Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
HAI DAN ANJINGNYA
Saya adalah seorang jutawan dengan tanah pertanian ratusan hektar. Saya memiliki sebuah rumah mewah di tengah-tengah lahan pertanian saya dan memagarinya dengan indah serta membayar satpam untuk menjaga keamanannya.
Sutu hari, saya membeli sepasang anjing doberman, dan menamai mereka Adam (bukan nama sebenarnya) dan Eva (bukan nama sebenarnya). Saya menempatkan keduanya di halaman rumah yang luas dan memenuhi semua kebutuhan mereka serta merawat keduanya dengan penuh sayang. Saya melatih kedua anjing tersebut untuk mematuhi semua perintah saya dan menghendaki keduanya untuk patuh 100%. Artinya, dalam situasi dan kondisi apapun, keduanya harus patuh 100% pada perintah saya. Saya sudah melatih keduanya untuk tidak makan dari tempat sampah. Setiap kali keduanya terpancing untuk mengais makanan dari tempat sampah, maka saya melakukan koreksi yang tegas atas keduanya. Saya mempercayakan pemeliharaan, perawatan dan pelatihan kedua anjing tersebut pada anak saya, dia anak saya satu-satunya. Dengan tegas, saya mengingatkan pada anak saya, kalau saya menemukan kedua anjing tersebut makan dari tempat sampah, maka saya akan menghajar keduanya lalu menjualnya.
Suatu hari, Natas (bukan nama sebenarnya), salah satu karyawan saya, merasa, bahwa dalam hal melatih anjing, dia lebih hebat dari anak saya, bahkan dari saya sendiri. Untuk membuktikannya, dia memancing kedua anjing saya, Adam (bukan nama sebenarnya) dan Hawa (bukan nama sebenarnya) untuk mengais makanan di tempat sampah dan memakannya.
Ketika saya hendak bermain dengan Adam (bukan nama sebenarnya) dan Hawa (bukan nama sebenarnya), saya menemukan badan keduanya sangat kotor, penuh sampah, begitupun dengan mulutnya. Saya juga melihat Natas (bukan nama sebenarnya) di situ, tersenyum mengejek, penuh kemenangan. Dalam kemarahan, saya mengusir Natas (bukan nama sebenarnya) untuk keluar dari halaman rumah saya. Saya juga mengusir Adam (bukan nama sebenarnya) dan Hawa (bukan nama sebenarnya) keluar dari halaman rumah. Saya berpesan kepada satpam, agar tidak mengizinkan kedua anjing tersebut untuk masuk kembali ke halaman rumah.
Karena kesibukan kerja, saya melupakan kedua anjing tersebut. Anak saya menempatkan kedua ekor anjing tersebut di tanah pertanian saya, keduanya pun berkembang biak dengan pesatnya.
Suatu hari saya teringat dengan kedua anjing saya, lalu memanggil anak saya dan mengutarakan kepadanya niat saya untuk menghukum kedua anjing tersebut dan menjualnya bersama dengan semua keturunan keduanya. "Sepasang anjing liar, pasti akan melahirkan keturunan anjing-anjing liar pula." Kataku pada anakku.
Anakku menentang keinginanku itu, dia menyatakan bahwa dialah yang bersalah, telah melalaikan tugasnya, melatih kedua anjing tersebut dan menjaga mereka agar tidak mengais sampah. Dia menyatakan, bahwa dia rela menerima hukuman dari saya, asalkan saya tidak menjual kedua anjing tersebut bersama seluruh keturunan mereka. Saya menyetujui usul anak saya tersebut. Saya tidak akan menjual semua anjing saya, asal mereka menuruti perintah saya, dan anak saya membiarkan dirinya untuk digigit oleh anjing-anjing tersebut, anjing yang selama ini dia pelihara dengan penuh sayang. Bahkan, saya berjanji kepada anak saya, bila dia menaati saya, menerima hukumannya, maka di kemudian hari, semua anjing-anjing yang lulus uji kepatuhan boleh masuk dan tinggal di halaman rumah saya. Anak saya menaati saya, menerima hukumannya dengan rela.
