Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Cerpen Semarang - Bekasi
Yogyakarta, 19 Juli 2008.
Tadi malam aku sampai di kota gudeg ini. Maksudnya mau liburan karena di Semarang sendirian, tapi ya gimana lagi. Yang diajakin liburan ternyata kerja. Jadi ya udah, tadi pagi-pagi nganter ke JEC (Jogja Expo Center), ada daftar ulang CPNS trus ditinggal di warnet sendirian karena hari ini yang disamperin masih kerja sampai jam 4 sore. Bingung mau ngapain,jalan2 aja deh ke Klewer, ternyata cerita kopdar kemaren dah dipasang Ko hai hai. Jadi pengen cerita juga ni....
Hari 1
Senin pagi aku masih ada di sekolah, masih sibuk persiapan untuk tahun ajaran baru yang akan mulai 1 minggu lagi. Segala pernak-pernik pengajaran mulai dari Kurikulum hingga RPP belum selesai dikerjakan, jadi harus sedikit memeras keringat dan berlarian kesana kemari menyelesaikan tugas-tugas itu. Ketika hari sudah beranjak sore, tugas belum juga selesai, tapi tetap harus ditinggal karena di meja sudah tersedia tiket Kereta Api Kamandanu tujuan Gambir yang akan berangkat jam 9 malam nanti. Semua "tetek bengek" itu aku beresi, dan aku bawa pulang. Sudah jam 6 sore ketika aku buka pintu kost-ku. Uh... capek . Tapi gimana lagi, ada tugas seminar selama 2 hari di Bekasi yang harus dijalankan. Jadilah aku tidak segera beranjak tidur tapi harus packing semua keperluan di Bekasi.
Jam 7.45, ada sms dari seorang teman yang juga ikut ke Bekasi. Dia bilang sampai di stasiun sekitar jam 8.30 karena ada urusan pembayaran motor terlebih dulu. Akhirnya aku bisa sedikit lebih santai, karena pada awalnya kita sepakat bertemu jam 8 malam di Stasiun Tawang. Jam 8 tepat aku menelpon taksi dan segera meluncur ke Tawang.
Menunggu beberapa saat di stasiun, dan kereta berangkat. Untung aja, kereta Kamandanu malam itu cukup bersih. Beberapa saat setelah kereta berjalan, aku kirim sms ke Ko hai hai, memberitahukan kalau aku jadi berangkat ke Jakarta malam ini. Dan hanya dapat balasan, OK nanti kalau sudah sampai di Jakarta sms jadwal seminar kamu.
Ah, tapi ada hal yang terlupa malam itu. Aku lupa makan malam, buat indomie goreng atau makan roti pun tidak. Jadilah... semua orang yang ada di dalam kereta tidur pulas, aku hanya bengong sendirian, ndak bisa tidur karena laper. Di kereta hanya disuguhi 2 roti yang tidak enak, menurutku. Pelayan di kereta yang biasanya mondar mandir nawari makan, itu pun sudah tidak kulihat. Hendak jalan ke kereta makan... rasanya males karena cukup jauh ditambah jalan kereta yang ujug... ujug...
Sampai di Bekasi
Setelah lama sekali di kereta, beberapa orang mulai turun di Jatinegara. Tak lama sesudahnya, Gambir. Aku dan rombongan (6 temanku yang lain), turun disitu dan celingukan sebentar karena si penjemput belum menampakkan wajahnya. Seorang teman sibuk menelpon si penjemput dan menanyakan keberadaannya. Sementara itu, yang lain sibuk menelpon keluarganya masing-masing mengabarkan kalau sudah sampai di Jakarta. Sedangkan aku, awalnya hanya bengong karena tidak tahu harus kasih kabar ke siapa, akhirnya aku ingat sms Ko hai hai. Spontan aja aku sms ko hai hai supaya ndak kelihatan seperti orang ilang. Yah... hanya sekedar sms kalau sudah sampai di Jakarta. Duh... kasian banget sih... he he he...
Ternyata si penjemput menunggu di parkiran mobil. Kami bertuju kemudian keluar dari Gambir menuju tempat parkiran mobil. Mobil langsung bisa dikenali dan satu persatu masuk ke sebuah mobil Carry dengan semua barang bawaan kami. Wah... sempit sekali... , karena badanku yang paling kecil, akhirnya aku yang dikorbankan untuk duduk di tengah-tengah orang yang cukup berbadan besar. So... aku terhimpit-himpit dan duh.... sesak banget.... capek juga karena turun dari kereta....
