Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sinetron Wakilk Rakyat Dan Pejabat (Episode Pansus Bank Century)
AKHIR-AKHIR ini kita disuguhi sebuah siaran langsung di berbagai stasiun televisi dengan acara yang cukup panjang yaitu kinerja wakil rakyat yang berusaha mengungkap kasus Bank Century tengah "menginterogasi" para pejabat pemerintah, pejabat bank, pengusaha dan beberapa tokoh terkait lainnya.Setelah mengamati itu sedikit banyak kita bisa memahami cara kerja para WAKIL RAKYAT yang terhormat itu, juga "ISI" kepala mereka dalam bertanya pada para narasumbernya.
Apakah para anggota DPR itu sudah layak mewakili kepentingan rakyat? Karena sering para WAKIL RAKYAT itu di depan masyarakat berlaku seperti berpihak kepada mereka, tetapi di depan induk organisasi dia pun menyatakan bertindak dan berbuat sepenuhnya untuk kepentingan organisasi/partai.
Menjadi WAKIL RAKYAT tapi sering yang terjadi tidak MEWAKILI RAKYAT, justru merasa menjadi ATASAN RAKYAT pemilihnya, cerita ini nyatanya terus bergulir dari waktu ke waktu silih berganti menerpa para anggota parlemen yang terhormat itu. Namanya saja PARLEMEN yang berasal dari PARA dan MOLTO alias BICARALAH YANG BANYAK. Artinya modal dasar anggota parlemen ialah MULUT dan LIDAHNYA. Sebab, biarpun ada anggota parlemen punya otak brilian dan kualifikasi politik serta akademis cemerlang, tapi kalau dalam DENGAR PENDAPAT atau SIDANG KOMISI dia DIAM, BUNGKAM, BISU kayak KAMBING CONGEK, barangkali anggota semacam itu harus dibawa dulu ke PSIKIATER. WAKIL RAKYAT dibayar UNTUK BICARA.
Mulut orang benar adalah sumber kehidupan, tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman. (Amsal 10:11)
Tapi karena sistem politik kita masih terus "UANG" yang bermain, menjadi WAKIL RAKYAT nyatanya tidak dibutuhkan kualifikasi yang KETAT, asal punya DANA besar serta dukungan kuat, bisa dengan mulus melaju memasuki gedung parlemen, PERSETAN dengan arti parlemen itu sendiri. Bagi mereka, menjadi WAKIL RAKYAT adalah menjadi PEJABAT, yang harus bicara dengan BAHASA JABATAN, komentarnya sering berkisar pada kalimat : Saya MENDUKUNG, Saya MENGGARISBAWAHI,Saya SEPENDAPAT. Pokoknya yang penting, beringsut dan beranjak dengan FORMALITAS JABATAN, sampai kalau dia meninggal, masih tetap dalam atribut dan previlege jabatan. Kalau perlu, peti matinya didahului salvo militer dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan!
Itu sebabnya, untuk duduk di DPR baik pusat maupun daerah, berusaha dengan segala daya dan kekuatan yang ada padanya, baik lahir maupun batin, agar supaya bisa atau tetap duduk di sana dari satu pemilu ke pemilu berikutnya. Syukur-syukur bisa terpilih lagi, terpilih lagi, sampai dia merasa kaget sendiri apakah tidak ada MAHLUK HIDUP lain yang bisa menjadi seorang anggota DPR seperti dia?
PANSUS BANK CENTURY
SINETRON atau Sinema Elektronik biasanya ditujukan pada cerita-cerita yang ditayangkan layar televisi kita yang meniru telenovela-telenovela model bule di sono, tapi di sini rupanya sudah berkembang cukup baik. Selain drama kehidupan dengan bumbu fiksi yang mengharu-biru itu, kini sering ditayangkan langsung berita-berita yang menjadi ISYU BESAR dalam masyarakat. Dan kini, sinetron WAKIL RAKYAT dan PEJABAT tengah berlangsung cukup seru dan kejar tayang tanpa waktu lama.
Lihatlah, para wakil kita yang SOK TAU, yang WATON BENGOK, yang EMOSI serta YAK YAK O dalam BERTANYA, ada yang bergaya JAKSA, HAKIM POLISI, atau PREMAN, seolah-olah ruang sidang pengadilan dengan terdakwa yang harus tunduk dengan pertanyaan dan jawaban yang memuaskan mereka. Apakah sudah merasa benar bila BERTANYA dengan NADA TINGGI seolah MEMBENTAK pada bawahannya saja. Sementara para NARASUMBER ada yang tampak kesal, ogah-ogahan dan menjawab secara diplomatis atau bahkan tersenyum, tertawa melihat para ANGGOTA PANSUS saling interupsi untuk diskusi SOAL WAKTU, persis taman kanak-kanak, demikian mungkin jawaban GUS DUR bila menyaksikan itu.
