Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Yesusanitas dan Kristianitas dalam Sebuah Buku Apologetika
Sidik Nugroho*)
Judul Buku: Mendongkel Yesus dari Takhta-Nya
Penulis: Darrell L. Bock dan Daniel B. Wallace
Penerjemah: Helda Siahaan
Penerbit: Gramedia
Tebal: 285 halaman
Cetakan pertama, 2009
Dalam sebuah film dikisahkan Yesus ingin tidak mati disalib. Ia berandai-andai memiliki keluarga, hidup bahagia sebagai manusia biasa. Kehidupannya "yang lain" ini ada dalam sebuah film bertajuk The Last Temptation arahan sutradara Martin Scorsese yang sempat memicu kontroversi. Namun, film Scorsese itu bisa dikatakan tak terlalu telak -- bahkan bisa dikatakan tak bermaksud -- menyerang iman Kristen, karena Yesus yang digambarkan dalam film itu hanya Yesus yang berandai-andai.
Belakangan ini, ada juga buku -- yang kemudian juga difilmkan -- yang membuat banyak orang tertohok. Ya, mau tak mau, kita harus mengakui bahwa sejak novel dan film Da Vinci Code laris-manis di masyarakat global, serangan atas iman Kristen dilancarkan dengan gencar dan bertubi-tubi dengan adanya buku-buku yang menggoncang iman. Buku-buku dan film-film yang diakui oleh para kreatornya didasarkan atas hasil riset mendalam, bukan lagi berandai-andai. Hal ini tak ayal dapat membuat seseorang menjadi penganut Yesusanitas.
Yesusanitas -- apakah itu? Diterjemahkan dari bahasa Inggris Jesusanity, Yesusanitas adalah suatu ideologi yang sedang diajarkan di berbagai perguruan tentang kedudukan dan identitas Yesus sebagai tokoh politik radikal, atau guru yang agung dan hebat. Dalam Yesusanitas, posisi Yesus sebagai Kristus, atau Mesias, tidak diakui. Karenanya, Yesusanitas berseberangan dengan Kristianitas, pengajaran yang menjunjung tinggi kedudukan Yesus sebagai Juruselamat dalam agama Kristen.
Yesusanitas muncul, kemudian kian merebak, karena adanya beberapa klaim seputar Yesus "yang lain", yang semakin menyedot perhatian publik. Dua penulis buku ini, Darrell L. Bock dan Daniel B. Wallace, memilah klaim-klaim tersebut dalam enam bagian.
Klaim pertama adalah tentang kitab-kitab dalam Perjanjian Baru yang dianggap telah sangat dirusak oleh para penyalin hingga tak terpulihkan. Klaim ini dimotori oleh buku karya Bart Ehrman berjudul Misquoting Jesus. Buku yang ditulis dengan gaya amat provokatif ini membuat orang pesimis akan kondisi naskah-naskah yang menjadi acuan penulisan Injil. Ehrman membuat pernyataan-pernyataan yang mengisyaratkan ketiadaan naskah asli yang menjadi sumber atau acuan penulisan Injil.
Klaim kedua dan ketiga adalah keberadaan Injil-Injil Gnostik rahasia, seperti Injil Yudas dan Injil Tomas. Aliran Gnostik memberi penekanan berlebihan mengenai wahyu ilahi rahasia terhadap orang-orang tertentu saja. Injil Yudas disebut-sebut menjadi kitab bagi versi Kristianitas alternatif di abad-abad pertama Masehi. Dalam kasus ini, lagi-lagi ada Bart Ehrman yang berkomentar di sini bahwa Injil Yudas menjungkirbalikkan Kristianitas yang sejati. Yudas yang dianggap pemberontak karena mengkhianati Yesus dalam Kristianitas, justru menjadi pembuka jalan bagi penyaliban. Intinya, justru karena "pengkhianatan" Yudas, Yesus bisa mati tersalib.