Semuanya berjalan lancar, hingga suatu hari salah satu karyawan saya, namanya Ynot Duad (bukan nama sebenarnya) menyatakan bahwa saya harus menebus tanah pertanian saya dan anjing-anjing saya dari Natas (bukan nama sebenarnya), karyawan saya yang telah saya usir karena prilakunya yang sombong dan ngawur. Menurut Ynot Duad (bukan nama sebenarnya), karena kedua anjing saya, Adam (bukan nama sebenarnya) dan Hawa (bukan nama sebenarnya) terpancing oleh Natas (bukan nama sebenarnya) untuk melanggar larangan saya, maka secara otomatis kedua anjing tersebut dan seluruh keturunannya menjadi milik Natas (bukan nama sebenarnya). Karena saya membiarkan Adam (bukan nama sebenarnya) dan Hawa (bukan nama sebenarnya) serta semua keturunannya untuk tinggal di tanah pertanian saya, maka tanah pertanian tersebut juga secara otomatis menjadi milik Natas (bukan nama sebenarnya).
Tentu saja, saya sangat keberatan dengan pernyataan Ynot Duad (bukan nama sebenarnya) yang ngawur dan tidak berdasar tersebut. Ynot Duad (bukan nama sebenarnya) mengabaikan pernyataan saya, dia malah mengusulkan agar saya mengikat Natas (bukan nama sebenarnya) dan merampoknya, merampok anjing-anjing milik saya dan merampok tanah pertanian saya.
Apa yang harus saya lakukan kepada Ynot Duad (bukan nama sebenarnya) yang dengan kedegilan hatinya mengusulkan saya untuk merampok anjing milik saya dan tanah pertanian saya sendiri dari Natas (bukan nama sebenarnya), karyawan yang telah saya usir?
Apa yang harus saya lakukan kepada Ynot Duad (bukan nama sebenarnya) yang dengan kedegilan hatinya, mengatas namakan saya, mengajarkan kepada anjing-anjing saya bahwa mereka ada di bawah kuasa dan kendali Natas (bukan nama sebenarnya)? Dia juga mengajarkan bahwa anak saya telah menebus mereka dari Natas (bukan nama sebenarnya), dengan membiarkan dirinya berdarah digigit anjing miliknya sendiri. Di samping itu, dia juga mengajarkan agar anjing saya menggonggong, sebab, menurutnya, ketika mereka menggonggong, maka saya akan memerintahkan karyawan saya untuk menyerang dan mengikat Natas (bukan nama sebenarnya).
Ynot Duad (bukan nama sebenarnya) menghina saya dengan ajarannya, menghina anak saya dengan ajarannya, menghina karyawan saya, dengan memutarbalikan fakta, menjungkir balikan keadilan dan logika.
apa yang harus saya lakukan, pembaca sabdaspace sekalian? Tolong kasih saran.
Sebab ada yang mengatakan kepada saya bahwa inilah keadilan Tuhan. Anda mau tahu? Silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
- hai hai's blog
- 6659 reads
anakpatirsa berkata:
Anakpartisa, Anda Tidak Adil Pada Saya
Anakpartisa, anda bilang:
saya setuju anjing Anda dan keturunannya punya hak untuk memilih Natas sebagai tuannya, dan mereka telah menentukan pilihannya.
Saya membeli kedua anjing tersebut. Sekali saya membelinya, maka mereka menjadi milik saya sepenuhnya, sebagai pemilik, saya berkuasa mutlak atas mereka.
Anda bilang kedua anjing saya punya hak untuk memilih Natas sebagai tuannya? Dari mana mereka memiliki hak itu? Anda bilang, kedua anjing saya telah menentukan pilihan?
