Rosihan Anwar pernah menulis buku berjudul Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia. Saya sih belum baca. Tapi, saya suka judulnya. Kadang, hal-hal kecil atau yang sering disebut trivia itu lebih menyenangkan daripada membaca hal-hal besar. Beda dengan infotainment yang mengurusi hal-hal kecil, menurut saya trivia lebih menyenangkan karena biasanya mencakup hal besar tapi mungkin tidak dipikirkan orang. Kali ini saya coba bikin trivia dunia musik. Entah yang seperti ini cocok diposting di SS atau tidak, biarin dah buat selingan.
1 . Ronny James Dio, ex vokalis Rainbow dan Black Sabbath adalah yang mempopulerkan simbol metal dua jari.
Ronny James Dio alias Dio yang meninggal pada bulan ini disebut sebagai salah satu yang mempopulerkan simbol metal dua jari. Menurut Wikipedia, memang bukan hanya Dio seorang. Ada beberapa musisi lain. Tapi, karena Dio yang meninggal bulan ini, maka saya putuskan dia eh Diolah yang layak jadi pionirnya. Lalu, kenapa dua jari? Kita tahu ada juga yang pake tiga jari, yaitu jempol ikut nongol. The Beatleslah yang katanya mempopulerkan simbol tiga jari itu dalam kover albumnya. Tapi, yang tiga jari itu katanya berarti lambang Cinta. Sedangkan yang dua jari, sering disebut ada hubungannya dengan simbol iblis dengan dua tanduknya. Nah, setelah menelusuri Wiki sedikit lagi, saya temukan bahwa gambaran iblis bertanduk itu sebenarnya bukanlah dari Alkitab, tapi pengaruh mitologi Yunani. Meski memang dalam kitab Wahyu ada disinggung soal penggambaran kekuatan jahat dalam bentuk hewan bertanduk. Tapi, sepertinya tidak semua yang bertanduk itu pasti iblis. Lebih jelasnya, tanduk itu lebih menggambarkan kekuatan karena ada istilah "tanduk keselamatan" tapi juga ada istilah "meninggikan tanduk" yang artinya sombong, atau bisa juga seperti dalam bahasa Jawa, kalau kita masih kuat makan maka kita akan 'tanduk' hahaha... Ah, kok jadi ngomongin tanduk.
2. Gesang adalah anggota Lekra.
Gesang yang meninggal beberapa hari setelah Dio pernah bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat alias Lekra. Lekra yang dihancurkan setelah peristiwa Gestok adalah sebuah organisasi seniman besar di masa Orde Lama. Anggota-anggotanya banyak yang meraih reputasi internasional, seperti Pramoedya Ananta Toer di bidang sastra, Affandi di bidang seni lukis, dan Gesang sendiri di bidang seni musik. Salah satu program Lekra yang terkenal adalah turba, yaitu bergabung dengan masyarakat kecil, hidup bersama petani, buruh, dll, agar seniman dapat benar-benar merasakan kehidupan rakyat dan kemudian menghasilkan karya yang bicara untuk rakyat dan bukan hanya hiburan yang dinikmati orang-orang kelas menengah ke atas saja. Dalam buku Lekra Tak Membakar Buku yang kemarin dilarang Kejagung, disebut juga program bagi para seniman Lekra untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya segala macam kesenian rakyat (lagu rakyat, cerita rakyat, alat-alat kesenian daerah, dst). Dalam buku yang sama itu jugalah disinggung peran Gesang dalam Lekra, yang salah satunya pernah menjadi anggota presidium dalam Konferensi Nasional I Lembaga Musik Indonesia yang adalah cabangnya Lekra. Fakta ini sekaligus menunjukkan bahwa Lekra memang bukanlah PKI dan juga bukan antek komunis yang anggotanya para ateis kejam tukang bikin onar yang harus dibinasakan seperti yang diajarkan pihak-pihak yang pro-Orde Baru dan yang punya dendam kesumat dengan golongan kiri. Justru dari kelompok yang disingkirkan muncul orang-orang yang mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.
3. Ki Hajar Dewantoro adalah yang membuat versi terjemahan bahasa Indonesia dari Mars Internasionale, lagu wajib Komintern.
