Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Maaf Aku Golput!
MAAF AKU GOLPUT!
maaf aku golput mbok....
mungkin kali ini jariku tidak terkena tinta
mungkin kali ini aku tidak ikut melipat kertas
yang besarnya sebesar bagong itu...
kalaupun kau paksa aku ikut...
aku bolongi semua partai-partai sampah itu...
maaf aku golput pakde...
hatiku tidak mau ikutan perhelatan celaka itu
mataku capek dengan kibaran foto caleg-caleg
dan iklan-iklan di tv yang menghabiskan milyaran rupiah
yang nantinya akan ditebus juga dengan korupsi...
mementingkan rakyat yang mana...
rakyat di indonesia bagian mana...
rakyat terus saja dibodohi dengan janji-janji surga...
maaf aku golput tulang...
dulu aku memihak partai mu yang damai dan sejahtera itu
tapi ketika banyak Gereja digusur...
pembangunan Gereja dihalangi dan dipersulit...
kau malah diam saja di balik jasmu...
lima tahun terakhir tak kelihatan sepak terjangmu...
atau aku yang salah memilih waktu itu...
holan hata do di ho...
maaf aku golput ompung....
mereka malah mau bikin rumah sakit di negeri seberang...
sementara di negeri sendiri aborsi dimana-mana
bunuh diri jadi santapan harian di tivi...
kibarkan saja bendera partaimu tinggi-tinggi
buat baliho setinggi monas....
masuki semua stasiun tv swasta...
daripada mereka juga gulung tikar...
karena banyak sinetron tak bermutunya...
infotainment berjalanlah terus...
selama masih ada ratu sensasinya
dan mantan suaminya yang meremas bokong orang lain...
maaf aku golput saudaraku
bukan aku tidak cinta bangsa indonesia
yang carut marut karena korupsi dan moral bejat ini...
tapi aku sudah terlalu lelah dengan sandiwara mereka...
senyum merpati hati sebuas serigala...
biarlah kali ini... pesta politik mereka yang urusi...
hanya satu pintaku padaNYA...
biarlah pemilu kali ini...
GOLPUT yang menang....
agar mereka tahu yang mana rakyatnya...
agar mereka berbalik dari korupsinya...
agar mereka celik matanya...
agar... ahhh...
percuma saja....
lelah...
HIDUP GOLPUT!
TUHAN KUASA!
BIG GBU!
jm12032009.2209
BIG GBU!
- Josua Manurung's blog
- Login to post comments
- 4231 reads
GOLPUT = GOLongan PUTus Asa
kenapa GOLPUT? banyak yang karena kecewa dengan yang ada saat ini.
(oh ya. ada golput yang karena masalah teknis, administratif dan lain-lain)
Namun. dalam sistem demokrasi, dimanapun di dunia, PARTAI POLITIK tetap ada.
Berjuang di luar parpol, memang bisa.., tapi kalau nggak kuat, kekuatan parpol masih akan tetap mendominasi.
Kemarin siang sy ikut acara yang berhubungan dengan Pemilu 2009, salah seorang yang saya tahu menjadi aktivis sebuah LSM di Salatiga, mengusulkan eh .. menghimbau supaya Golput saja..
Di jawab oleh pembicara, seorang dosen Fisipol, yang adalah analis politik, "kalau anda kecewa dengan partai yang ada, itu saatnya anda mendirikan partai baru yang tidak seperti partai-partai yang lain"
Kemudian saya berbisik pada teman disebelah saya, gimana kalau Golput, itu kita sebut saja Golongan Putus Asa, karena dengan "Golongan Putih", kesannya golongan ini golongan yang "suci" tidak ikut "kotor"nya politik.
90%-pun Golput di Indonesia, jumlah anggota DPR di Senayan ya tidak berubah Mas....
semakin banyak Golput, justru semakin kecil "Bilangan Pembagi Pemilih" yang harus dicapai oleh seorang caleg untuk menjadi 'leg'.
karena.., jumlah anggota dewan dihitung dari JUMLAH PENDUDUK, sedangkan penentuan terpilihnya caleg, dihitung dari JUMLAH SUARA SAH.