Misal, anda punya anjing, suatu hari saya berkunjung ke rumah anda. Saya memanggil anjing anda dan dia menghampiri, saya memberinya makan, dan dia memakannya. Apa yang anda lakukan, ketika pulang dan bertemu dengan saya yang menyatakan bahwa anjing anda telah memilih saya sebagai tuannya, karena dia datang ketika saya panggil namanya, dan makan ketika saya menawarkannya. Anda harus menebus anjing tersebut dari tangan saya, atau saya akan membawanya serta.
Anda tidak perlu merampok Natas untuk mendapatkan anjing-anjing Anda kembali, itu sudah milik Anda, mereka telah memilih Anda sebagai tuannya. Anda juga tidak perlu merampok anjing-anjing yang sudah memilih Natas, mereka milik Natas karena mereka yang memilihnya demikian.
Sejak kapan anjing memilih tuannya? Bukankah sang tuan yang memilih anjing yang akan dibeli dan dipeliharanya. Sekali sang tuan memilih, maka si anjing tidak memiliki hak untuk memilih. Dia harus patuh atau dia harus patuh.
Saya pernah punya anjing empat puluh ekor lebih, terdiri dari anjing doberman, rottweller, pitbull, gembala jerman. Saya memilih anjing-anjing tersebut dan membelinya dengan harga @ Rp. 5 juta lebih. Tidak semua anjing tersebut saya rawat dan saya latih, beberapa ekor malah berusaha untuk menyerang, ketika saya dekati. Saat itu saya memiliki tiga orang karyawan untuk memelihara, merawat dan melatih mereka. Suatu hari, saya memecat salah satu karyawan saya yang malas dan berlaku curang. Beberapa ekor anjing saya hanya patuh padanya, tidak pada karyawan yang lain, juga tidak patuh pada saya. Bolehkah dia membawa serta anjing-anjing tersebut dengan alasan, anjing-anjing tersebut hanya patuh padanya, telah memilih dia sebagai tuannya, dirawat dan dilatihnya selama bekerja pada saya?
Bolehkah karyawan yang saya pecat tersebut mengklaim bahwa anjing saya yang hanya patuh padanya adalah anjingnya? Menurut saya, tidak boleh! Semua anjing tersebut saya pilih dan saya beli. PATUH atau TIDAK PATUH, mereka tetap anjing saya, sayalah pemilik sah anjing saya. Adilkah saya dengan penapat demikian?
mengapa Anda menerima Natas sebagai karyawan Anda, Anda pasti punya alasannya. Lalu kita merenungkan sebuah pertanyaan, apakah sampai sekarang Natas masih sering mengganggu anjing-anjing Anda?
Saya memilih dan mempekerjakan Natas sebagai karyawan saya, untuk membantu saya. Namun, ketika dia menjadi sombong dan menentang saya, maka saya memecatnya, mengusirnya dari rumah saya. Hingga hari ini, dia masih sering mengganggu saya dan anjing saya, dia membujuk agar anjing-anjing saya menentang perintah, dan mengais-ngais sampah. Namun, sya menandai setiap anjing saya dengan tanda kepemilikan yang sah.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ini menggambarkan sesuatu
hai hai, ceritamu ini mengingatkan saya pada suatu kejadian yang belum pernah saya lihat tapi ada di Alkitab. (Kitab Kejadian) Saya menganalisa setiap nama, karena ganjil bagi saya untuk membaca para nama tokoh walaupun bukan nama sebenarnya. Tapi bukan itu kok yang akan saya bahas. Kurasa hai hai sadar kok, kalau kejadian ini juga pernah di alami Allah Bapa di surga. Natas, itu seperti lucifer yang dibuang Allah, karena telah menyesatkan manusia (dalam hal ini, anjing peliharaan) Dan kesombongannya, dan mengejeknya, bukankah hai hai sudah tahu, kalau Lucifer dulu 'karyawan'nya Allah? (Malaikat). Lucifer pun mejatuhkan manusia kedalam dosa( mengais tong sampah) dan hai hai sendiri tahu akan hal itu. Anggaplah anak anda itu seperti Yesus yang bersedia mati/ dihukum asalkan manusia kembali diterima Allah. Dan seperti artikel saya, Bumi dan dunia, Ynot Duad, (nama yang ganjil meskipun cuma samaran) berkata tanah pertanian (dunia) itu milik Natas (Iblis). Sedangkan sebenarnya tanah itu (bumi) itu sebenarnya milikmu kan hai hai? Dan rumahmu, anggaplah itu surga, karena dulu Lucifer itu tinggal di surga seperti malaikat Allah. Aku tidak tahu Ynot Duad itu siapa, tapi kurasa dia ada hubungannya dengan Iblis, mungkin bila disesuaikan dengan kejadiannya ia adalah penganut Iblis dsb.
