Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
TTM atau Persahabatan kristiani ?
Ada seorang Hamba Tuhan yang ditawarkan untuk membawakan satu tema “ TTM “ dalam acara pemuda. Dia sedikit kebingungan mencari kira-kira ayat mana dalam alkitab yang dapat dihubungkan dengan tema itu.
Saya kira, hal inipun tanpa disadari, sering kita alami juga dalam kehidupan pemuda ataupun orang dewasa. Mungkin saya akan berikan beberapa kasus dibawah ini :
-
Seorang pria melakukan PDKT dengan seorang wanita. Pada dasarnya emang pikiran wanita dan pria berbeda. Bagi pihak pria, dia merasa bosan setelah melakukan PDKT tersebut ( misal kebosanan itu dirasakan setelah beberapa kali melakukan aktivitas berdua bersama). Pada waktu yang bersamaan, seorang wanita lain butuh teman share dan pria itupun menemani wanita tersebut, padahal di hari yang sama, wanita yang sedang di PDKT juga membuat janji untuk jalan bareng. Tapi akhirnya , pria tersebut lebih memilih untuk keluar dengan wanita lain daripada dengan wanita yang sedang di PDKT. Hal ini tentu saja menimbulkan tanda tanya bagi kedua wanita yang ada. Bagi pria : keluar bareng siapapun tidak masalah karena emang dia pengen keluar dan merasa nggak ada artinya jikalau dia harus keluar dengan wanita yang sedang di PDKT karena rasa bosannya. Dapatkan ini dikatakan sebagai TTM ??? ( karena menurut saya sendiri belum bisa dikatakan sebagai TTM, karena mereka belum terlibat dalam satu komitmen).
-
Seorang pria bersedia menyediakan telinga untuk mendengarkan share dari teman wanitanya. Mentraktirnya makan kalau mereka bersama. Mereka berkali-kali keluar bersama berdua, tanpa terikat satu hubungan komitmen apapun. Ada yang mengatakan kalau hubungan tersebut adalah TTM atau satu hubungan yang tidak sehat.Tapi dilain pihak, ada yang mengatakan kalau itu adalah perwujudan persahabatan, tidak ada salahnya seorang pria dan wanita bersahabat di dalam Kristus. Tidak ada salahnya juga jikalau pria menjadi teman share bagi wanita ataupun sebaliknya.
Sejauh manakah hubungan TTM dan persahabatan kristiani sendiri?? aku sendiripun sulit untuk mendeskripsikan, karena sepertinya 2 hal yang punya dinding yang tipis sekali.
- Rasanya tidak mungkin akan ada yang namanya persahabatan antara wanita dan pria. Suatu saat tanpa disadari , pasti akan muncul yang namanya perasaan memiliki diantara mereka berdua, atau salah satunya.
-Pria adalah makhluk yang egois. Apakah seorang pria akan menyediakan telinga dan uang untuk seorang wanita tanpa ada maksud tertentu?? aku pernah bertanya ke beberapa pria, dan semua menjawab tidak mungkin .Seorang pria tidak akan berkorban uang dan waktu untuk orang lain, karena bagi dia, uang dan waktu adalah hal yang penting. Nah, aku mulai bertanya : seandainya ada seorang pria yang melakukan hal tersebut, apakah pria tersebut melakukan satu hal yang merupakan perwujudah kasih kristiani ?
TTM kah....atau persahabatan kristiani yang harus dimiliki setiap anak Tuhan ??? he..he...
- Yenti's blog
- 12557 reads
Garam Dunia si Kuper
Aduh, TTM itu apa yah? Saya kuper nih! Kalau saya boleh tebak, TTM itu pacaran?
Tentang persahabatan antara pria-wanita, apakah mungkin atau tidak, memang masalah yang selalu timbul, apalagi di kalangan muda-mudi.
Saya sudah mencoba untuk menjelaskan melalui tulisan saya yang sebelumnya, dari sudut pandang Firman Tuhan, mengapa masalah pacar-berpacaran, dan pasangan hidup merupakan pergumulan yang dialami setiap manusia.
