Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
MEMAAFKAN DIRI SENDIRI
Tidak ada manusia yang tidak pernah melakukan kesalahan atau tidak pernah berbuat dosa (yang besar). Bila demikian maka kita perlu mohon ampun kepada Tuhan. Kita percaya pada janji-Nya bahwa Dia pasti mengampuni kita. Namun, apakah masalah selesai sampai disitu saja? Ternyata ada sebagian orang yang sulit memaafkan diri sendiri, sehingga dosa atau kesalahan masa lalunya selalu menghantui dan membayangi kehidupannya.
Bagi orang ini, memaafkan orang lain sangatlah mudah dan dia percaya bahwa Tuhan memaafkan kesalahannya. Tetapi memaafkan diri sendiri tidaklah mudah.
Dalam Alkitab ada kisah bagaimana memaafkan diri sendiri, bila kita melakukan dosa yang besar:
2 Samuel
12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.
12:14 Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati."
12:15 Kemudian pergilah Natan ke rumahnya. Dan TUHAN menulahi anak yang dilahirkan bekas isteri Uria bagi Daud, sehingga sakit.
12:16 Lalu Daud memohon kepada Allah oleh karena anak itu, ia berpuasa dengan tekun dan apabila ia masuk ke dalam, semalam-malaman itu ia berbaring di tanah.
12:17 Maka datanglah kepadanya para tua-tua yang di rumahnya untuk meminta ia bangun dari lantai, tetapi ia tidak mau; juga ia tidak makan bersama-sama dengan mereka.
12:18 Pada hari yang ketujuh matilah anak itu. Dan pegawai-pegawai Daud takut memberitahukan kepadanya, bahwa anak itu sudah mati. Sebab mereka berkata: "Ketika anak itu masih hidup, kita telah berbicara kepadanya, tetapi ia tidak menghiraukan perkataan kita. Bagaimana kita dapat mengatakan kepadanya: anak itu sudah mati? Jangan-jangan ia mencelakakan diri!"
12:19 Ketika Daud melihat, bahwa pegawai-pegawainya berbisik-bisik, mengertilah ia, bahwa anak itu sudah mati. Lalu Daud bertanya kepada pegawai-pegawainya: "Sudah matikah anak itu?" Jawab mereka: "Sudah."
12:20 Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.
12:21 Berkatalah pegawai-pegawainya kepadanya: "Apakah artinya hal yang kauperbuat ini? Oleh karena anak yang masih hidup itu, engkau berpuasa dan menangis, tetapi sesudah anak itu mati, engkau bangun dan makan!"
12:22 Jawabnya: "Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
12:23 Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
Dari kisah di atas, kita tahu Daud sangat menyesal telah melakukan dosa yang demikian besar, sehingga Tuhan berkenan mengampuni Daud sehingga dia tidak harus mati. Tetapi Tuhan tetap memberikan hukuman atas dosanya, yaitu anak nya harus mati.
Pada ayat 18 disebutkan bahwa pegawainya takut memberitahukan bahwa anak itu sudah mati. Namun yang mengherankan bagi pegawai2 nya dan tentu saja bagi kita adalah: Setelah tahu anaknya mati, Daud bukannya bersedih, tetapi malah mandi, bertukar pakaian lalu makan !!!
Mengapa Daud melakukan itu? Jawab Daud adalah:
"Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku: siapa tahu TUHAN mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup.
Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku."
Pelajaran yang dapat kita petik bagaimana memaafkan diri sendiri adalah:
1. Mengakui dan mohon ampun kepada Tuhan, dan percaya kepada janji Tuhan.
2. Jangan berlarut-larut menyesali dosa yang telah diampuni/dihukum oleh Tuhan, karena tidak ada gunanya!
3. Melanjutkan hidup dengan kesadaran akan akibat dari dosa kita dan menanggung ganjaran dari dosa yang telah kita perbuat.
Tentu saja kita tidak mau berbuat dosa dengan sengaja, karena Tuhan pasti menghukum dosa dengan memberikan ganjaran yang merupakan belas kasihan Tuhan kepada kita. Namun bila ada yang sampai berbuat dosa (yang besar), mintalah ampun kepada Tuhan, kemudian mengampuni diri sendiri dan lanjutkan hidup dengan menanggung akibat dari dosa yang telah kita perbuat.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
- Debu tanah's blog
- 5900 reads
Jangan takut datang kepada Allah..
