Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Mendustai Tuhan
Mendustai Tuhan
Banyak orang beranggapan bahwa dosa yang “berat-berat” merupakan dosa yang sangat serius seperti: membunuh, mencuri, merampok, memfitnah dsb dan saya rasa itu memang tidak salah. Namun saya tergelitik oleh fakta bahwa justru sebenarnya banyak orang kristiani yang “secara tidak disadari” melakukan dosa secara begitu sering, yang kelihatannya merupakan dosa “kecil” namun efek yang ditimbulkannya cukup serius, tidak kalah dengan “dosa besar”, yaitu MENDUSTAI TUHAN.
Saya angkat sebuah contoh saja, yaitu dalam hal berdoa “Bapa Kami”.
Beberapa denominasi gereja, dalam liturginya melakukan secara rutin doa Bapa Kami sebagai berikut:
Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah Nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga.
Berilah makanan kami yang secukupnya untuk hari ini, dan ampunilah kami akan semua kesalahan kami,
sebagaimana kamipun mengampuni semua orang yang bersalah kepada kami.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan Kuasa, dan Kemuliaan sampai selama-lamanya, Amin.
Tentu saja liturgi seperti itu tidak salah, bahkan alkitabiah, karena Yesus sendiri yang mengajarkan doa itu. Namun ketika seorang jemaat tidak berjalan sesuai dengan yang dia ucapkan dalam doanya itu, maka disinilah bisa menjadi sebuah batu sandungan bagi orang tersebut. Ketika dia mengucapkan: “… sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami …” maka seharusnyalah dia memang sudah mengampuni semua orang yang bersalah padanya. Namun ketika seseorang mengucapkan kalimat itu, dan dalam faktanya dia masih tidak mengampuni salah orang, maka saat itulah dia sedang berdusta kepada Tuhan. Di bawah kondisi ini, maka liturgi yang sebenarnya indah itu dapat menjadi jerat baginya. Dalam banyak pelayanan doa kesembuhan, kami banyak menjumpai seseorang yang sakit, yang penyebabnya karena dia masih menyimpan dendam kepada seseorang, geram, benci, padalah dia sering berdoa Bapa Kami, … Tetapi Tuhan baik. Ketika kami jelaskan makna pengampunan, melepaskan pengampunan dan memperoleh pengampunan dari Tuhan, dan mereka menuruti nasihat kami, maka ketika didoakan langsung Tuhan menyembuhkan sakit penyakitnya. Kami tidak jemu-jemu mengatakan: “Yang namanya mengampuni itu adalah, sampai bila Anda mengingat orang itu, perasaan Anda tetap nyaman, sudah tidak sakit hati, nah, itu namanya Anda sudah mengampuni”. “Langkah mengampuni didahului dengan kemauan untuk mengampuni. Setelah kita secara sadar mau melepaskan pengampunan atas seseorang, dan kita meminta tolong kepada Roh Kudus sebagai Sang Penolong, maka saat itulah Roh Kudus akan memampukan Anda melepaskan pengampunan. Jadi kemampuan melepaskan pengampunan bisa didapat dengan pertolongan Roh Kudus, bukan dengan kekuatan sendiri. Jadi mau dulu, baru Anda dimampukan.” Nah, masihkah Anda sering mendustai Tuhan?
Mujizat
- mujizat's blog
- 5097 reads
ada batasnya
Marah dan dosa adalah dua hal yang berbeda
Tentu saja YHWH pernah marah, juga dengan Yeshua Hamashia.
Kitapun bisa marah, namun marah belum berarti dosa. Tetapi bila dari marah berubah menjadi benci dan permusuhan, nah disinilah dosa mulai masuk.
Firman YHWH tidak berubah:
Jika kita tidak mau mengampuni salah orang, maka Bapa YHWH juga tidak akan mengampuni salah kita (Matius 6:14,15)
Yesaya 59:1-3 Yesaya 53:1-6 Matius 6:14-15
Tani Desa
@Mujizat
Setuju. Kalau bukan karya Roh Kudus, maka kita tidak akan bisa mengampuni.Kalau usaha sendiri...sia-sia...
GBU
GBU
@Hiskia22
Itulah perbedaan pokok antara kekristenan dengan yang lain.
Mengampuni adalah sesuatu yang indah, walau bagi "dunia" itu merupakan kebodohan.
Jadi ingat, ini khan bulan puasa. Temen2 sepupu merencanakan mengadakan syawalan, dan saya juga diundang. Yang menarik, ada pesan khusus " si itu jangan diundang, (karena masih ada masalah bathin dgn yg ketempatan) ".
"Lho, koq gitu? " kata saya dalam hati. Rupa-rupanya walaupun acara syawalan merupakan acara halal bil halal, saling memaafkan, begitu katanya, tetapi masih juga "kecuali si itu".
Ini sekedar gambaran bhw di luar kekristenan ada begitu banyak praktek keagamaan yang mengandalkan kekuatan diri sendiri, dan terbukti gagal total.
Ah, kalau saja semua orang percaya kpd Yesus Kristus, dan hidup dalam pengajaran-Nya, kalau semua orang selalu siap mengampuni, siap berdamai, tentu dunia ini sangatlah indah, dan kemuliaan Tuhan turun.
Mujizat
Yesaya 59:1-3 Yesaya 53:1-6 Matius 6:14-15
Tani Desa
@MUJIZAT
Ya, itulah masalahnya
@Sdr Johny
Benar, sesuai topik saya, inilah masalah yang banyak dihadapi kami org yg mengaku kristen tetapi yg kurang meresapi ajarannya.