Sepanjang perjalanan Gambir-Bekasi, 6 orang temanku tertidur dengan pulasnya. Hanya aku dan tentunya pak sopir yang tidak tidur. Gimana bisa mikirin tidur... mikirin bisa duduk aja bingung.... apalagi semalaman di kereta sama sekali aku tidak bisa tidur.... Oiiii, aku juga ngantuk ni, aku juga capek ni... kasih tempat duduk donk!!! . Ah, pengen rasanya teriak gitu, tapi nanti dibilang tidak mengasihi. Jadi ya udah, aku tahan aja semua rasa laper, ngantuk, dan capek yang nyampur jadi satu...
Mungkin karena masih subuh, jadi si komo di Jakarta belum lewat. Sepanjang perjalanan tidak kami jumpai kemacetan sedikitpun. Melihat lihat kanan kiri, sempat kulihat beberapa tulisan gerbang tol: Rawamangun, Pondok Gede dan Bekasi Barat. Setelah hampir 1 jam, akhirnya kami masuk di sebuah perumahan yang cukup bagus, Kemang Pratama Bekasi. Mobil berbelok ke kanan ke kiri ke kanan lagi ke kiri lagi, dan entah berapa kali belok, akhirnya sampai juga di rumah yang kami akan tinggali selama di Bekasi. Tuan rumah bersegera keluar ketika melihat mobil kami berhenti di depan rumahnya. Sebuah paviliun kosong di sebelah rumahnya kemudian dibuka dan dibersihkan untuk kami tempati.
Waktu sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi saat kami memasuki rumah. Dan kami diingatkan untuk segera bersiap-siap karena acara di Mahanaim akan dimulai jam 8. Akhirnya ya sudah... tak ada istirahat, tak ada leyeh-leyeh... kami langsung bergantian mandi. Untunglah... selesai mandi, makanan dalam dos sudah tersedia di atas meja. Kalau tidak salah sejenis masakan padang yang cukup pedas, yang aku tidak doyan . Tapi karena sudah kelaparan, aku coba memakannya meski dengan sedikit terpaksa (menurutku, masakan pedas itu tidak enak...!!! )
Seminar Hari 1
Jam 8 tepat mobil toyota fortuner yang mengantar kami sudah sampai di depan Mahanaim. Kali ini, meski masih berdesakan di dalam mobil, tapi aku masih sedikit bisa bergerak karena ukuran mobilnya lebih besar dari yang pertama menjemput di Gambir.
Ternyata dari jam 8 - 9, itu belum masuk ke acara seminar, tapi baru doa pagi bersama (istilahnya, devotion). Jam 9 pagi, acara dimulai. Seorang bule dari Belanda mengisi acara seminar hingga jam 2 siang. Tapi pagi itu, sebelum seluruh acara dimulai, si bule menjelaskan rangkaian acara seminar 4 hari yang akan dipresentasikan olehnya.
Gubrakkk.... sedikit kaget juga ketika mendengar penjelasan si bule. Karena rangkaian acara yang dipresentasikan, yang notabene sama dengan yang dipunyai di Mahanaim, ternyata beda dengan yang diberikan kepadaku saat di Semarang. Hey... koq gitu??? How come??? Bule yang bernama Ms. Ros itu menjelaskan kalau seminar itu akan diadakan selama 4 hari dengan materi yang saling berkaitan. Tetapi rombongan dari Semarang (7 orang), tidak mengikuti seluruh rangkaian acara. 3 orang (termasuk aku), hanya boleh menikuti 2 hari (tiket kereta pulang sudah ada, hari Kamis pagi jam 10). Sedangkat 4 orang yang lain yang dari Semarang akan mengikuti acara 4 hari. Hey.... ada apa ini??? .Meski sedikit shock, aku hanya menyimpan hal itu dalam hati. Karena pikirku, ah... mungkin memang diminta seperti itu dari pihak Yayasan yang ada di Semarang.
Rangkaian seminar hari 1 itu, akhirnya selesai juga. Dengan sedikit terkantuk-kantuk aku mengikutinya sampai akhir. Maklum... semalaman di kereta belum tidur sama sekali.
