha..ha..

Apapun yang kami alami, Joli bahagia, sangat bahagia. dulu pernah berkata kepada Tuhan, say thank You Lord, untuk suami yang pas dan match meski kekeh jumekeh. Bila reinkarnasi ada, Joli akan tetap suka mengulangnya, berkali-kali mengulang hidup bersamanya. Sekarang pernyataan itu sudah Joli ralat. "Tuhan siapapun suami Joli asal Tuhan yang beri jodoh, pasti Joli bisa bahagia, bila Tuhan bersama Joli dan suami" itu pernyataan revisi-nya.

Kebahagiaan bukan tergantung kepada suami maupun istri. Kebahagiaan bergantung kepada peran serta Tuhan dalam menjalani hidup berkeluarga.

Plain, Terimakasih, juga say thanks buat istri kamu..

Jadi ingat kasus lempar tai ;) 

Suatu saat PB juga akan rasakan dengan apa yang mas Paul rasakan "tersiksa" ha..ha.. Maka-nya sebelum rasa itu datang baik-baik-lah ama istri kamu :)

Makasih buat SF, Pinokio, TantePAku, Unyil, Teograce, untuk tanda "suka" nya

HAppy anniversary 6th buat Love, happy anniversary 14th juga buat Mamania

thanks dReamz..

Ni Joli hetero, kacau tapi asik kan???

jangan simpan dosamu or jangan simpan dosanya??

karena jaman sekarang dosa bisa di maklumi, maka ketika ketahuan  asal ada alasan masuk yang akal akan menjadi wajar, kenapa harus menyimpan dosa?

Dosa kalau bisa disembunyikan, kalau nggak bisa ya diakui juga bukan hal yang memalukan. Lihatlah bangsa kita ini. Namun sayangnya hanya sampai di situ, tidak pernah timbul rasa salah, apalagi penyesalan..

ketika kebenaran sudah bukan yang nomor satu,  banyak kompromi atas nama win-win solution menjadi jalan keluar  yang populer meski mengabaikan yang benar. Nampak  adem ayem bersatu namun itu sebenarnya  sejahtera dan persatuan yang ringkih.  Hal-hal seperti ini juga terjadi di gereja. Maka mas Paul analogikan dengan kami, karena dia nggak mau hal seperti itu terjadi kepada kami.

Mas Paul  SANGAT  tersiksa, ketika merasa menggadaikan kebenaran, dan dia NGOMEL, itu baik karena membuat Joli memperhatikan apa yang seharusnya. Ketika kebenaran ditegakkan, meski menyakitkan, akan mendatangkan kebaikan. Ketika suami ngomel itu malah nggak apa-apa, bila dia diam, itu justru yang malah bahaya, bisa meledak suatu saat.

Suami-istri beda pendapat, saling adu dan pertahankan ide (baca bertengkar) adalah hal yang baik, karena itu proses bertumbuh dalam pengenalan.. Kami tidak pernah menghindari hal-hal demikian, karena memang dari sono nya sudah selalu berbeda, dan tahu ini adalah proses, meski pas mengalaminya wuuuiiiih pugelnya setengah mati, apalagi kl dia pas kumat kekeh jumekehnya. PUEGEL, itulah perasaan istri ketika suami kekeh jumekeh. Itu juga perasaan istrinya Purnomo juga kali???  Pur cerita dong, tentang papa dan putrinya, Ini mas Paul mulai sering gelisah, bila anaknya di apel-in ;) Simbok-ne (baca Joli) malah yang diberi wejangan panjang lebar bagaimana mendidik anak, bukannya dia juga harus turun gelanggang? Aneh kan??

akhirkata, ucap Maturnuwun..

Tak sabar, menunggu tulisan Purnomo

Maturnuwun kangmas ^.^

inget pesen Joli (mangkane buruan kawin Ri ... ^ ^)

Ri, pesen Joli ini buat Ari_thok, NAMUN, Joli TIDAK akan buat pesen yang sama untuk pasanganmu. Pesenya ama miss tank top, ojo gelem di ajak kawin sik (jangan mau diajak kawin duluan) ;)

Sudah sembuh? jadi tipes? cari cacing kering Ik, tapi ojo ngomong hai2 ;)

Wong badan masih terbaring kok malah kelayapan di SS piye sih? Wis istirahat lagi sana, jaga makan, jangan makan yang kemproh-kemproh kata mas Paul ha..ha..

Apa yang keren Ik? OL pakai hape-nya keren? opo Joli kalau ngaco jadi nampak keren? ha,,ha,,

Hati-hati, kalau akses internet pakai hape, pulsa bisa membengkat sak ajubilah, karena SS ini kelas berat.

Paul, akan ngakak bila tahu ada yang bilang kami pasangan kompak, ha..ha..ha.. Babarblas ora kompak katanya..

Yang heran, semua teman baru, bila lihat kami, selalu bilang paul yang cool. Jadi ingat kopdar Samarinda ama ACC..

Baru aja temu darat, ACC heran dengan kami..

"Sorry ya, sorry.. kok bisa kalian jadian sih.."

"Pasti Joli nih yang kejar n nembak Paul duluan.."  kata ACC tak sopan

"Ehhh, enak aja, sorryyy ya, tanya Paul tuh.." kata-ku protes

Si Paul gurita, hanya senyam senyum doang, silahkan mengartikan sendiri ya...