Kalau Firman Tuhan berkata: "Barangsiapa mengampuni kesalahan sesamamu, maka Bapamu di surga akan mengampuninya juga. Tetapi barangsiapa tidak mau mengampuni kesalahan sesamanya, maka Bapamu di surga juga tidak akan mengampuninya juga". (Matius 6:14-15).
Kami melayani orang dari segala agama. Kristen, Katholik, Islam, Budha, Khong Hu Chu, dan masalah mereka kebanyakan sama, yakni masalah hati.
Kami juga heran, terkadang lebih mudah mendoakan orang muslim yang sakit daripada mendoakan orang kristen sendiri, sehingga tukang becak (muslim) ketika percaya pemberitaan kami soal mengampuni dan diampuni, langsung terjadi mujizat, sementara ketika kami mendoakan seorang kristen (Dosen Sekolah Theologia) yang fikirannya ruwet, ya tidak terjadi apa-apa.
Saya menyebut orang kristen yang Berdoa Bapa Kami tetapi tidak juga mau mengampuni kesalahan sesamanya sebagai MENIPU TUHAN.
Dan saya prihatin jika ada saudara saya yang dengan mulutnya mengatakan "ya saya memaafkan kamu" tetapi dibelakang ternyata menggerutu, memaki, saya sebut dia sebagai "munafik".
Tuhan Yesus memberkati.
Mujizat.
Yesaya 59:1-3 Yesaya 53:1-6 Matius 6:14-15
Tani Desa
mujizat
@Saudaraku Jhony, Anda
@Saudaraku Jhony,
Anda menulis:
tapi,terkadang kata mengampuni terlalu mudah diucapkan,
dan kebencian itu belum tentu hilang dari hati orang.
Benar, sebuah kata "mengampuni" nampaknya sederhana, tetapi bisa menjadi sebuah perjuangan berat, bahkan bagi seorang "rohaniwan" kristen yang merasa "jemaatnya" dicuri oleh gereja lain. Saya senang bicara blak-blakan, bahwa terkadang kehadiran sebuah gereja baru yang kharismatik bisa menjadi sebuah "batu sandungan" bagi gereja lama yg sudah "mapan".
Namun kembali kepada kebenaran, untuk menghilangkan efek kebencian yang disebabkan oleh aniaya orang lain atas diri kita, misalnya, akan membutuhkan usaha yang keras lagi memerlukan waktu lamaaaaaa, sampai kebencian itu dapat sirna dari hati kita. Ini yang saya maksud dengan "mengandalkan kekuatan diri sendiri." Dan celakanya, banyak orang yang, bahkan sampai memasuki liang lahat, dia masih menyimpan rasa sakit hati. Ini namanya konyol.
Tetapi Allah telah sediakan seorang penolong, yaitu Roh Kebenaran, atau Roh Kudus, inilah Dia yang merupakan Kuasa dari Yang Maha Besar , yang memampukan seseorang menghilangkan rasa sakit hati tsb untuk waktu yang lebih singkat, dan ... BERHASIL !!
jadi,kalau saya melihat dari cerita kamu,
belum tentu saudara kamu bisa dikategorikan orang munafik.
alangkah lebih munafiknya saudara kamu ketika dia berkata memaafkan,tapi dalam hati masih membenci.
yah,mungkin dalam pikirannya sekalian saja si itu tidak diundang.
Benar juga, memang kalau "rasa sakit " itu masih ada (baca = belum mengampuni), maka pertemuan tsb menjadi kaku. Mudah2an Anda memahami jawaban saya.
Tuhan Yesus memberkati.
Mujizat
Yesaya 59:1-3 Yesaya 53:1-6 Matius 6:14-15
Tani Desa
oh yah.
@mujizat: jujur
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
@antisehat, napa pilih nama ini?
Salam kenal juga bro antisehat.
Tetapi kenapa pilih nama antisehat? Bukan sehat terus? Diberkati terus?
Gimana kalau sakit terus, padahal menjadi tua itu otomatis? Sehat juga pilihan koq.
Anda benar.
Jujur pada diri sendiri akan menjadi sebuah pekerjaan yang sangat sulit kalau kita tidak memiliki rasa sayang kpd diri sendiri.
Banyak orang dengan santainya berdusta kpd Tuhan dan kpd diri sendiri, dan lantaran everything's okey, jalan teruuuss, padahal Tuhan lagi memberi tenggang waktu buat dia bertobat, eh , mereka sangka Tuhan tidak ada, Tuhan sedang tidur, Tuhan tidak peduli, atau apalah.
Seorang hamba Tuhan, saya lupa namanya, dia pernah berkata yg artinya kira2 begini:
"Kalau saja seseorang meluangkan waktunya buat merenung selama 5 menit saja mengenai hidup ini, maka sebenarnya dia akan sadari perlunya hidup adil-benar".
Saya ikutan ngomong gini sekarang:
"Kalau saja setiap orang yang mengaku kristen / kristiani meluangkan waktu 5 menit untuk merenungkan perlunya jujur kpd TUHAN, maka saya rasa Tuhan akan membawanya memasuki sebuah dimensi yang baru, dimana janji-janji Tuhan yang tertulis di kitab suci akan digenapi dalam hidupnya."
Mujizat
Yesaya 59:1-3 Yesaya 53:1-6 Matius 6:14-15
Tani Desa
@Mujizat: nickname
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
@antisehat, oh begitu
Hi hii,
Untung ANda tidak pakai nama : antikristus, he he he
Mujizat
Yesaya 59:1-3 Yesaya 53:1-6 Matius 6:14-15
Tani Desa