2 Mei adalah hari lahir Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara yang kemudian diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional mengingat jasanya dalam mendirikan Taman Siswa, sekolah untuk kaum pribumi yang bukan priyayi. Tidak ada yang menyangsikan jasa Ki Hajar Dewantara yang juga terkenal dengan Tiga Serangkai bersama Ernest Douwes Dekker alias Dr. Setiabudi (dia juga cucu ponakan Eduard Douwes Dekker alias Multatuli) dan Dr. Tjipto Mangunkusumo. Nah, tapi tidak banyak yang tahu bahwa Ki Hajar Dewantara juga pernah menerjemahkan lirik dari sebuah lagu yang sangat terkenal di tahun 60an, Internasionale karya Eugene Pottier. Ini bukan lagu pop, tapi lagu mars Partai Komunis Internasional (Komintern) atau ada juga yang bilang sudah menjadi mars gerakan buruh sedunia (tidak selalu komunis). "Bangunlah kaum jang terhina, Bangunlah kaum jang lapar..." Demikian dua kalimat pertama terjemahan lagu Mars Internasionale yang diterjemahkan Ki Hajar. Tentu bisa diartikan di sini bahwa Ki Hajar pun bersimpati dan mendukung kekuatan sayap kiri di Indonesia. Tokoh-tokoh terkenal lain seperti Jenderal Sudirman pun jika ditilik pandangan-pandangannya menunjukkan bahwa dia adalah seorang sosialis, bukan jenderal mistis seperti yang digambarkan Orde Baru dalam film propaganda, Janur Kuning. Internationale versi Ki Hajar Dewantoro ini memang lebih pendek dari aslinya. Ini sebabnya, terjemahannya sempat dicela oleh Komunis Internasional.
4. Penyanyi theme song kaset Megaloman dari Sanggar Cerita adalah Krisdayanti.
Krisdayanti yang sedang jadi berita utama infotainment sejak beberapa bulan ini mengawali kariernya dari menyanyi untuk kaset Sanggar Cerita. Bagi yang berusia kira-kira 25 tahun ke atas, tentu masih ingat dengan masa ketika kaset audio begitu menyenangkan. Kalau sekarang anak-anak melihat VCD atau DVD Ben-10, Naruto, atau Spongebob yang diterjemahkan, maka pada masa saya kecil, selain video beta (menonton film-film robot Jepang), hiburan yang tak kalah seru dan lebih terjangkau adalah mendengarkan kaset. Salah satu (atau satu-satunya?) produsen kaset anak terkenal adalah Sanggar Cerita. Mungkin inilah awal cara didik yang membuat anak malas membaca. Sanggar Cerita menampilkan cerita-cerita mulai dari cerita rakyat (yang saya ingat punya: Joko Kendil), dongeng (Aladin, Putik Abu, Pinokio), hingga cerita robot yang ada di video beta tadi. Cerita jagoan robot Jepang yang terkenal saat itu adalah seperti Sharivan, Gaban, Google Five, God Sigma, GoShogun, Zabogar, dan tentu saja Megaloman. Megaloman yang penampilannya seperti Gene Simmons, dkk dari band Kiss ini punya senjata andalan yaitu rambut api. Saya masih ingat punya salah satu kasetnya. Tapi, sayang saya tidak ingat suara Krisdayanti di theme songnya. Yang pasti, si KD masih kecil dan wajahnya belum pasang ekspresi kaget terus seperti sekarang. Mungkin saja ia satu angkatan dengan bintang cilik andalan Sanggar Cerita waktu itu: Hanna Pertiwi. Meski begitu, saya masih ingat perasaan waktu mendengarkan kaset-kaset robot bikinan Sanggar Cerita itu: geregetan karena seperti sengaja dipanjang-panjangkan ceritanya, tidak buru-buru action (padahal juga tidak bisa melihat actionnya waktu menumpas monster seperti apa, namanya juga audio).
