Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Menggapai Sukses Dalam Kehidupan

sarlen's picture

Ketika
sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa
keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka
mengenal keduanya sebagai pengikut Kristus.

(Kisah Para Rasul 4 : 13)

Kesuksesan adalah satu kondisi dimana segenap harapan ataupun impian
seseorang, telah berhasil diwujudkan melalui usaha keras, ketekunan,
dan kedisiplinan diri, yang senantiasa diterapkan untuk meraih hasil
yang terbaik.

Dalam hal ini, segenap pencapaian yang diraih, tidak harus didasarkan
pada seberapa tinggi pendidikan formal yang dimiliki, namun seberapa
besar tekad dan keinginan dari dalam diri seseorang untuk mewujudkannya.

Pendidikan formal membuat seseorang memiliki kemampuan untuk
mengaplikasikan dan menerapkan berbagai rumusan atau teori-teori dalam
ilmu pengetahuan, sehingga lebih kreatif, imajinatif serta memiliki
daya nalar yang lebih cepat dan bersinergi pada saat berusaha untuk
mendapatkan hasil seperti yang diinginkan.

Banyak orang di muka bumi ini yang berhasil mencapai puncak tangga
kesuksesan, bukan karena mereka memiliki berderet-deret gelar kelulusan
pendidikan formal, baik didepan atau dibelakang nama mereka, namun
karena seseorang memiliki niat, tekad, dan semangat besar untuk
mewujudkan cita-cita atau menggapai hasil yang terbaik di setiap
kesempatan yang dimilikinya.

Selain itu, bagaimanakah caranya agar kesuksesan dapat diraih?

Kesuksesan dapat diraih apabila setiap orang yang beriman kepada Kristus, memiliki kedekatan dan rasa kasih setia kepada Tuhan.

Firman Tuhan mengatakan :
Kita tahu
sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala hal untuk mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
   (Roma 8 : 28)

Seseorang beriman kepada Kristus, dalam setiap perjalanan hidupnya,
akan selalu merindukan sukacita dan hadirat kasih Allah, sehingga
dirinya akan terus berusaha  menyediakan waktu mereka untuk
terus-menerus bisa berkomunikasi dengan Allah dan AnakNya, Yesus
Kristus, sehingga besar pengharapan mereka pada saat mereka menyerahkan
diri serta kehidupan mereka kepada kuasa kasih Allah.

Besarnya sikap pengharapan orang-orang yang beriman kepada Kristus,
serta adanya penyerahan diri kepada Allah, membuat kasih Allah begitu
nyata dalam kehidupan setiap orang beriman. Dalam hal ini, seseorang
menghadirkan kualitas unggul karena kasih Allah menyertai setiap
langkah dan usaha yang seseorang tersebut lakukan.

Allah menyatakan tanda kasih kepada seseorang tersebut dengan jalan
mengaruniakan segenap kemampuan serta kepintaran, sebagai bagian dari
limpahan berkat, sehingga seseorang tersebut dapat mewujudkan keinginan
yang telah disampaikannya kepada Allah didalam doa dan ucapan syukur.

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.  (Roma 8 : 37)

Pada saat pengharapan manusia yang beriman kepada Kristus telah dapat
diwujudkan, melalui orang yang meraih kesuksesan tersebut, maka
didalamnya akan turut serta, nama Tuhan akan dipermuliakan  

Itulah
sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku, memperlihatkan
kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.

(Roma 9 : 17b)

Dalam hal ini, orang-orang yang beriman, akan selalu berusaha untuk
menjaga hati dan pikiran mereka agar mereka tidak menyombongkan diri,
yaitu dengan menghadirkan pola pemikiran yang menganggap kalau segenap
keberhasilan mereka itu, merupakan hasil usaha dan jerih payah mereka
sendiri.

