Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Predestinasi, Free Will dan Past Destinasi
Manusia sangat senang belajar sesuatu yang unik dan rumit seolah mereka sangat pintar membuat istilah-istilah yang kompleks yang sulit dimengerti sesamanya. Ada 2 istilah yang populer didunia kristen, islam dan Yahudi (Agama Samawi). Istilah tersebut adalah Predestinasi dan Freewill. Kedua istilah itu seperti kata mutiara yang wajib untuk dipahami oleh mereka-mereka yang menyematkan dirinya sebagai manusia pilihan "Allah". Dengan berbagai cara mereka menjelaskan seolah mereka memang menguasai maknanya.
Terlepas dari apa yang mereka percayai dan mengerti tentang istilah tersebut, saya akan mengambil posisi sebagai orang awam untuk menjelaskan pengertian saya sendiri. Bahkan saya mengambil istilah baru setelah saya mempelajari kedua istilah tersebut. Istilah baru itu saya sebut sebagai past destinasi. Past Destinasi adalah lawan dari predestinasi menurut pikiran saya.
Pre-Destinasi
Pre = sebelum, Destinasi = Tujuan
Predestinasi adalah sebelum tujuan. Ini semacam rekaman video yang akan terjadi. Kita ambil contoh adalah Bumi. Bumi kita saat ini berjalan melalui sebuah alur proses yang kontinu tanpa kita tahu ujungnya seperti apa. Namun dengan teori predestinasi, kita percaya bahwa ada yang memiliki video asli proses tersebut yang akan berlangsung sebelum proses itu terjadi. Pemilik rekaman tersebut pastinya disebut "TUHAN" atau Y*WH (?). Sebenarnya manusia juga bisa menjadi "TUHAN" atau Y*WH bagi dirinya sendiri. Manusia bisa membuat predestinasi bagi dirinya sendiri. Bagaimana caranya? Sangat sederhana. Contoh :
Si A tahu bahwa kalau dia meminum teh manis itu, maka dia memastikan bahwa lidahnya akan merasakan manis. Pada saat dia meminumnya dia tidak terkejut lagi bahwa dia merasakan manis karena dia sudah tahu bahwa hal itu akan terjadi sebelum hal itu dilakukan.
Dengan satu contoh diatas, maka definisi halus dari predestinasi menjadi rancangan/planning yang targetnya terukur dan pasti terlaksana dan hasilnya pasti diketahui dan bukan lagi rahasia.
Lalu timbul pertanyaan : Apakah tindakan si A meminum teh manis itu merupakan predestinasi yang dilakukan oleh oknum yang lain yang disebut "TUHAN" ? Bukankah meminum teh manis itu merupakan tindakan bebas yang dilakukan oleh orang tersebut untuk menguji istilah predestinasi dari dirinya? Bukankah tindakannya itu merupakan rencana atau planning yang dilakukannya sendiri tanpa melibatkan oknum yang lain?
Jadi, ada 4 komponen predestinasi, yaitu :
1. Rencana atau planning
2. Target atau sasaran
3. Hasil
4. Timing atau waktu
Dengan melengkapi keempat proses itu maka predestinasi bisa diwujudkan.
Freewill
Free = Bebas, Will = Kehendak
Free Will adalah kehendak bebas. Artinya bahwa semua rangkaian tindakan yang dilakukan oleh individu secara sadar dan waras merupakan proses yang terjadi tanpa ada campur tangan pihak di luar individu tersebut. Free Will ini sudah jelas merupakan milik semua makhluk hidup. Apapun tindakan yang diambil oleh setiap individu, itu merupakan proses yang bebas. Namun free will menjadi batal apabila ada campur tangan dari luar individu tersebut, contohnya : Seorang penculik yang mengancam akan membunuh anak seorang pengusaha. Pengusaha menjadi tersandera oleh penculik tersebut tentunya karena si pengusaha sangat mengasihi anaknya. Lain hal kalau pengusaha tidak peduli, maka freewill-nya tdk menjadi terganggu. Tapi sejatinya freewillnya pasti batal karena dia mengasihi anaknya.