Pertemuan Pertama dengan Ko Hai Hai
Jam 3 sore, aku dan rombongan sudah balik lagi di Kemang Pratama. Langsung saja aku sms ko hai hai, kalau acara seminarku hari ini sudah selesai dan aku free sampai nanti malam. Wealah... lha koq ko hai hai langsung mau meluncur ke tempatku. Padahal, maksudku... aku ini mau tidur dulu karena semalaman dan seharian nggak tidur, nanti ko hai hai ke tempatku agak maleman aja. Tapi ya udah deh... si ko hai hai nya udah jalan.... gimana lagi...
Semua teman langsung tidur, tapi aku langsung mandi, tentunya. Sambil sms an dan makan snack yang disediakan tuan rumah. Tak berapa lama, temanku bangun dan sempat ngorbrol sebentar. Di tengah obrolah yang asyik, dan entah gimana kantukku juga ilang, hp ku berbunyi. Aku lihat, telpon dari Ko hai hai. Di seberang sana berkata... Aku sudah sampai di depan rumah yang kamu tempati. Weiks... spontan aja aku keluar rumah, dan melihat seorang berambut gondrong berdiri di depan pintu pagar sambil memegang hp. Itu pasti Ko hai hai....
Pintu pagar aku buka, kami berdua bersalaman.. dan ternyata benar tebakanku, lelaki berambut gondrong itu Ko hai hai. ha ha ha.... pengen tahu kesan pertamaku ketemu Ko hai hai??? Suerrr degh, kaget banget... Hampir-hampir kagak percaya..
Kemudian kupersilakan ko hai hai masuk rumah, karena tidak ada kursi, jadi ya kami berdia ngobrol di lantai. Sempat sesekali temanku ikutan ngobrol. Sekitaran 2 jam kami ngobrol... ngobrolin apa aja degh, mulai dari guyonan sampe seriusan. he he he... namanya juga usaha, itu yang selalu dibilang ko hai hai... . Di tengah obrolan itu, oma esti menelpon. Oma memintaku untuk mampir ke Bogor dan nginep di tempatnya. Tapi aku bilang kalau tiket pulangku sudah ada, hari Kamis pagi jam 10, eh... malahan ko hai hai dan oma esti bersepakat untuk membatalkan tiket pulang itu dan beli tiket baru. Duh... mulai deh "neko-neko"nya kumat.... he he he...
Aku tidak mengiyakan ide "gila" itu, karena pihak gereja di Semarang pasti bakal marah besar kalau aku tidak ikut pulang. Jadi aku hanya senyam seyum saja dengan ide itu meski ko hai hai berusaha meyakinkan aku kalau hal itu tidak akan menjadi masalah. Dan meng "iming-imingi" aku dengan kopi darat blogger pasar klewer jumat malam. Duh.... pengen.... Tapi tentu saja aku harus berpikir berkali kali dulu untuk membatalkan tiket kepulanganku itu.
Ngobrol terus berlanjut hingga jam 7 malam. Dan kami bersepakat untuk turun ke Jakarta karena ada 1 teman yang baru pertama kali juga datang ke Jakarta, jadi ya... pengen jalan-jalan gitu deh. Kata ko hai hai, lalu lintas Jakarta mulai terurai kalau sudah jam 7 malam, jadi kalau mau jalan, sesudah jam 7 malam aja. Akhirnya jam 7 malam kami melaju ke Jakarta. Ada 2 temanku yang ikut, yang 4 orang, memilih untuk tidur di rumah.
Tidak ada yang ngerti jalan Jakarta kecuali si sopir (ko hai hai... he he he), jadi ya penumpang nurut aja mau dibawa kemana. Meski ada 1 teman mantan guru penabur, tapi sama aja, ndak ngerti mau jalan kemana. Lalu ko hai hai kasih ide untuk jalan ke Ancol. Ya... OK lah... toh kita yang lain kagak ngerti Jakarta koq. Dan jadilah... kami ber-4 meluncur ke Ancol. Makan di Bandar Jakarta. he he he... ini pertama kalinya juga buatku, pergi ke Bandar Jakarta...
Pilih tempat duduk... duh ramainya. Terus aku diajakin pilih-pilih ikan... duh baunya. Kemudian menunggu beberapa saat... akhirnya kami makan. Karena letaknya meja kami di depan panggung persis, ya udah deh... sedikit ribut gitu dengan hiruk pikuk yang ada di tengah panggung. Dan entah kenapa, hari itu banyak sekali yang ulang tahun, sehingga berkali kali aku dengar lagu "Happy Birthday" dinyanyikan.
