Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Yesus Sang Imam Besar menurut peraturan Melkisedek

mujizat's picture

Alkitab bersaksi bahwa Yesus adalah Imam menurut peraturan Melkisedek, dan bukan menurut peraturan Imam Besar Harun.

Ibrani  5:10
"..dan Ia (Yesus Kristus) dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek."


Ibrani  6:20
"...di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya."


Ibrani  7:11
"...Karena itu, andaikata oleh imamat Lewi telah tercapai kesempurnaan -- sebab karena imamat itu umat Israel telah menerima Taurat -- apakah sebabnya masih perlu seorang lain ditetapkan menjadi imam besar menurut peraturan Melkisedek dan yang tentang dia tidak dikatakan menurut peraturan Harun?"

Nama Melkisedek sang Imam Allah muncul pertama kali pada zaman Abraham, jauh sebelum lahir bangsa Israel. Siapa Melkisedek? Dan siapa yang mengangkat Melkisedek menjadi Imam Allah?

................................

Di kalangan Israel, seorang Imam Besar harus berasal dari suku Lewi. Harun dan Musa adalah keturunan suku Lewi, dan TUHAN sendiri yang  menetapkan bahwa seorang Imam Besar Israel harus dari suku Lewi. Maka pengangkatan Imam Besar dibuat menurut aturan Imamat, dan Paulus menyebutnya sebagai Aturan Harun yang harus berlaku turun-temurun, untuk mengawal Taurat Tuhan. Imam Besar Eli, lalu Imam Besar Kayafas, keduanya adalah keturunan Lewi.

Lalu bagaimana dengan Melkisedek?

Melkisedek bukan berasal dari Israel, bukan keturunan Lewi, bahkan secara umur, Melkisedek jauh lebih tua dari bangsa Israel sendiri. Karena itu, pengangkatan Melkisedek sebagai Imam Besar bukan menurut Aturan Harun. Lalu siapa yang mengangkat Melkisedek sebagai Imam Allah?

Tentu Allah sendiri yang memilih dan mengangkat Melkisedek sebagai Imam Allah.

Yesus Kristus SAAT INI berada di Sorga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa, tetapi Yesus Kristus juga menjadi Imam Besar Allah. Seorang Imam besar akan "berdiri di antara Allah dengan umat Allah, atau menjadi perantara di antara kedua belah pihak.

Siapa yang mengangkat Yesus Kristus sebagai Imam Besar Allah?

Tentu Allah Bapa sendiri yang mengangkat Yesus Kristus menjadi Imam Besar. Karena "secara fisik", Yesus bukan keturunan Lewi, tetapi "ayah angkat Yesus" yaitu Yusuf, suami Maria, justru berasal dari suku Yehuda, sehingga kalau menganut Peraturan Harun, Yesus Kristus tidak dapat diangkat sebagai Imam Besar Israel.

Karena itulah, pengangkatan Yesus Kristus sebagai Imam Besar Allah bukan menurut Aturan Harun, tetapi menurut peraturan Melkisedek, yaitu bahwa Allah sendiri yang menetapkan Yesus Kristus sebagai Imam Besar.

Shalom.

 

__________________

 Tani Desa

peterlauw's picture

@ Mujizat : Hukum Taurat dilanggar?

Dear Mujizat,

Di kalangan Israel, seorang Imam Besar harus berasal dari suku Lewi. Harun dan Musa adalah keturunan suku Lewi, dan TUHAN sendiri yang  menetapkan bahwa seorang Imam Besar Israel harus dari suku Lewi. Maka pengangkatan Imam Besar dibuat menurut aturan Imamat, dan Paulus menyebutnya sebagai Aturan Harun yang harus berlaku turun-temurun, untuk mengawal Taurat Tuhan. Imam Besar Eli, lalu Imam Besar Kayafas, keduanya adalah keturunan Lewi.

Melkisedek bukan berasal dari Israel, bukan keturunan Lewi, bahkan secara umur, Melkisedek jauh lebih tua dari bangsa Israel sendiri.

Karena aturan itu sudah dilanggar sendiri oleh Allah, bukankah itu berarti Hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi?

Thanks, GBU.

mujizat's picture

@ Peterlauw, hanya Yesus yang layak menjadi Imam Besar abadi

Shalom.