Bagaimana dengan makhluk di dunia ini? Apakah mereka semuanya melakukan kehendak bebas-nya? Tentu saja, dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Ada 4 komponen yang harus dipenuhi oleh Free Will :
1. Aksi
2. Outsider
3. Desire
4. Tujuan
Jadi apakah manusia benar2 memiliki Free Will? Menurut pendapat saya, tidak sepenuhnya benar, karena tidak semua tindakan yang dilakukan manusia didalam hidupnya merupakan proses yang dia inginkan, tetapi ada outsider yang mempengaruhi diluar dirinya. Seperti seorang anak yang ingin makan ice cream namun tidak bisa karena orang tuanya tidak memberikannya. Dia bisa saja mencuri dari kulkas, tapi dia tahu konsekuensinya dia akan dimarahi dan dia tidak mau mengambil resiko dimarahi. Oleh sebab itu mengambil es krim merupakan free will yang batal dan tidak mengambil es krim merupakan free will yang terlaksana (membingungkan). Ya begitulah, free will yang satu meniadakah free will yang lain.
Sekarang saya akan membahas sebuah istilah baru yang saya temukan dari menelaan pre destinasi dan free will. Itilah itu adalah Past Destinasi
Past Destinasi
Past = lewat/lalu, masa lalu. Destinasi = Tujuan
Past Destinasi adalah sebuah proses yang belum terjadi di masa lalu dan akan dipenuhi dari masa kini. Istilah ini sebenarnya lebih mirip ke teori mesin waktu, bedanya adalah mesin waktu bisa bebas berpindah dari masa kini ke masa depan dan masa lalu. Menjadi pertanyaan : Bagaimana mungkin masa kini sedang terjadi namun masa lalu belum terjadi? Itu sama halnya dengan Pertanyaan Pre Destinasi yaitu : Bagaimana mungkin masa depan sudah diketahui padahal belum terjadi ?
Past destinasi tidak bisa diberikan contoh karena proses berlangsung maju, tidak berlangsung mundur. Semua berjalan dari masa kini ke masa depan, tidak sebaliknya, oleh karena itu past destinasi tidak bisa dilakukan kecuali Rewind. Kalau pernah melihat video yang diputar mundur, seperti itulah past destinasi. Video yang diputar mundur adalah proses yang berjalan mundur. Apabila kita berpikir, jika pre-destinasi dimungkinkan, bukan mustahil past destinasi pun bisa dilakukan.
Jika Kristus dengan konsep keselamatan predestinasinya bisa dilakukan, maka semestinya konsep keselamatan past destinasi pun bisa dilakukan. Dengan demikian maka bisa disebut Juruselamat manusia, bukan juruselamat sebagian manusia.
-13911-
- josia_sembiring's blog
- Login to post comments
- 4163 reads
membingungkan.
kita memang selalu mencari penjelasan logis atas segala hal. temasuk dalam hal predestinasi & freewill.
akan lebih baik memang kalau keduanya dipakai pada tempatnya, misalnya kita bertujuan A (freewill) namun setelah segala usaha kita, kita sampainya ke B (itulah pre destinasi oleh Sang Sutradara).
pre destinasi saya artikan sebagai rencana/rancangan. sedangkan freewill adalah kebebasan kita dalam memilih.
kita punya freewill yg tak terbatas. namun freewill kita dibatasi oleh faktor2 luar. misalnya kita mau keluar, tapi hujan turun, freewill kita mau tetap tinggal di rumah atau pergi dengan pakai payung. nah mungkin saja hujan yg turun itu adalah komponen dari predestinasi Sang sutradara untuk membawa kita dalam suatu keadaan tertentu.
stay positive
Memutuskan adalah freewill
Ternyata memutuskan untuk tinggal di rumah adalah "constraint freewill"
Istilah baru hehehehe...
membingungkan.
stay positive