Ah, tapi ada satu yang aku bingung. Kenapa orang Jakarta suka sekali makanan pedas. Sejak makan pagi di Bekasi hingga makan malam di Bandar Jakarta itu, semua makanan yang ada berasa sangat pedas. Duh... nasib nih buat orang solo yang nggak doyan pedes sama sekali seperti aku ini. Mau nggak mau, lidah nyoba untuk menyesuaikan diri deh... .
Karena itu pertemuan pertama dengan Ko hai hai dan pertama kali juga ke Bandar Jakarta, jadi aku juga sedikit sibuk ambil foto disana sini. Sekedar mengabadikan moment pertama kali itu aja sih.... he he he....
Selesai makan, jalan sebentar ke pinggir laut, dan ngobrolin anak-anakku yang "luar biasa". Banyak solusi yang diberikan ko hai hai untuk mengatasi tingkah mereka yang boleh dibilang juga "luar biasa". (Ini sedang aku coba terapkan di sekolah....). 2 temanku yang lain sibuk menelpon dan sms orang terkasih di Semarang. Ketika aku lihat 2 temanku itu sudah mulai terserang kantuk, aku ngajakin ko hai hai pulang.
Sepanjang jalan Ancol - Bekasi, 2 orang temanku tertidur, yah mungklin mereka capek dengan aktivitas sepanjang hari di Bekasi. Tapi tidak denganku, dan tentunya dengan ko hai hai (kalau ko hai hai tertidur, bisa gawat ni... siapa yang mau bawa mobil??? he he he...). Banyak hal yang aku dapet dari obrolan ancol-bekasi itu. Pandangan dan ide baru mengenai gereja, pelayanan, kehidupan, dan banyak deh pokoknya. Kalau ada yang mau... datang aja dan temui ko hai hai.... Dijamin deh, nggak akan bisa berhenti ngobrol, apalagi kalau tahan nggak tidur... bisa sehari semalem tuh...
Jam 12 lewat, kami sampai di Bekasi. Jalan-jalan yang ada di kompleks itu, sudah banyak yang ditutup dengan portal. Jadi ya... terpaksa deh, mencari cari jalan untuk sampai ke jalan mawar. Sampai di depan rumah, kami saling berpamitan, dan ko hai hai langsung balik. Aku dan 2 temanku, langsung bergegas ke ranjang masing-masing karena besok pagi-pagi sudah harus berangkat lagi ke Mahanaim....
Wow.... hari yang indah lho...
Seminar Hari ke 2
Pagi itu, aku bangun paling siang. Kalau tidak dibangunkan oleh temanku, mungkin juga belum bangun. Jam sudah menunjuk angka 6.30 dan dikasih tau kalau kita akan berangkat jam 7 pagi karena mau makan dulu di warung soto komplek kemang pratama. Jadi deh... aku ke"pontal-pontal" mandi dan siap-siap. Untung aja, tepat jam 7 pagi, aku juga sudah siap. Meski teman-temanku yang lain telah menunggu sejak jam 6.45 di teras. Bodo amat... dibilang kan jam 7, bukan jam 6.45, lagipula tidak ada pemberitahuan sebelumnya koq. he he he...
Jam 7 pagi meluncur ke warung soto wonogiri, jateng. Tapi ketika dihidangkan, ternyata soto surabaya, jatim. Duh... yang jualan ini salah kasih nama atau emang ngaco sih... ck ck ck... . Biarin deh, tapi enak koq, yang jelas nggak pedes aja...
Acara seminar hari kedua hampir sama seperti hari pertama. Cuma beda materi aja. Tapi siang itu Ms Ros (pembicara bule dari Belanda) berkata lagi bahwa acara seminar 4 hari ini merupakan acara serangkaian. Terus orang Mahanaim juga menanyakan kenapa kita bertiga harus pulang duluan (rombongan dari Semarang 7 orang, tapi 3 orang dapat tiket pulang hari Kamis, sedangkan 4 yang lain dapat tiket pulang hari Sabtu), kenapa tidak ikutan sampai selesai.
