Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Supaya "Iri"

Love's picture

Kali ini, persekutuan yang secara rutin diadakan setiap Senin pagi di kantorku dilakukan dengan metode PA (Pemahaman Alkitab). Pasal-pasal dalam Kitab Roma merupakan bahasan PA yang akan diadakan sampai tiga bulan ke depan. Dua puluh staf kantor yang mengikuti PA tersebut dibagi ke dalam 4 kelompok kecil, sehingga satu kelompok akan terdiri dari 5 orang peserta PA.

Mengapa aku menceritakan rutinitas yang mungkin jarang ditemukan di kantor-kantor lain ini? Ada sebuah pertanyaan pembuka dalam PA tersebut, yaitu mengapa kita hampir, bahkan tidak bisa menahan diri untuk menceritakan kegembiraan yang sedang kita alami. Misalnya waktu dilamar pacar, istri baru saja melahirkan, naik gaji, dan sebagainya.

Masing-masing anggota kelompokku bergiliran mensharingkan mengapa mereka selalu ingin menceritakan kegembiraan mereka kepada orang lain. Rata-rata menjawab agar orang lain juga bisa merasakan kegembiraan yang sama. Tapi, ada jawaban yang bikin heboh. Saat tiba giliran seorang anggota kelompok sharing mengenai pertanyaan ini, sambil menahan tawa, tapi tetap serius dia menjawab, "SUPAYA ORANG LAIN IRI!"

Sontak satu kelompok tertawa mendengar jawaban itu, dan aku pun siap-siap untuk menghakimi dia dengan hampir berkata, "idihhh gak boleh gitu donk...." Tetapi dalam hitungan detik sebelum itu keluar dari mulutku, tiba-tiba aku melihat sisi lain dari jawabannya itu. Ya, salahkah membuat orang lain "iri" dengan kegembiraan yang kita rasakan? Bukankah itu justru dapat memacu orang lain untuk juga mau memiliki kegembiraan seperti yang kita rasakan, bukan cuma sekedar turut merasakan kegembiraan kita saja? Aku pun akhirnya ikut tertawa juga.

Di akhir PA, jawaban temanku itu pun mengingatkan aku akan Rasul Paulus. Dia selalu menggebu-gebu dan tidak dapat menahan diri dalam menuliskan atau menceritakan rasa sukacita yang dia rasakan setelah mengalami Kristus dalam hidupnya. Seharusnya aku pun harus selalu menggebu-gebu menceritakan semua sukacitaku dalam Kristus agar orang lain tidak hanya dapat merasakan sukacita itu, tetapi juga "iri" dengan sukacita itu dan akhirnya dapat membawa mereka mengenal bahkan mengalami sendiri sukacita itu. Tetapi, untuk yang satu ini, mengapa aku masih dapat menahan diri? Takutkah aku, atau merasa kurang layak, atau apa? Aku juga tidak tahu pasti, mengapa aku masih bisa menahan diri untuk membagikan Sukacitaku yang satu ini kepada siapa saja? Aku masih sering banyak pertimbangan yang akhirnya dapat membuatku menahan diri untuk berbagi. Ah, ini jadi pertanyaan besar bagiku. Tetapi yang pasti, aku juga rindu sekali ingin seperti Paulus, yang selalu tidak menahan diri dalam membagikan Kabar Sukacita itu kepada siapa saja. Ya, aku "iri" sama Paulus.

Puput Manis's picture

Sukacita Berbeda Dengan Senang

Dear Love,

Kalau kita mendapat berkat atau keberuntungan, misalnya gaji naik, dapat hadiah dsb, kita senang dan bersyukur pada Tuhan, dan kita berbagi kesenangan kita itu dengan orang-orang terdekat saja, terutama keluarga. Rasa senang karena berkat-berkat yang kita terima memang potensial menimbulkan iri bila dicerita-ceritakan kepada orang lain. Salah-salah mereka malah menganggap kita sok pamer atau sombong.

Amsal 21:14 Pemberian dengan sembunyi-sembunyi memadamkan marah, dan hadiah yang dirahasiakan meredakan kegeraman yang hebat.