Deta said:
Ternyata ada sebagian orang yang sulit memaafkan diri sendiri, sehingga dosa atau kesalahan masa lalunya selalu menghantui dan membayangi kehidupannya. Bagi orang ini, memaafkan orang lain sangatlah mudah, dia percaya bahwa Tuhan memaafkan kesalahannya. Tetapi memaafkan diri sendiri tidaklah mudah
Deta menurut aku justru orang yang sulit memaafkan diri sendiri adalah orang yang sangat sulit memaafkan orang lain. Karena standart yang dipakai orang adalah dirinya sendiri.. sama juga orang yang sulit mengasihi dirinya sendiri juga akan sulit mengasihi orang lain. Hal memaafkan, mengampuni dan mengasihi.. adalah hal yang gampang-gampang susah dan susah-susah gampang untuk melakukannya... perlu anugerah..
2 Samuel 12:13-23 adalah ayat yang banyak menolong untuk menjalani hidup di dunia ini terutama ketika terpeleset dan jatuh dalam dosa. Menyesali, mengamini janji pengampunanNYA, memohon belas kasihan-NYA agar dijauhkan dari akibat dosa, mengampuni diri sendiri, dan melanjutkan hidup dengan penuh kesadaran akan sebab akibat dari setiap perbuatan yang kita lakukan.
Ada seorang teman ketika masih pacaran, dia kebablasan dan melakukan perbuatan yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan.. lalu meminta ampun kepada Tuhan, karena masih kuliah.. teman saya juga berdoa dengan sungguh2 kepada Tuhan memohon supaya tidak hamil,.. dia juga doa puasa, dan terus menerus menangis penuh penyesalan, ketakutan, dan malu..
Namun kemudian dia hamil.. dan ya.. akibat dari dosa yang dilakukan, mereka harus menanggung malu, dimarah orang tua, dihakimi oleh sosial, tidak menerima sakramen pernikahan seperti yang diimpi2kan, dan mungkin akibat2 lain seperti kuliah sambil bekerja dll.. beruntung sekali anak yang dikandungnya lahir dengan sehat (tidak se-tragis anak Daud)
Sejak itu dia selalu bilang kepadaku.. jangan takut datang kepada Allah ketika berdosa, namun takutlah untuk berbuat dosa..
@Joli, ada yang lebih sulit memaafkan diri sendiri..
Salam Joli,
Terima kasih banyak untuk komentar nya..
Secara umum memang kita bisa berkata bahwa orang yang sulit memaafkan diri sendiri adalah orang yang sangat sulit memaafkan orang lain.
Namun karakter tiap orang tidaklah sama.
Untuk DOSA BESAR ada orang-orang yang punya kepribadian PERFEKSIONIS (INTROVERT) yang lebih mudah memafkan orang lain (bila melakukan dosa yang sama) dari pada memaafkan diri sendiri. Para INTROVERT memang memiliki kecenderungan: keras pada diri sendiri, mudah putus asa, menyesali masa lalu secara berlarut-larut, menghukum diri sendiri bahkan yang terburuk adalah mempunyai kecenderungan bunuh diri!
Idealnya memang seperti yang Yesus ajarkan: "kasihilah sesamamu manusia SEPERTI dirimu sendiri". Jadi kita perlu mengasihi diri sendiri dengan patut terlebih dahulu supaya kita juga dapat mengasihi orang lain dengan lebih baik dibanding bila tidak mengasihi diri sendiri.
Debu tanah
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@DT: butuh
dear DT, ikutan comment yaaa...
tidak Ringan lho buat maafin diri sendiri,
karena itu butuh kejujuran (pada diri sendiri)
kejujuran butuh kedewasaan,
kedewasaan butuh pilihan.
karena menjadi tua itu otomatis
menjadi dewasa itu pilihan...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com
AS, benar sekali
Salam AS,
Terima kasih sudah komentar di blog ini.
Betul sekali AS. Dengan kata lain untuk menjadi dewasa (rohani) membutuhkan "perjuangan" doa dan ketekunan, sampai kapan? Ya sampai mati.....
Debu tanah
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...