Lalu aku sms kepala sekolahku yang ada di Semarang, meminta penjelasan perihal kerancuan tersebut. Tapi malahan kepsek ku itu bertanya balik, apa benar infonya seperti itu karena kepsek ku itu tidak tahu menahu soal hal itu. Haaa... ini gimana sih? Lalu yang nyusun acara kita bertiga pulang hari Kamis dan hanya ikut seminar 2 hari itu siapa??? Duh... jadi kacau gini sih...
Akhinya, kepsek Mahanaim menelpon Kepsek di Semarang, dan dicapai kesepakatan, kalau tiket kereta bisa dirubah dengan tambahan biaya tidak lebih dari 50 ribu / orang, maka kita bertiga boleh ikutan seminar sampai hari ke-4, tapi kalau tidak bisa, ya udah, tetap harus pulang hari Kamis pagi. Beberapa orang sibuk menelpon ke Gambir, menanyakan perihal tiket. Dari hasil telpon itu, aku sendiri tau dan ngerti kalau tiket di Gambir masih ada untuk hari Sabtu, tapi dengan tambahan biaya 70 ribu / orang. Kita bertiga setuju untuk menanggung biaya 20 ribu untuk pergantian tiket.
Lalu, aku sms ko hai hai, bilang kalau aku tidak jadi pulang hari kamis, tapi pulang sabtu, tapi ini belum dapat tiket. Yang sedikit mengagetkanku, tiba-tiba ko hai-hai nawari untuk nyariin tiket pulang by plane. Ya aku sih bilang, ntar kalo tiket kereta ndak bisa, naik pesawat juga OK deh. Katanya, ntar berarti kopi darat hari Sabtu bakalan jadi dillaksanakan. Horeee.... pikirku saat itu, bakalan ketemu ni ma penjual dan pembeli yang wara wiri di klewer.....
Setelah seminar selesai, ada 2 orang dari Semarang yang ngurus tiket ke Gambir. Mereka berdua itu yang sedari awal tidak setuju untuk kami tetap tinggal di Mahanaim dan ikut seminar hingga hari ke-4. Aku sendiri juga tidak tahu menahu apa alasan mereka tidak mengijinkan kami ikut. Yang jelas, aku ngerti banget kalau disini aku buat kesalahan. Kenapa aku biarkan hanya mereka berdua yang ngurus tiket, padahal jelas-jelas mereka berdua itu tidak setuju kami tetap tinggal di Bekasi. Duh... pasti degh, ntar jadi ribet....
Tiket oh Tiket...
Dugaan dan ketakutanku terjadi. Mereka pulang jam 6 sore. Dengan wajah lesu mereka bilang kalau tidak dapat tiket kereta. Semua tiket yang ada sudah habis. Adanya tinggal hari minggu sore jam 4. Padahal hari senin kami semua sudah mulai tahun ajaran baru, jadi sangat tidak mungkin kalau senin jam 4 sore, kami baru mulai berangkat dari Jakarta. Dan di hari minggu itu pun, bukan tiket ke Semarang melainkan ke Solo.
Haaa... koq bisa gitu??? Padahal aku dengar sendiri kalau pihak Gambir menyatakan masih ada tiket untuk hari Sabtu dengan Kereta Kamandanu (kereta yang sama dengan tiket kami yang sebelumnya). Dan hanya menambah 70 ribu / orang untuk pergantian tiket. Sekarang.... kenapa tiba-tiba aja bilang nggak ada.... Crazy.... .
Dengan kesalnya aku mengiyakan untuk pulang Kamis pagi, begitu pula dengan 2 temanku yang lain.... Uh....
Malam itu, beberapa orang jalan ke Bekasi Square. Tapi aku dan seorang temanku yang dipaksa pulang Kamis, memilih tinggal di rumah, karena kesalnya dengan konspirasi tidak bermutu ini. Kemudian aku sms ko hai hai dan cerita keadaan yang ada di Kemang. Ko hai hai bilang kalau dapat tiket untuk hari sabtu / minggu, jadi ya udah... aku diminta pulang nanti aja, tiketnya kamis dibatalin. Langsung aja aku bilang OK.... he he he.... bisa jalan-jalan dulu ni....