Karena aturan itu sudah dilanggar sendiri oleh Allah, bukankah itu berarti Hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi?

Pengangkatan Melkisedek sebagai Imam Allah - oleh Allah sendiri - yang ditugasi-Nya untuk memberkati Abraham mrpkn hak prerogatif Allah. Penetapan suku Lewi di antara ke-11 suku Israel lainnya sebagai suku para imam, juga Imam besar, ini juga hak prerogatif Allah. Maka dalam konteks PL, seorang Imam Besar memang harus diambil dari suku Lewi.

Pengangkatan Yesus Kristus sebagai Imam Besar Allah juga masih menjadi hak prerogatif Allah, sehingga - menurut hemat saya - Allah tidak melanggar aturan-Nya sendiri untuk soal ini.

Sebagai Imam Besar, Yesus harus menjadi jembatan yang menghubungkan Allah yang kudus di suatu sisi, dan umat yang berdosa di sisi lainnya. Imam besar ini harus LAYAK untuk menghadap Allah Yang Kudus, tetapi juga harus dapat berdekatan dengan manusia yang berlumur dosa. Dan satu-satunya pribadi di kolong langit yang mampu untuk melakukan jabatan Imam Besar yang dapat menjadi perantara untuk waktu yang "tidak terbatas" hanyalah Yesus Kristus.

Imam Besar Harun mungkin hanya 20 tahun melayani sebagai Imam Besar, lalu dia mati. Kayafas, misalnya, justru sebagai Imam Besar dia tidak dapat menjalani dengan baik tugasnya; dia tidak bisa mengenali kehadiran Anak Allah, sang pencipta bumi, ... dan iapun hanya dapat lakukan tugas untuk waktu yang pendek. Tetapi Yesus Kristus berbeda. Sesudah kebangkitan-Nya itu, Yesus Kristus tetap hidup, yang ditandai dengan kemampuan-Nya untuk berinteraksi dengan manusia, sekalipun Yesus Kristus berada di Sorga. Pemanggilan Saulus sebagai rasul paulus adalah salah satu bukti kehidupan Yesus Kristus. Setelah bangkit dari kematian, sekitar 2000 th yang lalu, Yesus hidup, dan tidak akan mati lagi, walaupun tinggal di sorga. Dan Yesus harus tinggal di sorga, untuk mengantarai doa-doa orang percaya, dalam fungsi-Nya sebagai Imam Besar Allah.

Tetapi apakah Taurat sudah tidak berlaku lagi?

Yesus berkata, bahwa satu iotapun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat sebelum semuanya digenapi.

Taurat mengatur - salah satunya - adanya korban penebus dosa dengan pencurahan darah binatang. Tetapi korban penebus dosa ini sudah digenapi oleh kesengsaraan dan pencurahan darah Yesus serta kematian-Nya, sehingga praktek penyembelihan binatang korban sebagai ritual penebusan dosa sudah tidak perlu dilakukan lagi.

Aturan Taurat - contah lainnya - untuk membenci musuh, sudah digantikan dengan pengajaran: kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mrk yang menganiaya kamu.

Aturan Taurat untuk membunuh mati seorang anak yang berlaku kurang ajar kepada orang tuanya juga sudah ditiadakan oleh Yesus Kristus. Jelasnya, aturan untuk menghormati orang tua BELUM DIGANTI, tetapi yang diganti adalah aturan UNTUK MEMBUNUH MATI anak yang kurang ajar kpd orang tuanya sendiri itu. Dalam kasus seperti ini, kewajiban orang tua adalah mendidik anak dan mendoakannya, supaya Tuhan memberinya hati yang baru, dan Roh yang baru, agar supaya selera untuk kurang ajar kpd ortu dapat musnah oleh sebab hati yang baru yang diberikan Tuhan kepada si anak oleh sebab doa orang tuanya. Adapun hukuman mati yang timbul oleh kelakuan si anak yang kurang ajar itu tadi, hukuman matinya sudah ditanggung oleh Yesus Kristus dengan kematian-Nya.

Dengan beberapa contoh tsb, perlu lah kita memaknai dengan benar apakah Taurat sudah dihapus, ataukah sebenarnya sudah dimodifikasi, berkaitan dengan Sabda Yesus Kristus dan kematian-Nya di kayu salib.

Shalom.

__________________

 Tani Desa