Klaim keempat adalah ajaran Yesus yang dianggap hanya bermuatan sosial dan politik. Klaim ini muncul dengan adanya buku karya Marcus Borg dan John Dominic Crossan berjudul The Last Week tentang minggu terakhir Yesus sebelum disalib. Saat itu Yesus ada di Yerusalem. Ia memasuki Yerusalem dengan menunggang seekor keledai muda. Ia mengucapkan sesuatu tentang pajak dan kekaisaran, berhadapan dengan mahkamah agama Yahudi, hingga mati disalib dengan tuduhan pemberontakan. Semuanya tampak memuat hal-hal berbau politik.
Klaim kelima datang dari buku The Dynasty of Jesus karya James Tabor. Dalam buku ini Tabor menolak keadaan Yesus yang lahir dari seorang perawan. Ia kemudian menitikberatkan gagasannya pada rencana Yesus untuk membangun sebuah dinasti Yahudi bersama Yakobus, Petrus dan Yohanes. Sebuah rencana yang kemudian gagal karena tampilnya Paulus yang dianggap sebagai tokoh sentral dalam Perjanjian Baru dan meletakkan dasar bagi Kristianitas lewat ajaran-ajarannya tentang Yesus Kristus.
Klaim keenam datang dari berita seputar penemuan makam Yesus. Discovery Channel bahkan sudah membuat film dokumenter tentang ini dengan James Tabor sebagai penasihat sejarah utama. Klaim ini menunjuk beberapa makam yang diklaim sebagai makam Yesus dan keluarganya. Yesus dalam klaim ini beristri dan beranak. Istri, anak, dan beberapa saudara Yesus dimakamkan selokasi dengan Yesus. Namun, hasil uji DNA telah menyatakan bahwa antara makam Yesus dan sebuah makam di situ -- yaitu makam Mariamne, yang diduga adalah Maria ibu Yesus -- tidak memiliki hubungan darah. Selain itu, nama Yesus cukup populer pada masa itu. Josephus, seorang ahli sejarah menyebut ada 10 orang bernama Yesus saat Yesus Kristus hidup.
Klaim-klaim di atas menantang logika dan keyakinan umat Kristen atas keabsahan jati-diri Yesus yang selama ini dikenal dari Alkitab atau doktrin gerejawi. Buku ini mencoba menawarkan pemikiran kritis atas klaim-klaim itu. Buku apologetika yang dikemas dengan meracik berbagai wacana terkini seputar perdebatan iman Kristiani ini layak untuk dijadikan pegangan yang standar dan bersifat umum. Bukan hanya bagi umat Kristen, buku ini juga tepat dibaca oleh semua kalangan yang mengikuti maraknya perdebatan seputar iman Kristen belakangan ini.
Kehadiran buku-buku -- juga bahkan film dari Discovery Channel -- yang tadi telah disebut, mau tak mau dapat menimbulkan efek yang luas bagi umat Kristen. Sudah barang tentu, semua klaim ini akan membuat banyak umat Kristen sangsi atas keabsahan iman yang selama ini mereka anut. Gramedia Pustaka Utama sebagai penerbit yang menerbitkan beberapa buku yang telah disebut dalam klaim-klaim di atas tadi, mengambil tindakan menerbitkan buku ini pula. Hal ini menjadi sebuah keputusan yang tampak berimbang, sekaligus market-oriented: dari penerbit yang sama, keluar buku yang saling bertentangan.
Judul buku ini (asli: Dethroning Jesus), tepat benar untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi -- dan kemungkinan besar akan terus terjadi -- sesuai sebuah nubuat di masa silam. Nubuat itu datang dari seorang tua bernama Simeon saat Yesus baru saja lahir di muka bumi. Ia menyatakan bahwa Yesus Kristus akan selalu menjadi biang perbantahan. Takhta-Nya sebagai Mesias selalu digoyang dan diserang. Kristianitas, kini tak sekedar memuat ibadah dan pengagungan, namun tampaknya juga mencakup upaya menelusuri dan memetik hikmah dari beraneka perbantahan itu. ***
*) Peminat sejarah gereja, alumnus jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang, guru SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, punya blog di http://tuanmalam.blogspot.com.
- sidiknugroho's blog
- Login to post comments
- 5658 reads
@sidik : welcome to the jungle
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
gak menganut klaim
gak menganut klaim mana-mana, bro.