Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sukses Di Setiap Kesempatan
“Oleh
perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak
berkata “Tidak ada harapan!” Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan
sebab itu engkau tidak menjadi lemah.”
(Yesaya 57 : 10)
Keinginan
untuk menggapai cerita kehidupan yang lebih baik dalam diri seorang
pria bernama Edo Kondologit. Edo adalah seorang Warga Negara Indonesia
yang berasal dari propinsi Papua. Ia pergi merantau ke tanah Jawa
dengan segenap angan-angan dan harapan. Namun semua angan-angan itu
tidak dapat segera diwujudkannya.
Perjuangan ekstra keras memang
harus dihadapi oleh Edo Kondologit. Dirinya pernah bekerja secara
serabutan agar bisa menghidupi dirinya sendiri. Salah satu pekerjaan
yang pernah dilakukannya adalah menjadi seorang petugas keamanan.
Bisa
dibilang, pekerjaan ini “terpaksa” dilakukannya karena untuk kembali ke
tanah Papua, dirinya tidak memiliki cukup uang. Bertahan hidup saja
susah apalagi menyiapkan sejumlah besar uang untuk ongkos pulang ke
kampung halaman.
Kesempatan untuk bisa mewujudkan angan-angan
dan harapannya akhirnya muncul saat Edo Kondologit mendapatkan
kesempatan untuk mengisi sejumlah acara sebagai seorang penyanyi di
sejumlah kafe, hingga akhirnya Edo mendapatkan kesempatan untuk merekam
suaranya di studio.
Semuanya bisa diraih Edo Kondologit karena
dirinya tetap memupuk semangat besar agar berhasil dalam hidup ini
dengan memanfaatkan kesempatan yang didapatkannya.
Pendeta
Jeffrey Rahmat mengatakan bahwa sukses adalah kesempatan yang bertemu
dengan kesiapan, dimana sebuah kesempatan, pada hakekatnya merupakan
bagian dari karunia Tuhan, sedangkan kesiapan merupakan suatu kondisi
yang harus setiap individu manusia lakukan, baik atau tidak keadaannya.
Hampir
sama seperti hari-hari kita menghirup nafas kehidupan, Kesempatan
memang merupakan salah satu dimensi kehidupan yang datangnya dari
Tuhan. Jadi tidaklah salah kalau dikatakan kalau kesempatan juga
merupakan sebuah karunia, yang apabila dijalankan dengan sikap positif
dan cara berpikir realistis optimis, akan membawa diri seseorang pada
masa depan yang lebih baik dibandingkan dengan yang sudah diperoleh
saat ini.
Ada kebahagiaan di titik akhir pencapaian dari sebuah
kesempatan. Nilai kebahagiaan terpenuhi karena harapan untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih baik, tidak hanya terbentang di depan
mata, namun kini dapat diraih.
Namun, sebuah pencapaian akhir
bisa tidak tergapai apabila seseorang merubah sedikit saja parameter
orientasi berpikir realistis optimisnya, menjadi sebuah sikap
pesimistik. Dalam artian, keraguan dapat mempengaruhi pola berpikir
yang seharusnya hadir dari adanya sebuah kesempatan.
Dalam bahasa Firman Tuhan dikatakan dengan : Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. (Galatia 5 : 9)
Agar
sikap pesimis tidak timbul dalam benak pikiran, maka sudah selayaknya
setiap orang yang memperoleh kesempatan, menempatkannya sebagai sebuah
penghargaan dari orang atau pihak lain. Kenapa begitu? Karena sebuah
penghargaan merupakan tanda pengakuan dari orang lain atas prestasi
serta sikap loyal yang telah ditunjukkan seseorang dalam melaksanakan
setiap pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Bukankah sebuah
penghargaan dari orang lain seharusnya memotivasi diri seseorang agar
dapat hidup lebih baik lagi? Bukankah kesempatan yang diterima
seseorang itu seharusnya dijalani dengan kerja keras dan upaya maksimal
agar memperoleh hasil yang maksimal pula, sehingga mereka yang
memberikan penghargaan tidak kecewa serta semakin percaya kepada kita?
Oleh
karena kelalaian yang dilakukan Adam dan Hawa, manusia memang harus
bekerja keras untuk memenuhi segenap kebutuhannya. Dalam hal ini,
Firman Tuhan mengingatkan : Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? (Ayub 7 : 1)
Perjuangan
yang dilakukan dengan penuh pengabdian serta kesungguhan, seharusnya
hadir didalam diri pribadi lepas pribadi yang mendapatkan kesempatan
dari pihak lain sehingga dapat meraih hasil yang terbaik.
Bagaimanakah caranya agar keberhasilan itu dapat diperoleh?
Datang
kepada Tuhan dengan segenap kerendahan hati untuk memohon
penyertaanNya, adalah cara terbaik yang bisa setiap orang percaya
lakukan.
Firman Tuhan berkata :
Karena
itu Aku berkata kepadamu : apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan
kepadamu. (Markus 11 : 24)
Manusia
sering kali lebih percaya pada kekuatan dan kemampuannya sendiri.