Bila anda mengamati para WAKIL KITA itu dalam BERTANYA seperti tidak ada kekompakan dalam mendengarkan jawaban dari para narasumber. SELALU terjadi pertanyaan yang diulang-ulang, padahal sudah ditanyakan dan dijawab oleh narasumber, ini yang menjadikan SINETRON tersebut tidak bisa berlangsung LEBIH CEPAT LEBIH BAIK seperti yang diharapkan mantan Wapres YUSUF KALLA. Apakah para WAKIL RAKYAT itu tidak membuat suatu daftar pertanyaan agar waktu lebih efisien? Apakah mereka tidak menyimak pertanyaan temannya yang bertanya dengan pertanyaan sama dengan daftar pertanyaannya? Bukankah kalau sudah ditanyakan tidak perlu bertanya lagi, tinggal dicoret saja pertanyaan sama yang telah ia persiapkan tadi? Apakah mereka hanya memikirkan ANGGARAN yang diminta sebesar 5 milyar untuk PANSUS ala PENGADILAN ini? Padahal itu UANG dari RAKYAT alias KETUA mereka agar menghasilkan suatu SINETRON yang MENDIDIK sekaligus CERDAS.
PERSETAN! BANGSAT! BANYAK NYAMUK!
Gedung parlemen yang tampak di televisi kelihatan bersih dan nyaman itu toh masih BANYAK NYAMUKNYA, ini tentu tidak disadari oleh para WAKIL RAKYAT yang berjenis LELAKI karena memakai CELANA PANJANG, tapi begitu yang diundang sebagai NARASUMBER PEREMPUAN, akan tampak jelas banyak nyamuk berkeliaran mengganggu kenyamanan. Lihatlah IBU MENKEU Sri Mulyani harus menutupi kakinya dengan selembar kain yang rupanya telah ia persiapkan sebelumnya, tentu setelah berulangkali tangannya terpaksa menepuk kakinya karena nyamuk!
Dari tanya jawab yang berlangsung lama bahkan membosankan itu, ya maklum saja WAKIL RAKYAT kita tidak semua BERBAKAT sebagai aktor/aktris, ada "Sedikit Hiburan" ala SS, tatkala GAYUS LUMBUUN dari Partai PDIP "beradu mulut" soal waktu yang cukup seru dengan RUHUT SITOMPUL dari Partai DEMOKRAT.
Gayus Lumbuun : "...Diam!... Diam! .....Diam kau PERSETAN!...."
Ruhut Sitompul : "....Kau yang diam BANGSAT!...."
Begitulah teman-teman sesama rakyat, mereka tidak berkelahi kok, hanya ingin MEMAKI NYAMUK yang sama-sama menggigit telinga mereka, cuma kita sering tidak tahu saja, bahwa di gedung parlemen BANYAK NYAMUKNYA!!!
Semoga Bermanfaat Walau Tak Sependapat
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
- Tante Paku's blog
- Login to post comments
- 3005 reads
Wakil rakyat dari bar-bar....
Itulah potret wakil rakyat kita te....
Mereka memainkan dagelan.... yg tidak membuat kita terbela malah membuat sakit perut, mules, heeemmm menyedihkan.
Rakyat diajar untuk saling memaki, menghina... entah apa mereka ga tahu butir2 yg ada dlm sila - sila Pancasila atau mereka ga hafal waktu pelajaran PMP semasa SD dan SMP.
Apakah layak sinetron wakil rakyat itu dihargai 2,5 milyar....
Hai wakil - wakilku apa anda-anda semua itu ga takut "kedosan"dengan rakyat yang memilih dan menggaji anda semua.......
Semoga saja rakyat negeri ini di pemilu mendatang tidak memilih wakil rakyat bar-bar....
Semoga ya semoga saja.....Wakil - wakil kita itu sadar.......
Wakil rakyat duit rakyat.
Salam jumpa pak Kaswan, bagaimana cuaca lautan?
Dari dulu wakil rakyat kita belum banyak perubahan mendasar, yg berubah hanya usianya, tapi janjinya "masih" banyak yang memikirkan nasibnya sendiri daripada rakyat pemilihnya. Tujuannya sering "politis" ketimbang menyejahterakan misi kerakyatan. Kepuasannya bila bisa "menjatuhkan" temannya yang lain atau "pejabat" yang bukan berasal dari partainya.
Apakah para wakil rakyat kita ini sekarang berani membuka kasus-kasus lama sebelum presiden sekarang ini? Beranikah mereka membuat "pansus-pansus" lain dalam kasus-kasus di era presiden yang dulu? Bukankah masih banyak kasus yang "belum" terungkap dan dibiarkan berlalu begitu saja?
Ah, saya kira mereka tak akan berani, karena tujuan politisnya kurang asyik hehehe.....Wakil rakyat kita hidup dari duit rakyat tapi sering tak ingat rakyat, maunya minta fasilitas teruuus.....Apa kita bisa membanggakan wakil rakyat yg demikian?
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat
laut kurang bersahabat.....
Salam jumpa jg dengan Tante Paku....
Laut hari - hari ini kurang bersahabat.....Cuaca sering berubah ekstrim.Ya mungkin ini dampak dari "global warming"
Yah balik lagi ini semua akibat perilaku manusia yang ga mau bersahabat dengan alam, ogah memelihara alam yang dititipkan TUHAN buat anak cucu kita.
Kadang dengan sesamanya saja yg bisa bersuara dia ga mau memelihara hubungan yang baik, saling caci maki, menghina, menghujat, apalagi dengan alam yang ga bersuara ketika dirusak.
Semoga saja kita - kita yang masih sadar ini mau memelihara hubungan yang baik dengan alam terlebih sesama kita......
Saya tunggu tulisan berikutnya dari Tante Paku......
GBU