Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
jangan menyerah
Pernahkah Anda begitu menginginkan sesuatu yang nyaris mustahil digapai? Bila jawabannya ya, saya yakin saya dan anda tidak sendirian. Saat kita benar-benar menginginkan sesuatu, kita akan mengerahkan berbagai upaya untuk mendapatkan impian kita. Seperti bunyi sebuah petuah kuno, ora et labora, berdoa dan berusaha.
Ada satu kisah nyata tentang upaya menaklukkan hal yang nampaknya mustahil. Kisah yang begitu menginspirasi saya ini semoga juga dapat menginspirasi anda yang membaca kisah berikut.
Adalah Terry Fox, seorang pemuda Kanada, berupaya menyelesaikan satu rekor lari jarak jauh dengan lintasan terpanjang dalam sejarah. Rata-rata setiap harinya ia mampu menempuh 26.2 mil. Setelah berlari selama lima bulan, ia telah berhasil menempuh jarak 3.359 mil melintas Kanada.
Lalu apa hebatnya ? Toh banyak pelari lain yang dapat mencapai jarak yang lebih jauh dari itu.
Ya, memang banyak pelari lain yang dapat mengungguli Terry. Namun begitu yang membuat Terry begitu istimewa adalah bahwa satu kaki Terry telah diamputasi akibat kanker yang dideritanya, dan bahwa ia menyelesaikan lari jarak jauh itu dengan bantuan kaki palsu.
Sebenarnya, apa yang ada di balik benak Terry saat memutuskan untuk menaklukan jarak yang kelihatannya tak mungkin ditaklukkan hanya dengan satu kaki sehat?
Saat menjalani terapi untuk penyakit kankernya, Terry memutuskan bahwa bila ia dapat bertahan hidup, ia akan melakukan sesuatu untuk menggalang dana untuk penelitian penyakit kanker. Ia melihat banyak orang yang begitu terpuruk saat didiagnosa dengan penyakit mematikan tersebut. Kualitas hidup mereka kemudian menurun drastis, dan mereka menjalani hidup hanya sekedar menunggu mati. Meskipun bertahan hidup bukanlah hal yang mudah bagi Terry, ia kemudian merefleksikan tujuan hidupnya. Ia bercita-cita untuk melakukan sesuatu yang positif di dunia, dan itulah yang dilakukannya. Ia kemudian membulatkan tekad untuk mencetak sejarah demi penggalangan dana penelitian yang mungkin dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Dalam perjalanannya, Terry menghadapi berbagai rintangan yang tak terduga. Badai, hujan deras, salju, dan jalan yang licin karena es menghadangnya. Rintangan tersebut, meski menurunkan kecepatan lari Terry, tidak membunuh semangatnya. Ia tetap berlari. Tiap kali semangatnya padam, entah dari mana ia mendapat dorongan untuk melanjutkan perjalanan hingga selesai.
Sayang Terry tak sanggup menuntaskan targetnya. Ia harus menyerah pada penyakitnya dan meninggal di tengah-tengah upayanya untuk mencatatkan rekor. Begitupun, ia telah berhasil menggalang dana dari ribuan orang untuk penelitian kanker.
Pencapaian Terry bahkan lebih impresif saat kita menilik kepribadiannya sebelum divonis menderita kanker. Ia hanyalah atlet dengan kemampuan pas-pasan, dan sangat pemalu. Namun kemudian Tuhan memakai orang pemalu dengan kemampuan rata-rata ini untuk berbicara di depan ribuan orang, dan melakukan hal yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh atlet lain yang jauh lebih unggul darinya.
Terry tidak hanya menyumbangkan dana yang besar demi pemberantasan kanker. Ia juga telah menunjukkan bahwa saat kita berusaha dan menyerahkan segala sesuatu pada Tuhan. IA dapat mengubah yang mustahil menjadi kenyataan, tak peduli seberapa berat badai yang harus dilalui.
Saya terkenang akan sepenggal petuah bijak, " Kita tidak berjalan dengan sepasang kaki kita, namun dengan semangat dan kemauan kita."
Apa hari ini tantangan hidup begitu berat? Saya punya sedikit tips yang mungkin membantu:
Saat "berlari" dalam pacuan kehidupan ini, saya selalu berdoa:
"Tuhan tolonglah saya. Saat saya berlari, berkenanlah kiranya Tuhan mengangkat kaki saya, dan saya akan berusaha menurunkannya atas kehendakMu. Saya akan mengerjakan bagian saya sebaik-baikNya, namun saya tahu saya tidak bekerja sendiri, karena Tuhan mengerjakan bagian yang lebih besar."
- clara_anita's blog
- 4919 reads
Terima kasih tipsnya Clara
@edy: ^_^