Beberapa saat setelah Ko hai hai bilang OK untuk tiketku pulang, aku kembali mencoba bernegosiasi untuk ikutan seminar sisa 2 hari. Pikirku, ini aku sudah dapat tiket sendiri, tidak memberatkan pihak sekolah, seharusnya boleh lah kalau aku tetap ikut seminar. Kalau sekiranya tidak boleh tinggal lagi di Kemang, OK deh... aku buka kamar hotel sendiri. Tapi... kenyataan lain... justru aku dimarahi dan dianggap tidak patuh pada pimpinan. Padahal kepsekku bilang OK untuk aku tinggal disini. Lalu pimpinan siapa yang tidak mengijinkan???
Uh... kesel banget degh aku malem itu. Trus jadi sedikit uring-uringan sendiri gitu di dalam kamar. Ini bener-bener konspirasi jahat banget sih. Apa sih masalahnya, koq kita bertiga sampai benar-benar tidak boleh ikut seminar??? Crazy....
Tapi sudahlah... dari pada pusing-pusing, tidur aja....
Gambir dan Hokben
Pagi-pagi kami bertiga, yang disuruh pulang ke Semarang sudah bangun. Kami sudah bersiap pulang dengan koper masing-masing. 2 orang teman yang mengurus tiket dan memaksa kami untuk pulang, tidak bangun, padahal mereka berdua jelas tahu kalau pagi ini kita bertiga pulang ke Semarang. 2 orang teman yang lain bangun dan terkaget-kaget karena kita bertiga pulang. Tuan rumah yang notabene orang Mahanaim pun juga merasa kaget, kenapa kita pulang. Karena mereka pikir, kita sudah dapat tiket untuk hari Sabtu.
Tapi sudahlah... keributan tadi malam sudah membuat kami capek, jadi kami cukup berpamitan saja. Ketika mobil jemputan sudah datang, kami langsung masuk ke mobil dan segera meluncur ke Gambir. Di perjalanan menuju ke Gambir, aku baru bilang ke 2 orang temanku kalau nanti aku tidak ikut pulang ke Semarang, tapi aku tetap tinggal di Bekasi. Aku bilang kalau aku sudah dapat tiket pesawat hari Sabtu dari koko-ku yang kemaren dateng ke Kemang.
Wah... mereka berdua cukup kaget juga dengan hal yang aku utarakan. Meski awalnya tidak setuju dengan ide gila ku itu, akhirnya mereka juga mendukung hal itu. Jadi ketika sampai di Gambir, kami sudah tahu tujuan kami masing-masing. Tapi karena sedari awal sampai di Gambir kami sudah bersepakat untuk makan bareng di hoka-hoka bento Gambir, jadi kami putuskan untuk makan dulu. Lagipula, pagi tadi kami belum sarapan.
he he he... sebenarnya alasan kami makan di Hokben itu cukup sederhana, karena di Semarang tidak ada....
O ya, rencana awalku, dari Gambir aku mau ke Tangerang, nginep di tempat omku. Tapi karena tidak tahu jalan... aku sms aja ko hai hai, lagipula tiket pulangku ada sama dia. Ko hai hai menyarankan untuk aku pergi ke SMA Ketapang, ketemu dengan adiknya ko hai hai disana. Kenapa di Ketapang, karena tempat itulah yang paling dekat dengan Gambir, begitulah menurut ko hai hai.
Jadi, setelah sampai di Gambir, aku menelpon adiknya Ko hai hai dan menanyakan jalan ke SMA ketapang beserta alamat lengkapnya. Setelah dapat informasi yang lengkap, temanku yang dulu kerja di SMA Penabur menyarankan aku untuk naik taksi Blue Bird saja daripada kesasar. Ide bagus juga tuh....
Selesai makan di Hokben, aku jalan keluar menuju pool taksi Blue Bird, dan 2 orang temanku masuk ke dalam ruang tunggu kereta. Kami bersalaman, berpamitan, lalu berhaha hihi sebentar, kemudian saling berpisah.
SMA Ketapang
Awalnya, aku takut untuk naik taksi sendirian di Jakarta, apalagi pergi ke daerah yang aku ndak tau sebelumnya dan untuk pertama kalinya juga aku naik angkutan umum di Jakarta. Pertama masuk taksi, si sopir langsung tanya ini dan itu. Untung aja, logat jawaku ndak medok-medok banget jadi nggak ketahuan kalo aku dari Semarang, dan sok-sok tahu aja juga di depan sopir taksinya. Tambah lagi, adiknya ko hai hai yang sangat baik, selalu menelponku di sepanjang jalan itu, untuk sekedar mastiin kalo aku nggak akan nyasar.
