Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Buah Terlarang
Perempuan itu duduk di depanku. Memandangku dengan mata berkaca-kaca. Sejurus kemudian ia menundukkan kepalanya dan berkata lirih, "Aku pernah mencuri. Barang-barang milik kakak iparku!"
"Mengapa?"
"Karena aku merasa....ibuku lebih sayang pada kakak! Karena.... aku butuh uang!"
"Untuk apa?"
"Narkoba!"
Aku pindah duduk di sebelahnya. Aku tak bisa berkata apa-apa. Kuraih kepalanya, kusandarkan di bahuku. Dan air matanya menetes turun.
"Aku pernah membunuh!"
Aku diam. Tak tahu harus bilang apa.
"Aku hamil di luar nikah. Bayi itu kugugurkan!"
Bahuku basah.
"Aku pernah jual diri....!"
******
Perempuan itu namanya tak akan pernah kusebutkan di sini. Aku mengenalnya cukup baik. Sejak kecil ia adalah anak yang tertolak. Ibunya merasa ia bukan anaknya. Ibunya merasa bidan telah bertindak ceroboh sehingga anaknya tertukar.
Ibunya bercerai dengan ayahnya ketika ia masih bayi. Kemudian ibunya meninggalkannya dengan kakaknya untuk diasuh kakek neneknya karena si ibu harus bekerja.
Ketika ibunya punya pacar, pacar ibunya telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Selanjutnya beberapa orang dewasa lainnya melakukan hal yang sama terhadapnya.
******
Apa yang harus kulakukan terhadap perempuan ini?"
Ia merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Tangannya meraih jemari tanganku. Bagai kucing yang manja pada tuannya, kepalanya digosok-gosokkannya ke bahuku.... beringsut ke dada. Wangi rambut panjangnya memenuhi rongga penciumanku.
"Kak....tolong aku....!"
"Ya.....?"
"Kawini aku!"
"Menikahimu, maksudmu? Aku sudah punya istri!"
"Kakak bedakan dua istilah itu? ....Bagiku sama saja..... sama-sama kuingini!"
Perempuan itu tiba-tiba mengalungkan kedua tangannya ke leherku. Dadanya begitu terasa menekan dadaku. Dan tanpa bisa kutolak, ia mencium pipiku. Aku mendorongnya. Lalu aku berdiri.
"Maafkan aku!" kataku. "Sore ini aku ada janji.... aku mau pulang....!"
Ia merengut. Tapi kupikir aku harus bisa belajar dari kegagalan Hawa. Buah itu elok rupanya. Aku tak boleh memetik, apalagi memakannya.
(Perempuan itu melihat bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati.... Kej 3:6)
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
- Pak Tee's blog
- Login to post comments
- 5145 reads
korban yang jadi pemangsa
hampir dalam semua kisah duka seperti ini, mereka yang jadi pemangsa, sebelumnya adalah korban yang harus dikasihani.
mungkin kalimat terakhir - meskipun klise dan asal ngomong - yang harus diucapkan pada perempuan ini adalah, "Kamu juga pulanglah..."
kalau dia tidak pulang-pulang juga, maka dia akan memangsa korban lain dan rantai makanan itu akan semakin panjang.
------- XXX -------
guestx, akankah?
Memang, dalam banyak kasus pelaku kejahatan dulunya adalah korban. Guestx, akankah "korban" kebaikan juga akan menjadi pelaku kebaikan?
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
Pak Tee, korban kebaikan
akankah "korban" kebaikan juga akan menjadi pelaku kebaikan?
gw berharap begitu. mereka yang dikasihi, lebih mudah mengasihi dibandingkan dengan mereka yang hidup tanpa mengenal kasih. barangkali itu sebabnya muncul ajaran "kita mengasihi sebab Allah terlebih lebih dahulu mengasihi".
tentang korban yang jadi pemangsa, terutama yg gw maksud adalah dalam hal kejahatan seksual. mungkin sampel yg gw lihat langsung kurang representatif. dalam kenyataan, pelaku kejahatan atau pelanggaran seksual yang gw temui selalu bisa ditelusuri ke sejarah hidupnya yang pernah jadi korban, langsung atau tidak langsung. sangat menyedihkan, banyak korban ini tak menyadari dirinya telah bermetamorfosis menjadi pelaku yang sangat dibencinya.
salah satu kasus yg pernah gw temui adalah seorang pria terhormat yg aktif di gereja, yang beberapa kali melakukan serangan seksual terhadap pegawai wanita dan pembantunya. tanpa dia sadari, kemarahan dan kebenciannya terhadap ayahnya yang telah mempermalukan keluarga dengan petualangan tak senonoh di luar rumah, ternyata bukannya membuatnya menjauh, malah jatuh ke dalam kesalahan yang sama.
sementara kita berempati dan membantu para korban melepaskan diri dari derita mereka, kita perlu mengingatkan bahwa mereka - tanpa mereka sadari - mungkin sedang menjadi apa yang sangat mereka benci.
------- XXX -------
Hmmm... Mr.nice Guy Itu
Hmmm... Mr.nice Guy
Itu namanya BeHa terlarang mas brur, syukur puji Tuhan ente bisa ingat istri dan keluarga...
Hanya Orang yg memiliki Roh kudus yg bisa menolak "beha terlarang" i'm guarante
Tuhan yg menyatukan Tuhan pula yg Menjaga, Ga akan Tuhan mencobai sesuatu yg Ia tahu akan Gagal
Good Job Bro
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...
jangan disingkat,ah!
Mohon jangan disingkat kata yang hanya terdiri dari empat huruf itu. Ora ilok! kata orang Jawa. He...he... he...! Thanks komentarnya.
Seperti pembalakan liar, dosa menyebabkan kerusakan yang sangat parah dan meluas. Akibatnya sampai ke generasi-generasi sesudah kita. Aku akan menanam lebih banyak pohon!
Hmmm... Mr.nice Guy Itu
sory dopost
Kerjakanlah Keslamatanmu dengan takut dan gentar...