Firman Tuhan menyatakan :
Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.  
(Yakobus 4 : 10)

Ganjaran dari adanya kerendahan hati dan sikap takut akan Tuhan adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.  (I Timotius 2 : 1 – 4)

Setiap orang beriman seharusnya menyadari, kalau Allah merupakan sumber
karunia, sumber hikmat dan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan.
Meskipun seseorang tidak mendapatkan pendidikan formal dengan baik,
namun segenap kepintaran dapat ditemui dalam pribadi-pribadi yang
beriman kepada Kristus.

Keadaan inilah yang dinyatakan Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 4 : 13
tersebut, dimana kepintaran dapat ditemui dalam diri Petrus dan
Yohanes, tercermin dari baiknya kemampuan serta pengetahuan mereka
dalam memberikan jawaban atas pertanyaan para pemimpin Yahudi, tua-tua
dan ahli-ahli Taurat, yang menjadi hakim dalam sidang terhadap diri
mereka.

Pekerjaan mereka sebagai nelayan, pada mulanya telah menghadirkan suatu
anggapan kalau keduanya bukanlah bagian dari kelompok masyarakat yang
telah mendapatkan pendidikan formal memadai.

Akan tetapi anggapan itu dapat dipatahkan, karena kuasa Allah telah
bekerja dalam segenap tindakan yang mereka lakukan, dan juga dalam
setiap perkataan yang mereka ucapkan, disetiap langkah perjalanan hidup
mereka, serta pada saat menjalankan tugas menyampaikan kabar baik
didalam Yesus.

Firman Tuhan menyatakan : Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu ; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.   (Matius 10 : 20)

Dalam Firman Tuhan juga dinyatakan :
Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.   (Lukas 21 : 15)

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.   (Matius 6 : 33)

Segenap tindakan dan ucapan orang-orang yang beriman kepada Kristus,
membawa serta hikmat serta kasih Allah, dan membuat mereka jauh lebih
pintar dari masyarakat lainnya. Ketika penyertaan Allah telah
melingkupi kehidupan orang-orang percaya, niscaya, kesuksesan akan
dapat diraih.

Oleh karena kesuksesan atau tingginya pencapaian tingkat keberhasilan
usaha yang diperolehnya, seseorang malah bisa mendapatkan begitu banyak
gelar ataupun tanda penghargaan dari dunia pendidikan, karena pihak
akademisi mengakui kemampuan, dedikasi, serta usaha seseorang, dan
menganggap bahwa seseorang tersebut sebagai bagian dari orang-orang
yang berhak mendapatkan tanda pengakuan akademisi.

Adanya pemberian tanda gelar kesarjanaan oleh pihak akademisi,
merupakan tanda bahwa para kaum intelektual terdidik tersebut, memiliki
respek dan pengakuan besar kepada orang-orang yang bisa menghadirkan
kesuksesan dalam hidup mereka, dimana kesuksesan tersebut diraih dengan
usaha dan karya nyata, yang tidak mengenal kata cukup atau puas.

Prinsip ini tidak mengenal adanya kasta atau perbedaan status sosial
seseorang dalam lingkungan masyarakat, karena ketika seorang percaya
telah menghadirkan tekad dan keinginan kuat dalam hati serta pikiran
mereka serta didahului permohonan hadirat kuasa Allah untuk meraih apa
yang ingin dicapainya, kesuksesan bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk
digapai.

Siapapun bisa menggapai kesuksesan asalkan benar-benar berusaha untuk
mencapai hasil akhir, dan selalu meminta kuasa kasih Allah hadir dalam
setiap perkara yang harus dihadapi.

Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka
yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan
rencana Allah. 

(Roma 8 : 28)

Mari, kita kembalikan jalan kehidupan kita kepada Tuhan, agar kita menjadi pribadi-pribadi yang sukses di dalam hidup ini.

Tuhan Yesus memberkati

Salam kasih,

.Sarlen Julfree Manurung

antisehat's picture

sarlen: setuju

setuju... hehe

___________________________

giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt

www.antisehat.com