Sampai di depan SMA Ketapang, awalnya aku hanya celingukan. Ketemu Pak Satpam, aku bilang aja mau ketemu Ms. Lina (adiknya Ko hai hai). Lalu aku disuruh naik ke lantai 3. Ketika aku mulai berjalan menuju tangga, di atas (lt.3), aku sudah lihat seorang wanita melambaikan tanggannya. Oh, itu pasti Ms.Lina....
Sampai di lt 3, aku langsung disalami dan diajak masuk ke ruangannya. Untung aja, sejak malam harinya, ko hai hai sudah bilang ke aku kalo nanti ketemu Ms. Lina, bilang aja aku ini temannya Arief. Wealah... ternyata namanya ko hai hai itu Arief to... baru tau aku... he he he...
Ngobrol sebentar kesana kemari, tiba-tiba Ms Lina dipanggil kepsek, ada rapat sekolah. Ya udah deh, aku ditinggal sendirian di ruangan itu. Sebelum pergi Ms Lina bilang kalau komputernya bisa dipake untuk internet, atau kalau mau baca-baca buku, aku bisa ke perpustakaan yang ada di sebelah ruang guru.
Awalnya, aku baca beberapa buku yang ada di ruangan Ms Lina. Tapi lama-lama jadi bosen juga. Lalu mataku tertarik ke komputer yang ada di depanku. Langsung aja aku jalan-jalan di klewer, dari pada bengong sendirian. Ternyata... lagi rame bahas masalah kopi darat besok malem. Pada bingung nentuin tempat yang pas, yang nggak macet setelah pulang kerja karena kopi darat disepakati setelah pulang kerja. Pertamanya, tempat yang disepakati adalah Grand Indonesia.
Wah... ketika ada kesepakatan hari jumat after office di Grand Indonesia, tiba-tiba hp ku bunyi. Ada nomer baru yang masuk. Awalnya ragu untuk diangkat, tapi karena bunyi terus, aku angkat juga akhirnya. Ternyata si pinkypig dennis. Dia bilang ke aku kalo aku ngaco karena ngajakin ketemuan di Grand Indonesia karena daerah GI after office, itu macet banget. Haaa.... aku??? Aku aja Grand Indonesia sebelah mana juga kagak ngerti koq, malahan aku yang dituduh. he he he... dennis salah orang tu...
Setelah beberapa lama, Ms Lina balik lagi ke ruangannya membawa satu dos nasi buatku. he he he.... pas juga ni, aku juga lagi laper koq....
Sambil makan, sambil ngobrol kesana kemari dengan Ms Lina, dan ndak berapa lama ko hai hai tiba-tiba muncul. Lalu kami bertiga bersepakat untuk jalan ke Bogor. Nganter Ms Lina dulu pulang ke rumah, lalu jalan ke tenpat Oma Esti. Begitulah kira-kira skenario awalnya....
To be continued....
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita di Bogor (di rumah Ms Lina, di rumah Ortunya Ko hai hai, dan di rumah Oma Esti), Tangerang (di rumah Om ku), kopi darat di Taman Anggrek, ketinggalan pesawat, nyasar di Jakarta, pertemuan dengan Ci Adri n Samy, Cengkareng (rumah Ko hai hai), pulang ke Jogja n Semarang.... berlanjut di Cerpen Jakarta - Jogja
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Priska thanks to:
1. Ibu Elvi, yang telah menyediakan rumahnya di Kemang Pratama untuk tinggal selama 2 hari dan dukungannya untuk bisa lanjut ikutan seminar 4 hari.
2. Ms. Ela, kepsek Mahanaim yang begitu baiknya mendukung kami juga untuk tetap tinggal di Bekasi 4 hari. Maaf Ms Ela, kemarin tidak bisa berpamitan dulu.
3. Semua guru dan staf Mahanaim, yang telah menerima kami, tim dari Semarang, untuk join seminar di Mahanaim. Juga untuk setiap bantuan yang diberikan baik dalam bentuk materi seminar, transport, makanan, dll.
4. Ko hai hai, yang udah ngajak jalan-jalan ke Ancol, traktir makan di Bandar Jakarta (he he he.... enak lho, meski dikit pedes, kapan lagi ya...??? ). Juga yang udah bantu nyariin tiket pesawat karena nggak dapet tiket kereta.... Juga yang udah kenalin ke Ms Lina dan kasih tau tempatnya.