Matius 6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

Rasa senang berbeda dengan sukacita, karena sukacita tidak tergantung keadaan mau pun apa yang terlihat mata. Sukacita juga tidak dipengaruhi keadaan. Paulus dan Silas tetap bersukacita walau mereka disesah dan dibelenggu di penjara karena memberitakan Injil. Mereka bersukacita dan menyanyi memuji Tuhan sehingga terjadi mujizat, belenggu terlepas, pintu-pintu penjara terbuka dan kepala penjara bertobat. Sukacita juga adalah buah Roh. Sukacita seperti ini sangat indah bila  disaksikan dan ditunjukkan kepada dunia. Tidak akan menimbulkan iri, sebaliknya akan menguatkan iman sesama.

 

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

__________________

Salam Hangat Dalam Kasih-Nya,

gkmin's picture

sukacita = bungah, senang = seneng/dhemen

@puput: karena sukacita tidak tergantung keadaan mau pun apa yang terlihat mata. Sukacita juga tidak dipengaruhi keadaan benar mbak, sudah banyak yang menyatakan, bahwa bukan keadaan yang membuat kita bahagia, tetapi sikap kita terhadap keadaan itu. bahkan tidak bisa menahan diri untuk menceritakan kegembiraan yang sedang kita alami. Misalnya waktu dilamar pacar, istri baru saja melahirkan, naik gaji, dan sebagainya. kegembiraan yang dimaksud sebenarnya bukanlah sukacita itu sendiri, sebab yang diceritakan adalah KEADAAN-nya., jadi bukan "bungah" nya yang diceritakan, tetapi kondisi/keadaan yang dianggap bisa "menimbulkan iri" tersebut. Amsal 14:10 Hati mengenal kepedihannya sendiri, dan orang lain tidak dapat turut merasakan kesenangannya. maksud saya.... yang diceritakan sebenarnya bukanlah "kegembiraan" tetapi keadaan yang menimbulkan rasa gembira itu, yang sangat mungkin bagi orang lain adalah hal yang "biasa saja", tidak istimewa... Salah-salah mereka malah menganggap kita sok pamer atau sombong. lha memang kok.... itu sudah 'gawan bayi' manusia, akan merasa senang jika dapat "lebih unggul" dari pada orang lain. jadi, pamer dan sombong itu sudah WAJAR dilakukan oleh manusia... agar kita tidak 'terprovokasi' oleh kepameran dan kesombongan orang lain, sikap yang bisa dikembangkan adalah "tanpa benci - tanpa suka" dan paling manjur untuk mengendalikan diri adalah komitmen "tanpa marah", itu akan membuat hubungan dengan sesama menjadi 'harmonis'. saya belajar untuk "tanpa benci-tanpa suka", dan "tanpa marah" ini, jadi silakan berdiskusi atau berdebat panjang lebar, sampai mulut berbusa-busa, tapi "tanpa marah". Sayangnya, ketika komintmen "tanpa marah" ini perlu dipegang dulu, beberapa teman diskusi, tak sanggup melanjutkan diskusi, karena hampir selalu, 'kemarahan' timbul ketika terjadi perbedaan pendapat. beberapa kali saya sudah buktikan. teman diskusi/debat, menghentikan diskusinya, ketika saya minta jaminan "tanpa marah" dalam diskusi/debat selanjutnya. Atau saya yang jadi malas melanjutkan diskusi, karena sudah mulai terlihat ada kemarahan (yang biasanya mulai muncul caci maki dan umpat-anumpatan) Nah. kenapa marah, ini kaitannya dengan RASA BENCI dan RASA SUKA. hal-hal yang cocok, membuat kita merasa senang (gembira) bahkan dhemen (suka/cinta/sayang), hal yang tidak cocok, membuat kita merasa benci (sengit) dan kemudian berlanjut menjadi KEMARAHAN. Jika kita dapat mengendalikan RASA BENCI-RASA SUKA ini dengan baik, nampaknya kita akan menghadapi segala sesuatu dengan 'kepala dingin' khususnya jika kita sedang mendengar "cerita sukses/cerita kegembiraan" orang lain, jadi ya tidak akan timbul iri, sekalipun rekan-rekan memancing supaya kita menjadi iri. Iri adalah rasa, bukan keadaan yang membuat kita iri, tetapi RASA BENCI-lah yang berkembang menjadi rasa iri.