(Sebelum membaca lebih lanjut, saya ingin menekankan, definisi 'sahabat' di komentar saya ini adalah 'teman-dekat', dimana seseorang yang kita percayai untuk masalah dan pergumulan kita yang terdalam)
Nah, aplikasinya:
1. Untuk seseorang yang masih belum menikah, untuk memiliki sahabat dari lawan jenis, menurut saya (baca: subjektif) sangatlah sulit, karena manusia tidak diciptakan untuk menjadi sendiri (Kejadian 2:18). Setelah kedua insan ini menjadi sahabat (tidak sekadar teman), naluri mereka (yang diciptakan Allah) akan mengambil alih.
2. Untuk seseorang yang sudah memiliki sahabat dengan lawan jenis. Saya sangat, sangat anjurkan agar mereka menganalisa hubungan ini. Apakah saya bersahabat dengannya karena tujuan yang jelas, yaitu sebagai saudara dalam Kristus, menjaga kemurnian hubungan? (1 Timotius 5:1-3)
Dari pengalaman saya, di kalangan muda-mudi, seseorang yang bersahabat dengan lawan jenis, tetapi sudah 'berkomitmen' dengan lawan jenis lainnya, hanya mencari masalah saja. Tegaslah dengan keputusan kita, mau yang ini, atau yang itu, jangan mau dua-duanya. Kalau memang belum bisa memutuskan, ya jangan berpacaran. Karena masalah pasangan hidup, di pandangan Firman Tuhan, sangatlah serius!
3. Ingin sahabat? Carilah teman yang bukan lawan jenis terdahulu. Karena mereka lebih objektif dan tidak terpengaruh oleh 'perasaan'. Untuk nasehat yang baik, carilah dari teman yang lebih dewasa (biasanya pembimbing anda)
4. Menurut pendapat saya pribadi (baca: subjektif), tidaklah perlu berpacaran sebelum saatnya. Berteman saja terlebih dahulu. Mengapa harus berpacaran? Takut seseorang dambaan hati 'kesambet duluan' sebelum saya? Tidak percaya Tuhan akan menyediakan? (Saudara Aries sudah menyinggung masalah ini di sini)
Para psikologis pun sudah membuktikan (maaf, saya lupa referensinya), masa tahun pertama hingga ketiga adalah masa 'berbunga-bunga', indah dan 'pelangi' dimana-mana. Ah, tidak perlu psikologis untuk bukti kok, tanya saja kepada orang dewasa yang sudah menikah lebih dari 5-tahun.
Akibatnya, berteman saja, sehingga kita bisa lebih objektif dalam melihat dan memilih pasangan hidup kita berdasarkan prinsip Firman Tuhan, yaitu:
Efesus 5:22-31
Untuk pria, kita mencari wanita yang rendah hati, mematuhi suami, bukan cantik dan seksi bak bintang Hollywood tapi tak bisa patuh.
Untuk wanita, kita mencari pria yang mengasihi istrinya seperti Kristus mengasihi gerejaNya, jangan yang seperti pangeran saja.
Prioritas, prioritas, prioritas, itulah prinsip di dalam mencari pasangan hidup.
Ingatlah, Firman Tuhan sangatlah jelas, bahwa masa berpacaran, tidak sama dengan suami-istri, sehingga prinsip yang kita pegang dalam masa ini adalah dari 1 Timotius 5:1-2
Catatan: maaf komentar terlalu panjang, tetapi saya sudah muak (sekali lagi, muak) dengan terlalu banyak kaum muda-mudi yang pacar-berpacaran, lalu fitnah-fitnahan, dan benci-bencian bak orang bukan pengikut Kristus.
PDKT-TTM-Pacaran
TTM
TTM=HTS?
pasti kehilangan
We can do no great things; only small things with great love -- Mother Theresa
ada...
ada hubungan seperti itu Yenti...
ketika masa kuliah dahulu saya mempunyai teman wanita yang sangat dekat dengan saya... kita sama-sama memanggil "monyet jelek" dia panggil saya monyet jelek... saya juga panggil dia monyet jelek... kita tidak pacaran... saya ada yang punya dan dia ada yang punya... tapi saya tidak akan melanggar garis tipis itu yenti hanya untuk memuaskan naluri saya... sampai sekarang kita berdua masih berteman baik lewat friendster... dan rencananya dia akan menikah akhir tahun ini... di samping saya sudah menganggapnya adik saya sendiri... saya juga puya prinsip... gelap dan terang tidak akan bisa menyatu... jadi jalani saja Yenti tanpa melanggar garis tipisnya... saya yakin anda bisa...
