Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kau Ingin Umur Berapa?
“Kau ingin hidup berapa tahun di dunia ini? Kau ingin umur berapa?” Jin bertanya kepadaku.
“Seratus!”
“Ha… ha… ha…! Jun…, Jun… kau pernah baca Mazmur 90:10? (Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap)
“Aku pernah membacanya! Tapi apakah aku salah? Bahkan ketika seseorang berulang tahun, kita akan selalu berkata, ‘Semoga panjang umur… dan bahagia!’. Kau kenal Chairil Anwar? Dia pernah berkata dalam sebuah sajaknya, ‘aku mau hidup seribu tahun lagi…!’”
“Itu keinginan manusia! Tapi bagaimana jika kutunjukkan takdirmu, bahwa pada usia lima puluh tahun kau akan terkena stroke, kau akan terbaring tak berdaya hingga hari kematianmu. Keluargamu tidak bisa mengurusmu dengan baik, Istrimu sibuk mencari nafkah sedangkan anak-anakmu masih kecil-kecil. Adik dan kakakmu sudah punya keluarga sendiri. Mereka hanya menjengukmu saat awal kau sakit, setelah itu mereka hanya sesekali menanyakan kabarmu via telepon. Orang tuamu sudah terlalu tua untuk bisa mengurusmu. Kau akan terbaring kotor dan bau. Ya, supaya tidak merepotkan kau akan diberi pempers/diapers. Punggungmu akan bolong dan…”
“Stop! Mengerikan sekali! Apakah benar itu takdirku? Bagaimana kau bisa tahu?”
“Sekarang berapa usiamu?”
“Dua puluh tahun!”
“Nah, berarti hal itu akan terjadi tiga puluh tahun kemudian!”
“Bagaimana jika aku minta umurku empat puluh Sembilan tahun saja?”
“Semoga saja, permintaanmu dikabulkan!”
***
Siapa yang bisa percaya pada Jin? Bodoh sekali jika aku mempercayainya. Tapi kupikir ketidak-tahuan kita tentang akan berapa umur kita di bumi ini, sebenarnya merupakan karunia juga. Hal itu akan mendekatkan kita pada Sang Pencipta. Dan ketika kita dekat dengan Sang Khalik, kita akan merasa tentram. Kematian dan bayangan suram masa depan tidak lagi menakutkan. Kita dekat dengan keabadian, dan keabadian itu menempati dan tinggal di hati kita.
Jadi kita telah melewati maut.
Kematian bukan lagi masalah bagi kita.
Apapun agama kita.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
- Pak Tee's blog
- Login to post comments
- 4064 reads
kematian
Mungkin kematian adalah jalan menuju kehidupan.
Seperti kata seorang sufi: hidup ini adalah mimpi, kita baru terjaga setelah kita mati (kalau ga salah ingat, begitu kurang lebih bunyinya).
Kejarlah kasih, follow the way of love.
http://kejarlahkasih.wordpress.com
Berjaga-jagalah!
Kita baru terjaga setelah kita mati? Kenapa tidak dengar kata-kataNya saja? Berjaga-jagalah! Jangan tertidur. Wah... ngantuk ya? Terima kasih sudah mampir,
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
dongeng sebelum tidur
Kenapa tidak dengar kata-kata-Nya saja? Karena saya masih suka mendengar dongeng-dongeng Pak Tee. Lagipula tulisan-tulisan para sufi tidak membuat ngantuk, beda dengan dongeng sebelum tidur. Terima kasih buat ceritanya.
Kejarlah kasih, follow the way of love.
http://kejarlahkasih.wordpress.com
Yang penting bukan lamanya hidup tetapi kualitas hidupnya
Semasa hidup harus baik dan bermanfaat bagi banyak orang
kalau hidup 1000 tahun kalau tidak berguna, menyusahkan banyak orang dan sakit-sakitan terus berabe juga Pak
Salam kenal semuanya, saya Venny dari www.diskusikesehatan.com mohon partisipasi teman-teman sekalian untuk ikut berdiskusi seputar masalah kesehatan, berbagai info penyakit dan pengobatannya (KANKER, TUMOR, LUPUS, DIABETES, HEPATITIS, STROKE, HIV/AIDS, ASMA, HIPERTENSI, KOLESTEROL, DSB)
Terima kasih
kualitas hidup
Salam kenal kembali, Venny. Setuju, kita harus berusaha meningkatkan kualitas hidup kita dalam kuota usia yang diberikan Sang Pencipta. Terima kasih sudah mampir ke lapak saya.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!