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

__________________

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

jesusfreaks's picture

Iri & kepengen beda gak Ya ?

iri dan kepengen beda gak ya ? mungkin iri cenderung konotasi negatif. kepengen agak positif. mungkin love cuma "salah pilih kata"

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

Love's picture

Dear JF, Love gak salah

Dear JF,

Love gak salah pilih kata kok, tapi emang sengaja pilih kata itu dan menambahkan tanda " (kutip) di kata iri itu Smile  Tujuannya sih untuk lebih memberi hubungan kepada kalimat yang rekan kerja saya lontarkan tersebut karena kata itulah yang menginspirasi saya menulis blog ini setelah direnung-renungkan beberapa waktu.

90% saya yakin rekan saya mengatakan "supaya orang lain iri" itu dalam makna sebenarnya, dan saya siap-siap menghakimi dia. Tetapi, dalam sepersekian detik ada yang menahan diri saya untuk  melontarkannya dan justru melihat sisi lain dari kalimat "supaya orang lain iri". Itu pula yang menginspirasi saya untuk menulis blog ini, karena kalimat itu dapat membawa saya kepada sebuah perenungan yang jadi tanda tanya bagi saya sendiri Undecided

GBU

gkmin's picture

Iri & kepengen beda gak Ya ?

@JF: mungkin iri cenderung konotasi negatif. kepengen agak positif. suka kepingin = kepinginan suka iri = irian (mungkin ini salah satu alasan mengapa pulau Irian sekarang disebut Papua -- biar tidak berkonotasi negatif he he he.....just kidding) masih di Papua, JF?

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

__________________

gkmin.net -salatiga-jawa tengah

jesusfreaks's picture

@gkmin : irinya eh kepengennya jangan lama-lama

masih di iri an. pengennya sih jangan lama-lama. doain ya, doa lo manjur gak. gw pengen dipindah tahun ini.

Jesus Freaks,

"Live X4J, die as a martyr"

__________________

Jesus Freaks,

"Live X4J, Die As A Martyr"

-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS- 

y-control's picture

aku iri

iri nih, kantornya situ kok ada acara2 kayak gitu.. kantor saya adanya cuma kerja dan kerja, menghadap monitor dan kertas saja, telat dikit potong gaji, komunikasinya cuma kalo papasan ke wc (yg ini melebih2kan hehe), orangnya dah tua2, habis pulang hidupnya sendiri2, menu makan siangnya ngga enak; brongkos, jipang, urap2, oblok2, ikan asin kecil2, nasinya kurang, itu aja sering rebutan dan kadang dicolong kucing hiks2

kantor situ bikin iri..

Daniel's picture

iri juga deh

iya nih, iri banget loh sama kantornya love. kamu kerja di mana sih? kalo aku ngelamar ke situ boleh apa gak? sepertinya menyenangkan sekali... sepertinya... :)
Love's picture

Ada lowongan loh ...

Ayoo ... Y-Control dan Daniel, silakan aja ngelamar ke kantorku. kebetulan lagi butuh penerjemah, editor, dan programmer lohh Kiss

Datang aja wawancara ama HRD-nya. Orangnya baik dan ramah kok Innocent

Ku tunggu ya ... Tongue out

narsinah's picture

Mungkin Orangnya memang egois

Mungkin yang orang yang dimaksud tidak punya maksud apa-apa selain hanya memang benar-benar pingin orang lain iri. Siapa tahu love kebetulan mengambil nilai moral dari ungkapan itu, nilai moral yang hanya muncul karena kebetulan.
joli's picture

Happy Birthday LOVE

Love said

Mengapa aku menceritakan rutinitas yang mungkin jarang ditemukan di kantor-kantor lain ini? Ada sebuah pertanyaan pembuka dalam PA tersebut, yaitu mengapa kita hampir, bahkan tidak bisa menahan diri untuk menceritakan kegembiraan yang sedang kita alami. Misalnya waktu dilamar pacar, istri baru saja melahirkan, naik gaji, dan pada waktu ulang tahun...

Halo Love... mengapa hari ini kamu menahan diri untuk menceritakan sukacitamu, di hari bahagiamu? 

Aku tahu... engkau menahannya bukan karena takut membuat orang lain IRI, tetapi takut ditagih ama Ari_thok ya... untuk traktirannya...

Nih aku bagi sukacitaku untuk Love tercinta

 

Happy Birtday LOVE...