Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Uang logam
Tangan itu terjulur kepadaku
Kuberikan uang logam 100 rupiah kepadanya, dan dia pun berlalu dari hadapanku.Mataku masih sempat mengikuti kepergiannya. Namun beberapa saat kemudian aku tersentak kaget. Uang logam 100 rupiah yang kuberikan kepadanya dibuang olehnya ke semak - semak yang ada di pinggir jalan.
Emosi sempat datang di hatiku. Ingin rasanya kupanggil pengemis itu, dan kukatakan..." Masih syukur ada yang mau memberi. Daripada tidak sama sekali."....Namun niatan itu segera kubatalkan.
Selama perjalanan menuju ke kampusku bayangan tentang pengemis itu terus membayang di benakku. Seandainya uang logam 100 rupiah itu kuberikan pada saat acara kolekte di Gereja, apakah uang logam 100 rupiah itu benar - benar akan digunakan sesuai dengan kebutuhan ? Ataukah uang logam itu akan disendirikan / dipisahkan / dibuang, seperti pengemis itu membuang uang logam 100 rupiah itu ?
Mungkin saja. Karena sudah terlalu banyak kotbah yang mengatakan bahwa kita harus menaikkan jumlah uang kolekte yang akan diberikan pada Gereja.
Tapi aku berharap itu tidak terjadi di Gerejaku. Walaupun Gerejaku termasuk Gereja yang besar, aku yakin Gerejaku tetap menghargai pemberian uang kolekte dari jemaat.
Tetapi seandainya semua itu terjadi di Gerejaku, aku tidak tahu lagi. Karena aku yakin, walaupun Gerejaku adalah Gereja yang besar, masih ada beberapa jemaat yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang hanya dapat memberikan uang logam. Dan aku pernah pernah mendengar gemerincing uang logam yang diberikan oleh jemaat yang ada di sebelahku pada saat memberikan persembahan kolekte. Memang aku berani mengatakan demikian. Namun hanya sebatas kacamata jasmani saja.
Semoga uang logam - uang logam yang diberikan oleh beberapa jemaat di Gerejaku tidak dibuang.....seperti yang dilakukan oleh pengemis itu kepada uang logamku.
Markus 12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
Markus 12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Markus 12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
GBU
GBU
- hiskia22's blog
- Login to post comments
- 5774 reads
Duit yg dipersembahin ke
Duit yg dipersembahin ke gereja biasanya emang dibuang2 seh.. dibuang ke kantong pak pendeta hihihi
Canda aja lho.. moga2 gak ada pendeta yg tersinggung.
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Hannah
Tahu istilah, "ngusap-ngusap neke?" ( usap-usap jitak kepala?) itu yang sedang anda lakukan. PICIK !!
Karena kita sungguh berharga bagi-Nya dan Dia mengasihi kita.
@Hannah
Apa iya kalau duitnya logam ?...ha...ha...ha....
GBU
GBU
Dulu gw suka koleksi duit
Dulu gw suka koleksi duit seribu logaman apalagi yg baru2 dan masih kinclong. Trus suatu hari kita ke gereja dan gw gak punya duit sama sekali dan akhirnya gw mengorbankan koleksi gw itu.
Begitu kantong persembahan disodorin, gw masukin beberapa keping koin di dalamnya dan suara kerincingan koin menggema di gereja gw yg kecil nan hening itu!
Semua mata terasa menghujam punggung gw seakan2 menuduh gw kenapa ngasih recehan ke Tuhan.
Yah begitulah.. maap ngaco komennya.. hihi..
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@Hannah
Ha...ha...ha....
Mirip banget dengan blog saya di sini. Saya pun juga pernah melakukannya. Emang penuh rasa was - was.....mantabh....
GBU
GBU
@Hiskia
Hahaha kita senaseb ya.. tos dong! *tos*
Btw kok gw gak bisa komen atau pun kasih jempol di blog itu ya, mas?
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
@Hannah
Kalau mbales koment...klik aja pojok kiri atas ada gambar yang lagi tersenyum. Kalau di blog saya, ada gambar jempol dan tulisan suka. klik aja.
GBU
GBU