Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Memberi sedekah
Kisah 3 : 1 - 7
3:1 | Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. |
3:2 | Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. |
3:3 | Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. |
3:4 | Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." |
3:5 | Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. |
3:6 | Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" |
3:7 | Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. |
3:8 | Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. |
Pernah terpikir oleh saya. Seandainya pada saat itu Petrus dan Yohanes memiliki emas dan perak, tentu kejadian di atas tidak akan pernah terjadi. Orang lumpuh itu tidak akan pernah mengalami mujizat. kemungkinan Petrus akan melakukan seperti kebanyakan orang. Yaitu memberikan sedekah kepada orang lumpuh itu.
Sebenarnya fokus utamanya bukan emas dan perak. Dan bukan juga mujizat. tetapi fokus utamanya apakah yang kita punyai / miliki yang dapat diberikan kepada orang yang meminta sedekah kepada kita.
Pada saat itu, Petrus memiliki kuasa untuk melakukan mujizat. Maka Petrus memberikannya kepada orang lumpuh itu. Pemberian Petrus memang tidak membuat orang lumpuh itu menjadi kaya. Tetapi orang lumpuh itu mendapatkan sesuatu yang luar biasa. Melebihi dari emas dan perak. Yaitu sukacita.
Kita tidak bisa memungkiri bahwa di sekitar kita banyak sekali orang yang selalu meminta sedekah. Bahasa kasarnya adalah pengemis. Untuk orang yang memiliki harta / uang mungkin tidak terlalu masalah. Cukup merogoh kantong dan memberikan beberapa receh uang logam atau beberapa lembar uang kertas dan memberikannya kepada pengemis itu.
Tetapi bagaimana dengan orang - orang yang tidak memiliki uang lebih untuk diberikan kepada pengemis itu. Hati ingin memberi. Tetapi uang tidak punya. Maka dengan sedikit terpaksa kita mengangkat tangan kanan kita memberikan isyarat bahwa kita tidak memiliki uang yang dapat diberikan.
Kisah ini diambil dari kisah nyata, dengan sedikit polesan.
Di starternya sepeda motor bututnya menuju ke POM bensin. Mengantri panjang menunggu giliran untuk mendapatkan beberapa liter bensin. ketika tiba gilirannya, dia membeli 2 liter bensin. Dikeluarkannya satu lembar uang dan diberikan kepada petugas POM bensin. petugas POM bensin itu memberikan uang kembalian dan diantara uang itu terdapat beberapa receh uang logam.
Ketika dia akan meninggalkan POM bensin itu matanya melihat seorang ibu tua sedang meminta - minta kepada orang - orang yang selesai membeli bensin. Ada yang memberinya uang dan ada juga yang tidak memberikan uang.
Dia teringat dia memiliki beberapa receh uang logam. Dia mendekati ibu tua itu dan memberikan uang receh logamnya. kejadian itu terus berulang selama kurang lebih 3 bulan, sampai dia tidak memiliki uang kembalian untuk diberikan kepada ibu tua itu.
Motornya diparkir dekat ibu tua itu, dan dia berjalan mendekati ibu tua itu. ibu tua itu menatapnya mengharapkan akan mendapatkan uang. Dia duduk disamping ibu tua itu. Dan mulai bercakap - cakap. Ditanya dahulu mengenai keluarganya, anaknya, suaminya, tempat tinggalnya dan masih banyak hal - hal lainnya yang mereka bicarakan.
Tidak terasa waktu sudah berjalan kurang lebih 1 jam.
kalau mau dibilang, di dalam waktu 1 jam itu, si ibu tua itu tidak mendapatkan uang sepeser pun. rugi ? dalam hitungan pendapatan ya. Si ibu tua itu rugi.
Tetapi dalam hitungan sukacita, tidak. Si ibu tua itu sangat terharu sekali. Ternyata masih ada orang yang mau mengajaknya mengobrol. Karena hampir sepanjang hidupnya si ibu tua dianggap sebagai sampah masyarakat, dan hampir tidak pernah ada yang mengajaknya untuk mengobrol.
Dia mungkin tidak bisa memberikan uang. Tetapi dia sudah memberikan apa yang dia punya, yaitu waktu untuk si ibu tua itu.
GBU
GBU
- hiskia22's blog
- Login to post comments
- 4592 reads
@Hiskia22 , si lemah
Hiskia, si pengendara motor itu kamu..ya?
Dengan alasan sibuk dengan pekerjaan dan hanya memikirkan kepentingan diri sendiri saja, aku acap kali mengabaikan perkara kecil dan orang kecil. Padahal sebagai anak Tuhan kita harus menjadi terang dan garam, menjadi berkat bagi orang lain terutama kepada orang2 lemah.
Ah....hidupku, masih jauh panggang dari api, terima kasih bro...semoga tulisanmu bukan hanya menjadi renungan buatku.
"Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru" Ams 21 : 13.
@Joshua Li
untuk pertanyaan anda, mungkin saya tidak akan menjawabnya bro. hanya Tuhan yang tahu...he...he...he...gpp ya bro ?
Semoga tulisan di atas bisa menjadi berkat bagi anda bro...
GBU
GBU
@Hiskia, gpp
gpp...bro, udah tau kok !
Tulisanmu memang sudah menjadi berkat bagiku bro....trims