5. Sid Vicious yang menciptakan gerakan tari pogo.
Atau setidaknya, begitulah pengakuannya. Sid Vicious yang punya nama asli John Simon Ritchie, adalah basis dari grup musik punk, Sex Pistols dan sebelumnya pernah menjadi drummer Siouxie and the Banshees. Dia memang basis, tapi dia bisa disebut lebih terkenal dari vokalisnya, Johnny Rotten. Tampaknya, hal itu memang disengaja. Bahkan, Malcolm McLaren, manajer Sex Pistols mengaku kalau saja dia lebih dulu bertemu Vicious sebelum Johnny Rotten, maka pasti ia akan menjadikan Vicious sebagai vokalis band tersebut. Maka Sid Vicious bisa dibilang adalah icon dari Pistols. Ia memang tidak terlalu penting dalam musikalitas grup itu dalam hal memainkan bas. Konon, Vicious sebenarnya bahkan tidak bisa memainkan bas. Jadi, jika manggung, dia hanya memegang dan 'memainkan' bas yang dimatikan, sementara suara bas yang terdengar dimainkan oleh orang lain di belakang panggung. Tapi, Vicious punya karisma yang memang layak jadi icon. Karakter dan penampilannya liar, gaya hidupnya penuh pemberontakan, benar-benar seperti gambaran anak punk di mata masyarakat, meski ada yang bilang dia itu poser (banci gaya) saja. Gerakan pogo adalah gerakan tarian yang memang menjadi milik komunitas punk dan ska. Sekitar sepuluh tahun lalu, kita mungkin tahu banyak anak muda menari pogo di konser-konser musik ska yang booming waktu itu. Vicious mengaku dia orang yang melakukannya pertama kali. Kejadiannya waktu itu adalah di sebuah konser Sex Pistols ketika Sid belum bergabung dengan band dan hanya menjadi penonton. Waktu itu, Vicious yang tidak bisa menari ingin menari. Maka, jadilah dia melompat-lompat dan orang mengikutinya dan mulai tercipta tari pogo. Kisah Sid juga terkenal dari hubungannya dengan Nancy Spungeon, kekasihnya yang ia gorok hingga mati. Sid Vicious sendiri mati karena overdosis heroin tak lama setelah ia 'membunuh' Nancy yang ia akui sebagai kecelakaan itu.
6. Gitaris Evanescence pernah kena stroke gara-gara headbanging.
Yang ini kabar konyol. Terry Balsamo yang bermain gitar di band Evanescence pernah kena stroke gara-gara headbanging. Balsamo yang berambut gimbal ini mengalami pembekuan darah di leher akibat terlalu banyak headbanging, yaitu gerakan menghentak-hentakkan kepala secara keras sampai menunduk, yang jadi salah satu ciri khas penggemar musik metal. Setelah sembuh dari stroke, Balsamo hanya menggerak-gerakkan kepala sedikit saja.
7. Lagu dari Suzanne Vega yang berjudul Tom's Dinner adalah lagu pertama yang dijadikan format MP3.
Karena itulah, Suzanne Vega kadang disebut ibunya MP3. Waktu itu, Karlheinz Brandenburg, salah satu pengembang teknologi MP3 mendengar lagu Tom's Dinner yang awalnya berupa acapella du.. du.. du.. dan baru diikuti suara drum dan elektronik itu di radio. Saat itu, ia tertantang memakai lagu itu untuk menguji kualitas kompresi MP3 untuk suara-suara yang hampir monoponik itu. Mengenai bagian acapela itu, Vega sebenarnya ingin agar bagian itu dimainkan dengan piano. Tapi, karena dia tidak bisa bermain piano, maka dia hanya bersenandung dengan mulut saja. Lagu Tom's Dinner beserta Luka yang ada di album Solitude Standing (1987) adalah dua hits paling terkenal dari penyanyi asal Amerika ini.
8. Hits paling terkenal Nirvana, Smells Like Teen Spirit, judulnya diambil dari kata-kata Kathleen Hanna (Bikini Kill/Le Tigre)
Menurut Charles R. Cross dalam "Heavier Than Heaven", Kurt Cobain pernah pacaran dengan feminis dan anggota band punk Bikini Kill, Tobi Vail. Kathleen Hanna adalah teman Tobi Vail. Salah satu momen dalam hubungan Kurt dan Tobi adalah ketika Kathleen suatu pagi menulis dengan cat semprot di rumah Kurt "Kurt Smells Like Teen Spirit." Teen Spirit sendiri adalah merek parfum remaja putri yang dipakai Tobi. Kurt yang lugu, yang waktu itu sedang semangat-semangatnya ngomong soal anarkisme, punk, dan feminisme dengan Tobi, dkk mengira tulisan itu adalah slogan yang mengandung makna dalam, pemberontakan, dsb. Maka, sebagaimana lagu-lagu Nirvana memang kebanyakan diberi judul yang tidak nyambung dengan lirik lagunya, Kurt memakai kalimat Smells Like Teen Spirit sebagai judul lagu yang kemudian jadi hits paling terkenal mereka.
9. Dua penulis tenar Amerika, Amy Tan dan Stephen King, bergabung dalam satu band yang namanya The Rock Bottom Remainders.
Sebenarnya bukan cuma dua itu. Penulis-penulis beken lain seperti Maya Angelou, Barbara Kingsolver, Mitch Alborn, Ridley Pearson, hingga Dave Barry dan Greg Iles juga bergabung dengan grup rock semi main-main itu. Dave Barry dalam salah satu komentarnya mendeskripsikan bandnya begini: "Permainan musik kami sama bagusnya dengan kalau Metallica menulis novel." Kalau lihat penampilan mereka di Youtube, band ini memang hanya untuk senang-senang saja. Keroyokan, ada yang gayanya lebay, ada yang masih pakai kemeja biasa. Rasanya seperti menyaksikan penampilan band direksi perusahaan di sebuah acara ulang tahun kantor. Yaaa.. tapi masih bagusan mereka dikitlah.
