Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
TENSION dari Kedaulatan Allah dan Kehendak bebas manusia!
TENSION dari Kedaulatan Allah dan Kehendak bebas manusia!
Pada mulanya Allah…(Kej.1:1). … Bagi saya kalo mau mulai sadari kedua pinnacle ini maka harus dimulai dengan pemikiran mengenai Allah sendiri. Bukan dimulai dengan sebelum dunia dijadikan atau kembali ke Eden, karena itu suatu kejadian atau tempat, yang adalah AKIBAT bukan SEBAB. Mulai dengan pemikiran mengenai Allah.
Allah saja yang Maha tahu, Berdaulat dan Maha-freewill. Allah saja yang absolute free-will, artinya Dia melakukan apapun kapanpun dimanapun tanpa ada yang dapat menghentikan, mendikte, mengatur untuk Tujuan kekalNya. Free will Allah yang absolute itu adalah sejalan dengan KEDAULATAN Allah. Tidak mungkin Dia berdaulat total tanpa free-will yang absolute. Jadi Dia bebas secara absolute.
Namun bagi ciptaanNya maka kebebasan itu tidak ada yang absolut. Kebebasan ciptaan dibatasi oleh tempat/ruang, waktu, hukum-hukum alam dan hubungannya dengan ciptaan yang lain. Contoh: burung bebas yang paling “wisatawan”pun akan dibatasi oleh waktu, tekanan udara, ruang, predator, makanan dan yang terakhir yang aneh yaitu suatu dorongan untuk ‘memaksa’ burung itu kembali ke tempat asalnya.
Masalahnya dengan doktrin Kedaulatan Ilahi adalah berhubungan dengan kehendak manusia. Bila Allah telah membuat ketetapan berdaulat maka bagaimana manusia bisa bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya, bila manusia itu tampak seperti boneka yang di’main’kan dengan tali-tali oleh Allah di ‘belakang layar’? Jadi tidak heran dua hal doktrin ini akan tampak bertabrakan. Dan sukar untuk digabungkan. Namun bagi kita kita bisa berjalan dalam keseimbangan pada dua doktrin ini untuk tidak bergerak terlalu ke kiri atau ke kanan. Itulah TENSION dalam dua menara kebenaran ini!
Allah dengan berdaulatnya memberikan manusia kehendak-bebas (free will). Dia tidak takut/kuatir untuk itu. Manusia dengan kehendak bebasnya malah memenuhi dekrit Allah baik manusia itu memilih yang baik atau yang jahat. Sewaktu manusia memilih apa yang jahat maka dia tidak sedang memaksa gagal kedaulatan Allah, malah menggenapinya karena ketetapan kekal Allah juga digenapi oleh kehendak bebas manusia yang secara bertanggung jawab melakukan apa yang dipilihnya. Tuhan mengetahui dari awal sampai akhir dengan HIKMAT tanpa batas! Jadi manusia tidak lagi dapat berkata, “Mengapa Engkau ...?” Karena kebebasan manusia yang terbatas itu diberikan oleh Allah dalam kebebasanNya yang tanpa batas.
Gambaran kecil dari hal di atas, sbb: Pesawat yang akan terbang dari Jakarta ke Hongkong. Jalur dan tujuan penerbangan telah ditetapkan oleh otoritas yang sah. Namun penumpang yang di dalam pesawat itu tetap dalam keadaan bebas, bebas terbatas, artinya tidak satupun dirantai. Orang-orang dapat berjalan, membaca, tidur atau apapun di dalam pesawat, namun terbatas dan menuju ke tujuan yang telah ditetapkan sebelumnnya. Jadi tujuan yang telah ditetapkan dengan alat yang telah ditetapkan tidak berlawanan dengan kebebasan orang-orang di dalamnya yang telah memilih.
Jadi Allah telah memiliki tujuan kekal yang ada dalam Kristus sebelum dunia ini dijadikan. Dan ‘Pesawat’ Allah telah melintasi sejarah menuju tujuan yang telah ditetapkan itu. Dan manusia yang berada di dalam ‘pesawat’ itu bebas dalam pilihan perbuatannya, walau terbatas. Memang dalam hal ini banyak hal yang tidak kita ketahui, namun kira-kira begitulah gambarannya. Kita tahu bahwa suatu saat nanti orang-orang jahat akan dilenyapkan menuju kebinasaan di neraka dan orang-orang yang ditebus akan bersamaNya. Seluruh apa yang dinubuatkan akan digenapi dan tiada lagi aturan-aturan dunia ini yang tidak sempurna. Langit dan bumi baru akan ditegakkan.
Ada hukum pilihan dan konsekuensi. Kita bebas memilih namun konsekuensi adalah Tuhan yang menetapkan! Dia berdaulat dan tidak ada apapun siapapun dapat mempengaruhi perubahan tujuan kekalNya. Dia bergerak dengan hikmat tanpa batas dan tindakan yang berpresisi sempurna. Tidak ada kejadian apapun yang belum diketahuinya. Namun Dia memilih manusia untuk memiliki kebebasan terbatas untuk perbuatan-perbuatannya.
Maka pada akhirnya nanti kita akan mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatan kita di tahta penghakiman, bukan mempertanggungjawabkan apa yang tidak dapat kita kendalikan atau pilih! Dan konsekuensi itu telah ditetapkan Allah.
Jadi sewaktu kita seimbang dalam dua kebenaran ini, maka kita sadar bahwa KETEKUNAN adalah kesalehan dan Tujuan KekalNya yang tidak berubah itu adalah panggilan kita dariNya untuk tetap FOKUS kepadaNya.
====
Deta, ni sudah kubuat pandanganku yang kupegang. Jadi sudah lunas ya. :)
====
Deta, ni sudah kubuat pandanganku yang kupegang. Jadi sudah lunas ya. :)
(The proof of the pudding is in the eating)
- ground's blog
- Login to post comments
- 6393 reads
@ Ground, kehendak bebas model apa ini?
GROUND:
Gambaran kecil dari hal di atas, sbb: Pesawat yang akan terbang dari Jakarta ke Hongkong. Jalur dan tujuan penerbangan telah ditetapkan oleh otoritas yang sah. Namun penumpang yang di dalam pesawat itu tetap dalam keadaan bebas, bebas terbatas, artinya tidak satupun dirantai.
DETA:
Sepertinya kurang lengkap nih ilustrasi anda ini.. Ilustrasi ini hanya menggambarkan 1 tujuan saja. Nyatanya ada 2 tujuan, ada yang ke SORGA dan ada yang ke NERAKA..
Anda berkata tujuan pesawat sudah ditentukan ke HONGKONG, tetapi kenapa tidak semua sampai ke HONGKONG? Kenapa ada yang NYASAR ke tempat lain?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@deta; memang tampaknya ni gambaran kurang lengkaplah...
Memang sukar bagi saya mau kasih gambaran yang AKURAT. Tapi kalo mengerti ESENSInya, jadi bisa dimengertikan?
ESENSInya: Tuhan sudah menetapan TUJUAN kekalNYA dan mengarahkan semua semesta alam ini ke sana, namun manusia yang diberi kehendak bebas dapat memilih. Dan setiap pilihan itu ada KONSEKUENSI yang SUDAH DITETAPKAN ALLAH sebelumnya.
Tuhan tentu sudah menetapkan akhir yaitu surga dan neraka (-neraka adalah untuk Iblis dan pengikutnya)!
Kembali, soal ilustrasi saya...anggap saja Hongkong adalah "akhir zaman" dan di Hongkong ada dua tempat tujuan yang sudah ditentukan....he he he ;)
(The proof of the pudding is in the eating)