Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Sepenggal buku harian saat hari2 terakhir bersama mama

Yohana Cahyadi's picture

Thursday, 3 June 2010

Seperti geledek di siang bolong kabar itu begitu membuatku shock….

“Apapun yang menimpa saya , papi harus tetep kuat. Jangan pernah tinggalin Tuhan & pemulihan Tuhan. Hasil: Kanker di usus besar, sdh mulai ada penyebaran ke paru-paru dan kandungan. Stadium 4.”

Begitulah isi sms yang masuk ke HPkuw yang dikirim oleh papikuw…  Aku cmn bisa tertegun, dan masih tak percaya akan apa yg terjadi…  Seantero dirikuw berontak terhadap kabar itu… Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi pada keluargaku…  Dalam kepalaku terus berputar-putar, dan berpikir terus… Sejenak kekhawatiran yang amat sangat melanda hati dan pikiranku… Aku begitu shock dan sangat sedih… Cepat2 aku pulang ke rmh.. kupandangi wajah adik2kuw yang sama sepertikuw, masi tak percaya dan tak bisa menerima semua ini… Akhirnya malam itu kami menyempatkan diri berdoa bersama, satu kesempatan yang jarang sekali bisa kami lakukan di hari2 biasa. Dalam doanya, mami berkata bahwa Tuhan tidak pernah salah. Itulah yang kemudian menguatkan kami kembali. Justru dalam doanya mami tidak pernah menyalahkan Tuhan, malah mami mengkhawatirkan kalau penyakitnya menjadi batu sandungan untuk orang lain. Aku melihat mami bukannya tidak takut, sangat terlihat dalam ekspresi wajahnya mami takut menghadapi sakit itu. Namun dia lebih takut kalau orang lain menjadi susah dan tersandung karena penyakitnya. Sungguh hal tersebut sangat menguatkan aku. Dalam doanya juga dia menyebutkan nama kami anak-anaknya satu per satu. Mami mendoakan masa depan kami satu per satu. Kami menyerahkan semuanya kepada Tuhan.


Monday, 27 September 2010

Keadaan mami semakin memburuk, hari ini aku menemani dia seharian di rumah sakit. Hatiku begitu sedih melihatnya menahan sakit yang teramat sangat. Aku gak tahan melihatnya seperti itu, melihat orang yang kukasihi begitu kesakitan sementara aku tidak dapat berbuat apapun untuk mengurangi rasa sakit itu. Namun yang kutahu dia tidak mau membuatku menjadi lebih susah dan tetap berusaha menahan sakit itu. Setiap detik dalam hatiku terus berdoa,”Tuhan kuatkanlah mami. Belas kasihani kami.” Mami terus bergerak mencari posisi yang enak buatnya, namun rasa sakit itu sepertinya terlalu luar biasa. Dalam sakit yang sedemikian aku masi melihatnya berdoa, Mami terus memanggil Tuhan Yesus. Dalam renungan hari ini mengatakan kita sebagai pengikut Kristus juga harus memikul salib. Dan yang kulihat di depan mataku hari ini Mami sedang memeluk salib itu, bahkan mami mencium salib itu. Mami mengasihi dan tidak menolak salib itu. Perasaanku kacau sekali hari ini. Sudah semalam-malaman mami tidak dapat tidur. Rasa sakit betul-betul menguasai dirinya. Kata dokter kalau tidak dapat buang air besar, harus dioperasi memakai selang. Aku begitu takut, sedih, gak tega melihat mami sperti itu.