5. Ms Lina, yang udah nerima Priska di SMA Ketapang, juga ngasih makan segala dan sambutan yang ramah.
"I can do all things through Christ who strengthen me"
- Priska's blog
- 8145 reads
Priska Keren nih
Wah baca ceritanya asyik banget, dulu guru sma-ku bilang kalo kamu punya minimal 365 teman, kamu udah bisa hidup sebagai "kutu loncat" tiap hari keliling dan makan di rumah temen he he he, apalagi kalau temenmu ada dimana-mana. Dunia serasa punya kamu, wedew!! (pinjem loh pris)
Wah,Kemang Pratama cuma 5-6 kilo dari rumahku loh, sediih gak kebagian foto ama priska nih.dan ama Om kelana sinting
*Shallom4Ever@all
*Shallom4Ever@all
Pedes Stress
My Beloved School
kapan seminarnya kak? waduhhh, kalo aku tahu tak sempetin ikut.. itu khan sekolahku saat ini ... ternyata sekolahku pernah diinjak oleh kaki kak priska ya.. (alias mampir) huhuu.... mestinya kasih tahu aku biar langsung ketemu... ngomong-ngomong ketemu guru cakep gak di Mahanaim? hehehe lain kali kasih tahu aku donk kalo mau menginjakkan kaki di mahanaim, tak samperi dehh... Mahanaim khan sekolah baruu,, tapi dibuat dengan mujizat di setiap bagiannya ayang kakak nggak kasih tau aku sihh,, nggak ikutan liat hai hai +hehehe+ senangnya kak priska dah liat sekolah ku tercinta....
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Really Raissa..??
Wow... ternyata Raissa skul di Mahanaim? ha ha ha... malahan baru tau. Kelas berapa?
Nah, di semarang (sekarang ini) ada adik skulnya mahanaim ni, namanya Terang Bangsa. Baru mulai tahun lalu.
Nanti degh, kalau aku ke mahanaim lagi, aku hubungi kamu. he he
Tapi waktu ko hai hai nyamperi aku di kemang pratama bekasi, itu sebenere dia hubungi kamu lho. tapi nggak bisa2....
Guru yang cakep??? ha ha ha... sapa ya...???
Lebih cakepan guru di terang bangsa....
"I can do all things through Christ who strengthen me"
"I can do all things through Christ who strengthen me"
@Priska
wahh,, padahal...
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
penari 777???
haaa??? kamu ikutan acara 777???jadi penari???
aku juga ikutan lho, nari juga. nah lho.... koq baru tau sekarang... he he he...
"I can do all things through Christ who strengthen me"
"I can do all things through Christ who strengthen me"
aduduhh.. ternyata
ternyata sebenarnya kita sering ketemu... tapi gak pernah sadar.. hehehe
iya kak, yang dari mahanaim, yang penari susu dan madu, n pembagian berkat, pas waktu itu aku nari.. hehehe
nah kakak jadi apa???
wah.... sering sering aja deh ke mahanaim, jangan lupa telp aku,, atau kalo pas hari sekolah, cariin aku aja di gedung SMP.. dimana-mana ada aku kok... heheheh
sekalian sama hai hai dateng, biar tambah seru..
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
ha ha ha... dunia itu sempit ya...
bener banget raissa...
kita sering ketemu tapi ndak pernah tau satu sama lain... he he...
semakin membuktikan kalau dunia ini sempit ya...
waktu acara 777, aku pegang banner.
mmm.... nanti deh kalau aku ke mahanaim lagi, aku kabar2. ini masih sibuk di terang bangsa jadi belum ada planning mau hang out ke luar kota.
ntar kalau kamu ke semarang lagi, kabar juga ya...
kalau cariin aku, aku juga ada di gedung smp.... he he he...
"I can do all things through Christ who strengthen me"
"I can do all things through Christ who strengthen me"
waduuu.. kak, apa
waduu kak.. kayakke pernah liat deh... tapi nggak yakin itu kakak..
oke ntar aku kontek"an aja sama hai hai kalo mau nanya nomor kakak biar aku bisa ngasih tahu <susah amat sih> kalo nggak mending kakak PM aja deh no-nya...
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-