Padahal, dalam setiap alur kehidupan yang kita jalani, satu hal yang
seharusnya disadari serta diingat oleh setiap orang percaya pribadi
lepas pribadi, bahwa ada bagian peranan Tuhan dan ada bagian peranan
manusia dalam setiap usaha menjalani kehidupan yang sedang dihinggapi
kesempatan.
Firman Tuhan berkata : “Kita
tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8 : 28)
Apabila
engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu, dan
cahaya terang menyinari jalan-jalanmu. Karena Allah merendahkan orang
yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala! (Ayub 22 : 28 – 29)
Pelaksana
kehidupan ini adalah manusia. Baik atau buruk jalan yang diambil, itu
semua adalah keputusan manusia itu sendiri. Setiap tindakan untuk
mencapai tujuan, apapun bentuknya, merupakan upaya-upaya manusia itu
sendiri. Kebedaraan dan posisi Tuhan adalah sebagai pengarah dan
penolong kepada mereka yang datang pada hadiratNya.
Adanya
penyertaan Tuhan memang memiliki andil terhadap setiap keberhasilan,
dimana andil tersebut nyata dalam setiap upaya yang kita lakukan. Dan
setidaknya, hasil itu bisa membuat orang lain, khususnya pihak yang
memberikan kita kesempatan, merasa senang dan puas atas pekerjaan yang
kita lakukan.
Tindakan apakah yang harus dilakukan manusia agar setiap kesempatan yang didapatkan, bisa mendapatkan hasil yang diinginkan?
Seperti telah disebutkan diatas, sebuah kesuksesan dapat diperoleh apabila seseorang yang mendapatkan kesempatan, mempersiapkan
dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan membuat konsep-konsep terarah
sebagai landasan atau dasar-dasar pelaksanaan realistis yang disusun
dengan pola pemikiran penuh perencanaan, menetapkan sejumlah
target-target pencapaian, dan menghadirkan sebuah visi.
Hal
penting lainnya yang patut disiapkan, adalah memotivasi diri bahwa
kesempatan yang diberikan akan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Upaya memotivasi diri, memang memiliki kaitan erat
dengan seberapa banyak pekerjaan yang dapat seseorang tersebut bisa
selesaikan. Dalam hal ini, dengan terus menghadirkan konsep positive
thingking dan didasari oleh gaya berpikir realistis optimis.
Ya,
jika kita terus-menerus menanamkan dalam benak kita bahwa kita akan
berhasil, maka keadaan yang kita ciptakan itu akan memompa semangat
juang kita agar keberhasilan itu dapat digapai. Andai saja kita tidak
dapat melihat kemampuan diri kita sebagai bagian dari orang-orang yang
berhasil, maka besar kemungkinan pula, kita tidak akan pernah mencapai
target yang seharusnya kita peroleh.
Prinsip ini tidak hanya
berlaku dalam hal pekerjaan semata, namun juga saat kita memotivasi
diri ini agar bisa sembuh dari sakit penyakit. Artinya, semakin besar
keyakinan kita untuk sembuh, kita akan sembuh karena motivasi diri yang
kita hadirkan, tidak membiarkan kita menjadi lemah.
Iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yakobus 2 : 22)
Tuhan
Yesus mengajarkan kepada kita tentang kekuatan dari sebuah keyakinan.
Keyakinan itu adalah iman kita. Iman yang kita miliki, dapat menolong
kita mencapai hasil yang kita harapkan. Semakin besar kita beriman :
jalan meraih sukses dapat diwujudkan, pengharapan akan menjadi
kenyataan, dan bahkan, kita dapat merasakan sesuatu hal yang dulunya
kita anggap mustahil.
Sesungguhnya
sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat
berkata kepada gunung ini : Pindah dari tempat ini ke sana, - maka
gunung ini akan pindah dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Matius 17 : 20b)
Kesempatan
juga berkaitan dengan tanggung jawab. Ketika sebuah kesempatan yang
kita peroleh dapat kita jalani dengan baik dan berakhir dengan
kesuksesan, niscaya kita akan meraih kesempatan-kesempatan lain yang
bentuk dan tingkat tanggung jawabnya lebih besar dari kesempatan
sebelumnya.
Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. (Lukas 6 : 10)
Apabila
itu terjadi, maka hidup yang dipenuhi dengan tanda-tanda orang yang
telah mengalami kesuksesan, sudah terlihat didepan mata.
Pintu
kesuksesan akan dapat kita raih apabila kita memanfaatkan dengan baik
setiap pintu kesempatan yang diberikan kepada kita dengan terus
memotivasi diri dan terus berusaha untuk mendapatkan hasil yang
terbaik. Kita mungkin akan merasa lelah, tapi setiap usaha dan kerja
keras pasti mendapat perhatian dari orang lain, dan orang lain akan
menghargai segenap usaha kita.
Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita semua
Salam saya,
.Sarlen Julfree Manroe
===
Referensi :
1. Firman Tuhan
2. Gfresh No. 47 tahun 2004
3. Bom.com edisi ke-13 tahun 2006
- sarlen's blog
- 3887 reads
Mana yg disebut sukses ?
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Apabila engkau memutuskan
sarlen: sukses
menurutku: sukses adalah apabila kontribusi kita
bermanfaat bagi orang lain... hehe...
___________________________
giVe tHank’s wiTh gReaTfull heArt
www.antisehat.com