 

Tuesday, 28 September 2010

Hari ini mami juga belum bisa tidur, kondisinya melemah. Aku menemaninya lagi. Seharian mami muntah dan badannya semakin lemas. “Tuhan jangan lama-lama.” Begitu doanya saat itu. Hatiku hancur sekali, namun tak kuperlihatkan di depannya. Aku ingin berbuat sesuatu untuknya, tapi tak bisa berbuat apa-apa. Ingin sekali aku menanggung sedikit saja rasa sakit itu. Tapi tidak bisa. Tak dapat kulukiskan apa yang kurasakan saat itu. Sebuah tanda tanya besar dalam hatiku, “Apa maumu Tuhan?” Aku benar-benar gak tahan. Mami berjuang begitu rupa melawan kanker itu, namun aku tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolongnya. Namun ada sedikit penghiburan ketika mami terus menerus mengucap syukur. Sepanjang hari aku terus mendengar, ”Terima kasih Tuhan” keluar dari mulut mami. Walaupun sudah begitu tidak jelas karena lidah mami sepertinya mulai kaku. Infus di tangan mami tercabut, begitu ingin dipasang lagi suster tidak dapat menemukan urat untuk infuse. Sampai akhirnya mami harus dioperasi kecil diinfus dari bahu. Sebelum operasi mami bertemu dengan saudara2 seiman dari tanah merah. Mami  berbicara satu demi satu dengan mereka untuk tetap setia mengikut Tuhan. Hatiku hancur sekali…


Wednesday, 29 September 2010

Aku begitu takut menghadapi hari ini. Puji Tuhan malam ini Mami dapat tidur dengan nyenyak. Namun saat pagi tiba kondisinya melemah. Jam 8 pagi mami masi dapat melihat dan bereaksi terhadap panggilan orang. Namun dokter mengatakan kondisi mami sudah koma. Aku memberi kabar ke adik-adikku untuk segera ke RS atas saran dari dokter. Dokter mengatakan kondisi mami sudah tidak baik. Jem 11 mami sudah tidak dapat bereaksi ketika dipanggil. Keluarga pun berdatangan. Sekitar jam 8 malam, mami menghembuskan nafas terakhir. Begitu tenang. Bayangan itu masi jelas di benakkuw. Perasaanku seperti di awang-awang. Seperti mimpi dan aku belum dapat mempercayainya.  Aku telah kehilangan mami yang begitu hebat. Aku kehilangan seseorang yang begitu berarti untukku. Seringkali aku menyakitinya dengan kata-kata dan tingkah lakuku. Sekarang waktuku telah habis untuk meminta maaf dan berterima kasih padanya. Aku sangat bersyukur memilikinya, sebagai seorang mami dia telah melakukan tugasnya dengan sangat baik. Yang kusesalkan, aku belum sempat membuatnya bahagia. Aku belum sempat memberikan sesuatu untuknya. Aku hanya sempat membuatnya sedih karena tingkah lakuku yang keras kepala. Maafin Nonee Mi, terima kasih mami udah jadi mami yang terbaik untuk Nonee. Nonee sayang mami.

__________________

Keep in SPIRIT..

Jesus Luv u...

Nonee

Heryosa Hudoyo's picture

Syalom,Saya terberkati dg

Syalom,

Saya terberkati dg tulisan ini.  satu hal yang bisa saya dptkan adalah: Tuhan Yesus membuat segala sesuatu indah pada waktu-NYA.  Saya yakin dg tulisan nyata di atas banyak orang akan terberkati.  Yohana mengucapsyukur ya?. Tuhan Yesus telah memakai mami Anda untuk menjadi hamba-NYA yang setia sampai akhir. Ini merupakan hal yang patut kita contoh. Setia sampai akhir.  Setelah saya membaca,  saya menyakini bahwa  sebenarnya mami Anda mengalami seperti yang dialami Lazarus (YOhanes 11). "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." (Yohanes 11:4).

Mengucapsyukurlah bahwa Mami Anda benar-benar telah dipakai Tuhan Yesus untuk menjadi berkat bagi kita yang masih menjalani perjuangan demi perjuangan mempertahankan keimanan kita.
TUhan Yesus memberkati

Geadley Lian's picture

Tuhan mengenal isi hati kita

Tuhan mengenal isi hati kita & mengasihi meski dosa semerah kain termizi.Kasih Tuhan melebihi kasih dunia ini,maka apabila seseorang itu telah mengakhiri perjuangannya dengan baik,waktunya akan tiba bertemu Tuhan di sorga.Meski perjuangannya berakhir,ia tetap diteruskan oleh generasi seterusnya karena masih ada lagi jiwa2 yg belum diselamatkan.

__________________

geadley