Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Belajar untuk mensyukuri
malam ini tidak seperti biasanya, di dalam angkot menuju rumahku. Aku melihat dengan mata batinku banyak sekali yang dapat ku ungkapkan,
meskipun tampak aku tidak memperhatikan malah sebaliknya aku memperhatikan semuanya, aku melihat 2 orang bocah, diangkutan kota, ketika aku menatap mereka aku melihat kelelahan yang sangat dalam jiwa mereka,
aku bersyukur kepada Tuhan setidaknya aku masih merasakan kebaikan dari kedua orangtuaku yang sering ku anggap wajar mereka lakukan dan mengangap kedua bocah itu kurang beruntung mendapatkan orangtua yang tidak bertanggung jawab, membiarkan bocah berumur 7-8 tahunan masih berkeliaran jam 1 malam, sementara anak2 seusia mereka sudah terlelap dalam mimpi,
lantas nuraniku bertanya bagaimana aku bisa bersyukur hanya karena aku tidak mengalami seperti yang dialami dua bocah yang duduk didepanku, egois sekali rasa bersyukurku…
apa yang harus ku syukuri ? ketidakberuntungan mereka sehinga aku merasa beruntung?
Sementara disampingku ada dua orang pria yang dari tadi aku merasa aneh dengan canda tawa mereka, ketika aku memperhatikan dengan seksama ternyata mereka sepasang gay, bukannya aku membenci mereka hanya saja mereka membuatku sangat risih dengan canda tawa yang sangat vulgar di depan penumpang yang ada, semakin lama semakin risih aku melihat mereka, untunglah kepalaku masih dingin, kalau tidak….,
lantas aku bergungam dalam hati kenapa Yang Kuasa menciptakan orang-orang seperti ini, terlalu penuh dengan kepalsuan, bersyukur aku tidak seperti mereka, kembali lagi nuraniku menegurku…
apa yang harus ku syukuri? kenormalanku atas ketidaknormalan dua orang gay di depanku? mungkin saja selama ini aku yang palsu?
Kemudian ada pemabok tua yang kata seorang ibu tua yang juga menumpang angkot yang ku tumpangi, hampir setiap hari dia bertemu dengan pemabok tua tersebut, yang katanya orang batak, bagi ku orang batak atau tidak, pemabuk tetap seorang pemabuk. Dengan langkah sempoyongan dia pergi tanpa membayar ongkos,
hhm haruskah aku memanjatkan syukur lagi karena aku bukan seorang pemabuk? yang akan merasa hidup bila sudah setengah sadar? atau dalam kondisi nyata sebenarnya aku "mabuk" dengan kepentingan ku sendiri
Apa yang harus ku syukuri? Karena aku memilih untuk menjadi bukan seorang pemabuk? Rasa syukur seperti apa itu ? seperti kesombongan bunyinya…
Kembali lagi aku perhatikan penumpang yang tersisa, tinggal tiga orang lagi, aku, seorang ibu tua dan seorang wanita muda, wanita muda ini mungkin penjaga klub malam atau seorang waiters, dalam hatiku seandainya mungkin ada pekerjaan lain tentu wanita muda ini tidak perlu sampai jam 1 malam masih dalam perjalanan pulang,
sedangkan ibu tua dengan beberapa keranjang belanjaan pun tak luput dari perhatianku, mungkin ibu tua itu habis berbelanja bahan masakan untuk warung makanannya, sungguh melelahkan pikirku, ibu ini harus menyiapkan masakan pagi-pagi buta, kapan ibu tua itu beristirahat?
Kali ini kukatakan kepada hatiku untuk berhenti bersyukur….
Apa yang harus kusyukuri ? karena aku bisa memperhatikan mereka dan membuat penilaian berdasarkan kata hatiku?
Bagaimana kalau seandainya mereka juga berkata-kata tentang aku dalam hatinya, dan bersyukur karena keberuntungan mereka atas diriku?
Tinggalah aku seorang diri, dan terakhir yang kuamati adalah sang pengemudi angkot tersebut.
Dari aku naik sampai aku mau turun, dia mengembalikan uang dari dua anak kecil tersebut bahkan member beberapa lembar ribuan rupiah untuk dua anak tersebut
Betapa mulianya hatinya, kemudian ketika penumpang mabok tersebut turun tanpa membayar dia hanya tersenyum kecil
belum lagi mungkin dia akan berputar-putar sampai pagi hari untuk periuk nasi dirumahnya….
Lantas aku tersenyum,
hal inilah yang harus ku syukuri, bahwa masih ada teladan buatku di malam hari ini, yang menunjukan kebaikan hati dan semangat kerja keras,
aku bersyukur bahwa malam itu aku bisa belajar untuk bersyukur bukan untuk apa yang terjadi pada orang lain yang itu tidak terjadi pada diriku,
atau apa yang baik kualami dan apa yang tidak baik yang orang lain alami, karena baik atau tidak yang manusia alami sepenuhnya tergantung kepada Sang Maha Kuasa….
manusia seperti aku ini tinggal menjalani dan ketika aku harus bersyukur, aku lebih baik bersyukur untuk kebaikan yang diterima oleh orang lain di sekitarku…
(seberapa sering kita menangkap makna kasih karunia Tuhan dalam kesaharian kita yang Nampak “biasa” yang mengandung makna “luar biasa” mari merenung sejenak)
GBU
- tonypaulo's blog
- Login to post comments
- 4551 reads
@ Tony, paragraf
Secara umum saya suka content dan tata bahasanya. [jauh berbeda dengan komentar2 dalam blog lain yang sempat saya kritik]
Hanya ada beberapa kata yang salah ketik. Tapi ada yang agak mengganggu, yaitu pembagian paragraf yang tidak jelas, apa di sengaja ya Tony?