BIG GBU!
sahabatan
Teman Tapi Mesra
Saya belum pernah punya teman wanita Kristen yang mesra. teman wanita Kristen saya umumnya pikirannya aneh. Ketika berjalan berdua di mall, mereka takut disangka selingkuh. Ketika ngobrol hanya berdua mereka bilang itu dosa. Ketika saya menggandeng tangan mereka, menyentuh tangan mereka, bahkan ketika memberi tahu mereka bahwa kancing bajunya lepas satu, mereka bilang saya sedang menginginkan. Ketika memuji mereka cantik, sexi, dibilang buaya.
Saya punya beberapa orang teman wanita yang mesra, tentu saja mereka bukan orang Kristen. Bahkan di hadapan istrikupun mereka bebas memelukku, menyandarkan kepala di dadaku atau mengajakku berdansa. Istriku tenang-tenang saja karena dia tahu. Selain rasa sayang, nggak ada lainnya lagi di antara kami. Terkadang istriku mengungkapkan rasa cemburunya kepada salah satu teman yang mesra padaku. Bila itu terjadi, maka aku kan bilang pada temanku itu, "maaf, kita nggak boleh mesra lagi, karena kalau istriku cemburu sama kamu, maka itu berarti ada sesuatu di antara kita, atau akan ada sesuatu di antara kita nantinya." Kami tetap berteman, namun tidak akan mesra lagi.
Aku juga punya beberapa orang teman yang kukenal di internet. Mereka boleh curhat apa saja padaku, bahkan sisi paling gelap hidupnya. Namun, mereka tidak boleh melihat wajahku, mendengar suaraku, mereka hanya boleh membaca tulisanku. Kepada mereka aku selalu bilang, no phone, no sms, no picture.
Berteman, kita tidak dapat memilih teman-teman kita, namun ketika berteman kita harus bijaksana. Ada teman yang kita sayangi, kepadanya kita ingin mengungkapkan rasa sayang, namun dia belum tentu hanya sayang pada kita, siapa tahu dia kasmaran? TTM, aku menyebutnya teman yang gelombangnya sama, ketika gelombangnya sudah tidak sama lagi, ya segera bikin benteng.
Karena di Surga, yang terbesar adalah anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Just A Comment
Saya setuju dengan pendapat Yenti yang mengatakan "Rasanya tidak mungkin akan ada yang namanya persahabatan antara wanita dan pria. Suatu saat tanpa disadari , pasti akan muncul yang namanya perasaan memiliki diantara mereka berdua, atau salah satunya." Karena bagaimanapun pria dan wanita itu diciptakan untuk menjadi pasangan, jadi jika seorang pria sudah nyaman dengans seorang wanita (juga sebaliknya) buat apa mereka mencari orang lain untuk dijadikan pasangan (biasanyakan kita akan sangat nyaman dengan sahabat kita).
Untuk saudara Bin Nun, karena dari pengalaman anda itu tidak bisa disimpulkan apakah anda atau sahabat wanita anda itu tidak menyimpan perasaan lain (selain persahabatan). Memiliki pacar atau tidak, ngak dapat dijadikan tolak ukur apakah dua orang sahabat yang lawan jenis memiliki perasaan "khusus" atau tidak. Mungkin dari pihak anda tidak tapi dari pihak sahabat wanita anda?
Untuk saudara hai hai, saya setuju jika kita memang berteman dengan siapa saja tanpa memandang apapun juga, itu saya setuju. Tapi kalo pake acara peluk-pelukan apalagi didepan istri, wah itu sih bisa jadi awal dari "bencana" dimasa yang akan datang, mungkin anda berargumen: saya tidak merasa ada perasaan khusus kok (anda bisa jamin teman anda itu juga sama?), atau istri saya tidak keberatan kok, kalau ia keberatan maka saya tidak melakukannya lagi (apakah anda benar - benar tahu apa isi hati istri anda ketika melihat anda memeluk / dipeluk oleh teman anda itu?)
