Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace

Standard Ganda dalam masyarakat Nasrani.

Penonton's picture

Salam para pembaca yang budiman.

 

 

Sebagai seorang Kristen tentunya sering kali kita menghadapi berbagai macam kharakter orang kristen yang berbeda-beda.Perbedaan ini tentunya dikarenakan oleh perbedaan latar belakang dan lingkungan, dimana mereka biasa menjalani kehidupan mereka masing-masing sebagai individu.Dalam hal ini agama Kristen berperan sebagai sebuah "Alat pemersatu" yang unifersal, dimana berbagai macam khrakter orang-orang dapat berkumpul dan bersatu di dalam ke-kristenan.Perbedaan yang merupakan sebuah ke-aneka ragaman tersebut disatukan didalam sebuah wadah yang dinamakan Agama kristen.

Penonton dalam kesempatan ini bukan hendak membahas tentang perbedaan-perbedaan di dalam wadah ke-Kristenan.Yang akan ditekankan melalui kesempatan ini adalah, adanya penerapan standard ganda oleh orang-orang Kristen dalam pelaksanaan kehidupan ke-Kristenan sehari-hari. 

Sebagai contoh, penonton pernah berhadapan dengan seorang pribadi yang berkeinginan untuk mencari tahu tentang hal-hal ke-Kristenan melalui sebuah perdebatan.Pribadi tersebut ,mengucapkan sebuah tantangan yang kurang lebih menginginkan penonton untuk dapat mengalahkannya dalam sebuah perdebatan.Pribadi tersebut juga berjanji, jika sampai beliau dapat dikalahkan didalam sebuah perdebatan, dan tentunya oleh karena itu menjadi yakin...maka beliau akan meninggalkan kepercayaan lamanya dan kemudian menjadi seorang pemeluk Nasrani.

Yang menjadi masalah disini bukanlah bagaimana cara penonton agar dapat meng-KO pribadi tersebut dalam sebuah perdebatan.Yang menjadi pertanyaan adalah: mengapa manusia tidak dapat menerima kebenaran Firman, semudah menerima hal-hal lain di luar konteks Firman Tuhan.

Sebagai informasi tambahan: Pribadi tersebut sebelumnya merupakan seorang yang banyak melakukan dosa perjinahan.Obat-obatan, pelacuran, kekerasan, dan juga penipuan sudah menjadi santapan sehari-hari.Tidak jelas apakah pribadi tersebut  pernah mempercayai keberadaan Tuhan sebagai Sang Pencipta didalam hidupnya. Suatu hal yang pasti adalah keinginan pribadi tersebut untuk dapat menemukan makanan rohani, dikarenakan perasaan beliau selama ini yang selalu dikejar-kejar oleh perasaan bersalah.

Para pembaca yang budiman, mungkin di antara pembaca ada yang pernah mencoba untuk menginjili seseorang?

Bagi yang pernah, tentunya mengerti betul akan "kesulitan" di dalam usaha untuk dapat memenangkan jiwa-jiwa baru.

Dalam kasus ini, sebutlah pribadi tersebut dengan Mr H agar memudahkan penonton dalam menjelaskannya.

Mr H pada saat dianjurkan untuk bertobat dan menerima Firman Tuhan, langsung berubah menjadi seorang Filsuf....

Mungkin beliau berpikiran bahwa Firman Tuhan adalah sejenis racun yang harus ditolak agar tidak bisa masuk ke dalam tubuhnya.Firman Tuhan kalau mau masuk.....ee..e..e....stop.....mari berdebat dulu.....jangan sembarangan.

Buktikan bahwa Firman Tuhan adalah benar, buktikan bahwa Tuhan mampu untuk menolong orang-orang berdosa, dan minta bukti-bukti yang lain.Pokoknya jikalau seseorang dianjurkan untuk bertobat, pasti tidak akan mulus dan lancar.......

Sedangkan jika diajak untuk melacur, memakai obat, atau berbuat dosa.....beliau tidak pernah mengajak untuk berdebat seperti pada saat dianjurkan untuk bertobat.Beliau tidak pernah mengajak berdebat....bertanya dahulu...ini dan itu....

Tidak pernah berdebat, apa manfaat dari melacur......apa mungkin bakal terkena AIDS....apa mungkin memakai obat terlarang bisa berakibat kematian...dan sebagainya...

Nah kalau begitu, kenapa donk pada saat disodorkan Firman Tuhan...Mr H tidak secara gampang menerimanya, sama ketika disodorkan untuk mencoba obat-obat terlarang?

Kalau disuruh untuk belajar Firman Tuhan.....wuuih...banyak banget alasannya....

Sedangkan kalau disodorkan untuk berbuat dosa....kok gampang banget menerimanya...?

baik Vs jahat

Nah, para pembaca yang budiman, contoh seperti di atas seringkali juga secara tidak disadari dilakukan oleh kita sebagai seorang kristen.Kita telah berlaku tidak adil terhadap Tuhan kita.Standard yang kita pergunakan untuk memperlakukan Tuhan kita, tidaklah sama dengan standard yang kita pakai pada saat kita memperlakukan si Iblis.

Seringkali kita begitu mudah untuk dapat berkompromi dengan dosa.Pada saat kita hendak menerima sesuatu yang sebenarnya merupakan sebuah hal yang berasal dari si Iblis, kita kemudian dengan mudah menyerah dan turut melakukannya.