Menurut saya akan lebih baik bila paragrafnya dibagi seperti yang umum saja yaitu per pokok pikiran, bukan per satu kalimat (atau kurang dari satu kalimat) seperti di atas.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@tonypaulo refleksi yang sangat menarik
Aku juga belajar, untuk bersykur selalu dan bersyukur dengan alasan yg benar. Maksudnya jgn bersyukur krn penderitaan org lain, atau bersyukur saat membandingkan diri dengan yg lain, dan diri ini lebih beruntung. Karena hal yg buruk itu blm tentu buruk adanya.
Di setiap waktu dlm kehidupan ini, di saat sulit dan senang, pasti selalu ada alasan untuk bersyukur. Bersyukur membuat diri ini mengetahui berkat Tuhan, bahkan berkat yang tersembunyi.
@DB terima kasih buat inputnya
Secara umum saya suka content dan tata bahasanya. [jauh berbeda dengan komentar2 dalam blog lain yang sempat saya kritik]
terima kasih atas apresiasinya @DB, perbedaan itu menyesuaikan tata bahasa yang digunakan dalam content blog lainnya
Hanya ada beberapa kata yang salah ketik. Tapi ada yang agak mengganggu, yaitu pembagian paragraf yang tidak jelas, apa di sengaja ya Tony?
saya akan coba rapihkan lagi, supaya lebih enak dibaca
GBU
@lentin, refleksi dari len, juga memberkati
Di setiap waktu dlm kehidupan ini, di saat sulit dan senang, pasti selalu ada alasan untuk bersyukur. Bersyukur membuat diri ini mengetahui berkat Tuhan, bahkan berkat yang tersembunyi.
terkadang sering kita terjebak dalam berkat yang menyenangkan saja, padahal relasi kita dengan TUHAN adalah berkat yang tidak pernah terputus barang sedetikpun
terpujilah Tuhan sbab DIA sungguh baik
GBU
Amin
terpujilah Tuhan sbab DIA sungguh baik dari dulu sekarand dan sampai selamanya
Senang sekali mendengar seseorang memuji Tuhan dan senang jg menemukan saudara seiman yang sungguh2 mengasihi Tuhan di tempat ini.
@TonyPaulo
Huanan
@huanan Tuhan itu selalu baik
Bro Tony. Apakah anak2 tsb kurang beruntung hidupnya karena orang tua mereka tidak bisa membiayai hidup mereka dgn berusaha (kerja keras) atau karena Tuhan pilih kasih dalam memberikan anugerahnya ?
mungkin saja anak2 tsb lahir dari keadaan yang kurang beruntung, namun Tuhah tetap baik dan mengasihi
seperti yang dialami Yabes, yang diberi nama "sakit sekali" (kesakitan)
Ibu Yabes :"Aku telah melahirkan Yabes dengan kesakitan." (1Ch 4:9)
tapi apa reaksi Yabes?
Yabes : Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. (1Ch 4:10)
Yabes keluar dari keadaan kurang beruntungnya itu, dengan menyadarkan diri kepada penyertaan tangan TUHAN
begitupula anak-anak yang kurang beruntung itu dikasihi TUHAN sama dengan Tuhan mengasihi kita semua
karena Tuhan Yesuspun mati bagi semua orang, IA tidak pilih kasih, karena siapapun punya
Apa yang dijadikan standard keberuntungan kita dalam mengikut Tuhan ? hidup berkecukupan ?, damai sejahtera ?. Banyak orang yg mengatakan semakin ikut Tuhan malah semakin banyak cobaan hidupnya..
mengenai keberuntungan, FIRMAN TUHAN menyampaikan
Deu 30:15 Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan,
Jos 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
namun dalam keberuntungan itu bukan berarti orang percaya terbebas dari masalah dan sebagainya, melainkan
Mat 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Php 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Ada banyak orang ketika mereka “merasa” diberkati hidupnya mereka mengatakan bersyukur karena diberkati. Namun ketika hidup mereka menderita, mereka mengatakan bahwa ini merupakan cobaan yang harus diterima supaya kita dibentuk menjadi dewasa secara rohani oleh Tuhan. Apa benar demikian ?
yang terjadi dalam hidup orang percaya semuanya baik baik, walaupun melewati lembah air mata dan pergumulan hidup
Tetap Tuhan itu sangat baik
Hab 3:17 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
Hab 3:18 namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Hab 3:19 ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. (Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi).
karena itu kalau kita dibentuk oleh-Nya lewat berbagai perkara semuanya itu mendatangkan kebaikan
Rom 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
demikanlah @huanan apa yang bisa saya sharingkan
terima kasih atas perhatiannya
GBU
@tonypaulo
Blog yang memberkati......
GBU
GBU
Eh ada pon2...
Eh ada pon2...
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@eh Hannah pun ada
tahu dari dreamz ada yang ekspand ke blog ini....ikutan boleh yah?
@Pon2
Bole2 ajalaa tapi apatarnya ganti yg gantengan dong hihi
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi