Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Antimusik dunia
Sejak saya mengenal Raissa di komunitas ini saya terkesan dengan sifatnya yang antimusik dunia (istilah tepatnya saya juga belum nemu). Yang jelas banyak di kalangan orang kristen yang terjebak dalam dikotomi musik gereja(wi)/rohani dan musik dunia(wi)/rohana hehehe.. padahal patokan dikotomi ini juga relatif sekali, tergantung siapa yang membuat patokan dan menurut saya lebih kearah selera.
Teringat beberapa waktu lalu di gereja saya ibu Pendeta menantang jemaatnya untuk komitmen tidak mendengarkan lagu dunia lagi dengan alasan liriknya ‘ngga aman’, dedikasinya tidak untuk Tuhan, malah sampe alasan seram bahwa ada beberapa band dunia yang menggunakan kuasa gelap untuk melariskan album lagunya. Nah, jemaat yang mau komitmen untuk tidak mendengarkan lagu dunia(wi) diminta untuk mengangkat tangan, nah (lagi) saya termasuk salah satu yang mengangkat tangan. Saat ditantang seperti itu entah kenapa suasana hati saya lagi antimusik dunia, dan tekad untuk tidak mendengarkan musik dunia sama sekali begitu kuat. Satu hal yang saya lupa ialah saya tidak sempat berpikir panjang untuk mengambil keputusan tersebut, pertimbangannya dangkal, tanpa lihat realita. Di kota saya kuliah, Manado, hampir full musik, dan mayoritas adalah musik dunia. Betapa tidak, di kota saya sebagian besar mikrolet (oto) memasang sound system keren dengan loud speaker yang lumayan dahsyat, malah kadang ada yang menyertakan layar LCD untuk menampilkan video klip musik. Saya tinggal di kos yang berdinding tripleks, dan ponsel tetangga kamar saya hampir selalu memperdengarkan lagu dunia, dan pemilik kos yang tinggal di bawah juga hobby putar musik (campur, kadang dunia and kadang rohani) keras-keras. Di mall, cafe, lounge, warnet, resto, swalayan, dan tempat umum lainnya pun hampir selalu menyuguhkan sajian musik yang lagi ngetop untuk telinga pengunjungnya. Setelah beberapa MENIT setelah saya keluar dari gereja, saya langsung melanggar komitmen saya karena mikrolet yang saya tumpangi memasang musik dunia, nah lo.
Sebelum melangkah lebih jauh saya ingin mendefinisikan dikotomi awal saya tentang musik. Anyway, ini adalah pendapat saya, mungkin berbeda dengan pendapat anda, silahkan buat kriteria anda sendiri, karena sekali lagi ini adalah lebih cenderung ke selera pribadi.
Musik adalah rangkaian nada baik dengan suara manusia (vokal) ataupun tidak, kalau yang pakai vokal biasa saya sebut lagu atau nyanyian, kata-kata yang dinyanyikan saya sebut lirik.
Musik dunia adalah semua musik yang ada di dunia selain musik yang masuk ke dalam kriteria musik rohani.
Musik rohani adalah musik dengan kriteria (setidaknya memenuhi dua kriteria): lazim digunakan dalam ibadah di gereja, mengagungkan Tuhan Yesus, membuat penyanyinya (saya) mengingat Tuhan dan mensyukuri karyanya, dan membuat roh saya damai sejahtera.
Tentang jenis/aliran musiknya bagi saya tidak dapat dimasukkan sebagai kriteria pembeda, begitu pula dengan lirik yang dipakai.
Sering ada lagu yang nempel banget di pikiran, sebentar-sebentar akan terngiang, kadang lagu yang berbeda akan ‘diputar’ sesuai suasana hati, bahkan ada istilah ‘Soundtrack of My Life’. Sering kali lagu-lagu pop yang nda ada ‘bau’ Kristennya lebih mudah menjadi sountrack of my life karena paparan dengan intensitas yang tinggi, apalagi lagu baru yang ngetop banget sehingga hampir semua mikrolet di manado akan memutarnya. Lagu yang ‘Kristen’ seringkali hanya mencakup tema-tema umum, kurang menyentuh sisi realita kehidupan yang manusiawi. Saya suka mendendangkan lagu-lagu yang nadanya gampang diingat, meski kadang malah saya nda sadar apa lirik yang saya dendangkan. Untuk membuat saya merasa lebih imbang maka paparan musik kristen saya tingkatkan, kadang juga saya sempatkan menelaah lirik lagu yang sedang saya dengarkan. Bagi saya, lagu kristen hanya beberapa saja yang layak disebut sebagai lagu rohani. Banyak lagu kristen yang Cuma saya hafal dan sering saya nyanyikan di gereja tapi tidak membawa perubahan dalam hidup saya, liriknya hanya keluar secara mekanis dari bibir saya tanpa damai sejahtera dalam hati saya. Lagu-lagu tentang kebesaran Tuhan pun kadang saya nyanyikan dengan datar, sedatar Tukul bilang “Luar biasa,” ekspresi dan intonasinya tidak sesuai dengan apa yang disampaikan. Sejauh ini sih saya belum menemukan lagu non-kristen yang menjadi lagu rohani bagi saya.
akhirnya, musik dunia dan musik gereja bagi saya masih kabur, kalau musik rohani bagi saya lebih mendalam lagi maknanya. Makanya dari dikotomi malah berkembang jadi trikotomi (istilahnya benar atau ngga sih trikotomi??).
Pembagiannya jadi seperti ini : musik dunia/non-kristen, musik gereja/Kristen, musik rohani (bisa Kristen maupun non-Kristen). Pokoknya mbulet bin ribet deh, soalnya kembali pada kondisi bahwa penggolongan ini lebih kearah SELERA. Jujur aja bila ada lagu2 Kristiani yang ngga semangat, tradisional, liriknya ngga jelas, dan mungkin malah fully fiction (seperti St.Claus is coming to Town yang jadi salah satu lagu wajib Natal) bagi saya itu malah tergolong musik dunia. Sebaliknya ada lagu-lagu yang mungkin oleh beberapa orang dianggap duniawi karena penyanyinya sekuler, liriknya terdengar ga jelas karena dinyanyikan dengan style rap, aliran lagunya R&B atau malah Hard Rock, dan hal-hal lain yang berlawanan dengan selera seseorang, bagi saya malah menjadi lagu rohani (misalnya Where is the Love yang dinyanyikan oleh Black Eyed Peas).
Sejauh ini baru demikian yang bisa saya share. Pokoknya jangan terjebak pada dikotomi/trikotomi musik, yang penting saat kita nyanyiin lagu tertentu ada something positif buat pendengar. Apalagi kalau nyanyiin lagu di gereja, meski nadanya Hymn tapi kalo bisa semangatnya Rock dong, masa liriknya ‘menang bersama Yesus’ tapi nyanyiinnya Cuma sekedar hafal, setengah suara, sambil celingak-celinguk. Hehehe... ada juga di salah satu gereja lagu dari grup musik Kristen kontemporer dinyanyikan dengan tempo yang jauh lebih lambat dari aslinya, jadinya malah aneh hehehe.. peace for all.. Jb us
Malangraya, 3010070723.
Extra: Pada hari sumpah pemuda 28 10 07 kemarin Pak Presiden SBY meluncurkan album musik berisi lagu-lagu ciptaannya. Hayo tergolong musik apa??
- murasawa's blog
- 16766 reads
Mikrolet Canggih
"Manado, hampir full musik, dan mayoritas adalah musik dunia. Betapa tidak, di kota saya sebagian besar mikrolet (oto) memasang sound system keren dengan loud speaker yang lumayan dahsyat, malah kadang ada yang menyertakan layar LCD"
Wow! Canggih amat itu Mikrolet! Rupanya transport manado jauh lebih OK dari Jakarta tuh! Kalo di Jakarta udah dirampok dulu kali supirnya
Masalah musik dunia itu dosa ato tidak? Kalau saya sih gampang saja, cuman suka dangdut, kalo bukan dangdut, berarti dosa
Lagu Rohani vs Lagu Dunia...
BIG GBU!
Lagu Rohani di Dunia
Wah, kali ini saya suka salah satu bagian dari komentar Bung Jos di atas.
Yeah, kalau tidak ditulis oleh manusia, orang-orang dunia, masa malaikat atau Tuhan sendiri "menerjunkannya"?
Saya ingat tulisan Robert L. Short. Dia bilang begini.
Saya kira, sebagai salah satu seni, musik pun tetap bisa disajikan untuk menjangkau orang. Jadi, tidak baik juga langsung menolak sebuah lagu tanpa mencermatinya dulu. Siapa tahu ada pesannya.
Omong-omong soal musik, ini ada beberapa tautan yang mungkin bisa menghangatkan diskusi.
Omong-omong, Bung Murasawa, saya sudah main-main ke blog Anda. Tapi rada bingung untuk berkomentar. Apa pengaturan komentarnya hanya dibuka bagi yang punya akun Blogspot?
____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
Sempet Anti Musik Dunia
Saya dulu sempet anti banget dengan musik-musik sekuler, rasanya gak damai banget dengerin semua lagu non Kristen. Mmm.. apakah mungkin pengetahun dan kerohanian saya yang masih dangkal? Padahal waktu itu saya baru hot-hotnya ikut Tuhan loh .. komsel, ke gereja, SOM, muda remaja, padet deh aktivitasnya. Belum lagi pelayanan di sekolah. Apakah itu yang membuat saya anti musik dunia? Mmmm.. mungkin dulu saya lebih banyak menggunakan perasaan kali, tidak logika dan pengetahuan. Yah .. paling tidak saya tertinggal satu dua tahun koleksi lagu-lagu sekuler.
Definisi mengenai ini lagu rohani atau lagu dunia memang membingungkan. Saya sekarang lebih mengklasifikasikan lagu berdasarkan untuk siapa lagu itu ditujukan. Ada lagu untuk memuja dan mengagungkan Tuhan, ada lagu yang untuk sesama manusia, ada yang untuk setan juga. Kalau saya mau memuji Tuhan, ya saya pilih lagu untuk memuji Tuhan. Kalau lagi jatuh cinta, ya lagu untuk sesama, khususnya bertema cinta. Kalo untuk setan, ndak deh ..
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Musik Dunia? Promosi Blog Aja Deh!
Kebanyakan pengkotbah dan orang-orang Kristen anti musik dunia ketika saya tanya balik tentang definisi musik dunia dan musik rohani, menjadi bingung sendiri. Karena mereka bingung, maka akhirnya saya justru menasehati mereka dengan sebuah nasehat Tiongkok kuno yang pertama diucapkan oleh Kongzi (551-479SM), yang terjemahan bebasnya demikian:
Jangan kekeh jumekeh mempertahankan hal yang tidak kamu pahami dan jangan mengajarkan hal yang tidak kamu ketahui.
Nah, sambil menunggu tulisan saya yang mempertanyakan masalah musik dunia dan musik rohani selesai, sementara ini saya promosi sebuah blog yang menurut saya cukup untuk memuaskan keingin tahuan anda semua tentang musik gereja dan lain lainnya. Blog ini milik Jimmy Setiawan, salah satu murid Almarhum pendeta Amin Tjung. Menurut cerita, dialah yang mengambil Film kesaksian terakhir Alm. Pdt. Amin Tjung. Saya sama sekali tidak kenal Jimmy Setiawan, namun sangat menyukai tulisan-tulisannya yang singkat, padat dan sangat berbobot. Nah, silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Mana yang dipilih?
Minggir Jo!
Ada Tujuh Lagu Yang ....
Ada tujuh lagu yang setiap kali mendengarnya atau menyanyikannya atau memainkannya dengan suling bambu, membuat saya merinding karena trenyuh dengan makna dalam lagu-lagu tersebut, bahkan sering membuat saya menenteskan air mata.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
dikotomi lagu:)
OOT: Mikrolet keren
blogito ergo sum
Pendeta vs musik dunia
blogito ergo sum
OOT juga: Muka - 11 Januari
Tarohan Ke Menado
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
taruhan dosa ngga?
blogito ergo sum
Tarohan dosa nggak ya?
Mudah-mudahan tahun depan bisa main ke sana dech. Tarohan dosa nggak? Menurut saya, kalau tujuannya hanya untuk main main sich ok-ok aja, namun bila tujuannya untuk cari keuntungan atau cari uang (misal, pasang togel, tarohan bola) jelas namanya Judi. Nah, masalahnya judi itu dosa nggak? Kita harus mencocokkannya dengan Sepuluh Perintah Allah.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Pernah....
BIG GBU!
cuma numpang lewat..
Maria Dewi ... Welcome!
Maria Dewi, jangan cuma numpang lewat Please! Tanpa sengaja buka blog ini namanya jodoh. Bagaimana kalau gabung sama kita-kita dan sharing pengalaman kamu? Kalau tulisan yang dibuat numpang lewat saja sudah bagus, apalagi kalau kamu menulis dengan serius?
Yang kamu katakan benar. Musik rohani, musik gereja, keduanya adalah ungkapan jiwa. Musik rohani untuk memenuhi hukum "Kasihilah Tuhan Allahmu ..." Musik dunia untuk mengungkapkan, "Kasihilah sesamamu manusia ..."
Maria Dewi, selamat bergabung di sabdaspace.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
kekasih gelapku