Sedangkan jika untuk pekerjaan Tuhan dan Kerajaan Surga, kita sering berubah menjadi filsuf-filsuf  yang ahli berdebat...

Hal tersebut ditambah juga dengan panutan dan contoh dari para pemimpin gereja.Para pemimpin gereja yang seharusnya menjadi contoh bagi jemaatnya malah menjadi pemimpin gereja yang dengan gampangnya berkompromi dengan dosa.Para pemimpin gereja dengan mudahnya turut juga melakukan hal-hal yang berkompromi dengan dosa.Mereka turut mendukung toleransi-toleransi yang seakan-akan membuat dosa menjadi sebuah hal yang bisa diterima secara bersyarat. 

Para pembaca yang budiman, oleh karena itu biarlah kita menjadi orang kristen yang tidak mau berkompromi dengan Iblis.Kita harus bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah (yg harus kita tolak). Kita tidak bisa menjadi orang kristen yang memberikan toleransi kepada dosa.

Bukankan terang tidak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan?

Pada saat terang datang, maka kegelapan akan musnah dan hilang.Terang tidak akan pernah bersatu dengan kegelapan.Begitu juga orang-orang Kristen tidak boleh berkompromi dengan kegelapan ataupun dosa.

Jaman sekarang ini begitu banyak hal-hal yang ditawarkan oleh dunia.Kemewahan, pesta pora, uang, wanita, dan kekuasaan menjadi pemikat yang siap untuk menjatuhkan orang-orang Kristen.Begitu banyak ajaran-ajaran palsu yang dikemas sedemikian rupa agar serupa dengan yang asli. Orang-orang Kristen juga seringkali terlena dengan hal-hal yang ditawarkan oleh dunia.

Bukan berarti kita tidak boleh menjadi satu dengan "dunia".Bukan juga berarti kita harus membangun benteng-benteng pemisah dengan dunia luar. Sebagai orang Kristen, kita diharapkan agar selalu dapat menjadi Garam dan Terang Dunia.Memenangkan jiwa-jiwa baru dan selalu menjadi contoh panutan bagi orang-orang di sekitar kita.

Biarlah kiranya tulisan ini dapat menjadi sebuh penghiburan, dan selalu mengingatkan kita untuk tidak segan-segan menolak segala upaya yang ingin berkompromi dengan kegelapan.

YEH 18:21 : Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya

                  dan berpegang pada segala ketetapan-KU serta melakukan keadilan

                  dan kebenaran,ia pasti hidup, ia tidak akan mati.

 

Terima Kasih.

 

From OZ far..far...away

 

NB: Mr H masih belum menerima Yesus sebagai juru selamat.

__________________

xxx

antisehat's picture

setuju

kita harus jadi garam dan terang dunia... salam:www.antisehat.com
TITIKamal's picture

Anda harus memulai dahulu

Anda harus memulai dahulu menuju Jesus & Jesus di dlm mu. Bila kita bisa berkomunikasi dgn Jesus, penggenapan2 akan kita alami dan TIDAK SULIT seperti cerita Anda. Sebaiknya Anda jangan jadi PENONTON, karna Anda tidak hanya menonton dan peran Anda sangat jelas multifunction.
kurnia's picture

Kenapa Harus Dipertanyakan?

Salam,

Kalau disuruh untuk belajar Firman Tuhan.....wuuih...banyak banget alasannya.... Sedangkan kalau disodorkan untuk berbuat dosa....kok gampang banget menerimanya...?

Pertanyaan seperti ini seringkali saya denger, di gereja maupun di kotbah-kotbah. Sekarang saya berpikir, kenapa hal itu harus ditanyakan? Bukankah alasannya cukup sederhana -- bukan bermaksud meremehkan -- apalagi jika perbandingannya sangat mencolok (firman vs dosa). Sayangnya, pertanyaan itu diajukan bukan di sekolah minggu, tapi di ibadah umum, dan pemuda, yang notabene nalarnya cukup bisa dipakai.

Mengapa menurut saya pertanyaan itu tidak seharusnya ditanyakan, karena jawabannya sudah jelas. Hitam dan putih. Kecenderungan manusia untuk berbuat dosa, pasti memilih yang hitam, karena efek menyenangkan lebih menarik, sementara yang putih tidak menarik (kecuali bagi mereka yang sudah sadar). Ya jelas saja, orang akan cenderung milih yang menyenangkan dan "nyata", tanpa perlu mendebat ... toh sudah jelas.

Ya kayak anak kecil aja, kalau ditawarin permen atau es krim akan cepet maunya (kecuali yang gak suka keduanya), tapi kalau disuruh ngerjain PR atau mandi, seringkali harus berdebat dulu :D

Kenyataan bahwa orang lebih suka yang "hitam" daripada yang "putih" lebih cocok DIPRIHATINKAN dan jadi beban doa, daripada dipertanyakan.

Tapi saya setuju, kita memang seharusnya tidak kompromi dengan dosa, meskipun terlihat menyenangkan. Sayapun masih berjuang untuk tidak kompromi :)

Salam.

Just as i am,

kurnia 

__________________

Just as i am,

kurnia