Saya tidak tahu ini cuma perumpamaan atau kisah sebenarnya, tapi seakan-akan Tuhan cuma mau jelasin kira-kira begitulah yang terjadi ketika awal bumi dibentuk.
Salam manis, Raissa
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Sesuatu Tergambar Disitu
Seperti yang aku bilang, kamu memang brilian, nona raissa. Cerita tersebut memang cara saya untuk mengajak kita semua merenungkan dengan lebih bebas kisah dalam kitab kejadian. Mungkin dengan kisah saya tersebut, teman-teman di bloger ini dapat memandang kisah tersebut dengan lebih terbuka dan tanpa prasangka.
Ynot Duad adalah karyawan saya, setidaknya dia mengaku sebagai karyawan saya dan berbicara atas nama saya. Saya menulis kisah saya tersebut, justru tujuan akhirnya adalah menentukan, apa yang harus saya lakukan kepada Ynot Duad? Apakah dia memang karyawan saya, atau musuh dalam selimut saya?
karena di surga, yang terbesar adalah anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ini menggambarkan sesuatu
PAk Admin, maaf, terkirim dua kali..............
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Yang harus dilakukan?
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Ynot Duad
kalau dibaca dari belakang, itu nama orang yang punya banyak buku kesaksian tentang perdukunan dan ilmu gaib bukan yah?
Saya punya bbrp opini untuk cerita Bung Hai Hai:
1. Klaim yang dibuat oleh Ynot Duad membuktikan bahwa dia sama sesatnya dengan Natas, karena pengajarannya memberikan pengertian seakan-akan anjing2 yang menggonggong bisa memberi perintah kepada Bung Hai Hai si pemilik anjing. Tidak ada bawahan (barang kepemilikan) yg bisa memerintah boss (pemilik barang).
2. Anjing2 yg melanggar perintah Bung Hai Hai tidak lantas berarti mereka kemudian menjadi milik org lain. Mgkn memang mereka jadi berada di bawah kendali Natas, tp tidak berarti Natas (dan karyawan Bung Hai Hai yg lain) bisa meng klaim sebagai pemilik anjing2 tsb. Tdk seorang pun berhak meng klaim kepemilikan anjing2 tsb selain Bung Hai Hai.
3. Kesimpulan akhir, bisa jadi Ynot Duad akan berakhir seperti Natas, yang ingin "mencuri" dan memiliki sendiri anjing2 Bung Hai Hai
YNOT DUAD MENCURI KEBAJIKAN
Nona sisca, nampaknya anda benar, setelah membacanya terbalik, saya juga menemukan hal yang sama dengan anda. Namun kasusnya jelas berbeda.
1. Ynot Duad Mengacaukan Kebenaran
Ynot Duad mengajarkan, bahwa bila anjing saya menggonggong, maka karyawan-karyawan saya akan bergerak untuk menyerang markas Natas (karyawan yang telah saya pecat), sehingga anjing-anjing saya memiliki kesempatan untuk merampok tanah dan anjing-anjing lain dari Natas.
Penulis yang anda maksudkan mengajarkan, bahwa bila orang Kristen bernyanyi memuji Tuhan, maka itu adalah pertanda bagi malaikat Allah untuk menyerang markas Setan, dengan demikian orang-orang Kristen memiliki kesempatan untuk merampok daerah kekuasaan Iblis dan merampok jiwa-jiwa yang dikuasai Iblis dan roh-roh jahatnya.
Namun, setelah memikirkannya secara seksama, nampaknya memang ada kesamaan PRINSIP antara yang diajarkan oleh Ynot Duad kepada anjing saya dan penulis yang anda maksudkan kepada orang Kristen.
2. Natas Tidak Berkuasa Mengendalikan Anjing Saya
Nona Sisca, kesimpulan anda yang kedua kurang tepat. Namanya juga anjing, mereka memang memiliki naluri suka mengais sampah dan hidup jorok. Itu sebabnya, saya memerintahkan anak saya untuk melatih mereka agar lepas dari kebiasaan jorok yang saya benci itu.
Saya memang mendengar laporan bahwa Ynot Duad mengajarkan, bahwa ada beberapa anjing saya yang ada di bawah kendali Natas. Dia mengajarkan, bahwa saya memang pemilik sah anjing-anjing saya, namun banyak anjing yang berada di bawah kendali NATAS. Itu khabar BOHONG! Sebagai pemilik sah yang menyayangi anjing-anjingnya, SAYA TIDAK AKAN MEMBIARKAN SIAPAPUN, bahkan ANAK SAYA sendiri untuk MENGENDALIKAN anjing-anjing saya.
Sebenarnya mudah bagi saya untuk mengendalikan anjing dan menghindarkan mereka dari kebiasaan HIDUP JOROK dan MENGAIS SAMPAH.
Pertama, saya mengurung semua anjing saya di kandangnya masing-masing, atau saya memasangkan kalung leher lalu merantai mereka semua. Setiap kali anjing hendak mengais sampah, anak dan karyawan saya tinggal menarik rantainya.
Kedua, saya dapat memasang kalung leher yang mengandung aliran listrik yang digerakkan dengan remote control. Ketika anjing-anjing bermaksud mengais sampah, anak dan karyawan saya tinggal memencet tombol remote controlnya, maka kalung leher anjing secara otomatis mengalirkan arus listrik yang menyengat, ketika anjing menjauhi sampah, aliran listriknya segera berkurang, bahkan hilang.
Ketiga, saya baru saja menemukan teknologi baru kalung leher anjing. Dengan memasang sebuah sensor bau dan sebuah kamera mini pada leher anjing yang dihubungkan dengan sebuah komputer dengan teknologi wireless, maka setiap kali anjing saya mendekati timbunan sampah, secara otomatis kalung leher akan memancarkan arus listrik yang menyengat, semakin tajam bau sampah dan semakin dekat timbunan sampah yang terekam kamera, maka semakin besar tegangan arus listrik yang dipancarkan.
Nona Sisca, saya adalah seorang jutawan, juga seorang pelatih anjing. Kebanggaan seorang pelatih anjing adalah keberhasilannya untuk MELATIH anjingnya menjadi anjing yang patuh 100%, bukan MENGENDALIKAN anjingnya 100%. Bagi saya, mengendalikan anjing 100% adalah hal mudah, namun melatih anjing untuk menjadi anjing yang patuh 100% itulah nilai seninya.
Menurut anak saya, memang banyak anjing saya yang memohon agar saya mengendalikan mereka, sebab menurut mereka hal itu jauh lebih mudah bagi mereka. Tentu saja saya tidak mungkin mengabulkan keinginan anjing-anjing tersebut, sebab saya adalah seorang pelatih anjing. Saya tahu sepenuhnya, bahwa sebagai anjing, mereka dikuasai oleh NALURI untuk hidup jorok dan mengais sampah, namun saya ingin mereka mematuhi saya dengan MEYANGKAL naluri tersebut. Sebagai seorang pelatih anjing yang berpengalaman, saya tahu pasti, setiap anjing saya memiliki KEMAMPUAN untuk melakukan hal itu dan saya menuntut semua anjing saya MENCAPAI kemampuan menyangkal naluri jahat itu.
Nona sisca, anda berpendapat, bahwa saya adalah seorang pelatih anjing yang sadis dan egois karena menuntut anjing saya memenuhi keinginan saya? Maaf, saya tidak peduli dengan penilaian anda. Saya adalah pemilik anjing saya, saya melatih anjing saya dengan cara saya. Apabila anda tidak setuju dengan cara saya, silahkan membeli anjing sendiri dan melatihnya dengan cara anda. Namun, bagi anjing-anjing saya, mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali mematuhi saya 100%.
Saya adalah seorang pelatih anjing yang sabar, itu sebabnya saya tidak mengendalikan anjing saya, tetapi melatihnya setahap demi setahap. Saya melatih mereka dengan cara yang benar, ketika anjing tidak patuh, saya melakukan KOREKSI (menghukum), namun semua koreksi tersebut bukanlah ungkapan kemarahan saya, tetapi metode saya melatih anjing saya. Tak peduli, betapa keras dan sadis koreksi yang yang harus dialami anjing-anjing saya, namun semuanya tetap ada dalam kendali saya. Walaupun beberapa koreksi menimbulkan luka yang bekasnya tidak akan hilang, namun saya menjamin, bahwa semua koreksi tersebut tidak akan membahayakan hidup anjing saya dan melampaui kemampuan anjing saya untuk menanggungnya. Melalui koreksi-koreksi tersebut saya sedang menuntun anjing saya untuk memiliki kemampuan MENAATI saya 100% dengan mengalahkan NALURI JAHAT mereka.
Natas tidak memiliki kuasa untuk mengendalikan anjing saya. Sebagai jutawan pemilik anjing, saya tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Sebagai seorang pelatih anjing, saya menjamin hal itu tidak terjadi. Natas hanya mampu menggoda anjing saya, membangkitkan naluri jahat anjing saya untuk hidup jorok dan mengais sampah.
SATU SATUNYA ALASAN alasan saya membiarkan Natas melakukan aksinya adalah karena AKSINYA TERSEBUT BERGUNA bagi saya dalam rangka melatih anjing saya, bukan karena saya tidak mampu menghentikannya. Bila menghendaki, maka saya dengan mudah dapat menangkapnya dan menjebloskannya ke dalam sumur gelap di belakang rumah saya. Bila waktunya tiba saya memang akan menjebloskannya ke sana bersama semua anjing-anjing saya yang tidak lulus pelatihan.
Saya memerintahkan semua karyawan saya untuk membiarkan Natas beraksi, bahkan saya MELARANG semua anjing saya untuk MENYERANG Natas dan gerombolannya, sebaliknya, saya MENUNTUT semua anjing saya BERTAHAN atas GODAAN Natas. Anjing-anjing saya TIDAK BOLEH MENYERANG Natas, namun mereka HARUS BERTAHAN ATAS SEMUA GODAAN Natas. Apabila ada karyawan yang tidak mematuhi perintah saya tersebut, maka bila saatnya tiba, saya akan menghukum mereka. Apabila ada anjing saya yang melanggar perintah saya dan menyerang Natas, maka itu berarti mereka TIDAK PATUH dan saya akan malakukan KOREKSI atas mereka.
Nona Sisca, anda salah, Natas tidak pernah MENGENDALIKAN anjing saya. Apabila ada anjing yang tergoda dan mengais sampah, itu bukan karena mereka DIKENDALIKAN Natas, tetapi karena mereka TAKLUK pada NALURI JAHAT mereka sendiri.
3. Ynot Duad Mencuri Kebajikan
Nona Sisca, saya sudah melakukan pemeriksaan secara seksama, ternyata Ynot Duad bukan karyawan saya, dia adalah salah satu anjing saya, keturunan dari kedua anjing pertama saya, Adam (bukan nama sebenarnya) dan Hawa (Bukan nama sebenarnya).