Mungkin banyak yang berang melihat komentar saya, dan berkata "saya punya kok sahabat yang lawan jenis dan tidak memiliki perasaan 'khusus'".
Pertanyaan saya ada 2 yaitu:
1. bagaimana anda tahu perasaan sahabat lawan jenis anda secara tepat?
2. mungkin sekarang tidak ada perasaan "khusus", tapi nanti?
GBU ALL
Jesus Love Me and You
syalom apa kbr aku sarce o
Bantu Doa
Wah, saudara sarce-o, saya ikut bantu dalem doa deh, agar Tuhan cepat memberikan petunjuk. Melihat dari pergumulan saudara, sepertinya memang singleness sama sekali tidak ada di benak saudara (1 Korintus 7)?
Komitmen tanpa cinta
Kepada Ratih Bela
BIG GBU!
Putuskan Dia Ratih Bela
Ratih bela, kalau kamu tidak mau pindah kantor, maka jangan pindah. Namun kamu tidak punya pilihan lain selain memutuskan pacar kamu. Alasan utama kamu tidak mau diajak nikah bukan karena kamu masih muda, tetapi karena kamu tidak mencintainya dan tidak menghormatinya. Alasan kamu tidak memutuskan dia bukan karena kamu mengasihaninya, tetapi karena kamu merasa berhutang budi padanya.
Ratih, apa yang saya tulis di atas bukan suara Tuhan, apa yang akan saya tulis kemudian juga bukan suara Tuhan, tetapi 100% tulisan hai hai. Saya katakan bukan suara Tuhan, sebab saya tidak memiliki anugerah bernubuat maupun penglihatan apalagi mendengarnya langsung dari Tuhan. Semua yang saya tulis adalah anugerah Tuhan, diajarkan perlahan-lahan baik melalui pengalaman sendiri, maupun pengalaman orang lain, juga melalui buku maupun Alkitab. Sebelum kamu membaca lebih lanjut, saya beritahu dulu, bahwa apa yang akan saya tulis, mungkin dianggap suara setan atau suara seorang durjana oleh beberapa orang lainnya.
Ratih, Putuskan dia dan biarkan dia patah hati dan menyebut kamu wanita jalang yang tidak kenal budi. Hal itu akan lebih baik buat kalian berdua dibandingkan dengan melanjutkan hubungan kalian yang tidak sehat itu. Menurut saya, pacaran dengan orang yang mencintai kita namun tidak kita cintai agak-agak mirip dengan orang yang melacurkan diri. Membiarkan dia hidup dengan harapan kosong adalah perbuatan yang sangat sadis.
Saya tidak sedang memastikan bahwa dia bukan jodoh kamu, namun memastikan bahwa kalaupun dia adalah jodoh kamu, maka cara terbaik untuk membuktikannya adalah memutuskannya sekarang. Putuskan dia dan katakan pada dirimu, “I love my self, go to hell sendiri kalau dia mau!” Kalau dia marah dan mendendam, maka itu bukan tanggung jawab kamu, itu hanya membuktikan bahwa dia tidak sedang mencintaimu, tetapi sedang kecanduan kamu. Hidup dengan orang yang kecanduan kamu sama dengan hidup sebagai burung dalam sangkar, hidup sebagai boneka pajangan, hidup sebagai binatang peliharaan.
Kalau dia memang mencintai kamu, maka dia harus rela kehilangan kamu, rela kamu mendapatkan kebahagiaan walaupun hal itu kamu peroleh dari orang lain. Kalau dia memang mencintai kamu, maka dia akan memaksa hatinya yang remuk berdarah-darah untuk rela melepaskan kamu. Cinta itu saling memikat, bukan saling mengikat!
Mungkin kamu pernah sepakat dengannya untuk pacaran, tetapi itu tidak berarti kamu harus komitmen sampai mati padanya setelah menemukan bahwa kamu tidak mencintainya, dan dia tidak mempu memikat kamu untuk menikah dengannya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
tambahan untuk 'Putuskan Dia Ratih Bela'
Komitmen tanpa cinta
Terima kasih utk saran2nya
Tuhan pelihara...
BIG GBU!
Hmm..TTM is nggantung