10. Across The Universe, lagu karya The Beatles pernah dipancarkan ke luar angkasa untuk memberi salam kepada alien.
Untuk memperingati 40 tahun lagu itu, NASA mengirimkan sinyal yang berisi 'pesan perdamaian' dalam bentuk lagu Across the Universe kepada alien. Lagu yang cukup mudah diingat karena kata "Jai Guru Deva Om, Nothings Gonna Change My World.." ini ditulis oleh John Lennon. Sudah dinyanyikan ulang oleh banyak penyanyi. Saya saja punya 3 versi yang dinyanyikan Fiona Apple, Rufus Wainwright, dan Suede.
11. Dr. Kevorkian yang kontroversial dan pernah dihukum karena melakukan praktik euthanasia, adalah musisi Jazz dan sudah punya satu album.
Dr. Jack Kevorkian disebut dokter kematian. Ia pernah mencicipi hukuman gara-gara terbukti membantu proses euthanasia seorang pasiennya. Padahal, menurut dokter itu sendiri, ia sudah membantu melakukan proses euthanasia atas permintaan pasiennya sendiri sebanyak lebih dari 130 kali. Setelah kasusnya itu, maka kontroversi mengenai euthanasia menjadi mengemuka hingga kini. Pro dan kontra muncul. Banyak orang mendeskripsikan Kevorkian sebagai pembunuh berdarah dingin. Tapi, siapa sangka ternyata dokter ini punya jiwa seni tinggi. Ia adalah musisi Jazz berbakat dan pernah merilis satu album berjudul "The Kevorkian Suite: A Very Still Life" pada 1997 dan diedarkan secara terbatas di mana ia bermain flute dengan manis. Ia juga pelukis. Untuk yang ini, bayangan orang mungkin agak terpenuhi. Lukisannya lebih bernuansa gothik bahkan konon kadang ia melukis dengan membubuhkan darahnya sendiri.
Adolf Hitler pun seniman
Banyak orang mendeskripsikan Kevorkian sebagai pembunuh berdarah dingin. Tapi, siapa sangka ternyata dokter ini punya jiwa seni tinggi.
Hitler juga berjiwa seni dan punya keinginan terpendam utk jadi seniman tp ditentang bokapnya. Hitler suka melukis dan menulis (ngeblog).
Beberapa karya lukisnya bisa dilihat di sini dan di bukunya Mein Kampf dia menulis kisah hidup dan ideologinya.
Berikut ini sedikit cuplikan dari bab awal volume 1 buku itu (setelah diterjemahkan dari bahasa aslinya):
All this, particularly after I had outgrown my adolescence (which in my case was an especially painful process), reinforced my profound distaste for the profession which my father had chosen for me. My conviction grew stronger and stronger that I would never be happy as a civil servant. The fact that by this time my gift for drawing had been recognized at the Realschule made my determination all the firmer.
Neither pleas nor threats could change it one bit.
I wanted to become a painter and no power in the world could make me a civil servant.
Yet, strange as it may seem, with the passing years I became more and more interested in architecture.
At that time I regarded this as a natural complement to my gift as a painter, and only rejoiced inwardly at the extension of my artistic scope.
I did not suspect that things would turn out differently.
"When all think alike, no one is thinking very much." - Walter Lippmann
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
thanks
tokoh sekaliber hitler memang tidak mengherankan kalau punya kelebihan bisa melukis (meski ada yang bilang selera seni lukisnya tidak terlalu istimewa), cuma saya sendiri kurang mengerti dunia lukis sih.. jadi gak bisa menilai juga..
terima kasih buat 6 user yang kasi jempol (walah, jadi kayak FB)
Don't Swallow the Press
@y-c: jadi rindu..
"...Terry Balsamo yang bermain gitar di band Evanescence pernah kena stroke gara-gara headbanging..."
Bicara soal head banging, jadi rindu dengan rambut gondrong sepinggang semasa kuliah dulu, walau gondrong saya tidak gagah (rambut saya lurus, kayak rambutnya cewek2 iklan shampoo di tv, ). Kan paling mantep tuh kalau gondrong berhead banging (lihat aksinya Trio Macan...)..
Nice reading your blog bro Y-C...
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
(...shema'an qoli, adonai...)