Saya masih membiarkannya untuk dilatih, disamping itu saya juga membiarkannya beraksi, bukan karena saya tidak berdaya, tetapi saya melihat bahwa aksinya berguna bagi saya untuk melatih anjing saya. Tentu saja, bila dia tidak BERTOBAT dan saya menilai aksinya tidak berguna lagi, saya akan menghukumnya dengan amat sangat berat, karena dia bukan saja MENENTANG SAYA, tetapi juga berusaha MENCURI KEBAJIKAN SAYA.
Nona Sisca, semoga penjelasan ini menambah pemahaman anda tentang hai dan anjingnya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ketemu lg!
Mod juga punya anjing
Hai hai menulis:
Sejak kapan anjing memilih tuannya? Bukankah sang tuan yang memilih anjing yang akan dibeli dan dipeliharanya. Sekali sang tuan memilih, maka si anjing tidak memiliki hak untuk memilih. Dia harus patuh atau dia harus patuh.
Kalau anjing saya boleh memilih tuannya. Saya pelihara anjing dari kecil, dan pada saat itu saya juga masih kecil. Pada saat saya remaja, anjing saya sudah dewasa dan kawin dengan anjing teman saya. Saat itu, anjing saya beranak dan tinggal di rumah teman saya dengan anak-anaknya, dan dirawat oleh teman saya. Karena rumah saya dan teman saya berdekatan, maka kadang-kadang anjing saya suka datang ke rumah saya (anjing saya keluar masuk lewat kolong pagar), dan jika sudah sore hari anjing saya kembali lagi ke rumah teman saya.
Pada saat anak-anaknya sudah cukup besar, anjing saya datang ke rumah saya beserta dengan anak-anaknya dan bermain-main, dan pada sore hari mereka kembali ke rumah teman saya lagi. Lalu lama-kelamaan, mungkin karena anak-anaknya telah semakin dewasa, anjing saya kembali tinggal di rumah saya lagi, dan anak-anaknya tetap tinggal di rumah teman saya. Dan sampai saya menulis komentar, ini anjing saya sudah tua dan masih tinggal bersama dengan saya.
Ini berarti anjing saya bisa memilih tuannya.
Dongeng tentang anak anjing
Kalau Ynot Duad mungkin salah satu keturunan dari anjing yang ada di dongeng saya.
Waktu sebelum anjing saya tinggal di rumah teman saya, anjing saya juga pernah beranak di rumah saya. Anaknya kalau tidak salah ada lima, saya cuma memelihara 2, yang 1 dikasih orang, dan yang 2 lagi dijual. Sebut saja nama anak anjing yang saya pelihara adalah si Sulung dan si Bungsu.
Ketika sudah berumur kira-kira 2 bulan, karena mereka sudah bisa berjalan maka mereka selalu setia mengikuti saya kemanapun saya pergi berjalan kaki. Pada suatu hari, saya pergi naik kendaraan, jadi saya melarang jika mereka mengikuti saya.
Tetapi mungkin karena si Bungsu terlalu fanatik dan setia terhadap tuannya, si Sulung menyuruh kepada si Bungsu untuk tetap setia kepada tuannya dan mencarinya, maka akhirnya si Bungsu pergi ingin mencari tuannya, tanpa tahu arah dan tujuan. Maka akhirnya diapun tersesat tidak pernah pulang kembali. Sedangkan yang si Sulung masih berada di rumah, dan mungkin dia lebih senang karena jatah makanannya lebih banyak karena tidak ada si Bungsu.
Nah, mungkin Ynot Duad seperti si Bungsu, yang setia dan fanatik terhadap tuannya namun tidak memiliki pengetahuan sehingga dia tersesat, atau juga seperti si Sulung yang mengajarkan kepada si Bungsu untuk setia terhadap tuannya namun menyesatkan, agar si Sulung bisa mendapatkan makanan milik si Bungsu.