Semakin banyak GOLPUT, justru memberi peluang lebih besar pada partai-partai dengan pemilih militan, untuk menjadi dominan di negeri ini.
Pikirkan kembali sebelum terlambat menjadi Golput, masa diantara caleg-caleg yang ada tidak ada yang bisa anda pilih? kalau anda tidak percaya pada caleg-caleg yang ada, kenapa dulu anda tidak memutuskan jadi caleg, untuk mewujudkan idealisme-idealisme anda?
Saya masuk ke parpol, dan saya menjadi caleg, kenapa? karena saya tidak ingin menjadi Golput, paling tidak.., saya memilih diri saya sendiri.
Kalau anda golput, anda tidak akan memiliki wakil di DPR/DPRD, jadi nanti setelah Pemilu usai dan anggota dewan ditetapkan, anda tidak berhak menuntut anggota Dewan melakukan ini-itu sesuai dengan keinginan anda, karena.. mereka BUKAN wakil anda.
Jadi.., kalau anda golput, tapi nanti menuntut ini-itu pada anggota dewan, bukankah anda sedang 'sewenang-wenang'?
saran saya.. pilihlah caleg yang terbaik, diantara yang baik-baik atau yang tidak baik-tidak baik itu, atau paling tidak, "yang anda kenal", karena dengan demikian, ide anda untuk kebaikan negeri ini, dapat dengan mudah disampaikan.
silakan golput, jika itu anda pandang sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan masalah di negeri ini.
belajarlah dari AS, orang-orang datang ke TPS untuk memilih Barrack Obama, karena banyak yang berpikir, "kalau saya tidak datang memilih, maka Barrack Obama bisa tidak menang". Pikirkan.. ketika anda tidak memilih, itu sedang memberi peluang kepada partai atau caleg yang tidak anda sukai bisa keluar menjadi pemenang.
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
Apakah dengan GOLPUT, sedang menjadi Garam dan Terang?
Tambahan sedikit:
Apakah dengan GOLPUT, anda sedang berperan menjadi GARAM dan TERANG dunia?
Renungkan kembali keputusan menjadi Golput, ini belum 9 April 2009, belum terlambat untuk mengubah keputusan.
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
kacamata item
terang ga terang, kalo ngeliatnya pake kacamata item, semuanya akan nampak gelap.
GOLPUT DAN BABI
GOLPUT DAN BABI HARAM.........?????
padahal golput itu Indah dan Babi itu harum.........selama tidak berlebihan dan dikontrol.
@pwijayanto: tentang mas Pwi,..saya,..dan para golputers...
Nuwun sewun sebelumnya mas Pwi,
Mas Pwi mengatakan bahwa Golput itu adalah "Golongan Putus Asa".
Saya kira hal itu kurang tepat. Kalau bung JM, saya, dan para golputers lainnya memilih untuk jadi seperti itu, bukan lantas kami ini tergolong orang yang berputus asa. Orang yang putus asa, menurut hemat saya, adalah orang-orang yang memilih untuk duduk meringkuk di sudut kamarnya, terus begitu, sampai akhirnya benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa. Nah, para golputers itu sebenarnya tetap berkarya, tetap berpolitik juga dengan caranya sendiri-sendiri, walau kami tidak memilih.
Kenapa kami begitu, tentulah ada alasannya masing-masing. Bung JM sudah cukup baik mengemukakannya di atas dari sudut pandangnya sendiri. Bagi saya pribadi, jawabannya hanya satu mas Pwi. Umur kita terbatas. Umur maksimal manusia sekarang ini rata-rata 60'an. Setelah itu, habislah masa kontrak kita.
Mengenai jawaban saya tersebut, ijinkanlah saya menjelaskan sedikit.
Tahun 1998, ekspektasi orang begitu besar akan adanya perubahan besar di negara tercinta kita ini, untuk membawa kita semua menjadi lebih baik daripada masa-masa sebelumnya. Semua orang bermimpi macam-macam, yang terlalu panjang jika diuraikan semuanya di sini. Dan sekarang tahun 2009. Sudah 11 tahun berlalu. Ada yang berubah jadi lebih baik, namun masih banyak hal-hal mendasar yang masih tetap seperti dulu, atau mungkin malah lebih parah lagi. Postingan bung JM di atas sedikit banyak sudah mewakili semua kekecewaan itu.
Terpilihnya Barrack Obama baru-baru ini sebagai presiden Amerika memang sangat menginspirasi seseorang untuk ikut memilih. Tapi setahu saya, di Amerika itu walau masih banyak hal-hal buruk yang terjadi di sana, namun, usaha-usaha yang terbaik untuk mengatasi yang buruk itu juga ada. Dan di situlah harapan itu masih bisa bersemi. Tidak heran kalau semangat untuk memilih masih berkobar di hati banyak warga Amerika, sehingga mereka mau "bertaruh" untuk Barrack Obama. Sekedar contoh saja, dari dulu sampai sekarang masih banyak perlakuan-perlakuan yang tidak pantas, terkait dengan isu rasisme, yang dialami oleh warga keturunan afro-amerika, sebagai kaum minoritas di sana. Namun dari dulu juga, perlawanan habis-habisan terhadap hal itu ada, dan akhirnya sekarang berbuah, dengan terpilihnya seorang kulit hitam menjadi presiden di sana.
Lalu apa hubungannya dengan umur?
Mas Pwi, saya masih ingat tahun 1998 dulu itu saya juga ikut berdemo, walau tidak sampai berdarah-darah dan kehilangan nyawa seperti teman-teman lainnya (simpati saya yang sebesar-besarnya untuk mereka). Namun seiring masa berlalu, umur bertambah, kedua putri saya semakin dewasa, akhirnya saya sendiri pun menjadi bosan dalam penantian. Memang saya belumlah tua-tua amat, meskipun jelas tidak tergolong berondong lagi. Sehari-hari saya dan istri berusaha sebaik mungkin, untuk mendapatkan sesendok intan dan sesuap berlian, eh, maksudnya rejeki. Apalagi sebentar lagi barep saya mau masuk SMP. Harus lebih tunggang-langgang lagi kami cari uang. Karena itulah mas Pwi, sementara usia sudah "tengah hari", saya lebih memilih berkonstrasi untuk menghidupi anak-anak saya saja. Capek sudah terus-terusan berharap dan dikecewakan, sementara saya belum bisa meninggalkan apa-apa untuk putri-putri saya, kalau ada sesuatu yang terjadi pada diri saya. Kecewa bukan karena tidak ada hasil, karena bagaimanapun hasil butuh proses yang lama, tapi kecewa karena tidak diperjuangkan secara maksimal. Itu saja.
Tapi jangan salah sangka, saya doakan selalu agar perjuangan anda sukses. Mana tahu, setelah mas Pwi sukses nanti sebagai politisi yang baik, akan banyak mata para golputers yang terbuka...
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)
@joe74 : gw SETUBUH eh SETUJUH
SETUBUH lah...
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@Josua Manurung
G O L P U T >< G O L H I T
golput itu hak pilih juga....
golput itu hak pilih juga...
itu hak yang paling asasi...
itu hak...
hak kita untuk memilih
hak kita untuk tidak memilih...
selamat menjadi caleg...
semoga menjadi caleg yang bersih
di tengah kawanan serigala
yang suka bermain lumpur...
saya tidak menuntut apa-apa...
rakyat yang akan menuntut anda...
bukan...
bukan rakyat...
bukan TUHAN...
tapi...
iblis di neraka yang akan menuntut anda...
hehehe....
TUHAN KUASA!
BIG GBU!
BIG GBU!